Anda di halaman 1dari 12

1.

SPIRITUALITAS
a. Pengertian Spiritualitas
Spiritualitas sebagai suatu cara menjadi dan mengalamai sesuatu
yang datang melalui kesadaran akan dimensi transenden dan memiliki
karakteristik beberapa nilai yang dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri,
kehidupan dan apapun yang di pertimbangkan seseorang sebagai yang
kuasa ( Elkins et.,al, 20008 ).
Spiritualitas merupakan sebagai suatu hal yang berhubungan
dengan prilaku atau sikap tertentu dari seseorang individu, menjadi
seseorang yang spiritual berarti menjadi orang yang terbuka , member dan
penuh kasih ( Tischler, 2012 ).
Spiritualitas merupakan aspek pribadi manusia yang memberi
kekuatan dan mempengaruhi individu dalam menjalani hidupnya.
Spiritualitas merupakan hakikat dari siapa dan bagaimana manusia hidup
di dunia. Spiritualitas sangat penting bagi keberadaan manusia.
Spiritualitas mencakup aspek non fisik dari keberadaan seseorang manusia
( Young & Koopsen, 2007 ).

b. Fungsi spiritualitas
Fungsi spiritualitas bagi kesehatan dan kesejahtraan hidup pada
individu, antara lain :
1) Sumber dukungan
Spiritualitas berperan sebagai sumber dukungan dan kekuatan
bagi individu. Pada saat stress individu akan mencari dukungan dari
keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk
menerima keadaan sakit yang di alami, khususnya jika penyakit
tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dan hasilnya
belum pasti. Melaksanakan ibadah, berdoa, membaca kitab suci dan
praktek keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan
spiritualitas dan merupakan suatu perlindungan bagi individu (
Taylor,et,al, 2007 ).
2) Meningkatkan kemampuan
Menurut American Psychological Association ( 2002 ), dalam
Hawari ( 2008 ) bahwa spiritualitas dapat meningkatkan kemampuan
seseorang dalam mengatasi penderitaan jika seseorang sedang sakit
dan mempercepat penyembuhan selain terapi medis yang diberikan.
3) Meningkatkan Imunitas
Spiritualitas dapat meningkatkan imunitas yaitu kadar
interleukin-6 (IL-6) seseorang terhadap penyakit sehingga dapat
mempercepat penyembuhan bersamaan dengan terapi medis yang
diberikan. Menurut Benson, efek spiritualitas terhadap kesehatan
sekitar 70-90% dari keseluruhan efek pengbatan. Hal ini menujukan
bahwa pasien yang berdasarkan perkiraan medis memiliki harapan
sembuh 30% atau bahkan 10% ternyata bisa sembuh total (
Abernethy, 2003 ), dalam Hawarin ( 2008 ).
Dalam hal ini bahwa spiritualitas berperan penting dalam
penyembuhan pasien dari penyakit. Selain itu, spiritualitas dapat
meningkatkan imunitas, kesejahtraan dan kemampuan mengatasi
peristiwa yang sulit dalam kehidupan ( Young & koospen, 2007 ).
4) Sumber Koping
Individu yang menderita suatu penyakit, spiritualitas merupakan
sumber koping bagi individu. Spiritualitas membuat individu
memiliki keyakinan dan harapan terhadap kesembuhan penyakitnya,
mampu menerima kondisinya, sumber kekuatan, dan dapat membuat
hidup individu menjadi lebih berarti ( Pulchaski, 2008 ).
Pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat membuat individu
menerima kondisinya ketika sakit dan memiliki padangan hidup
positif. Pemenuhan kebutuhan spiritualitas dapat membantu individu
dalam menerima keterbatasan kondidi mereka. Pemenuhan kebutuhan
spiritulitas member kekuatan pikiran dan tindakan pada individu.
Pemenuhan kebutuhan spiritulitas memberikan semangat pada
individu dalam menjalani kehidupan dan menjalani hubungan dengan
tuhan, orang lain, dan lingkungan. Kebutuhan spiritualitas yang
terpenuhi maka individu menemukan tujuan, makna, kekuatan, dan
bimbingan dalam perjalanan hidup ( Young & koospen, 2007 ).

c. Dimensi Spiritualitas
Karakteristik spiritualitas dikenal dengan berbagai dimensi dari
spiritualitas yang dapat menggambarkan bagaimana spiritualitas
seseorang. Terdapat beberapa karakteristik spiritualitas sebagai berikut.
1. Hubungan dengan tuhan
Bersifat mengekspresikan kebutuhan ritual, berbagai keyakinan
dengan orang lain dan merasa bersyukur atas berkah yang telah
diberikan tuhan. Rasa percaya dan cinta akan memberikan prilaku
yang positif pula lagi individu tersebut dengan menjalani hubungan
positif dan dinamis dengan tuhan melalui keyakinan.
a) Nilai – Nilai Agama ( Religion )
Nilai – Nilai Agama ( Religion ) merupakan suatu system
ibadah yang terorganisasi dan mempunyai aturan – aturan tertentu
yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari sehingga dapat
memberikan kepuasan bagi yang menjalankannya. Agama
mempunyai keyakinan sentral, ritual dan praktik yang biasanya
berhubungan dengan kematian, perkawinan dan keselamatan.
Perkembangan individu merujuk pada penerimaan keyakinan,
nilai, aturan dan ritual tertentu.
b) Doa ( Prayer )
Doa ( Prayer ) merupakan kegiatan keagamaan yang
dilakukan setiap individu untuk membangun hubungan dengan
tuhan. Berdoa sangat penting dalam kehidupan sehari – hari dan
merupakan salah satu terapi yang dapat meningkatkan strategi
koping seseorang melalui perasaan keterikatan dengan diri sendiri
dan dengan tuhan. Seseorang akan merasa tenang, nyaman an
selalu bersyukur atas rahmat yang dilimpahkan tuhan dengan
berdoa ( Aldridge, 2011 ).

2. Hubungan dengan diri sendiri


Merupakan kekuatan dari dalam diri seseorang yang meliputi
pengetahuan diri yaitu siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya dan
juga sikap yang menyakut kepercayaan pada diri – sendiri, percaya
pada kehidupan atau masa depan, ketenangan pikiran, serta
keselarasan dengan diri sendiri. Kekuatan yang timbul dari diri
seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan hidupnya,
diantaranya memandang pangalaman hidupnya sebagai pengalaman
yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan
hidup semakin jelas ( Kozier, Berman & Snyder, 2007 ).
a. Kepercayaan ( faith )
Kepercayaan ( faith ) bersiat universal, dimana merupakan
penerimaan individu terhadap kebenaran yang tidak dapat
dibuktikan dengan pikiran yang logis. Kepercayaan dapat
memberikan arti hidup dan kekuatan bagi individu ketika
mengalami kesulitan atau stres. Mempunyai kepercayaan berarti
mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang sehingga
dapat memahami kehidupan manusia dengan wawasan yang lebih
luas ( Fowler & Keen, 2005 ).
b. Harapan ( hope )
Harapan ( hope ) berhubungan dengan ketidakpastian dalam
hidup dan merupakan suatu proses interpersonal yang terbina
melalui hubungan saling percaya dengan orang lain, termasuk
dengan tuhan. Harapan sangat penting bagi individu untuk
mempertahankan hidup, tanpa harapan banyak orang menjadi
depresi dan lebih cenderung terkena penyakit ( Grimm, 2010 ).
c. Makna atau arti dalam hidup ( meaning of live )
Perasaan mengetahui makna hidup, yang kadang
diidentikan dengan perasaan dekat dengan tuhan, merasakan
hidup sebagai suatu pengalaman yang positif seperti
membicarakan tentang situasi yang nyata, membuat hidup lebih
terarah, penuh harapan tentang masa depan, merasa mencintai dan
dicintai oleh orang lain ( Puchalski, 2009 ).

