Anda di halaman 1dari 131

BAB II

PELINGKUPAN

2.1 DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DIKAJI


2.1.1 Status Studi AMDAL
Studi Amdal Rencana Kegiatan Pembangunan Kampus Universitas
Singaperbangsa (UNSIKA) disusun setelah perencanaan teknis, sehingga
penyajian data dan informasi, khususnya yang berkaitan dengan rencana
kegiatan, dalam studi AMDAL ini mengacu kepekerjaan tersebut disamping
data terkait lain dari Pemrakarsa (2015) yang tergali melalui asistensi dan
diskusi. Oleh karena itu AMDAL ini disusun untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan izin pembangunan bagi rencana kegiatan tersebut.

2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang


Dalam arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang, penetapan
lokasi pendidikan Tinggi di Kabupaten Karawang diarahkan di Kawasan
Perkotaan Karawang. Lokasi pembangunan Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA) berada di Kecamatan Karawang Timur. Serta merujuk
pada Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang Tahun 2011-2031,
disebutkan bahwa, Kecamatan Karawang Timur termasuk dalam wilayah yang
menjadi Kawasan Pemukiman Perkantoran (Pasal 43 ayat (3) huruf a). Dari
uraian dalam paragraf sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, lokasi
pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) di Jalan
Lingkar Tanjungpura sudah sesuai dengan kebijakan tata ruang Kabupaten
Karawang.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-1
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang
(Sumber: Bappeda, 2011)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-2
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
2.1.3 Deskripsi Rencana Kegiatan
Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)
terdiri dari pusat kegiatan mahasiswa, arena olah raga, pelayanan akademik,
ruang kelas, gedung serbaguna, Mesjid dan guest house. Strategi
pengembangan fisik yang meliputi rencana pola sirkulasi, pembagian ruang
publik dan non publik, rencana blok kegiatan, pembagian zona – zona
kegiatan tersebut diatas menghasilkan bentukan massa dan layout masterplan
yang berbeda yang diimplementasikan dalam bentuk fisik berikut:
A. Rencana Blok Kegiatan
 Cluster 1
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 Cluster 2
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Teknik
- Fakultas Ilmu Komputer
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
 Cluster 3
- Fakultas Kesehatan
- Fakultas Agama Islam
B. Fasilitas Bersama
 Gedung Rektorat
Gedung rektorat difungsikan sebagai pusat kegiatan akademik
administrasi Universitas Singaperbangsa Karawang. Gedung ini
dipergunakan sebagai kantor Rektor, Akademik, Administrasi
Umum dan Keuangan, Kemahasiswaaan dan Alumni, dan
Perencanaan, Kerjasama, dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, gedung rektorat dibangun dengan lahan seluas 8.750
m2 yang dapat menampung 250 orang. Konstruksi yang digunakan
pada bangunan ini diantaranya menggunakan pasr, batu bata, batu
kali, baja, beton, dan pondasi menggunakan pondasi material beton

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-3
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
bertulang k-200, tinggi gedung rektorat ini mencapai 28 meter
dengan jumlah 7 lantai.

Gambar 2.2 Gedung Rektorat


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

- Gedung Kuliah Bersama


Fungsi dari gedung kuliah bersama adalah tempat gabungan
jurusan lain untuk proses belajar dan mengajar hal ini dikarenakan
keterbatasan fasilitas, gedung kuliah bersama dibangun diatas lahan
seluas 12.840 m2 yang dapat menampung 1.250 orang, Konstruksi
yang digunakan pada bangunan ini diantaranya menggunakan pasr,
batu bata, batu kali, baja, beton, dan pondasi menggunakan pondasi
material beton tulangan, tinggi gedung kualih bersama ini
mencapai 12 meter dengan jumlah 3 lantai.
- Laboratorium Bersama
Laboratorium bersama difungsikan sebagai tempat yang digunakan
untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan
dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia, pertanian, tanah, farmasi
atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup,
kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain,
laboratorium dibangun di atas lahan 2.560 m2 yang dapat
menampung mahasiswa 650 orang.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-4
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
- Perpustakaan Bersama
Fungsi dari perpustakaan di UNSIKA ini diantaranya dapat
Memenuhi keperluan informasi perguruan tinggi, staf pengajar dan
mahasiswa, Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua
tingkatan akademis, mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga
ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar. menyediakan ruangan
belajar bagi pemakai perpustakaan, menyediakan jasa peminjaman
yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakaiserta Menyediakan
jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan
perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal. Perpustakaan bersama
dibangun diatas lahan seluas 5.600 m2 yang dapat menampung 350
orang, perpustakaan dibangun dengan jumlah 3 lantai setinggi 12
meter, dengan konstruksi pondasi beton tulangan K-200, batu bata,
baja ringan untuk atap, pasir, semen dan material pendukung
lainnya.

