Anda di halaman 1dari 8

III.

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan September-Oktober 2017 bertempat di

Laboratorium Akuakultur, fakultas peternakan dan perikanan, univertistas

tadulako, palu.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang akan digunakan selama penelitian tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat-alat yang digunakan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Akuarium
2. Aerasi
3. Seser
4. Timbangan analitik
5. Saringan
6. Oven
7. plastik sampel
8. pipet ukur
9. Syringe
10. Haemocytometer
11. Mikroskop
12. kaca preparat
13. gelas objek
14. Kamera
15. pH meter
16. Refraktometer
17. Termometer
18. Penggillas
19. Nampan
20. DO meter
3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan selama penelitian tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan-bahan yang digunakan


No. Nama Bahan Kegunaan
1. Meniran
2. udang vanamei
3. putih telur
4. pakan komersil
5. Antikoagulan
6. Na-sitrat
7. Meniran
8. Bawang Putih

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan dimulai dengan persiapan wadah

dan media pemeliharaan, persiapan hewan uji, pembuatan pakan yang diberi

meniran dan bawang, pengujian pakan uji pada udang vaname, kemudian

dilanjutkan pengamatan serta analisis data.

3.3.1 Persiapan Wadah dan Media Pemeliharaan

Wadah yang digunakan pada penelitian adalah akuarium yang berukuran 50

cm x 48 cm x 48 cm sebanyak 12 buah dan diberi penutup berupa jaring pada

permukaan akuarium agar udang vaname yang sedang dipelihara tidak lolos serta

mengurangi gangguan predator.

3.3.2 Persiapan Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan pada penelitian yaitu udang vaname yang

berumur 38 hari dan berasal dari Tambak supra intensif BBIP Kampal Mamboro.

Udang vaname ditangkap menggunakan jaring tebar dan diukur bobotnya

menggunakan timbangan kemudian dicari bobot awal rata-rata udang tersebut.


Bobot awal rata rata udang vaname yang akan digunakan pada penelitian yaitu

2,52 ± 0,29 gram. Setelah udang ditimbang, kemudian udang vaname tersebut

dimasukan kedalam akuarium sebanyak 10 ekor/akuarium.

3.3.3 Pembuatan Pakan yang diberi Meniran dan Bawang Putih

Meniran (Phyllanthus niruri) yang digunakan dalam penelitian diperoleh

dari sekitaran lingkungan yang tumbuh liar. Meniran diambil hanya pada bagian

daun dan bawang putih pada bagian umbi, kemudian dicuci dan dikeringkan.

Selanjutnya meniran dan bawang putih dihaluskan dengan penggiling dan disaring

menggunakan saringan halus dengan mesh size 0,5-1 mm. Kemudian tepung

meniran dengan campuran bawang putih ditimbang sesuai dengan dosis

penelitian, jumlah ekstrak yang diberikan, yaitu meniran : bawang putih = 1 : 2,

sedangkan jumlah ekstrak daun meniran dan bawang putih yang dicampur ke

pakan adalah 10 mg/kg, 20 mg/kg, dan 30 mg/kg. Sebagai perekat digunakan

putih telur sebanyak 25 ml/kilogram pakan dimasukkan ke dalam wadah

menggunakan pipet ukur. Bahan-bahan tersebut dicampurkan ke dalam wadah dan

diaduk secara merata, selanjutnya pakan komersil yang sudah ditentukan

jumlahnya dimasukkan dan diaduk merata hingga tepung meniran, bawang putih

dan putih telur melekat pada pakan. Pakan yang sudah tercampur rata kemudian

dilakukan pengeringan pada suhu ruang dan disimpan pada suhu ruang dalam

kotak plastik.
3.3.4 Pemberian Pakan Uji pada Udang Vaname

Penelitian yang akan dilakukan terdiri dari empat perlakuan yaitu satu

kontrol dan tiga perlakuan pakan yang diberi meniran dan bawang putih dengan

dosis yang berbeda dengan masing-masing tiga kali ulangan. Perlakuan pemberian

pakan yang diberi meniran dan bawang putih dengan dosis berbeda pada udang

vaname tertera pada Tabel 3.

