Acara 7 Bahan Organik
Acara 7 Bahan Organik
ACARA VII
PENENTUAN BAHAN ORGANIK TANAH
Disusun Oleh:
1. Deva Satria Pradipta (160722614655)
2. Fitri Nur Azizah (160722614639)
3. Ifana Fitri Tazkia (160722614658(
I. TUJUAN
1) Mahasiswa dapat menentukan bahan organiktanah
2) Mahasiswa dapat menganalisis bahan organik tanah
3) Mahasiswa dapat menganalisis faktor yang mempengaruhi bahan organik
tanah
II. ALAT DAN BAHAN
1) Alat :
c) Labu Ukur 50 ml
2) Bahan :
a) Agregat tanah
b) H2SO4 pekat
c) K2Cr2O2
d) Sukrosa / glukosa
III. DASAR TEORI
Bahan organik adalah hasil-hasil peruaraian tubuh bekas jasad hidup
(tumbuhan dan binatang) sehingga menunjukkan perbedaan dalam ukuran,
bangun, komposisi, dan watak, fisiokimiawi dari aslinya, yang telah menyatu
dengan jarah-jarah penyusun tanah lainnya. Pemasok bahan organik adalah
tumbuhan dan binatang. Sreresah dan bangkai hewan yang berada di atas
dandi dalm tubuh tanah, akan segera diserang oleh binatang pencacah dan
jasad renik pengurai, yang menjadikan sumber energi (Arsyad, 1989).
Bahan organik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan
dan kesuburan tanah, peranan bahan organik tersebut antara lain : berperan
dalam pelapukan dan proses dekomposisi mineral tanah, sumber hara
tanaman, pembentukan struktur tanah stabil dan pengaruh langsung pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman di bawah kondisi tertentu.
Djajakirana (2002) juga mengemukakan bahwa bahan organik memiliki peran
dan fungsi yang sangat vital di dalam tanah, ia berperan sangat penting dalam
mempengaruhi ketiga sifat tanah. Stevenson (1982) mengemukakan bahwa
pengaruh bahan organik terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yaitu
sebagai penyedia unsur hara seperti N, P dan S bagi tanaman, sebagai sumber
energi bagi organisme tanah, sebagai penyangga (buffer) terhadap perubahan
pH, dapat mengkelat logam-logam, berkombinasi dengan mineral liat
memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Bahan
organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di
dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. (Doeswono, 1983)
Bahan organik akan mengalami degradasi dan dekomposisi
sebagianataupun keseluruhan, baik secara biologi maupun secara kimia di
dalam tanah. Gaur (1981) mendefinisikan dekomposisi sebagai proses
biokimia yang di dalamnya terdapat bermacam-macam kelompok
mikroorganisme yang menghancurkan bahan organik ke dalam bentuk
humus.
Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah
karena memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan
organic tanah memiliki fungsi – fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh
bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga
dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas
agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto, 2005).
Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-
organik kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan
konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan
organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan
humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim,
batuan, timbunan, dan praktik pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih
penting dari pada jumlah bahan organik yang ditambahkan. Pengukuran
kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan
berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam tanah adalah
kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah dan
vegetasi. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal
20 cm, sehingga lapisan tanah makin ke bawah makin kurang bahan organik
yang di kandungnya (Hakim, 1986).
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap
tetanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. Pada tanah dengan
drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat karena kondisi aerasi
yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi daripada
tanah berdrainase baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah dan adanya
kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah. Vegetasi
hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-faktor
ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri (Hakim, 1986).
Bahan organik yang terkandung di dalam tanah lebih tinggi yang
mengakibatkan tanah pada lapisan ini cenderung lebih gelap, terutama pada
lapisan I, karena merupakan lapisan paling atas. Faktor yang mempengaruhi
bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan dimana menentukan kadar
bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan di lapisan
atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin ke bawah makin berkurang.
“Y”
G1=Y =0,414
Y =0,0018 x +0,0068
0,414=0,0018 x+ 0,0068
0,414−0,0068=0,0018 x
0,4072=0,0018 x
0,4072
=x
0,0018
226,22=x => PPM
PPM
MassaC .Organik
PPM= × 100
U . Total( L)
MassaC . Organik
226,22= ×100
0,05 L
226,22 ×0,05
=MassaC . Organik
100
0,113 =Massa C . Organik
BO
BO=0,113 ×1,724
=0,195% (Rendah)
VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah untuk mengtahui kadar bahan organik dalam
tanah, yang seperti diketahui bahan organik adalah salah satu komponen tanah dan
sebagai salah satu penentu kadar kesuburan tanah.