3. Hubungan dengan orang lain


Hubungan ini terbagi atas harmonis dan tidak harmonisnya
hubungan dengan orang lain. Keadaan harmonis meliputi pembagian
waktu, pengetahuan dan sumber secara timbale balik, mengasuh anak,
mengasuh orang tua dan orang yang sakit, serta meyakini kehidupan
dan kematian. Kondisi yang tidak harmonis mencakup konflik denga
orang lain dan resolusi yang menimbulakan ketidakharmonisan dan
friksi, serta keterbatasan asosiasi ( Kozier, Berman & Snyder, 2007 ).
Hubungan dengan orang lain lahir dari kebutuhan akan keadilan
dan kebaikan, menghargai kelemahan dan kepekaan orang lain, rasa
takut akan kesepian, keinginan dihargai dan di perhatikan, dan lain
sebagainya. Seseorang yang mengalami kekurangan ataupun
mengalami stres, maka orang lain dapat memberi bantuan psikologis
dan sosial ( Puchalski, 2009 ).
a. Maaf dan pengampunan ( forgiveness )
Maaf dan pengampunan ( forgiveness ) yaitu menyadari
kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri seperti marah, mengingkari, rasa bersalah, malu, bingung,
meyakini bahwa tuhan sedang menghukum serta mengembangkan
arti penderitaan dan meyakini himah dari suatu kejadiaan atau
penderitaan. Seseorang individu dapat meningkatkan koping
terhadap stress, cemas, depresi dan tekanan emosional, penyakit
fisik serta meningkatkan prilaku sehat dan perasaan damai dengan
pengampunan ( Puchalski, 2009 ).
b. Cinta kasih dan dukungan sosial ( love and social support )
Cinta kasih dan dukungan sosial ( love and social support )
yaitu keinginan untuk menjalani dan mengembangkan hubungan
antar manusia yang positif melalui keyakinan, rasa percaya dan
cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan banuan
dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit.
Seseorang yang mempunyai pengalaman cinta kasih dan
dukungan sosial yang kuat cenderung untuk menentang prilaku
tidak sehat dan melindungi individu dari penyakit jantung.

4. Hubungan dengan alam


Menurut Kozier, Berman & Snyder ( 2007 ), harmoni merupakan
gambaran hubungan seseorang dengan alam yang meliputi
pengetahuan tentang tanaman, pohon, margasatwa, iklim dan
berkomunikasi dengan alam serta melindungi alam tersebut.
a. Rekreasi ( joy )
Rekreasi ( joy ) merupakan kebutuhan spiritual seseorang
dalam menumbuhkan keyakinan, rahmat, rasa terima kasih,
harapan dan cinta kasih. Denan rekreasi, seseorang bisa
menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
sehingga muncul perasaan senang dan kepuasan dalam
pemenuhan hal – hal yang dianggap penting dalam hidup seperti
menonton televisi, mendengarkan musik, olahraga, dan lain – lain
(Pulchalski,2008).
b. Kedamaian ( peace )
Kedamaian ( peace ) merupakan keadilan, rasa kasih dan
kesatuan. Dengan kedamaian seseorang akan merasa lebih
nyaman dan tenang sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan seseorang ( Hamid, 2009 ).
Seseorang terpenuhi kebutuhan spiritual apabila mampu
merumuskan arti personal yang positif tenang tujuan
keberadaannya di dunia taua kehidupan, mengembangkan arti
penderitaan serta meyakini himkah dari satu kejadian atau
penderitaan, menjalani hubungan yang positif dan dinamis,
membina integritas personal dan merasa diri berharga, merasakan
kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan dan
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif (Hamid,
2009).

d. Aspek – Aspek Spiritualitas


Menurut Scheurs ( 2010 ), spiritualitas terdiri dari tiga aspek yaitu
aspek eksistensial, aspek kognitif, dan aspek relasional.
1. Aspek Eksistensial
Aspek Eksistensial, dimana seseorang belajar untuk “ mematikan
“ bagian dari dirinya yang bersifat egosentrik dan defensif. Aktivitas
yang dilakukan seseorang pada aspek ini di cirikan oleh proses
pencarian jati diri ( true self ).
2. Aspek Kognitif
Aspek Kognitif, yaitu saat seseorang mencoba untuk menjadi
lebih reseptif terhadap realitas transenden. Biasanya dilakukan dengan
cara menelaah literatur atau melakukan refleksi atas suatu bacaan
spiritual tertentu, melatih kemampuan untuk konsentrasi, juga dengan
melepas pla pemikiran katagrikal yang telah dibentuk sebelumnya
agar dapat mempersepsi secara lebih jernih pengalaman yang terjadi
serta melakukan refleksi atas pengalaman tersebut, disebut aspek
kognitif karena aktifitas yang dilakukan pada aspek ini merupakan
kegiatan pencarian engetahuan spiritual.
3. Aspek Relasional
Aspek Relasional merupakan tahap kesatuan dimana seseorang
merasa bersatu dengan tuhan ( dan atau bersatu dengan cintanya ).
Pada aspek ini seseorang membangun, mempertahankan, dan
memperdalam hubungan personalnya dengan tuhan. Selanjutnya akan
diuraikan mengenai kompetensi apa saja yang di dapat dari
spiritualitas yang berkembang.