Gambar 2.3 Perpustakaan Bersama


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

 Gedung Aula Bersama


Fungsi aula diantaranya untuk keperluan kegiatan massal seperti
pelepasan wisuda, seminar, temu ilmiah dan acara-acara lainnya,
seperti ruangan lainnya, aula juga dilengkapi dengan Multimedia
Projector, Overhead Projector dan Air Conditioner (AC) untuk

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-5
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
kenyamanannya, aula ini dibangun seluas 7.800 m2 yang dapat
menampung 1.000 orang.

Gambar 2.4 Gedung Aula Bersama


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

C. Fasilitas Umum
 Masjid
Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan
ibadah shalat berjama’ah, masjid dibangun seluas 8.750 m2 yang
dapat menampung sebanyak 1.000 orang.

Gambar 2.5 Masjid


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

 Gedung Serbaguna
Gedung serbaguna sama halnya dengan gedung aula bersama yang
fungsinya sama diantaranya untuk keperluan kegiatan massal

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-6
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
seperti pelepasan wisuda, seminar, temu ilmiah dan acara-acara
lainnya, seperti ruangan lainnya, aula juga dilengkapi dengan
Multimedia Projector, Overhead Projector dan Air Conditioner
(AC) untuk kenyamanannya, aula ini dibangun seluas 9.800 m2
yang dapat menampung 1.000 orang.

Gambar 2.6 Gedung Serbaguna


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

 Area Komersil
Area komersil difungsikan sebagai tempat perdagangan dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, diantaranya terdapat ruko,
warung, tempat foto copy, kantin, dan sebagainya. Area komersil
dibangun diatas lahan seluas 8.900 yang dapat menampung 500
orang.

Gambar 2.7 Gedung Area Komersil


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-7
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
 Guest House
Guest house atau wisma difungsikan sebagai tempat penginapan
bagi dosen, mahasiswa, karyawan. Rencana guest house dibangun
dengan jumlah 3 lantai dengan luas lahan 10.989 m2 yang dapat
menampung 100 orang. Konstruksi guest house diantaranya
menggunakan beton tulangan K-200, baja ringan untuk atap, pasir,
batu bata, serta konstruksi lainnya. Struktur bangunan yang
digunakan menggunakan metode yang hampir sama untuk
bangunan panggung permanen, lantai dasar tidak menempel pada
dasar tanah, sehingga lahan tersebut tidak seluruhnya bersifat
kedap air.

Gambar 2.8 Guest House


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

D. Arena Olah Raga


 Gedung Olahraga
Gedung Olah Raga difungsikan sebagai suatu tempat khusus yang
mewadahi kegiatan olahraga bagi mahasiswa, karyawan, dosen dan
lainnya, tempat olah raga ini dimultifungsikan diantaranya olah
raga bulu tangkis, futsal, basket, tenis meja, lapangan tenis, dan
sebagainya. Luas lahan yang digunakan sebesar 19.245 m2 yang
dapat menampung 400 orang. Konstruksi bangunan yang

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-8
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
digunakan diantaranya menggunakan pondasi K-200, baja ringan
untuk atap, batu bata dan material pendukung lainnya.

Gambar 2.9 Gedung Olahraga


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-9
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.10 Rencana Blok Plan
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang, Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-10
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
E. Konsep Arsitektural
Konsep yang diterapkan pada Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA) ini adalah :
 Pada Enterance dibuat satu gerbang yang monumental dan
dinamis, penggabungan antara unsur tradisional dan modern
(Dari segi Material), contohnya tiang gerbang vertikal yang
berundak dengan finishing bata merah yang merupakan ciri khas
dari daerah kabupaten Karawang itu sendiri yaitu sebagai
produsen bata merah. Didominasi dengan rangka baja (Space
frame) pada rangka gerbang yang horizontal.
 Pada bagian tengah gerbang dibuat suatu ornamen menyerupai
golok lubuk yang merupakan senjata khas Kabupaten Karawang,
dan dapat digunakan juga sebagai penangkal petir.

