KEMENTERIAN KEUANGAN
Serambi Publikasi Artkel Artkel Sof Competency Penerapan Kecerdasan Majemuk dalam
Proses Pembelajaran
Ringkasan: Teori Kecerdasan Majemuk merupakan teori karya Howard Gardner pakar psikologi
perkembangan, yang menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut
meliput kecerdasan bahasa (linguistc), musik (musical), logika-matematka (logical-mathematcal),
spasial (spatal), kinestets-tubuh (bodily-kinesthetc), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal
(interpersonal), dan naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial). Ketka dihadapkan dengan situasi
di kelas, pengajar past akan menghadapi individu dengan karakter yang berbeda. Maka disinilah
perlunya seorang pengajar memahamai kecerdasan majemuk dan bagaimana penerapannya di dalam
kelas, agar pembelajaran dapat berjalan baik dan mencapai hasil yang diinginkan. Penulis: Jamila
Lestyowat. Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan Yogyakarta.
Abstrak
Teori Kecerdasan Majemuk merupakan teori karya Howard Gardner pakar psikologi perkembangan, yang
menjelaskan ada sembilan macam kecerdasan manusia. Kecerdasan tersebut meliput kecerdasan
bahasa (linguistc), musik (musical), logika-matematka (logical-mathematcal), spasial (spatal),
kinestets-tubuh (bodily-kinesthetc), intrapersonal (intrapersonal), interpersonal (interpersonal), dan
naturalis (naturalits) dan eksistensial (existensial). Ketka dihadapkan dengan situasi di kelas, pengajar
past akan menghadapi individu dengan karakter yang berbeda. Maka disinilah perlunya seorang
pengajar memahamai kecerdasan majemuk dan bagaimana penerapannya di dalam kelas, agar
pembelajaran dapat berjalan baik dan mencapai hasil yang diinginkan.
Pengantar
Setap orang adalah unik. Masing-masing memiliki sifat dan karakteristk yang berbeda dibandingkan
dengan yang lain. Perbedaan ini selalu nampak dalam berbagai kondisi, termasuk ketka di dalam kelas.
Seorang pengajar yang menemani peserta diklat, misalnya, akan berhadapan dengan perbedaan ini.
Salah satu jenis perbedaan yang bisa dilihat adalah kepemilikan atas kecerdasan majemuk yang berbeda.
Pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk merupakan proses komunikasi dua arah antara pengajar
dan peserta diklat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dilakukan melalui pengenalan terhadap
kecerdasan majemuk yang dimiliki peserta diklat sebagai landasan dalam pemilihan strategi
pembelajaran.
Kecerdasan majemuk
Howard Gardner, seorang profesor bidang pendidikan di Harvard Graduate School of Educaton dan
Psikology di Harvard University mengemukakan bahwa manusia memiliki kecerdasan manusia dalam
dirinya.Awalnya Howard Gardner menyusun dafar tujuh inteligensi yang dimiliki manusia dalam buku
fenomenalnya, Frames of Mind (1983), yakni kecerdasan linguistk, kecerdasan logis-matemats,
kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan gerak-badani/kinestetk, kecerdasan
interpersonal,kecerdasan intrapersonal. Pada bukunyaIntelligence Reframed (2000), ia menambahkan
adanya dua kecerdasan baru, yaitu kecerdasan naturalis atau lingkungan dan kecerdasan eksistensial.
Menurut Gardner, kecerdasan tdak semata-mata diukur dari kecerdasan dalam menjawab materi-materi
dalam pembelajaran semata, namun kecerdasan manusia juga harus dinilai berdasarkan:
Kecerdasan bahasa berhubungan erat dengan keterampilan menguasai bahasa tulisan dan lisan. Ciri
utama dari kecerdasan bahasa meliput kemampuan menggunakan kata-kata secara efektf dalam
membaca, menulis, dan berbicara. Keterampilan berbahasa pentng sekali untuk memberikan berbagai
penjelasan, deskripsi, dan ungkapan ekspresif. Banyak orang dengan kecerdasan bahasa yang menonjol
mempunyai kemampuan dalam bersyair, atau gaya menulis yang kaya ekspresi. Gardner percaya para
penyair dan penulis berbakat mempunyai pemahaman yang kuat tentang semantk (art kata-kata),
fonologi (bunyi bahasa), pragmatk (penggunaan bahasa), dan sintaksis (kaidah bahasa) dalam
menggunakan kata-kata dan gagasan uniknya.
Komponen lain dari kecerdasan bahasa adalah memori lisan (verbal memory). Kemampuan untuk
mengingat informasi sepert dafar-dafar lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan
bahasa. Bagi orang yang kuat memori lisannya maka gagasan mengalir dengan konstan. Hal ini
disebabkan mereka mempunyai banyak kata-kata di dalam memori lisannya. Tanpa menghiraukan bagian
khusus dari kekuatan memori lisan, penekanan terjadi baik pada bahasa tulis maupun bahasa lisan
dalam kecerdasan bahasa.
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik.
