Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang
lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuannya. Pentingnya bahasa
sebagai identitas manusia, tidak bisa dilepaskan dari adanya pengakuan manusia terhadap
pemakaian bahasa dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Untuk menjalankan tugas
kemanusiaan, manusia hanya punya satu alat, yakni bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat
mengungkapkan apa yang ada di benak mereka. Sesuatu yang sudah dirasakan sama dan
serupa dengannya, belum tentu terasa serupa, karena belum terungkap dan diungkapkan.
Hanya dengan bahasa, manusia dapat membuat sesuatu terasa nyata dan terungkap.

Era globalisasi dewasa ini mendorong perkembangan bahasa secara pesat, terutama
bahasa yang datang dari luar atau bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa
internasional yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi antar bangsa. Karena
seperti yang kita ketahui, bahasa merupakan idenditas suatu bangsa. Untuk memperdalam
mengenai Bahasa Indonesia, kita perlu mengetahui bagaimana perkembangannya sampai saat
ini sehingga kita tahu mengenai bahasa pemersatu dari berbagai suku dan adat-istiadat yang
beranekaragam yang ada di Indonesia, yang termasuk kita di dalamnya. Maka dari itu melalui
makalah ini penulis ingin menyampaikan sejarah tentang perkembangan bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa serta hakikat Indonesia sebelum


kemerdekaan?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa serta hakikat Indonesia setelah
kemerdekaan?
3. Apa saja peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa Indonesia?
4. Bagaimana kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia?

1
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan serta hakikat Bahasa Indonesia sebelum
kemerdekaan
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan serta hakikat Bahasa Indonesia setelah
kemerdekaan
3. Untuk mengetahui Peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi perkermbangan bahasa
Indonesia
4. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia.

D. Manfaat

1.Mengetahui informasi tentang hakikat bahasa


2.Mengetahui proses perkembangan bahasa Indonesia dari semebum merdeka sampai
setelah merdeka
3.Menambah wawasan tentang sejarah bahasa Indonesia , perkembangan bahasa
Indonesia serta hakikat bahasa Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Bahasa.

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu berinteraksi dengan manusia
lainnya. Pada saat manusia membutuhkan eksistensinya diakui, maka interaksi itu terasa
semakin penting. Kegiatan berinteraksi ini membutuhkan alat, sarana atau media, yaitu
bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media.

Tiada kemanusiaan tanpa bahasa, tiada peradaban tanpa bahasa tulis. Ungkapan-
ungkapan itu menunjukkan betapa pentingnya peranan bahasa bagi perkembangan manusia
dan kemanusiaan. Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme biologis menjadi
pribadi di dalam kelompok. Pribadi itu berpikir, merasa, bersikap, berbuat, serta memandang
dunia dan kehidupan seperti masyarakat di sekitarnya.

Hakikat bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendasar dari bahasa. Rumusan
tentang hakikat Bahasa Indonesia dikemukakan Machfudz (2000) bahwa, "Hakikat Bahasa
Indonesia adalah: Bahasa sebagai simbol, Bahasa sebagai bunyi ujaran, bahasa bersifat
arbitrer, dan Bahasa bersifat konvensional.".

1. Bahasa Sebagai Simbol.

a. Simbol adalah sesuatu yang dapat mewakilkan dan mewakilkan ide, perasaan, pikiraan,
benda dan tindakan secara arbitrer.

b. Kata adalah bagian dari simbol yang hidup dan digunakan oleh kelompok masyarakat
tertentu

c. Kata bersifat simbolis karena tidak mempunyai hubungan langsung dengan kenyataan yang
diacunya

Contoh : /b-u-k-u/

Kumpulan huruf di atas yang menjadi kata BUKU, tidak ada hubungannya degan lembaran-
lembaran kertas yang ditulis dan dibaca. Hal tersebut bersifat arbitrer atau menjadi
kesepakatan bersama pemakai bahasa.

3
2. Bahasa Sebagai Bunyi atau Ujaran.

Bahasa sebagai ujaran, mengimplikasikan bahwa media komunikasi yang paling


penting adalah bunyi ujaran. Jika kita mempelajari suatu bahasa kita harus belajar
menghasilkan bunyi-bunyi suara.