Gambar 2.11 Gerbang Utama


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015)

Setelah melewati gerbang utama mahasiswa kampus akan melewati


tiang- tiang pengarah menyerupai kujang yang merupakan senjata khas
Jawa Barat untuk mendapatkan suatu pengalaman ruang yang
berbeda:
 Massa Bangunan dan Sistem Ruang Terbuka
Pilihan massa besar berupa tower akan memberikan respon
yang rendah terhadap ‘uncertainty’ dalam kebutuhan kapasitas

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-11
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
dan pertumbuhan kapasitas secara inkremental. Demikian pula
pilihan massa yang terlalu kecil dan bertingkat rendah
memberikan kesan arsitektural yang kuat. Dibutuhkan suatu
keseimbangan penciptaan bentukan massa dan ruang luar yang
cukup memberikan nuansa arsitektural yang baik yang dapat
menjadi tengaran kawasan kampus. Massa bangunan memiliki
konsep gedung panggung dan nuansa merah marun. Lantai
dasar ditinggikan 1 lantai dengan tujuan agar bangunan
terhindar dari banjir. Selain itu lantai dasar bangunan panggung
dapat digunakan untuk sarana bersosialisasi antar mahasiswa.
Selain itu konsep menggunakan bata expose (bata merah) pada
semua bangunan akan memunculkan identitas Karawang,
mengingat Karawang merupakan penghasil batu bata merah
terkenal dan akan menciptakan nuansa kampus yang merah
marun.

Gambar 2.12 Konsep Bangunan


(Sumber : Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang, Tahun 2015)

 Pilihan Sistem Bangunan


- Tebal bangunan selain ditentukan oleh konfigurasi ruang
dalam bangunan juga ditentukan oleh aspek pemanfaatan
prinsip hemat energi dari segi penerangan dan penghawaan.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-12
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
- Panjang bangunan menentukan jarak pencapaian ke setiap
ruang dari titik pencapaian vertikal serta ditentukan pula
oleh standard penanggulangan kebakaran.
- Selanjutnya pilihan sistem bangunan akan menentukan
bentukan masa dan ruang luar yang menentukan aspek
estetika arsitektural pengolahan tata letak bangunan.
 Teknologi Bangunan Berkelanjutan
Pilihan Teknologi Bangunan berkelanjutan merupakan tujuan
perencanaan bangunan dan ruang luar yang didefinisikan dalam
wujud pilihan bentukan massa serta pilihan bahan bangunan
yang memenuhi tujuan-tujuan hemat energi dan biaya
penerimaan yang rendah. Beberapa kategori ruang publik dalam
bangunan dapat direncanakan sedemikian rupa untuk
memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami. Demikian
pula kemungkinan menggunakan alternatif energi dengan
memanfaatkan solar panel ataupun pemanfaatan energi angin
merupakan tantangan dalam perencanaan elemen arsitektural
bangunan dan lansekap.
 Konsep Sistem Ruang Luar dan Lansekap
Konsep sistem ruang luar dan lansekap mengakomodasi konteks
lingkungan di Karawang yang relatif kering dan daya dukung
tanah, serta kehadiran sejumlah besar tegakan-tegakan yang
harus dilestarikan.
- Penataan ruang luar dan massa bangunan dapat
menciptakan 'Sense of Community' dalam interaksi antara
civitas academica dan industri
- Penataan bangunan yang mengalir di antara pepohonan
eksisting sehingga dapat mendukung upaya pelestarian dan
peningkatan kualitas ruang terbuka hijau yang telah ada
yang menjadi ciri khas dari kampus sub urban ini
- Penerapan konsep lnfrastruktur Hijau (Green
Infrastructure) melalui penerapan ruang-ruang terbuka
hijau dan ruang antar bangunan yang berkualitas tinggi,

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-13
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
berkelanjutan dan multifungsi sehingga dapat memberikan
nilai tambah bagi proses penciptaan tempat (place making)
dan bagi kehidupan sosial kampus dan lingkungan. Melalui
konsep ini diharapkan dapat menciptakan dan
mempertahankan ruang-ruang yang terdesain dengan baik
untuk dinamika aktivitas kampus (belajar, bekerja, tinggal
dan rekreasi).
- Penghematan air dilakukan dengan pemanfaatan air
limpasan hujan sebagai sumber bagi penggelontoran,
pembersihan dan penyiraman tanaman, terutama dalam
pemeliharaan ruang luar dan lansekap.

