Berikut merupakan nilai mean, standar deviasi dan confident interval dari masing-masing
dosis:
Dan berikut merupakan diagram batang viabilitas mati pada masing-masing dosis:
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Dosis Kontrol Dosis 1 Dosis 2 Dosis 3
Untuk mengetahui pengaruh dosis terhadap viabilitas mati menggunakan Anova One-Way
Terdapat perbedaan pemberian dosis sehingga dapat memengaruhi viabilitas mati
Dibawah ini uji Anova yang dilakukan dengan program minitab
Factor Information
Analysis of Variance
Terdapat empat
level pemberian dosis dengan kode 0,1,2,3
0= dosis kontrol
1=dosis 1
2=dosis 2
3=dosis 3
Uji Hipotesis
H0 : Pemberian dosis tidak berpengaruh terhadap viabilitas mati
H1 : Pemberian dosis berpengaruh signifikan terhadap viabilitas mati
Daerah penolakan
p-value kurang dari α=5% maka tolak H0
Kesimpulannya bahwa p-value kurang dari α maka tolak H 0. Sehingga pemberian dosis
berpengaruh signifikan terhadap viabilitas mati. Atau bahwa sedikitnya ada satu level dosis
yang hasilnya berbeda dengan level lainnya terhadap viabilitas mati.
2. Pengujian homogenitas residual
Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui residual memiliki kesamaan varians atau tidak
dengan menggunakan Uji Levene Test. Uji Levene Test digunakan untuk mengetahui
kesamaan varians antar residual. Hasil dari pengujian Levene Test adalah
Tests
Test
Method Statistic P-Value
Levene 3.12 0.038
Terlihat bahwa nilai p-value uji Levene sebesar 0,038, bahwa nilai p-value kurang dari 0,05
maka tolak H0 sehingga disimpulkan bahwa varians residual bersifat tidak homogen.
60
50
40
30
20
10
1
-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2
RESI1
Uji hipotesis :
H0 : Residual berdistribusi Normal
H1 : Residual tidak berdistribusi Normal
Daerah penolakan :
Jika nilai p-value kurang dari α=5% maka tolak H0
Berdasarkan hasil pengujian di atas terlihat bahwa nilai p-value sebesar 0,01 kurang dari α
maka tolak H0 sehingga residual tidak berdistribusi normal.
Selanjutnya melakukan uji perbandingan terhadap empat kelompok berdasarkan beda
pemberian dosis menggunakan uji Kruskal Wallis merupakan uji nonparametrik berbasis
peringkat yang tujuannya untuk menentukan adakah perbedaan signifika secara statistik
antara dua atau lebih kelompok variabel independen pada variabel respon yang berskala data
numerik (interval/rasio) dan skala ordinal. Pengujian dengan uji Kruskal Wallis normalitas
data dapat dilanggar.
Kruskal-Wallis Test on Viabilitas Mati
H = 31.37 DF = 3 P = 0.000
Berdasarkan pengujian Kruskal Wallis diatas, nilai avarege ranking menunjukkan peringkat
rata-rata masing-masing perlakuan level. Dalam kasus ini, peringkat rata-rata dosis 2 lebih
tinggi dari daripada peringkat rata-rata dosis kontrol, 1 dan 3. Peringkat rata-rata dosis 1 lebih
tinggi daripada peringkat rata-rata dosis kontrol. Dan peringkat rata-rata dosis 3 lebih tinggi
datipada peringkat rata-rata dosis kontrol dan 1. Selanjutnya mengetahui secara statistik
besar perbedaan peringkat rata-rata tersebut signifikan atau tidak dengan melihat nilai p-value
sebesar 0.000. Jika nilai p-value kurang dari batas kritis atau 5% maka tolak H0 artinya ada
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Kesimpulannya bahwa nilai p-value
kurang dari 5% maka tolak H0 sehingga pemberian dosis memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil viabilitas mati.
Selanjutnya dilakukan ujit lanjut terhadap Uji Kruskal Wallis dengan menggunakan Uji Mann
Whitney U Test yaitu menguji perbedaan mean antara satu kelompok atau perlakuan dengan
perlakuan lainnya. Digunakan uji Mann Whitney U Test, karena berdasarkan pengujian
sebelumnya, residual data tidak berdistribusi normal.
Bila menggunakan uji Mann Whitney U test ini membandingkan dua kelompok yaitu
Dosis kontrol-dosis 1
Dosis kontrol-dosis 2
Dosis kontrol-dosis 3
Dosis 1-dosis 2
Dosis 1-dosis 3
Dosis 2-dosis 3
Uji hipotesis :
H0 : pengaruh perlakuan 1 sama dengan pengaruh perlakuan 2 terhadap variabel terikat
H1 : pengaruh perlakuan 1 berbeda secara signifikan dengan pengaruh perlakuan 2 terhadap
variabel terikat
N Median
Dosis Kontrol 10 0.1000
Dosis 2 10 0.7500
Berdasarkan uji diatas, dihasilkan nilai signifikan sebesar 0,0002 yang artinya tolak H 0
karena p-value kurang dari 5%. Sehingga disimpulkan bahwa pengaruh dosis kontrol berbeda
signifikan dengan pengaruh dosis 2 terhadap viabilitas mati.
N Median
Dosis Kontrol 10 0.1000
Dosis 3 10 0.5500
N Median
Dosis 1 10 0.1000
Dosis 2 10 0.7500
N Median
Dosis 1 10 0.1000
Dosis 3 10 0.5500
Nilai signifikan sebesar 0.0002 sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak H 0 maka pengaruh
dosis 1 berbeda secara signifikan dengan pengaruh dosis 3 terhadap viabilitas mati.
N Median
Dosis 2 10 0.7500
Dosis 3 10 0.5500
Berdasarkan pengujian diatas, didapatkan nilai signifikan sebesar 0,0052 yang berarti tolak
H0 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh pemberian dosis 2 berbeda signifikan dengan
pengaruh pemberian dosis 3 terhadap viabilitas mati.