Anda di halaman 1dari 2

PEMICU DISKUSI TOPIK 4

GANGGUAN PANIK, GANGGUAN CEMAS MENYELURUH, GANGGUAN ANSIETAS FOBIK,


GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

Kasus 1.
Pasien seorang pria, 31 tahun, datang ke poliklinik untuk ke sekian kalinya, mengatakan pada
dokter bahwa sejak 8 bulan lalu ia selalu khawatir terhadap segala hal hampir sepanjang hari.
Hal-hal yang dikhawatirkan pasien misalnya tentang pekerjaan, finansial dan anak-anaknya.
Selain itu pasien melaporkan tidurnya gelisah dan cepat lelah. Ia juga sering mengalami keluhan
fisik seperti nyeri kepala dan otot-otot terasa tegang.
Diskusi :
1. Diagnosis multiaksial ?
a. Data2 tambahan yang diperlukan? Perjalanan penyakit?
b. Diferensial diagnosis yang mungkin?
2. Pemilihan rencana terapi obat?
a. Jenis obat yang dipilih? (alasannya?)
b. Cara pemberian dan monitoringnya?
3. Psikoterapi?

Kasus 2.
Pasien seorang wanita, 36 tahun, seorang direktur marketing perusahaan swasta. Pasien seorang
yang sangat aktif dan secara finansial cukup, kehidupan sosialnya luas, sering bepergian ke luar
negeri.
Pasien dirujuk oleh dokter spesialis jantung setelah mendapat perawatan untuk keluhan gejala
serangan jantung. Hasil pemeriksaan EKG dll semua dalam batas normal. Sebelumnya pasien
sudah sering datang ke UGD dengan keluhan yang sama.
Beberapa bulan terakhir, pasien mengalami beberapa kali serangan berupa nafas pendek-pendek
serasa tercekik, dada berdebar-debar, nyeri dada, rasa sempoyongan dan jari-jari tangan dan
kaki kesemutan. Pasien merasa seperti akan pingsan, dan akhirnya menjadi cemas dan sangat
ketakutan. Terjadi tiba-tiba, hampir setiap hari tanpa alasan yang jelas. Kejadian pertama kali
adalah saat ia bertengkar dengan suami, tetapi saat pemeriksaan di UGD tidak ditemukan
kelainan pada EKG, dikatakan hanya gejala hiperventilasi saja dan disarankan untuk
mengatasinya dengan cara bernafas dalam kantong kertas. Setelah serangan ini pasien sangat
membatasi aktivitasnya, tidak berani melakukan perjalanan dinas dan selalu minta ditemani bila
harus bepergian.
Diskusi :
1. Diagnosis multiaksial ?
a. Data2 tambahan yang diperlukan?
b. Diferensial diagnosis yang mungkin?
2. Pemilihan rencana terapi obat?
a. Jenis obat yang dipilih? (alasannya?)
b. Cara pemberian dan monitoringnya?
3. Psikoterapi atau intervensi lain?
Kasus 3.
Laki-laki 25 tahun, single, seorang eksekutif muda dengan prestasi cemerlang. Pasien yang baru 2
tahun bekerja dipromosikan menjadi manajer cabang namun ia menolak karena khawatir posisi
tersebut akan mengharuskannya untuk sering melakukan presentasi di depan orang banyak. Ia
cemas akan mengatakan sesuatu yang bodoh dan orang-orang akan menertawakannya. Pasien
juga sering tegang, jantung berdebar-debar dan berkeringat dingin bila bertemu klien baru.
Pasien memang memiliki sifat yang tertutup. Saat kuliah pasien sering menghindari tugas
presentasi dan meminta teman yang lain untuk maju. Di akhir masa kuliah pasien menunda
jadwal sidang skripsi karena merasa gugup dinilai dosen penguji. Pasien jarang menghadiri
pesta/pertemuan dan kalaupun hadir ia akan pulang sebelum acara selesai.
Diskusi :
1. Diagnosis multiaksial ?
a. Data2 tambahan yang diperlukan?
b. Diferensial diagnosis yang mungkin?
2. Pemilihan rencana terapi obat?
a. Jenis obat yang dipilih? (alasannya?)
b. Cara pemberian dan monitoringnya?
3. Psikoterapi atau intervensi lain?

Kasus 4.
Perempuan 23 tahun, mengeluh sering berdebar-debar, keringat dingin dan merasa cemas dan
ketakutan, berlangsung hampir terus menerus sepanjang hari dan baru bisa teralihkan bila ada
yang menemaninya. Pasien mengatakan mengalami hal ini sejak kejadian tsunami di daerah
tempat tinggalnya. Pasien sering terbangun tiba-tiba setelah mimpi yang menakutkan. Saat ber-
debar-debar pasien mengatakan bahwa selalu terbayang kembali peristiwa saat dirinya terbawa
arus gelombang tsunami tersebut dan bagaimana ia berjuang mempertahankan diri. Sekarang
pasien tinggal bersama tantenya dan selalu merasa terkejut dan berdebar-debar bila mendengar
suara menderu atau suara angin kencang.
Diskusi:
1. Diagnosis multiaksial ?
a. Data2 tambahan yang diperlukan?
b. Diferensial diagnosis yang mungkin?
2. Pemilihan rencana terapi obat?
c. Jenis obat yang dipilih? (alasannya?)
d. Cara pemberian dan monitoringnya?
3. Psikoterapi atau intervensi lain?

Anda mungkin juga menyukai