Gambar 2.13 Ilustrasi Suasana Ruang Luar


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas
Singaperbangsa Karawang, Tahun 2015)

 Konsep Sistem Bangunan Berkelanjutan


Konsep sistem bangunan berkelanjutan didefinisikan dengan
sistem bangunan yang efisien dan hemat energi serta dapat
mengakomodasi kebutuhan yang berubah dari masa ke masa.
Sistem bangunan yang demikian haruslah adaptabel dengan
perkembangan teknologi dan perubahan yang mungkin terjadi
terutama di wilayah kategori ruang yang selalu mengikuti
dinamika perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan
untuk mengakomodasikan dinamika pengetahuan yang

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-14
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
diterapkan pada laboratorium jenis tertentu diupayakan tidak
mengganggu sistem struktur utama sehingga fleksibilitas yang
dituntut dalam hal ini adalah fleksibelitas internal.

Gambar 2.14 Suasana Jalan Diantara Pepohonan Dalam


Lahan
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas
Singaperbangsa Karawang, Tahun 2015)

 Zoning
- Rencana Pola Sirkulasi
Pola Sirkulasi pada site ini adalah sumbu axis diagonal
yang mengarah pada suatu vocal point yaitu fasilitas
bersama (Gedung Rektorat) yang mempunyai pola sirkulasi
lingkar dalam dan lingkar luar. Pola sirkulasi lingkar dalam
adalah pola sirkulasi yang membatasi antara area akademik
dan area fasilitas bersama, sedangkan pola sirkulasi lingkar
luar adalah pola sirkulasi yang membatasi antara area
akademik dan area parkir atau sarana olahraga.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-15
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.15 Rencana Pola Sirkulasi
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas
Singaperbangsa Karawang, Tahun 2015)

- Pembagian Ruang Publik dan Non Publik


Site bagian depan merupakan area publik (Hijau) seperti mesjid,
gedung serbaguna dll. Site bagian tengah terbagi ke dalam 2
pola sirkulasi yaitu lingkar dalam dan lingkar luar. Dimana
Area didalam area Lingkar dalam merupakan area semi publik
(Kuning) sedangkan area di dalam area lingkar luar merupakan
area private (Merah) dan area di luar itu merupakan area semi
publik. Untuk Area yang tidak berwarna dipergunakan untuk
penghijauan dan danau buatan.

Gambar 2.16 Rencana Pola Pembagian Ruang Publik dan Non


Publik
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang, Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-16
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
2.1.3.1 Lokasi Kegiatan
Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)
berlokasi di Ruas Jalan Lingkar Tanjungpura, Desa Margasari, Kecamatan
Karawang Timur dan Desa Pasir Jengkol, Kecamatan Majalaya,
Kabupaten Karawang. Terletak diantara 6˚ 18' 4,95" sampai 6˚ 18' 22,52 "
Lintang Selatan dan 107˚ 20' 24,00" sampai 107˚ 19' 54,17" Bujur Timur.
Adapun batas – batas lokasi kegiatan:
- Sebelah Utara : Lahan kosong, sawah dan permukiman
penduduk
- Sebelah Selatan : Lahan kosong, sawah, dan permukiman
penduduk
- Sebelah Barat : Gudang Alfamart dan Jl. Lingkar
Tanjungpura
- Sebelah Timur : Permukiman Penduduk

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-17
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
 
Gambar 2.17 Peta Lokasi Kegiatan
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang, Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-18
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
2.1.3.2 Penggunaan Lahan
Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)
dibangun diatas lahan seluas 29,98 Ha yang berada di 2 (dua) lokasi desa
yaitu di Desa Pasir Jengkol, Kecamatan Majalaya (seluas 247.851 m2) dan
di Desa Margasari Kecamatan, Karawang Timur (seluas 51.949 m2).
Penggunaan Lahan 29,98 Ha terdiri dari lahan tertutup 174.052 m2
(58,056%) dan lahan terbuka 125.748 m2 (41,944%) Jenis penggunaan
lahan untuk rencana kegiatan Pembangunan Kampus Universitas
Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penggunaan Lahan


