Anda di halaman 1dari 4

GEA (Gastroenteritis Akut)

Posted on May 3, 2011 by maslichah05

I. PENGERTIAN

Diare adalah buang air besar dengan jumlah feces yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-
200 ml/jam feces). Dengan feces berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat) dapat pula
disertai frekuensi BAB yang meningkat.

(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi Arief Mansjoer, 2000)

Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam
sampai 7 atau 14 hari.

(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi Arief Mansjoer, 2000)

Diare adalah BAB encer atau cair lebih dari tiga kali sehari (WHO/1980).

II. ETIOLOGI

Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab
lain adalah faksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi,
impaksi fekal (overflow diarrhea) atau berbagai kodisi lain.

– Infeksi bakteri : vibrio, escherichia coli, salmonella, shigella, campylobacter, yershinia, dan
lain-lain.

– Infeksi virus : entenevirus, (Virus ECHO, coxsackaie, poliomelitis), adenovirus, rotovirus,


dan lain-lain.

– Infeksi parasit : cacing (ascori, trichoris, oxyuris, histolitika, gardia lamblia, tricomona
hominis), jamur (candida albicans)

Infeksi diluar alat perncernaan makanan seperti : Otitis media akut (OMA), tansilitis,
aonsilotaringitis, bronco pneumonia, encetalitis

III. MANIFESTASI KLINIS

Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami naurea, muntah, nyeri perut sampai
kejang perut, deman dan diare. Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan
cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun, serta suara menjadi serak. Gangguan Biokimiawi seperti asidosis metabolik akan
menyebabkan frekuensi pernafasan lebih cepat dan dalam (pernafasan kusmaul). Bila terjadi
renjatan hipovolemik barat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120x / menit). Tekanan darah
menurun sampai tak terukur, pasien gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstrimitas dingin, kadang
sianosis. Kekurangan kalium menyebabkan aritmia jantung perfusi ginjal menurun sehingga
timbul anuria, sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapat timbul penyakit berupa
nekrosis tubulas akut. Secara klinis diare karena infeksi akut terbagi menjadi 2 golongan :

1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja.

2. Disentriform, pada diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah.

 Akibat diare

– Dehidrasi.

– Asidosis metabolik.

– Gangguan gizi akibat muntah dan berak-berak.

– Hipoglikemi.

– Gangguan sirkulasi darah akibat yang banyak keluar sehingga terjadi syock.

 Derajat dehidrasi

1. Tidak ada dehidrasi bila terjadi penurunan BB 2,5 %.

2. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan BB 2,5 – 5 %.

3. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan BB 5 – 10 %.

4. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan BB 10 %.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah tepi lengkap.

2. Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatin dan berat jenis, plasma dan urine.

3. Pemeriksaan urin lengkap.

4. Pemeriksaan feces lengkap dan biakan feces dari colok dubur.

5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik.

V. PENATALAKSANAN

Pada anak-anak, penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri:


1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.

4 hal penting yang perlu diperhatikan

a. Jenis cairan.

Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan ringel laktat bila tidak
terjadi dapat diberikan cairan NaCl Isotonik ditambah satu ampul Na bicarbonat 7,5 % 50 m.

b. Jumlah cairan.

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan.

Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral / IV.

d. Jadwal pemberian cairan.

Dehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan metode Daldiyono diberikan pada 2
jam pertama. Selanjutnya kebutuhan cairan Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada akhir
jam ke tiga.

2. Identifikasi penyebab diare akut karna infeksi.

Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan penunjang yang terarah.

3. Terapi simtomatik.

Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang
rasional. Antimotalitas dan sekresi usus seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada
infeksi salmonella, shigela dan koletis pseudomembran, karena akan memperburuk diare yang
diakibatkan bakteri entroinvasif akibat perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epithel
usus. Pemberian antiemetik pada anak dan remaja, seperti metoklopopomid dapat menimbulkan
kejang akibat rangsangan ekstrapiramidal.

4. Terapi Definitif

Pemberian edurasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan. Higiene perorangan,
sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.
(Kapita Selekta Kedokteran 1 Edisi 2000)

VI. KOMPLIKASI
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat hilangnya cairan dan
elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium). Pengeluaran urin kurang dari 30 ml /
jam selam 2 –3 hari berturut-turut. Kelemahan otot dan parastesia. Hipotensi dan anoreksia serta
mengantuk karena kadar kalium darah di bawah 3,0 mEq / liter (SI : 3 mmol / L) harus
dilaporkan, penurunan kadar kalium menyebabkan disritmia jantung (talukardio atrium dan
ventrikel, febrilasi ventrikel dan kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulkan
kematian.

Anda mungkin juga menyukai