Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena
termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejala terlebih
dahulu. Kalaupun muncul gejala, seringkali gejala tersebut dianggap gangguan
biasa, sehingga penderita terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Udjianti,
2010), sedangkan Riyadi (2011) menyatakan bahwa hipertensi merupakan
penyakit umum yang sering ditemukan di masyarakat, terutama pada usia dewasa
dan lansia.
Hipertensi dapat terjadi tanpa adanya penyebab khusus (hipertensi primer)
dan ada juga yang merupakan komplikasi dari penyakit-penyakit dan kondisi
fisiologis tertentu (hipertensi sekunder). Hipertensi merupakan suatu penekanan
darah sistolik dan diastolik yang tidak normal dimana garis batas dari hipertensi
umumnya tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg
(Riyadi, 2011). Gejala yang sering menyertai penderita hipertensi antara lain
pusing, sakit kepala, rasa berat atau kaku di tengkuk, sulit tidur, dan hidung
berdarah. Gejala-gejala tersebut akan terasa tiba-tiba ketika terjadi peningkatan
tekanan darah. Tanda dan gejala yang khas tidak timbul hingga hipertensi tingkat
lanjut yang membahayakan penderita (Putriastusi, 2016).
World Health Organization (WHO) tahun 2013 menunjuk bahwa angka
kejadian hipertensi saat ini terus meningkat secara global dan di prediksi pada
tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia akan mengidap hipertensi.
Hipertensi sering menimbulkan penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal,
bahkan kematian, sedangkan WHO (2015) menunjukkan bahwa hipertensi telah
membunuh hampir 8 miliyar orang setiap tahun di dunia.
Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases tahun 2010 dari
WHO menyebutkan bahwa persentase penderita hipertensi saat ini paling banyak
terdapat di negara berkembang, yakni sebanyak 40%, sedangkan negara maju
hanya 35%. WHO (2011) menyatakan bahwa untuk kawasan Asia penyakit ini

1
2

telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Berdasarkan data Sample
Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014, Hipertensi dengan komplikasi
sebanyak 5,3% yang merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima) pada semua
umur.
Untuk menurunkan angka kejadian akibat hipertensi dan untuk mencegah
terjadinya hipertensi serta komplikasi, maka tingkat pengetahuan sangat
diperlukan, baik bagi individu yang sakit maupun bagi keluarga yang merawat.
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
pengetahuan individu dan juga keluarga dengan hipertensi agar bisa mencegah
terjadinya hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
b. Apa saja klasifikasi hipertensi?
c. Apa penyebab terjadinya hipertensi?
d. Apa saja faktor risiko terjadinya hipertensi?
e. Bagaimana patofisiologi dan pathway hipertensi?
f. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi?
g. Apa komplikasi dari hipertensi?
h. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk mengetahui hipertensi?
i. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?
j. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi?

1.3 Tujuan Penulisan


a Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hipertensi
b Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi?
c Untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi?
d Apa saja faktor risiko terjadinya hipertensi?
e Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway hipertensi?
f Untuk mengetahui tanda dan gejala hipertensi?
g Untuk mengetahui komplikasi dari hipertensi?
h Apa saja pemeriksaan penunjang untuk mengetahui hipertensi?
3

i Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi?


j Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi?

Anda mungkin juga menyukai