3. Bahasa bersifat arbitrer.

Pengertian arbitrer dalam studi bahasa adalah manasuka, asal bunyi, atau tidak ada
hubungan logis antara kata sebagai simbol (lambang) dengan yang dilambangkan. Arbitrer
berarti dipilih secara acak tanpa alasan sehingga ciri khusus bahasa tidak dapat diramalkan
secara tepat.

Contoh bahasa yang arbitrer:

a. Anjing : Indonesia
b. Dog : Inggris
c. Kalbun : Arab

4. Bahasa bersifat konvensional.

Konvensional dapat diartikan sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa kata- kata
sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik dengan objek, tetapi berdasarkan
kebiasaan, kesepakatan atau persetujuan masyarakat yang didahului pembentukan secara
arbitrer. Tahapan awal adalah manasuka/ arbitrer, hasilnya disepakati/ dikonvensikan,
sehingga menjadi konsep yang terbagi bersama (socially shared concept).

5. Bahasa Sebagai System.

Bahasa sebagai sistem berupa lambang bunyi bermakna yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Sebagai sistem lambang bunyi (ujaran) bermakna, antara bahasa yang satu
dengan bahasa lainnya memiliki sistem yang berbeda, tetapi setiap bahasa sama-sama
memiliki dua sistem, yakni sistem bunyi dan sistem makna. Bahasa memiliki pola dan kaidah
yang harus ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya dan bahasa juga memiliki sistem,
aturan, atau pola-pola tertentu.

4
6. Bahasa Bersifat Dinamis.

Keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupan bermasyrakat


kegiatan itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga ikut berbah, menjadi tidak
tetap , menjadi tidak statis. Karena itulah bahasa itu disebut dinamis.

Contoh; download dan upload berubah menjadi unduh dan unggah.

7.Bashasa Itu Bermakna.

Berdasarkan hal-hal yang di bahas sebelumnya bahwa bahasa adalah system lambang
bunyi, sementara lambang itu sendiri mengacu pada konsep ide, atau pikiran dapat dikatakan
bahwa bahasa itu memiliki makna. Karena bahasa itu bermakna, segala ucapan tidak
mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa. Jadi, bunyi-bunyi yang tidak bermakna
bukanlah bahasa, sebab fungsi bahasa adalah pesan, konsep, ide, atau pemikiran.

8.Bahsa Itu Produktif

Kata produktif adalah bentuk ajektif dari kata benda produksi. Arti produktif adalah
banyak hasil atau lebih tepat terus-menerus menghasilkan. Lalu, kalau bahasa itu dikatakan
produktif, maksudnya , unsur unsur bahasa itu terbatas tetapi dengan unsur-unsur yang
jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satu-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski
secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.

9.Bahasa Itu Bervariasi

Mengenai variasi bahasa ini ada tiga istilah yang perlu diketahui yaitu idiolek, dialek,
dan ragam. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersivat peroangan. Setiap orang
tentu mempunyai cirikhas bahasanya masing-masing. Dialek adalah variasi bahasa yang
digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.

10.Keuniversalan Bahasa

Keuniversalan bahasa artinya ada ciri-ciri bahasa yang sama yang dimiliki oleh setiap
bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini tentunya merupakan unsure bahasa
yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa yang lain.

5
Karena bahasa itu berupa ujaran, maka keuniversalan bahasa adalah bahwa bahasa itu
mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vocal dan konsonan.

11.Manusiawi.

Kalau disimak kembali ciri-ciri bahasa bahwa bahasa itu adalah sistem lambang bunyi
yang di hasilkan oleh alat ucap manusia, bersifat arbitrer, bermkna, dan produktif dapat
dikatakan bahwa binatang tidak mempunyai bahasa.

B. Fungsi Bahasa

Secara umum sudah jelas bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Bahasa sebagai wahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun tulis.
Fungsi ini adalah dasar bahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan hidup masyarakat,
yang di dalamnya sebenarnya terdapat status dan nilai-nilai sosial. Bahasa selalu mengikuti
dan mewarnai kehidupan manusia sehari-hari, baik manusia sebagai anggota suku maupun
bangsa.

Terkait hal itu, Santoso, dkk. (2004) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasi
memiliki fungsi sebagai berikut:

A. Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal-balik antaranggota


keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat.

B. Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau
tekanan-tekanan perasaan pembaca. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri ini dapat
menjadi media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri, membebaskan diri dari
tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang.

C. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri dengan
anggota masyarakat, melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit demi sedikit belajar
adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku, dan etika masyarakatnya. Mereka
menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku dalam masyarakat melalui bahasa.

D. Fungsi kontrol sosial, bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang
lain. Bila fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua kegiatan sosial akan berlangsung

6
dengan baik pula. Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan kepribadian dan nilai-
nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkualitas.

Fungsi bahasa menurut Hallyday (1992) sebagai alat komunikasi untuk berbagai keperluan
sebagai berikut:

A. Fungsi instrumental, yakni bahasa digunakan untuk memperoleh sesuatu. Bahasa


berfungsi menghasilkan kondisi-kondisi tertentu dan menyebabkan terjadinya peristiwa-
peristiwa tertentu. Kalimat-kalimat berikut ini mengandung fungsi instrumental dan
merupakan tindakan-tindakan komunikatif yang menghasilkan kondisi-kondisi tertentu.

Contoh :

a. Cepat, pergi!

b. Sampaikan salam hormat saya kepada Beliau!

c. Silakan Anda berangkat sekarang!

B. Fungsi regulatoris, yaitu bahasa digunakan untuk mengendalikan perilaku orang lain.

Contoh :

a. Kalau Anda tekun belajar maka Anda akan lulus dengan baik.

b. Kalau kamu mencuri maka kamu pasti dihukum.

c. Sekali berbohong maka kamu akan ditinggalkan kawan-kawanmu.

C. Fungsi intraksional, yaitu bahasa digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Contoh :

a. Penyapa hendaknya menyapa dengan sapaan yang tepat dan hormat.

b. Penutur sangat perlu mempertimbangkan siapa mitra tutumya dan bagaimana adat-
istiadat serta budaya lokal yang berlaku pada suatu daerah tertentu.

7
D. Fungsi personal, yaitu bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Dari bahasa yang dipakai oleh seseorang maka akan diketahui apakah dia sedang marah,
jengkel, sedih, gembira, dan sebagainya.

E. Fungsi heuristik, yaitu bahasa dapat digunakan untuk belajar dan menemukan sesuatu.

Contoh :

a. Mengapa di dunia ini ada matahari?

b. Mengapa matahari bersinar?

c. Mengapa jika matahari tenggelam hari menjadi gelap?

F. Fungsi imajinatif, yakni bahasa dapat difungsikan untuk menciptakan dunia imajinasi.
Fungsi ini biasanya untuk mengisahkan cerita·cerita, dongeng-dongeng, membacakan
lelucon, atau menuliskan cerpen, novel, dan sebagainya.

G. Fungsi representasional, bahasa difungsikan untuk menyampaikan informasi.

Contoh :

a. Gula manis.

b. Bulan bersinar.

c. Jalan ke Tawangmangu naik turun dan berkelok-kelok.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus yang sesuai
dengan kepentingan bangsa Indonesia. Fungsi itu adalah sebagai:

1. Bahasa resmi kenegaraan. Fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan dalam

administrasi kenegaraan, upacara atau peristiwa kenegaraan, komunikasi timbal balik antara
pemerintah dengan masyarakat.

2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sebagai bahasa pengantar, bahasa

Indonesia digunakan di lembaga-lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, dari


tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

8
3. Sebagai alat pemersatu berbagai suku di Indonesia. Indonesia terdiri dari berbagai macam
suku yang masing-masing memiliki bahasa dan dialeknya sendiri. Maka dalam
mengintegrasikan semua suku tersebut, bahasa Indonesia memainkan peranan yang sangat
penting.

4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia


adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki identitasnya sendiri, yang
membedakannya dengan bahasa daerah. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern, baik dalam bentuk penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan ,
dilakukan dalam bahasa Indonesia.

5. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional


serta kepentingan pemerintah. Dalam hubungannya dengan fungsi ini, bahasa Indonesia tidak
hanya dipakai sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dengan masyarakat
luas atau antar suku, tetapi juga sebagai alat berhubungan di dalam masyarakat yang keadaan
sosial budaya dan bahasanya sama.