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah dan lapisan atas.
Akan tetapi jumlahnya tidaklah besar, hanya 3 – 5 %. Meski jumlahnya yang
sedikit tetapi pengaruhnya terhadap sifat - sifat tanah besar sekali. Diantaranya
senagai Granulator yang memperbaiki struktur tanah, sebagai Unsur hara N,P,S
Unsur Mikro, Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur – unsur hara
(Kapasitas tukar kation tanah menjad tinggi) dan sumber energi bagi
mikroorganisme (Hakim, dkk 1986).
Dari hasil pengamatan didapatkan hasil pada lapisan tanah memiliki tingkat
kadar C-organik sebesar 0,113% dengan kandungan bahan organik sebesar
0,195%,. Berdasarkan data yang didapatkan, pada tanah lapisan ini memiliki
jumlah bahan organik yang rendah. Jumlah bahan organik yang berada pada
lapisan 1 rendah disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik
pada tanah, yaitu faktor biologi, faktor fisika, dan faktor kimia. Tingkat
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme yang melakukan poses
dekomposisi akan berbanding lurus dengan jumlah bahan organik yang tebentuk
karena dekomposer akan merombak sisa-sisa makhluk hidup di atas tanah
sehingga pada akhirnya menjadi humus, semakin banyak mikroorganisme yang
berperan sebagai dekomposer maka semakin cepat pula proses perombakan bahan
organik segar. Suhu yang terlalu ekstrim dan curah hujan yang terlalu tinggi akan
menyebabkan proses dekomposisi menjadi terhambat karena bakteri yang
berperan dalam proses tersebut tidak dapat berkembang. Tingkat pH akan
mempengaruhi kerja mikroorganisme dalam melakukan proses dekomposisi, bagi
mikroorganisme yang dapat bekerja optimal pada pH basa tentu akan mengalami
hambatan untuk bekerja pada pH yang asam dan begitu juga sebaliknya.
Rendahnya bahan organik dapat juga dikarenakan tingginya intensitas
penanaman terlebih dengan teknis budidaya yang kurang tepat yang akan
mempercepat kerusakan tanah. Dapat juga karena penggunaan pupuk kimia
dengan dosis yang tinggi yang membuat tanah menjadi asam dan penyerapan
unsur hara terganggu. Serta dapat juga dikarenakan sisa tanaman tidak
dikembalikan lagi ke tanah, yang seharusnya menjadi tambahan bahan organik
dan humus tanah menjadi berkurang akibatnya tanah tidak terlalu subur.
Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Victorious (2012) tanah dengan
kandungan bahan organik yang rendah disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
peran bahan dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses
oksidasi biologis dalam tanah. Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat
diperkirakan bahwa bahan organik pada lapisan tersebut(atas) rendah dikarenakan
tanah sudah terolah menjadi area tegalan.Dimana kondisi drainase nya buruk
karena jumlah air yang terkandung dalam tanah sangat sedikit karena tekstur tanah
yang ada didominasi oleh pasir. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2005)
bahwa salah satu yang mempengaruhi ketersediaan bahan organik adalah tekstur
tanah dimana bahan organik akan lebih tinggi pada tanah yang memiliki tekstur
liat. Pada tanah pasir yang memiliki pori besar(makro) karena oksigen dalam
tanah banyak maka oksidasi bahan organik akan berjalan lebih cepat
Selain itu kondisi lapangan dimana tanah sering terolah mendorong
hilangnya kandungan bahan organik dalam tanah sehingga mengarah pada
degradasi struktur. Dengan pengolahan tanah, sisa tanaman dibenamkan bersama
dan membuat kontak dengan organisme tanah, sehingga mempercepat
dekomposisi menghasilkan CO2 yang dilepaskan keudara. Pengolahan yang
berulang – ulang bersamaan dengan penanaman input BO ke dalam tanah
menyebabkan disintegrasi agregat seingga tanah peka terhadap erosi dan
pemadatan.
Tanah yang mempunyai kandungan organik rendah akan membuat tanah
kurang subur karena ketersediaan air rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat
Doeswono (1983) bahwa bahan organik sebagai perekat butiran lepas cenderung
mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah
air yang tersedia pada tanaman. Sehingga jika bahan organik sedikit maka
cadangan air pada tanaman akan sedikit.
VII. KESIMPULAN
Sarief, Saifuddin. 1988. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung.
Stevenson, F.T. (1982) Humus Chemistry. John Wiley and Sons, Newyork.