Anda di halaman 1dari 13

DESAIN PENELITIAN MIXED

Oleh: Setyo Dwi Putranto (O100170024)


Program Studi Magister Pendidikan Islam (MPdI)
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-Mail: setyodp27@gmail.com

A. Pendahuluan

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan


tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian tersebut
merupakan data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel
dan obyektif. Setidaknya ada dua metode yang dikenal luas dalam penelitian,
yakni metode kuantitatif dan kualitatif.

Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif telah


banyak didiskusikan oleh ahli metodologi dari belbagi sudut pandang.
Kuantitatif termasuk rumpun filsafat positivisme yang yang beranggapan
bahwa suatu kebenaran dapat diterima jika didasari oleh data empiris dan
analisis logis. Sedangkan penelitian kualitatif dilakukan berdasarkan rumpun
filsafat konstruktivisme, penelitian dimulai dari fenomena yang terjadi pada
masyarakat atau kultur tertentu.

Dikotomi kuantitatif-kualitatif beujung pada ‘perang paradigma


(paradigm wars)’. Peneliti kuantitatif mengklaim bahwa paradigma
positivisme yang terbaik dan paling tepat, sedangkan paradigma
konstruktivisme atau interpretativisme diklaim tidak baik dan sebaliknya
peneliti kualitatif juga melakukan hal yang sama. Perang paradigma ini terjadi
selama tiga dekade, 1970-an, 1980-an, dan 1990-an.

Pada 1994 muncul lah paradigma baru sebagai respons terhadapan


perang berkepanjangan ini. Paradigma konstruktivisme sudah mulai
berbenturan dengan paradigma “pragmatisme” atau “tesis kesesuaian
(compatibility thesis)” yang beranggapan bahwa metode kuantitatif dan
metode kualitatif dapat dipadukan secara harmonis dan saring melengkapi
dalam suatu penelitian. Berangkat dari sinilah maka lahir metode baru yang
disebut metode campuran (Mixed Methods).

1
B. Pengertian dan Perkembangan Mixed Methods
Penelitian metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan
penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan
bentuk kuantitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel
dan objektif.1 Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing)
kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih
kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi
juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif
sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada
penelitian kualitatif dan kuantitatif.2 Tashakkori menjelaskan metode
campuran adalah kajian yang merupakan prodak pragmatis dan memadukan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses
penelitian.3

Popularitas penggunaan penelitian dengan menggunakan metode


campuran dewasa ini, diawali oleh beberapa fase perkembangan.

1. Periode formatif (1950-an s.d 1980-an). Pada periode ini penggunaan


penelitian campuran masih bersifat tentatif, maksudnya peneliti
menggunakan metode ini baru memulai uji coba serta masih kurang
memperhatikan paradigma yang harus digunakan dalam mencampur
metode.
2. Periode perdebatan paradigma (1970-an s.d 1980-an). Pada periode ini
para ahli memulai memunculkan isu-isu yang berkaitan dengan paradigma
cara menggabung metode secara benar. Kemudian mulai memperdebatkan

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.
18.
2
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif & Mixed Methods,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 6.
3
Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology;Mengombinasikan Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 29.

2
pengakuan dalam dunia ilmiah terhadap kemungkinan peneliti
menggunakan metode campuran.
3. Periode pengembangan prosedur (1980-an). Pada periode ini para ahli
sudah memulai memikirkan dan mendiskusikan rancangan penggunaan
metode campuran. Para ahli memikirkan merancang desain penelitian yang
dapat diterima dalam dunia ilmiah dan yang sesuai dengan kaidah yang
sudah berlangsung selama ini.
4. Periode memperkenalkan sebagai desain yang terpisah (2000-an). Pada
periode ini para ahli metodologi mulai memperkenalkan metode penelitian
campuran sebagai metode yang tersendiri dengan segala konsekuensi
sebagai sebuah metode penelitian sebagaimana metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif yang selama ini sudah dikenal dan digunakan oleh
para peneliti di seluruh dunia.4

C. Prosedur-Prosedur Mixed Methods


Menurut Creswell, ada beberapa aspek penting yang harus
dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed
methods research, yaitu sebagai berikut:

1. Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara
bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren).
Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan
apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih
dahulu. Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif
dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya
simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama
dalam proses pengumpulannya.
4
Jonathan Sarwono, Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan Riset Kualitatif
Secara Benar, (Jakarta PT Elex Media Komputindo, 2011), hlm.5-6.

3
2. Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods
adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif.
Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa
penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan
pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca
(seperti pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin
diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam
mixed methods bisa dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain
apakah data kualitatif dan kuantitatif yang akan diutamakan terlebih
dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua data
tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema
dalam kualitatif) atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang
akan diprioritaskan.

3. Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif
benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga
keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan
dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun
keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-
tahap penelitian. bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database
keduanya dengan mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi
angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan
hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini,
pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara
utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti
tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi
sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data
sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu

4
penelitian. Database sekunder memainkan peran pendukung dalam
penelitian ini.

4. Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed
method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi
keseluruhan proses/tahap penelitian perspektif ini bisa berupa teori ilmu-
ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam
mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian
untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang
berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan
implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.5
Untuk lebih jelas peran empat poin di atas lebih signifikan tergambar
dalam tabel di bawah ini.

Timing Bobot/Prioritas Pencampuran Teorisasi


Konkuren / Menggabungkan
Seimbang
Tidak Sekuensial (Integrating) Eksplisit
Tahap pertama Menghubungkan
Kualitatif
Kualitatif-Sekuensial (Connecting)
Tahap pertama Menancapkan Implisit
Kuantitatif
Kuantitatif-Sekuensial (Embedding)

D. Strategi-strategi Mixed Methods


Creswell mengajukan model strategi penelitian metode campuran ke
dalam dua kelompok jenis metode. Kelompok pertama yaitu strategi-strategi
sekuensial, yang terdiri atas strategi eksplanatoris sekuensial, strategi
eksploratoris sekuensial, dan strategi transformasional sekuensial. Kelompok

5
John W. Creswell, Research Design, hlm. 84.

5
kedua yaitu strategi-straregi konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi
konkuren, strategi embedded konkuren, dan strategi transformatif konkuren.

1. Strategi Eksplanatoris Sekuensi (Sequential Explanatory)


Strategi eksplanatori sekuensi merupakan strategi dengan
pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama diikuti
oleh pengumpulan data dan analisis data kualitatif pada tahap kedua yang
dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif.6

KUAN kual

KUAN KUAN kual kual Interpretasi


Pengumpulan Analisis Pengumpul Analisis Keseluruhan
Data Data Data Data Analisis

2. Strategi Eksploratoris Sekuensi (Sequential Exploratory)


Strategi eksploratoris sekuensi melibatkan pengumpulan dan
analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh
pengumpulan data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan hasil-hasil
tahap pertama. Fokus utama dalam strategi ini adalah mengesplorasi suatu
fenomena.7

KUAL kuan

KUAL KUAL kuan kuan Interpretasi


Pengumpulan Analisis Pengumpul Analisis Keseluruhan
Data Data Data Data Analisis

3. Strategi Transformatif Sekuensial (Sequential Transformative)


Startegi trasformatif sekuensi merupakan proyek dua tahap dengan
prespektif teoritis tertentu (seperti gender, ras, teori ilmu sosial) yang turut
membentuk prosedur-prosedur didalamnya. Startegi ini proses

6
Ibid., hlm. 313-314.
7
Ibid., hlm. 315-316.

6
pencampuran terjadi ketika peneliti menggabungkan antara dua metode
penelitian, seperti yang telah dijelakan sebelumnya.8

KUAL kuan
Teori Ilmu Sosial, teori kualitatif, Pandangan Dunia Advokasi

KUAN kual
Teori Ilmu Sosial, teori kuantatif, Pandangan Dunia Advokasi

4. Strategi Triangulasi Konkuren (Concurrent Triangulation)


Dalam strategi triangulasi konkuren, peneliti mengumpulkan data
kuantitatif dan kualitati dalam satu waktu (konkuren), kemudian
membandingkan kedua database tersebut untuk mengetahui apakah ada
konvergensi, perbedaan-perbedaan atau beberapa kombinasi. Pencampuran
pada strategi ini terjadi ketika peneliti sampai pada tahap interpretasi dan
pembahasan. Pencampuran tersebut dilakukan dengan melebur dua data
penelitian menjadi satu atau dengan mengintegrasikan atau
mengkomparasikan hasil-hasil dari kedua data tersebut.9

KUAN KUAL

KUAN KUAL
Pengumpul Pengumpulan
Data Data

KUAN KUAL
Analisis Analisis
Data Data
Hasl-Hasil Data yang Dikomparasikan

5. Strategi Embedded Konkuren (Concurrent Embedded)


Yang membedakan strategi ini dengan strategi yang sebelumnya
adalah startegi embedded konkuren memiliki metode primer yang

8
Ibid., hlm. 317-318
9
Ibid., hlm. 319-320.

7
memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran
pendukung dalam prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang
diproritaskan ditancapkan atau dipasangkan kedalam metode yang lebih
dominan. Dalam strategi ini, pencampuran dua data terjadi ketika peneliti
mengkomparasikan sumber data yang satu dengan yang lain, biasanya
pencampuran ini muncul pada pembahasan penelitian.10

kual kuan

KUAN KUAL

Analisis Penemuan Analisis Penemuan

6. Strategi Transformatif Konkuren (Concurrent Transformative)


Strategi transformatif konkuren diterapkan dengan mengumpulkan
data kuantitatif dan kualitatif secara serempak serta didasarkan pada
prespektif teoritis tertentu. Proses pencampuran dalam strategi ini terjadi
ketika peneliti melebur, menguhubungkan atau menancapan dua data yang
berbeda.11

kual
KUAN + KUAL
Teori ilmu sosial, teori KUAN
kualitatif, pandangan-dunia Teori ilmu sosial, teori kualitatif,
advokasi pandangan-dunia advokasi

E. Prosedur Pengumpulan Data Mixed Methods


Dalam prosedur pengumpulan data penelitian metode campuran
penting kiranya mengidentifikasi strategi-strategi sampling dan pendekatan-
pendekatan dalam memvalidasi data. Seperti, mengidentifikasi dan
menentukan jenis data baik kuantitatif maupun kualitatif yang dikumpulkan

10
Ibid., hlm. 321-322.
11
Ibid., hlm. 323-324.

8
selama penelitian, mengetahui data kualitatif, karena sering dipilih dengan
random sampling agar masing-masing individu memiliki kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel, dan dapat digeneralisasikan pada
populasi secara luas. Ada lima tipologi sampling metode campuran, yaitu:

1. Strategi dasar, di dalamnya sampling kuantitatif dan sampling kualitatif


dikombinasikan (seperti, startified purposeful sampling dan porposive
random sampling).
2. Sampling sekuensial, di dalamnya tahap pertama melengkapi sampling
tahap kedua.
3. Sampling konkuren, di dalamnya probabilitas kuantitatif dan sampling
kualitatif dikombinasikan menjadi prosedur-prosedur sampling
independen atau diterapkan secara bersamaan seperti instrumen survei
dengan respons tertutup dan respons terbuka.
4. Sampling multilevel, di dalamnya sampling yang diterapkan pada dua atau
lebih unit analisis.
5. Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi dengan strategi-strategi
metode campuran sebelumnya.
Teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam metode
campuran ialah Self Report yaitu dengan menanyakan individu terkait
informasi dan pengalaman yang akan diteliti. Hal ini dilakukan untuk
mengukur sejauh mana individu-individu ditanya untuk melaporkan tentang
perasaan mereka, kepercayaan, sikap dan atribut lainya. Setiap kesimpulan
yang dibuat berdasarkan teknik ini akan mempunya validitas internal yang
rendah (kualitas kepercayaan).12

F. Teknik Analisis Data Mixed Methods


Analisis data dalam metode campuran sangat berkaitan dengan strategi
yang dipilih. Analisis data dapat dilakukan berdasarkan pendekatan kuantitatif
(analisis angka-angka secara deskriptif dan inferensial) dan kualitatif

12
Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology., hlm. 166.

9
(deskripsi dan analisis teks atau gambaran secara tematik), atau antara dua
pendekatan ini. ada beberapa analisis data metode campuran, yaitu:

1. Transformasi data. Dalam strategi-strategi konkuren, peneliti bisa saja


menghitung data kuantitatif atau sebaliknya peneliti juga dapat
mengalifikasi data kuantitatif.
2. Mengeksplorasi outlier-outlier. Dalam strategi-strategi sekuensial, analisis
data kuantitatif pada tahap pertama dapat menghasilkan kasus-kasus
ekstrim dan outlier. Setelah analisis penliti dapat menindaklanjuti dengan
wawancara kualitatif tentang kasus-kasus outlier tersebut untuk
memperoleh penegtahuan tentang mengapa kasus ini berbeda/menyimpang
dari sampel kuantitatif.
3. Membuat instrument. Dengan menerapkan salah satu strategi sekuensial
sebelumnya, kumpulkan tema-tema atau statemen tertentu tertentu dari
partisipan pada tahap pertama, selanjutnya gunakan statemen tersebut
sebagai item-item spesifik dan temanya sebagai skala-skla untuk membuat
instrument survey kuantitatif. Pada tahap ketiga, cobalah menvalidasi
instrument tersebut dengan sampel yang representative dari populasi.
4. Menguji level-level ganda. Dengan menerapkan strategi embedded
konkuren, lalkukan survey (misalnya, pada kelompok-kelompok) untuk
mengumpulkan hasil-hasil kuantitatif tentang sampel. Pada waktu
bersamaan, lakukan wawancara kualitatif (seperti, pada individu-individu)
untuk mengeksplorasi suatu fenomena berdasarkan pandangan individu-
individu dalam kelompok-kelompok tersebut.
5. Membuat matriks/tabel. Dengan menerapkan salah satu strategi konkuren
yang sudah dijelaskan sebelumnya, kombinasikan informasi-informasi
yang diperoleh dari pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif kedalam
bentuk matriks atau tabel.

10
Aspek lain dari analisis data yang harus dideskripsikan dalam proposal
proposal mixed method adalah serangkaian langkah yang diambil untuk
memeriksa validitas data kuantitatif dan akurasi hasil kualitatif.13

G. Kekuatan dan Kelemahan Mixed Methods


Kekuatan-kekuatan pendekatan penelitian campuran:
1. Penggunaan kata-kata, gambar, dan narasi dapat digunakan untuk
memperkaya eksplanasi makna angka-angka yang ada
2. Angka dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan penggunaan kata-
kata, gambar, dan narasi.
3. Mengakomodasi kekuatan-kekuatan penelitian kuantitatif dan kualitatif.
4. Peneliti dapat menciptalan dan menguji “grounded theory”.
5. Peneliti dapat menjawab secara lebih luas jangkauan pertanyaan-
pertanyaan penelitian karena peneliti tidak terkekang dengan satu metode
atau pendekatan.
6. Peneliti dapat menggunakan kekuatan-kekuatan metode tambahan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan pada metode yang lain dengan
menggunakan kedua metode yang berbeda dalam kajian penelitiannya.
7. Peneliti dapat memberikan bukti yang lebih kuat untuk membuat
kesimpulan yang diperoleh melalui konvergensi dan kolaborasi temuan-
temuan.
8. Peneliti tambah menambah wawasan dan pemahaman yang mungkin
terluput jika hanya menggunakan satu metode tunggal.
9. Dengan menggunakan metode campuran, maka generalisasi hasil dapat
ditingkatkan.
10. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang digunakan bersama akan
menghasilkan pengetahuan yang lebih lengkap yang diperlukan untuk
menginformasikan teori dan praktik.14

13
John W. Creswell, Research Design, hlm. 273-274.
14
Jonathan Sarwono, Mixed Methods, hlm. 15.

11
Kelemahan-kelemahan pendekatan penelitian campuran:
1. Jika melakukan hanya satu penelitian, maka yang bersangkutan akan
menemukan kesulitan karena harus melakukan penelitian dengan dua
metode yang berbeda apalagi jika penelitian gabungan dilakukan secara
bersamaan.
2. Peneliti harus belajar berbagai metode dan pendekatan dan memahami
bagaimana caranya menggabung kedua metode berbeda tersebut secara
tepat
3. Para penganut aliran satu metode menganjurkan bahwa sebaiknya seorang
peneliti harus selalu hanya menggunakan satu pendekatan saja, kuantitatif
atau kualitatif saja.
4. Biaya penelitian akan menjadi lebih mahal.
5. Waktu yang digunakan akan menjadi lebih lama.
6. Detail-detail tertentu akan tetap harus dikerjakan oleh ahli metodologi
penelitian, 15

H. Kesimpulan
Metode penelitian campuran (Mixed Methods) merupakan sebuah
usaha dalam memecahkan dikotomi penelitian antara kualitatif dan kuantitatif.
Kedua metode tersebut bisa digunakan bersama atau dipadukan dalam metode
penelitian campuran. Namun mengingat usianya yang masih muda, penelitian
campuran ini masih jarang diminati.

Mixed Methods masih jarang digunakan oleh akademisi di perguruan


tinggi. Hal ini mengingat lamanya waktu penelitian dan juga kebutuhan dana
yang tidak sedikit. Kesulitan dalam penggabungan antara metode kualitatif
dan kuantitatif serta adanya kelemahan-kelemahan lainnya, menyebabkan
metode ini kurang diminati dalam penelitian-penelitian, seperti penulisan
skripsi.

15
Ibid., hlm. 16.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta
Creswell, John W. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif &
Mixed Methods. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tashakkori, Abbas dan Charles Teddlie. 2010. Mixed
Methodology;Mengombinasikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif
dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta PT Elex Media Komputindo.

13

Anda mungkin juga menyukai