2.3. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa merupakan salah satu unsur identitas nasional. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia
dan digunakan sebagai sarana berinteraksi manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa
daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa


Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar
etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung antara suku-
suku, bahasa melayu juga menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan
kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para
pedagang asing.

Telah dikemukakan pada beberapa kesempatan, mengapa bahasa melayu dipilih


menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal yang
menggembirakan.

9
Dibandingkan dengan bahasa lain yang dapat dicalonkan menjadi bahasa nasional,
yaitu bahasa jawa (yang menjadi bahasa ibu bagisekitar setengah penduduk Indonesia),
bahasa melayu merupakan bahasa yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasaitu diperkirakan
dipakai hanya oleh penduduk kepulauan Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai
diseberang Sumatera. Namun justru karena pertimbangan itu jualah pemilihan bahasa jawa
akan selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan.

Dari sumber-sumber China kuno dan kemudian juga dari sumber Persia dan Arab,
kita ketahui bahwa kerajaan Sriwijaya di sumatera Timur paling tidak sejak abad ke -7
merupakan pusat internasional pembelajaran agama Budha serta sebuah negara yang maju
yang perdagangannya didasarkan pada perdagangan antara Cina, India dan pulau-pulau di
Asia Tenggara. Bahas melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7.
bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit
karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota
kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi)
prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.

Bahasa melayu kuno itu hanya dipakai pada zaman sriwijaya saja karena di jawa
tengah (Banda Suli) juga ditemuka prasasti berangka tahun 832 M dan dibogor ditemukan
prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa melayu kuno.

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang
digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) di Nusantara kemungkinan sejak abad-
abad awal penanggalan modern. Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan
istilah Melayu Pasar. Jenis ini sangat lentur, sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif,
dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai
bahasa yang digunakan para penggunanya.

Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi yang pada masa lalu digunakan oleh
kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bentuk
bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak
seekspresif Bahasa Melayu Pasar.

Pemerintah kolonial Belanda melihat kelenturan Melayu Pasar dapat mengancam


keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan
bahasa Melayu Tinggi, diantaranya dengan penerbitan karya sastra dalam Bahasa Melayu

10
Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayu Pasar sudah digunakan oleh banyak
pedagang dalam berkomunikasi.

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional
merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika
mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya
ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan
Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa
pergaulan atau bahasa persatuan.

Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar
sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus
1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

2.4 Perkembangan Bahasa Indonesia

1. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai
bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari
luar Nusantara.

Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai
peninggalan-peninggalan misalnya:

a. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380
b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
e. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

11
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

a. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan
sastra.
b. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
c. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang
berasal dari luar indonesia.
d. Bahasa resmi kerajaan.

Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya


agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh
keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai
bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong
tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para
pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa
indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

2. Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.

Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga
dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD

12
1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan
kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini
bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dapat disimpullkan dari makalah ini, bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
melayu. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa pemersatu (bahasa Indonesia) karena :

1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan
bahasa perdangangan.

2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak
dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).

3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan


dalam arti yang luas.

3.2 SARAN

Bahasa Indonesia yang kita ketahui sebagai mana dari penjelasan terdahulu memiliki
banyak rintangan dan kendala untuk mewujudkan menjadi bahasa pemersatu, bahasa
nasional, bahasa Indonesia. Sehingga kita sebagai generasi penerus mampu untuk membina,
mempertahankan bahasa Indonesia ini, agar tidak mengalami kemerosotan dan diperguna
dengan baik oleh pihak luar.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Hakikat dan fungsi bahasa [Online] Tersedia di :


http://ahmadrasulfikri.blogspot.co.id/2014/04/hakikat-dan-fungsi-bahasa.html
[Diakses pada 18 September 2017].
2. Hakikat dan fungsi bahasa [Online] Tersedia di :
http://andonus.blogspot.co.id/2013/04/hakikat-dan-fungsi-bahasa.html [Diakses pada
18 September 2017].
3. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia [Online] Tersedia di:
http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/09/14/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia/ [Diakses pada 19 September 2017].
4. Siagan Irwan, M.pd,. dkk. 2017, Bahasa Indonesia, Jakarta: Tim Dosen Bahasa
Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai