Anda di halaman 1dari 5

F.3.

Usaha Kesehatan Masyarakat


Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Puskesmas Leksono 1, Wonosobo
Januari 2018 – Mei 2018

Kunjungan Rumah Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis

dr. Firdaus Senopati R

Latar Belakang Status gizi adalah aspek penting untuk menentukan apakah
seorang ibu yang sedang hamil dapat melewati masa kehamilannya
dengan baik dan tanpa ada gangguan apapun. Status gizi ibu hamil
haruslah normal, karena ketika ibu hamil tersebut mengalami gizi
kurang atau gizi berlebih akan banyak komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan dan berdampak pada kesehatan janin yang
dikandungnya. Salah satu permasalahan gizi ibu hamil adalah
kekurangan energi kronik (KEK).
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi yang
disebabkan karena kekurangan asupan makanan dalam waktu yang
cukup lama, hitungan tahun. Kondisi kurang energi kronik (KEK)
biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang berusia 15-
45 tahun. Seseorang yang mengalami KEK biasanya memiliki status
gizi kurang. Kekurangan energi kronis dapat diukur dengan
mengetahui lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu
yang mempunyai lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm dapat
dikatakan ia mengalami kekurangan gizi kronis.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seorang ibu hamil
mengalami kekurangan gizi kronis, yaitu:
1. Asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
Ibu hamil memerlukan asupan makanan yang lebih, tidak sama
seperti wanita normal seusianya. Asupan makanan ini akan
menentukan status gizi ibu hamil. Ketika ibu hamil tidak memenuhi
kebutuhan energinya, maka janin yang dikandungnya juga mengalami
kekurangan gizi. Hal ini membuat pertumbuhan dan perkembangan
janin terhambat.
2. Usia ibu hamil terlalu muda atau tua
Usia mempengaruhi status gizi ibu hamil. Seorang ibu yang masih
sangat muda, bahkan masih tergolong anak-anak – kurang dari 18
tahun – masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Apabila ia
hamil, maka bayi yang dikandungnya akan bersaing dengan si ibu
muda untuk mendapatkan zat gizi, karena sama-sama mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Persaingan ini mengakibatkan ibu
mengalami kekurangan energi kronis. Sementara, ibu yang hamil di
usia terlalu tua juga membutuhkan energi yang besar untuk menunjang
fungsi organnya yang semakin melemah. Dalam hal ini, persaingan
untuk mendapatkan energi terjadi lagi. Oleh karena itu, usia kehamilan
yang sesuai adalah 20 tahun hingga 34 tahun.
3. Beban kerja ibu terlalu berat
Aktivitas fisik mempengaruhi status gizi ibu hamil. Setiap
aktivitas membutuhkan energi, jika Ibu melakukan aktivitas fisik yang
sangat berat setiap harinya sementara asupan makannya tidak tercukupi
maka ibu hamil ini sangat rentan untuk mengalami kekurangan energi
kronis.
4. Penyakit infeksi yang dialami ibu hamil
Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap status gizi hamil
adalah kondisi kesehatan ibu saat itu. Ibu hamil yang mengalami
penyakit infeksi, sangat mudah kehilangan berbagai zat gizi yang
diperlukan oleh tubuh. Penyakit infeksi bisa mengakibatkan
kekurangan energi kronis pada ibu hamil karena kemampuan tubuh
untuk menyerap zat gizi menurun dan hilangnya nafsu makan sehingga
asupan makan juga menurun
Adapun faktor lain adalah pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
faktor jarak kelahiran, serta faktor paritas juga mempengaruhi
terjadinya ibu hamil dengan kekurangan energi kronis.
Kekurangan energi kronis (KEK) menyebabkan keluar masuknya
energi tidak seimbang di dalam tubuh. sehingga, banyak gangguan
yang akan terjadi jika seorang ibu mengalami KEK. Gangguan ini
mengganggu kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya.
Seorang ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK) akan
mengalami:

1. Merasa kelelahan terus-menerus


2. Merasa kesemutan
3. Muka pucat dan tidak bugar
4. Mengalami kesulitan ketika melahirkan
Ketika menyusui nanti, ASI ibu tidak akan cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan ASI. Sementara akibat
KEK yang bisa terjadi pada janin yang dikandung:
1. Keguguran
2. Pertumbuhan janin tidak maksimal menyebabkan bayi lahir
dengan berat badan lahir rendah
3. Perkembangan semua organ janin terganggu, hal ini
mempengaruhi kemampuan belajar, kognitif, serta anak
berisiko mengalami kecacatan
4. Kematian bayi saat lahir
Pada program kerja perkesmas di Leksono 1, telah kedapatan Ibu
Hamil dengan diagnosa kekurangan gizi kronis, karena lila nya kurang
dari 23.5 cm, yaitu beralamat di , oleh karena itu sangat diperlukan
adanya kunjungan rumah dengan pemberian edukasi mengenai gejala
yang di derita oleh ibu hamil serta cara untuk memperbaiki kondisi
yang telah di derita oleh ibu hamil tersebut, yaitu dengan Makan
makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein
termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan
makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur, kacang
kacangan atau susu sekurang kurangnya sehari sekali. Minyak dari
kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk
meningkatkan pasokan kalori. Kurang gizi juga dapat dicegah secara
bertahap melalui sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama
mencegah cacingan. Selalu memeriksakan kehamilan pada balai
kesehatan dan konsumsi makanan tambahan, vitamin dan zat besi yang
diberikan untuk menjaga kesehatan selama hamil. Memberi tau bahwa
kehamilan pada trimester 1 lebih sering terjadi mual dan menyebabkan
tidak nafsu makan, karena terjadi perubahan anatomi pada tubuh ibu,
sehingga lambung terdesak oleh kandungan, dan mengatasi nya dengan
cara makan sedikit sedikit tapi sering serta terus berfikir positif karena
demi kesehatan ibu dan calon bayi. mulai memikirkan dimana akan
melalui persalinan, biaya dari mandiri / jaminan, siapa yang mengantar
dan menemani saat persalinan, transportasi serta menyiapkan
kebutuhan kebutuhan dalam persalinan, selain itu juga di anjurkan
untuk membaca lagi buku untuk ibu hamil, supaya tau kegawatan
dalam kondisi hamil, tanda tanda persalinan dan lainnya.

Permasalahan Dari tahun ke tahun, kematian ibu di Indonesia menunjukkan


penurunan yang bermakna, namun target nasional untuk menurunkan
AKI masih jauh untuk dicapai. Target AKI sebesar 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup merupakan komitmen Internasional yang
tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, AKI dan
AKB di Jawa Tengah masih tinggi. Pada tahun 2012, angka kematian
ibu (per 100.000 kelahiran hidup) mencapai 116,34 dan angka
kematian bayi (per 1.000 kelahiran hidup) mencapai 10,75. Salah satu
tujuan kegiatan Kunjungan rumah adalah untuk melakukan edukasi
kepada ibu hamil risiko tinggi.
Perencanaan dan Perencanaan
Pemilihan Target adalah ibu hamil risiko tinggi di wilayah leksono 1.
Intervensi Pelaksanaan kunjungan rumah dilakukan
Pemilihan Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan dalam Kunjungan rumah berupa
edukasi, diskusi maupun tanya jawab mengenai masalah yang diderita
oleh target.
Pelaksanaan Kunjungan rumah di desa dilaksanakan pada tanggal 23 di
rumah penderita. Kunjungan Rumah dilaksanakan oleh 3 orang, yaitu
dokter, petugas medis dan bidan puskesmas leksono 1, dengan target
adalah ibu hamil dan suami. Kunjungan Rumah dilaksanakan pada
pukul 11.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Edukasi yang diberikan
dalam pertemuan ini mengenai Ibu Hamil dengan kurang energi kronis.
Monitoring dan Pelaksanaan Kunjungan rumah dengan pemberian edukasi
Evaluasi berjalan lancar, kemudian dilanjutkan tanya jawab. Penderita aktif
bertanya sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik. Penderita
akhirnya mengerti mengenai resiko Ibu hamil dengan kurang energi
kronis, cara mengatasi problem mual, muntah pada trimester 1, dan
cara meningkatan kebutuhan nutrisi saat hamil.
Komentar /saran pendamping :

Wonosobo, 23 Maret 2017


Peserta, Pendamping,

dr.Firdaus Senopati R dr. Dewanti Retnaningtyas

Anda mungkin juga menyukai