Desain Penelitian Mixed
Desain Penelitian Mixed
A. Pendahuluan
1
B. Pengertian dan Perkembangan Mixed Methods
Penelitian metode campuran (mixed methods) merupakan pendekatan
penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan
bentuk kuantitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel
dan objektif.1 Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing)
kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih
kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi
juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif
sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada
penelitian kualitatif dan kuantitatif.2 Tashakkori menjelaskan metode
campuran adalah kajian yang merupakan prodak pragmatis dan memadukan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam perbedaan tahap-tahap proses
penelitian.3
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm.
18.
2
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif & Mixed Methods,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 6.
3
Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology;Mengombinasikan Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 29.
2
pengakuan dalam dunia ilmiah terhadap kemungkinan peneliti
menggunakan metode campuran.
3. Periode pengembangan prosedur (1980-an). Pada periode ini para ahli
sudah memulai memikirkan dan mendiskusikan rancangan penggunaan
metode campuran. Para ahli memikirkan merancang desain penelitian yang
dapat diterima dalam dunia ilmiah dan yang sesuai dengan kaidah yang
sudah berlangsung selama ini.
4. Periode memperkenalkan sebagai desain yang terpisah (2000-an). Pada
periode ini para ahli metodologi mulai memperkenalkan metode penelitian
campuran sebagai metode yang tersendiri dengan segala konsekuensi
sebagai sebuah metode penelitian sebagaimana metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif yang selama ini sudah dikenal dan digunakan oleh
para peneliti di seluruh dunia.4
1. Timing (waktu)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara
bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren).
Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan
apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih
dahulu. Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif
dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya
simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara
bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama
dalam proses pengumpulannya.
4
Jonathan Sarwono, Mixed Methods: Cara Menggabung Riset Kuantitatif dan Riset Kualitatif
Secara Benar, (Jakarta PT Elex Media Komputindo, 2011), hlm.5-6.
3
2. Weighting (bobot)
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods
adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif.
Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa
penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan
pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca
(seperti pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin
diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam
mixed methods bisa dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain
apakah data kualitatif dan kuantitatif yang akan diutamakan terlebih
dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua data
tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema
dalam kualitatif) atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang
akan diprioritaskan.
3. Mixing (pencampuran)
Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif
benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga
keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan
dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun
keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-
tahap penelitian. bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database
keduanya dengan mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi
angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan
hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini,
pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara
utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti
tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi
sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data
sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu
4
penelitian. Database sekunder memainkan peran pendukung dalam
penelitian ini.
4. Teorizing (teorisasi)
Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed
method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi
keseluruhan proses/tahap penelitian perspektif ini bisa berupa teori ilmu-
ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam
mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian
untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang
berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan
implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.5
Untuk lebih jelas peran empat poin di atas lebih signifikan tergambar
dalam tabel di bawah ini.
5
John W. Creswell, Research Design, hlm. 84.
5
kedua yaitu strategi-straregi konkuren yang terdiri atas strategi triangulasi
konkuren, strategi embedded konkuren, dan strategi transformatif konkuren.
KUAN kual
KUAL kuan
6
Ibid., hlm. 313-314.
7
Ibid., hlm. 315-316.
6
pencampuran terjadi ketika peneliti menggabungkan antara dua metode
penelitian, seperti yang telah dijelakan sebelumnya.8
KUAL kuan
Teori Ilmu Sosial, teori kualitatif, Pandangan Dunia Advokasi
KUAN kual
Teori Ilmu Sosial, teori kuantatif, Pandangan Dunia Advokasi
KUAN KUAL
KUAN KUAL
Pengumpul Pengumpulan
Data Data
KUAN KUAL
Analisis Analisis
Data Data
Hasl-Hasil Data yang Dikomparasikan
8
Ibid., hlm. 317-318
9
Ibid., hlm. 319-320.
7
memandu proyek dan database sekunder yang memainkan peran
pendukung dalam prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang
diproritaskan ditancapkan atau dipasangkan kedalam metode yang lebih
dominan. Dalam strategi ini, pencampuran dua data terjadi ketika peneliti
mengkomparasikan sumber data yang satu dengan yang lain, biasanya
pencampuran ini muncul pada pembahasan penelitian.10
kual kuan
KUAN KUAL
kual
KUAN + KUAL
Teori ilmu sosial, teori KUAN
kualitatif, pandangan-dunia Teori ilmu sosial, teori kualitatif,
advokasi pandangan-dunia advokasi
10
Ibid., hlm. 321-322.
11
Ibid., hlm. 323-324.
8
selama penelitian, mengetahui data kualitatif, karena sering dipilih dengan
random sampling agar masing-masing individu memiliki kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel, dan dapat digeneralisasikan pada
populasi secara luas. Ada lima tipologi sampling metode campuran, yaitu:
12
Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie, Mixed Methodology., hlm. 166.
9
(deskripsi dan analisis teks atau gambaran secara tematik), atau antara dua
pendekatan ini. ada beberapa analisis data metode campuran, yaitu:
10
Aspek lain dari analisis data yang harus dideskripsikan dalam proposal
proposal mixed method adalah serangkaian langkah yang diambil untuk
memeriksa validitas data kuantitatif dan akurasi hasil kualitatif.13
13
John W. Creswell, Research Design, hlm. 273-274.
14
Jonathan Sarwono, Mixed Methods, hlm. 15.
11
Kelemahan-kelemahan pendekatan penelitian campuran:
1. Jika melakukan hanya satu penelitian, maka yang bersangkutan akan
menemukan kesulitan karena harus melakukan penelitian dengan dua
metode yang berbeda apalagi jika penelitian gabungan dilakukan secara
bersamaan.
2. Peneliti harus belajar berbagai metode dan pendekatan dan memahami
bagaimana caranya menggabung kedua metode berbeda tersebut secara
tepat
3. Para penganut aliran satu metode menganjurkan bahwa sebaiknya seorang
peneliti harus selalu hanya menggunakan satu pendekatan saja, kuantitatif
atau kualitatif saja.
4. Biaya penelitian akan menjadi lebih mahal.
5. Waktu yang digunakan akan menjadi lebih lama.
6. Detail-detail tertentu akan tetap harus dikerjakan oleh ahli metodologi
penelitian, 15
H. Kesimpulan
Metode penelitian campuran (Mixed Methods) merupakan sebuah
usaha dalam memecahkan dikotomi penelitian antara kualitatif dan kuantitatif.
Kedua metode tersebut bisa digunakan bersama atau dipadukan dalam metode
penelitian campuran. Namun mengingat usianya yang masih muda, penelitian
campuran ini masih jarang diminati.
15
Ibid., hlm. 16.
12
DAFTAR PUSTAKA
13