e. Kebutuhan spritualitas pada lansia


Lansia mulai berusaha mencari sumber kekuatan dan sumber
dukungan yang lebih luar biasa yaitu dari tuhan setelah mengalami gejala
yang tidak juga sembuh.ritual kkeagamaan akan semakin terlihat
meningkat sebagai bentuk kompensasi kejiwaan untuk mencari
kesembuhan dari tuhan yang maha kuasa.kegiatan tersebut dapat berupa
peningkatan dalam melakukan ibadah, berdoa atau pergi ke tempat ibadah
(Riyadi & Sukarmin, 2008).
Lansia juga membutuhkan dukungan dari dirinya sendiri, orang lain
dan lingkunganya selain dukungan dari tuhan.kekuatan yang timbul dari
diri seseorang membantunya menyadarai makna dan tujuan hidupnya,
diantaranya menmandang penggalaman hidupnya sebagai pengalaman
yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan tujuan
hidup yang semakin jelas (Kozier, Berman & Snyder, 2007).
Setiap manusia memiliki keinginan untuk menjalani dan
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif melalui keyakinan,
rasa percaya dan cinta kasih. Teman dan keluarga dekat dapat memberikan
bantuan dan dukungan emosional untuk melawan banyak penyakit.
Spritualita dapat di penuhi melalui kedamaian dan likungan atau suasana
yang tenang. Kedamain merupakan keadilan, empati dan kesatuan.
Kedamaian membuat individu menjadi tenang dan dapat meningaktakn
setatus kesehatan kualitas hidup (Kozier, Berman & Snyder, 2007).
f. Kompetensi yang di dapat dari spritualitas yang berkembang
Menurut Tischler (2012), terdapat empat kompetensi yang di dapat
dari spritualitas yang berkembbang, yaitu :
1. Kesadaran peribadi ( personal awarenss ), yaitu bagaimana seseorang
mengatur dirinya sendiri, self-awarness . emotional self-awarness,
penilaian diri yang positif, harga diri, mandiri, dukungan diri,
kompetensi watu, akualisai diri.
2. Keterampilan peribadi ( personal skills ),yaitu mampu bersikap
mandiri, fleksibel, mudah beradap tasi, menunjukan performa kerja
yang baik.
3. Kesadaran sosial (social awarenss ), yaitu menunjukan sikap sosial
yang positif, empati, altruisme.
4. Keterampilan sosial ( social skills ), yaitu memiliki hubungan yang
baik dengan teman kerja dan atasn, menunjukan sikap terbuka
terhadap orang lain ( menerima orang baru ), mampu kerja sama,
penengalan yang baik terhadap nilai positif, baik dalam menanggapi
keritikan.

Seseorang dengan spritualitas yang berkembang akan memiliki


komponen-komponen di atas. Sebagai contoh, pada sisi kesadaran sosial,
orang-orang yang spritualnya baik memperlihatkan sikap sosial yang lebih
positif, lebih empati, dan menunjukan altruisme yang besar. Mereka juga
cendrung untuk merasa lebih puas dengan pekerjaanya. Penelitian ini akan
menggunakan kompetensi-kompetensi yang di dapat dari spiritualitas yang
berkembang sebagai dasar untuk membuat alat ukur. Setelah di uraikan
beberapa kompetensi yang di dapat dari spiritualitas yang berkembang,
selanjutnya di uraikan faktor yang berhubungan dengan spiritualitas.

g. Aktivitas spiritual
Beberapa kegiatan yang termasuk aktivitas spiritual diantaranya
bersembahyang, berzikir, berdoa dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan
seperti ini biasanya dilakukan secara personal. Lebih-lebih mereka yang
taat beragama biasanya lebih merasa nyaman dengan pendekatan-
pendekatan pribadi yang cenderung agamis. Sebagai orang yang percaya
kepada tuhan, aktivitas spiritual dilakukan guna menemukan jati diri
melalu petunjuknya. Kegiatan ritual tersebut di sesuaikan dengan
kepercayaan dan agama masing-masing ( Hakim, 2010 ).

h. Faktor-faktor yang berhubungan dengan spiritualitas


Fakor yang berhubungan dengan spiritualitas seseorang antara lain :
1. Diri sendiri
Jiwa seseorang dan daya jiwa merupakan hal yang fundamental
dalam ekplorasi atau penyelidikan spiritualitas ( Young, 2007 ).
2. Sesma
Hubungan seseorang dengan sesama sama pentingnya dengan
diri sendiri. Kebutuhan untuk menjadi anggota masyarakat dan saling
berhubungan telah lama diaku sebagai bagian pokok pengalaman
manusiawi ( Young, 2007 ).
3. Tuhan
Pemahaman tentang tuhan dan hubungan manusian dengan tuhan
secara tradisional dipahami dalam kerangka hidup keagamaan.
Dewasa ini telah di kembangkan secarara lebih luas dan tidak terbatas.
Tuahn dipahami sebagai daya yang menyatukan, perinsip hidup atau
hakekat hidup ( Young, 2007 ).
4. Tahap perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat
agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai persepsi
tentang tuhan dan bentuk sembahyang yang berbeda menurut usia,
seks, agam dan keperibadian anak. Spiritualitas berhubungan dengan
kekuasaan non material, seseorang harus memilkii beberapa
kemampuan berfikir abstrak sebelum mulai mengerti spiritual dan
menggali suatu hubungan dengan tuhan ( Hamid, 2009 ).
5. Keluarga
Tidak begitu banyak yang di ajarkan keluarga tentang tuhan dan
agama, tetapi individu belajar tentang tuhan, kehidupan dan dirisendiri
dari tingkah laku keluarganya. Keluarga merupakan lingkungan
terdekat dan pengalaman pertama bagi individu dalam
mempersepsikan kehidupan di dunia ( Taylor, Lillis & LeMone, 2007
).
6. Latar belakang etik dan budaya
Sikap, keyakinan dan nilai di pengaruhi oleh latar belakang etnik
dan sosial budaya.pada umumnya seseorang akan mengikuti tradisi
agama dan spiritual keluarga.anak belajar pentingnya menjalankan
kegiatan agama, termasuk nilai moral dari hubungan keluarga dan
peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan ( Hamid, 2009
).
7. Pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman hidup baik yang positif maupun negatif dapat
mempengaruhi spiritualitas seseoran dan sebaliknya juga di pengaruhi
oleh bagaiman seseorang mengartikan secara spiritual ( Taylor, Lillis
& LeMone, 2007 ).

8. Krisis dan perubahan


Krisis dan perubahan dapat menguatkan spiritualitas seseorang.
Krisis sering dialami seseorang ketika menghadapi penyakit,
khususnya penyakit terminal dan kronis atau dengan prognosis yang
buruk, penderitaan, peroses penuaan, kehilangan bahkan
kematian.perubahan dalam kehidupan dan kerisis yang di hadapi
tersebut merupakan pengalaman (Craven & Hirnle, 2006 ).
9. Terpisah dari ikatan spiritual
Menderita sakit terutama yang bersifat akut sering kali membuat
individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan peribadi dan
sistem dukungan sosial.kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,
antara lain tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan ke
akgamaan atau tidak berkumpul dengan keluarga atau temen dekat
yang bisa memberikan dukungan disetiap saat di inginkan ( Hamid,
2009).
10. Asuahn keperawatan yang kurang sesuai
Ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat
diharapkan untuk peka terhadap kebutuhan spiritual pasien dan
membantu memenuhinya, tetapi dengan berbagai alesan ada
kemungkinan perawat justru menghindar untuk memberikan asuhan
spiritualitas ( Hamid, 2009).

Anda mungkin juga menyukai