Kecerdasan musikal meliput kepekaan terhadap tangga nada, irama, dan warna bunyi (kualitas suara)
serta aspek emosional akan bunyi yang berhubungan dengan bagian fungsional dari apresiasi musik,
bernyanyi, dan memainkan alat musik. Agar dapat dikatakan menonjol pada kecerdasan musik maka
seseorang harus mempunyai kemampuan auditorial dengan baik. Kemampuan auditorial tdak hanya
menjadikan seseorang mampu mendengar dan merangkai musik saja, juga seseorang mampu mengingat
pengalaman bermusik. Kemampuan bermusik berhubungan dengan memori suara. Musik sering
dimasukkan dalam ranah kecerdasan karena merupakan komponen memori. Penyanyi dan pengarang
lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
Kecerdasan Logika-Matematka (Logical-Mathematcal Intelligence)
Bentuk lain dari kecerdasan manusia adalah kecerdasan logika-matematka. Kecerdasan logika-
matematka meliput keterampilan berhitung juga berpikir logis dan keterampilan pemecahan masalah.
Siapapun yang dapat menunjukkan kemampuan berhitung dengan cepat, menaksir, melengkapi
permasalahan aritmatka, memahami atau membuat alasan tentang hubungan-hubungan antar angka,
menyelesaikan pola atau melengkapi irama bilangan, dan membaca penanggalan atau sistem notasi lain
sudah merupakan ciri menonjol dari kecerdasan logika-matematka.Kecerdasan Visual-Spasial (Visual-
Spatal Intelligence)
Kecerdasan ruang kadang-kadang disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliput
kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan
ungkapan artstk. Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara
akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas penglihatan, dan
mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketdakhadiran dari
stmulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya. Kecerdasan visual-spasial berhubungan
dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Kecerdasan Kinestetk-Tubuh
(Bodily-Kinesthetc Intelligence)
Kecerdasan sangat aktf yang dianugerahkan kepada manusia adalah kecerdasan kinestetk-tubuh.
Kecerdasan kinestetk menyorot kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari
badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, aktng) maupun aktvitas
bertujuan (atletk). Semua orang dengan kecerdasan kinestetk-tubuh yang menonjol mampu
menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan
mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks atau mengatur sebuah
pesan.Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Fungsi pentng dari kecerdasan intrapersonal ialah meliput penilaian-diri yang akurat, penentuan tujuan,
memahami-diri atau instropeksi, dan mengatur emosi diri. Jika seseorang sudah memiliki kecerdasan
intrapersonal yang kuat maka ia mampu memahami dirinya sebagai pribadi, apakah menyangkut potensi
dirinya, bagaimana ia mereaksi terhadap berbagai hal, dan apa yang menjadi cita-citanya. Dengan
kecerdasan intrapersonal yang baik diharapkan setap orang mampu membuat keputusan dan
menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan dari orang lain.Kecerdasan Interpesonal
(Interpersonal Intelligence)
Kecerdasan interpersonal sangat berhubungan dengan kemampuan untuk memahami orang lain.
Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar
individu.Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empat, pengenalan, dan
pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi). Walaupun ada banyak bidang
pekerjaan yang memerlukan kekuatan kecerdasan naturalis, banyak orang dapat memiliki kekuatan
kecerdasan naturalis dengan pemahaman sederhana dan memahami hakikat alam.
Individu Unik
Individu mendapatkan kecerdasan tertentu bukan hanya karena faktor kelahiran semata, melainkan juga
karena perkembangan dan pengalamannya. Memang manusia dianugerahi potensi (fitrah), namun
perkembangan selanjutnya ditentukan oleh interaksi dengan lingkungannya. Individu dan
perkembangannya adalah produk dari hereditas dan lingkungan, keduanya sama-sama berperan pentng
bagi perkembangan individu.
Salah satu lingkungan yang turut membentuk kecerdasan seseorang adalah lingkungan pendidikan.
Proses pembelajaran erat kaitannya dengan penciptaan lingkungan yang memungkinkan peserta didik
belajar secara aktf. Sebagai upaya menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif diperlukan sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara maksimal dan tdak mengalami kejenuhan, oleh
karena itu diperlukan juga manajemen kelas yang baik. Hal ini menjadi faktor yang pentng dalam
pembentukan karakter peserta diklat. Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan pengajar
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optmal dan mengembalikannya ke kondisi yang
optmal jika terjadi gangguan dengan berbagai cara.
Di sisi lain, kesalahpahaman penerapan teori kecerdasan majemuk di tempat pendidikan dan pelathan
dapat terjadi karena pengajar menganggap kecerdasan majemuk sebagai bidang studi atau sebagai
kurikulum bukan sebagai strategi pembelajaran. Kecerdasan majemuk akan lebih mudah
diinternalisasikan melalui kegiatan pembelajaran bukan sebagai materi pembelajaran itu sendiri.
Implementasi
Di Kementerian Keuangan, proses pembelajaran identk dengan suasana kegiatan belajar mengajar.