Tabel 3. Perlakuan pemberian pakan yang diberi meniran dan bawang putih
dengan dosis berbeda pada udang vaname
Perlakuan Keterangan
K Pakan komersil + meniran + bawang putih 0 mg/kg pakan + putih
telur (0 ml/kg pakan)
A Pakan komersil + meniran + bawang putih 10 mg/kg pakan+putih
telur (25 ml/kg pakan)
B Pakan komersil + meniran + bawang putih 20 mg/kg pakan + putih
telur (25 ml/kg pakan)
C Pakan komersil + meniran + bawang putih 30 mg/kg pakan + putih
telur (25 ml/kg pakan)

Pemberian pakan pada penelitian yang akan dilakukan sebanyak empat kali

dalam sehari yaitu pada pukul 06.00, 10.00, 14.00, dan 18.00 WITA. Jumlah

pakan yang diberikan sebesar 5%, sesuai dengan bobot rata-rata udang vaname

masing-masing perlakuan. Selama kegiatan penelitian yang akan dilakukan,

penyamplingan dilakukan setiap 7 hari sekali. Pengukuran kualitas air dilakukan

pada awal dan akhir penelitian.

3.3.5 Pengamatan Total Hemosit

Pengamatan total hemosit udang vaname dilakukan pada akhir perlakuan.

Berdasarkan pada metode Blaxhall dan Daishley (1973) penghitungan total

hemosit udang dilakukan dengan cara darah udang atau haemolymph diambil
sebanyak 0,1 ml dari pangkal kaki renang pertama dengan menggunakan syringe

1 ml yang sudah berisi 0,3 ml antikoagulan Na-sitrat 3,8%. Selanjutnya campuran

tersebut dihomogenkan dengan cara menggoyangkan syringe membentuk angka

delapan, tetesan pertama dibuang sedangkan tetesan selanjutnya diteteskan pada

haemocytometer dan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali

kemudian dihitung jumlah sel/ ml.

3.3.6 Pengamatan Kualitas Air

Pengamatan kualitas air dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan.

Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu menggunakan alat termometer,

salinitas menggunakan alat refraktometer, pH menggunakan alat pH meter dan

oksigen terlarut menggunakan alat DO meter.

3.4 Metode Analisis

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan rancangan percobaan berupa

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan.

Data penelitian yang diperoleh akan diolah menggunakan Microsoft Excel 2010,

selanjutnya data yang diperoleh, kecuali kualitas air dilakukan uji lanjut dengan

uji Duncan’s Multiple Range dengan menggunakan program SPSS 17.0 untuk

melihat perbedaan antar perlakuan.


3.4.1 Sintasan

Sintasan atau tingkat kelangsungan hidup merupakan presentase udang

yang hidup. Nilai sintasan atau kelangsungan hidup udang dihitung menggunakan

rumus persamaan sebagai berikut:

𝑵𝒕
SR = 𝒙100%
𝑵𝒐

Keterangan:

SR = Sintasan (Survival) (%)

Nt = jumlah individu pada akhir perlakuan (ekor)

No = jumlah individu pada awal perlakuan (ekor)

3.4.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian atau Daily Growth Rate (DGR) udang vaname

diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝒕 𝑾𝒕
LPH = [√𝑾𝒐 − 𝟏] x 100%

Keterangan:

LPH = Laju pertumbuhan harian (%)

Wt = Bobot rata-rata pada akhir perlakuan (gram)

Bt = Bobot rata-rata pada awal perlakuan (gram)

t = Periode pemeliharaan (hari)

3.4.3 Rasio Konversi Pakan


Rasio konversi pakan atau Feeding Conversion Rate (FCR) udang vaname

selama pemeliharaan dihitung menggunakan persamaan:

𝐅
FCR =
𝐁𝐭+𝐁𝐦−𝐁𝐨

Keterangan:

FCR = Konversi pakan

F = Jumlah pakan (gram)

Bt = Biomassa udang pada akhir perlakuan (gram)

Bm = Biomassa udang yang mati saat perlakuan (gram)

Bo = Biomassa udang pada awal perlakuan (gram)

3.4.4 Diferensial Hemosit

Penghitungan diferensial hemosit udang dilakukan pada akhir penelitian.

Berdasarkan metode yang dilakukan Martin dan Graves (1985) penghitungan

diferensial hemosit udang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat preparat

ulas. Darah udang atau haemolymph diteteskan pada gelas objek kemudian

diratakan selanjutnya preparat ulas tersebut dilakukan pengeringan dengan suhu

ruang. Preparat ulas tersebut difiksasi dengan menggunakan metanol selama 10

sampai 15 menit kemudian dilakukan pengeringan dengan suhu ruang kembali.

Setelah preparat ulas tersebut kering maka preparat tersebut direndam dalam

larutan giemsa selama 15 sampai 20 menit dan dilakukan pengeringan dengan

suhu ruang kembali. Jumlah hemosit dihitung hingga 100 sel dan ditentukan
persentase tiap jenisnya (hyaline dan granular). Persentase tiap jenis sel hemosit

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐬𝐞𝐥 𝐡𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭


% jenis total hemosit = x 100%
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐡𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢𝐭

Anda mungkin juga menyukai