Dengan pelaku utama peserta diklat, panita dan fasilitator, ketga unsur inilah yang membentuk format
dan model pembelajaran.
Jika otak manusia lebih cepat menangkap informasi yang berasal dari modalitas visual yang bergerak,
sepert aktvitas tubuh, emosi, koordinasi dan segala jenis gerak, maka ini jugalah yang harus diterapkan
di kelas.
Penulis mengambil contoh salah satu diklat yang diselenggarakan di Balai Diklat Keuangan yaitu diklat
Bendahara Pengeluaran. Diklat ini didasari oleh adanya kebutuhan tenaga pengelola keuangan negara,
khususnya bendahara pengeluaran, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik dalam
melaksanakan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran DIPA satuan kerja sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Dengan adanya diklat tersebut diharapkan calon bendahara pengeluaran
atau bendahara pengeluaran mampu untuk mengelola pengeluaran DIPA di unit kerja masing-masing
sesuai dengan perkembangan dan ketentuan yang berlaku. Kompetensi yang ingin dicapai melalui diklat
bendahara pengeluaran adalah aparatur yang mampu melaksanakan tugas dalam menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang persediaan untuk
keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja kementerian
negara/lembaga. Dengan latar belakang sepert itu, maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
melalui pendekatan kecerdasan majemuk, maka diimplementasikan dalam bentuk sepert di bawah ini:
Jenis Kecerdasan
Metode
Alat
Linguistk
Kartu istlah
Matemats Logis
Uji besaran UP
Ruang / Spasial
Kartu dengan berbagai bentuk dan warna yang berisi angka pembukuan
Kinestets
Musikal
Tape recorder
Interpersonal
Pesan berantai
Soal bersambung
Intrapersonal
Naturalis
Mind mapping
Kertas origami berbentuk bunga/ buah/ daun
Eksistensial
Post it
Dengan mengadopsi penggunaan kecerdasan majemuk di kelas dan pengajar melaksanakan pendekatan
kecerdasan majemuk ini terhadap materi pelajaran, maka pengajar akan dapat melihat adanya
perbedaan dalam gaya mengajar mereka dan merasakan sensasi yang berbeda ketka berhadapan
dengan peserta diklat yang beragam. Ketka pengajar dapat benar-benar memandang perbedaan dalam
intelektual manusia, mereka akan mempunyai cara-cara efektf untuk mendidik peserta. Menggunakan
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran merupakan alat efektf yang dapat membantu mencapai
tujuan pendidikan dan pelathan.
Penutup
Setap manusia dilahirkan unik. Masing-masing membawa potensi kecerdasan yang berbeda. Pengajar
seharusnya tdak memvonis peserta diklat sebagai orang yang bodoh, tdak cerdas, sulit menerima
materi pelajaran dan sebagainya. Bisa jadi fenomena itu muncul karena pengajar itu sendiri yang belum
tepat menerapkan metode pembelajaran yang mengakomodasi kepentngan semua pihak. Pengajar lebih
mengutamakan pembelajaran dengan simulasi praktek menghitung terus dan lupa bahwa diantara
peserta diklat ada yang cenderung memiliki kecerdasan yang lain. Menyatukan berbagai macam metode
untuk masing-masing kecerdasan dalam kecerdasan majemuk dirasa lebih menguntungkan dan lebih
menjanjikan untuk tujuan pembelajaran.
Jadi, kenapa tdak menggunakan pendekatan yang beragam di kelas? Kesuksesan muncul karena
beragam faktor, dan keterlibatan semua pihak adalah salah satunya. Dengan kecerdasan majemuk bukan
malah menghambat pembelajaran, tapi justru menguatkan situasi kelas. Siapa takut? Yuk mencoba.
Dafar Pustaka
http://www.talentcoach.co.id/talent_coach.php?tc=detail_artkel&kd_artkel=5
http://www.perkuliahan.com/makalah-multple-intelligences-kecerdasan-majemuk/
https://www.academia.edu/7339261/TEORI_KECERDASAN_MAJEMUK
Howard Gardner, Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek, alih bahasa Alexander Sindoro (Batam:
Interaksara, 2003)
[Bogor, 4 Januari 2018] Pagi ini Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan menyelenggarakan Lokakarya
pertamanya di tahun 2018. Pembukaan lokakarya yang bernama…Baca Selengkapnya


Hakcipta © BPPK | Peta Situs| Tentang Kami| Email BPPK|FAQ| Prasyarat| Hubungi Kami| Ikut Kami
Jalan Purnawarman No 99 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan . Telp: 021-29054300 . Fax: 021-7244912
Ke Atas
SerambiProfil
Pegawai BPPKWidyaiswara
Galeri
Foto
Unit
Unit Pusat
Publikasi
ArtkelJurnalKajian AkademisKonten
BeritaPengumumanPeraturanSpesial
PromoBerita Utama
Annual Report
Informasi Publik
Layanan
Hubungi Kami
LokasiKontak
e-Calendar 2018