Tinggi Jumlah
No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
(meter) Lantai
A. LAHAN TERTUTUP
1 Gedung Rektorat 28 7 8.750,00 2,919
- Teras 113.00 0,038
- Hall 112.00 0,037
- Satpam dan Recepsionist 10.00 0,003
- Operator 80.00 0,027
- Biro Administrasi Keuangan 650.00 0,217
- Biro Administrasi Kemahasiswaan 750.00 0,250
- Biro Administrasi Akademis 750.00 0,250
- Ruang Tunggu 750.00 0,250
- Ruang Kerja Rektor 750.00 0,250
- Ruang Rapat Sedang 835.00 0,279
- Ruang Rapat Kecil 750.00 0,250
- Ruang Tamu Rektor 750.00 0,250
- Sekretariat Rektor 750.00 0,250
- Selkretariat Senat 850.00 0,284
- Mushola 60.00 0,020
- Toilet 40.00 0,013
- Pantry/Dapur 40.00 0,013
- Gudang 110.00 0,037
- Janitor 350.00 0,117
- R. Panel 250.00 0,083
2 Gedung Perpustakaan Bersama 12 3 5,600.00 1,868
- Teras 250.00 0,083
- Lobby dan Ruang Duduk 270.00 0,090
- Toko Buku 270.00 0,090
- Ruang Pemeriksaan 450.00 0,150
- Ruang Penitipan Barang 250.00 0,083
- Kantor 550.00 0,183
- Ruang Administrasi Peminjaman dan
Pengembalian 450.00 0.150
- Pantry 50.00 0,017
- Toilet 50.00 0,017

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-19
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Tinggi Jumlah
No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
(meter) Lantai
- Ruang Foto Copy 250.00 0,083
- Ruang Rapat 400.00 0,133
- Ruang Seminar/Pertemuan 400.00 0,133
- Ruang Koleksi Buku 350.00 0,117
- Ruang Komputer 450.00 0,150
- Mushola 110.00 0,037
- Ruang TA/Tesis/Disertasi dan Lounge 350.00 0,117
- Ruang Sortir Gudang Buku 350.00 0,117
- Ruang Panel 350.00 0,117
3 Gedung Aula Bersama 12 3 7,800.00 2,602
- Ruang Rapat Besar 1,850.00 0,617
- Ruang Rapat Sedang 1,750.00 0,584
- Ruang Rapat Kecil 1,650.00 0,550
- Ruang Audio Visual 350.00 0,117
- Toilet 50.00 0,017
- Mushola 60.00 0,020
- Gudang 160.00 0,053
- Pantry 60.00 0,020
- Janitor 450.00 0,150
- Ruang Panel 670.00 0,223
- Ruang Kontrol 750.00 0,250
4 Gedung Fakultas 12 3 14,260.00 4,757
- Teras 1,150.00 0,384
- Lobby 1,500.00 0,500
- Ruang Tamu 1,700.00 0,567
- Ruang Staff 1,500.00 0,500
- Ruang Kepala Prodi 1,600.00 0,534
- Ruang Sektretaris Prodi 1,600.00 0,534
- Ruang Rapat 1,630.00 0,544
- Ruang Dosen 1,100.00 0,367
- Perpustakaan + Loker 1,500.00 0,500
- Mushola 40.00 0,013
- Toilet 50.00 0,017
- Pantry 60.00 0,020
- Gudang 160.00 0,053
- Ruang Panel 670.00 0,223
5 Gedung Perkuliahan/Jurusan 12 3 11,850.00 3,953
- Teras 1,150.00 0,384
- Hall 1,500.00 0,500
- Ruang Kelas 2,500.00 0,834
- Mushola 50.00 0,017
- Toilet 50.00 0,017
- Gudang 160.00 0,053
- Pantry 60.00 0,020
- Ruang Panel 1,300.00 0,434
- Ruang Labkom 2,500.00 0,834
- Ruang Praktek 2,580.00 0,861
6 Gedung Kuliah Bersama 12 3 12,840.00 4,283
- Teras Terbuka 1,150.00 0,384
- Ruang Kelas 2,600.00 0,867
- Ruang Bimbingan/Persiapan 2,400.00 0,801

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-20
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Tinggi Jumlah
No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
(meter) Lantai
- Ruang Petugas dan Gudang Perabot 1,370.00 0,457
- Ruang Audio Visual 1,200.00 0,400
- Ruang Komputer 2,500.00 0,834
- Toilet 50.00 0,017
- Mushola 50.00 0,017
- Gudang 160.00 0,053
- Pantry 60.00 0,020
- Ruang Panel 1,300.00 0,434
7 Laboraotorium Bersama 12 3 2,560.00 0,854
- Lobby 110.00 0,037
- Ruang Penitipan Barang 110.00 0,037
- Lounge 150.00 0,050
- Ruang Rapat 450.00 0,150
- Ruang Peneliti/Pengajar/Asisten 350.00 0,117
- Ruang Persiapan 350.00 0,117
- Ruang Praktikum 320.00 0,107
- Ruang Kelas/Seminar 175.00 0,058
- Ruang Alat dan Bahan 200.00 0,067
- Gudang 130.00 0,043
- Ruang Petugas 95.00 0,032
- Pantry 60.00 0,020
- Mushola 60.00 0,020
8 Laboratorium Fakultas 12 3 3,450.00 1,151
- Lobby 150.00 0,050
- Ruang Peneliti/Pengajar/Asisten 765.00 0,255
- Ruang Praktikum 950.00 0,317
- Ruang Alat dan Bahan 850.00 0,284
- Ruang Gudang 625.00 0,208
- Ruang Toilet 50.00 0,017
- Pantry 60.00 0,020
9 Student Centre 12 3 2,050.00 0,684
- Lobby 150.00 0,050
- Ruang Sholat 80.00 0,027
- Ruang Wudhu 70.00 0,023
- Toilet 50.00 0,017
- Ruang Unit Kegiatan 1,700.00 0,567
10 Mesjid 8 2 8,750.00 2,919
- Ruang Tata Suara 60.00 0,020
- Ruang Imam 50.00 0,017
- Mihrab 50.00 0,017
- Tempat Wudlu 70.00 0,023
- Toilet 50.00 0,017
- Serambi 80.00 0,027
- Gedung 8,390.00 2,799
11 Gedung Serbaguna 12 3 9,800.00 3,269
- Lobby 150.00 0,050
- Aula 6,755.00 2,253
- Ruang Sound System 750.00 0,250
- Gudang Bersih 850.00 0,284
- Panggung 850.00 0,284
- Toilet 50.00 0,017

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-21
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Tinggi Jumlah
No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
(meter) Lantai
- Mushola 110.00 0,037
- Ruang Persiapan 95.00 0,032
- Ruang Kontrol 95.00 0,032
- Ruang Panel 95.00 0,032
12 Areal Komersil (3 bangunan) 12 3 8,900.00 2,969
13 Dome Gedung Olah Raga 12 1 19,245.00 6,419
- Lobby 350.00 0,117
- Ruang Penitipan Barang 110.00 0,037
- Arena Olah Raga 15,200.00 5,070
- Ruang Persiapan 3,055.00 1,019
- Loker 230.00 0,077
- Toilet + Kamar Mandi 50.00 0,017
- Kantin 250.00 0,083
14 Guest Home 12 3 10,898.00 3,635
- Lobby 450.00 0,150
- Lounge/R. Bersama 10,288.00 3,432
- Unit Hunian ( Kamar Mandi Dalam) 50.00 0,017
- Mushola 60.00 0,020
- Toilet 50.00 0,017
15 Pos Jaga 2 1 60.00 0,020
- Ruang Jaga 30.00 0,010
- Toilet 15.00 0,005
- Pantry 15.00 0,005
16 Power House 2 1 12,984.00 4,331
- Ruang Trafo dan Panel 4,300.00 1,434
- PLN 5,300.00 1,768
- Ruang Genset 3,384.00 1,129
17 TPS 10.00 0,003
18 Jalan Lingkungan 7,095.00 2,367
19 Tempat Parkir 24,000.00 8,005
20 Danau Buatan 3,150.00 1,051
Total A 174,052.00 58,056
B. LAHAN TERBUKA
1 RTH 125,748.00 41.944
Total B 125,748.00 41.944
Total (A + B) 299.800.00 100.000
Sumber : Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi UNSIKA, 2016

Tabel 2.2 Penggunaan Lahan Per Lantai


No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
1 Gedung Rektorat
Lantai 1
Teras 113,00 1,29
Hall 112,00 1,28
Satpam dan Recepsionist 10,00 0,11
Operator 80,00 0,91
Biro Administrasi Keuangan 650,00 7,43
Biro Administrasi Kemahasiswaan 750,00 8,57
Biro Administrasi Akademis 750,00 8,57

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-22
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
Ruang Tunggu 750,00 8,57
Ruang Kerja Rektor 750,00 8,57
Ruang Rapat Sedang 835,00 9,54
Ruang Rapat Kecil 750,00 8,57
Ruang Tamu Rektor 750,00 8,57
Sekretariat Rektor 750,00 8,57
Selkretariat Senat 850,00 9,71
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Total 8.750,00 100,00
Lantai 2
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Teras 4.842,00 55,34
Ruang Rapat 2.458,00 28,09
Ruang Rektor 200,00 2,29
Ruang Wakli Rektor 200,00 2,29
Ruang Administrasi 200,00 2,29
Total 8.750,00 100,00
Lantai 3
Ruang Administrasi 3.058,00 34,95
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Teras 4.842,00 55,34
Total 8.750,00 100,00
Lantai 4
Ruang Administrasi 3.058,00 34,95
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Teras 4.842,00 55,34
Total 8.750,00 100,00
Lantai 5
Ruang Administrasi 3.058,00 34,95
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-23
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
No. Nama Gedung Luas (m2) Prosentase (%)
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Teras 4.842,00 55,34
Total 8.750,00 100,00
Lantai 6
Ruang Administrasi 3.058,00 34,95
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Teras 4.842,00 55,34
Total 8.750,00 100,00
Lantai 7
Ruang Administrasi 3.058,00 34,95
Mushola 60,00 0,69
Toilet 40,00 0,46
Pantry/Dapur 40,00 0,46
Gudang 110,00 1,26
Janitor 350,00 4,00
R. Panel 250,00 2,86
Teras 4.842,00 55,34
Total 8.750,00 100,00
Sumber : Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi UNSIKA, 2016

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-24
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.18 Site Plan
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang, Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-25
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
2.1.4 Tahapan Kegiatan
2.1.4.1 Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan pada tahap Pra Konstruksi yang diperkirakan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan antara lain:
A. Survey
Survey pendahuluan merupakan pekerjaan lapangan tahap awal dimana
dihasilkan data-data awal mengenai kondisi existing. Pekerjaan yang
sudah dilakukan adalah:
1. Pengukuran lahan
2. Survey topografi terkait
3. Penyelidikan tanah
Survey ini dilakukan dengan cara melakukan sondir dan handbore yang
bertujuan untuk :
- Mengumpulkan data keadaan tanah permukaan dan bagian dalam di
lokasi tiang penopang dan tapak tiang penopang.
- Memberikan saran tentang konstruksi tiang penopang dan tiang
penopang yang sesuai dengan kondisi tanah dari hasil survey
mekanika tanah.
- Memberikan data teknik dalam penyusunan anggaran pada tahap
perencanaan.
- Metoda yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini meliputi sondir
(dutch cone penetration), pemboran tangan (hand boring) dan uji
laboratorium.
Tabel 2.3 Hasil Uji Sondir
Kedalaman Nilai Tahanan Ujung
Titik Lokasi
Uji (meter) Konus qc (kg/cm2)
S-1 7,40 BLOK I 175
S-2 8,60 BLOK II 175
S-3 9,00 BLOK III 175
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016
)
B. Perijinan
Perijinan yang sudah dimiliki oleh Kementrian Riset dan Pendidikan
Tinggi Universitas Singaperbangsa Karawang, diantaranya penetapan
lokasi.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-26
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
C. Perencanaan
Pekerjaan perencanaan teknis, diantaranya:
- Melakukan kegiatan perhitungan dan analisis terhadap
perencanaan
- Perhitungan volume dan analisis harga satuan
2.1.4.2 Tahap Konstruksi
Kegiatan pada tahap konstruksi merupakan kegiatan pembangunan fisik
yang secara umum diawali dengan penerimaan tenaga kerja, mobilisasi
alat dan material, pengurugan lahan dan operasional base camp, serta
pembangunan sarana dan prasarana. Tahap konstruksi akan dilaksanakan
sesuai dengan tahapan dari rencana kegiatan, sesuai dengan rencana
konstruksi.
A. Penerimaan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan pembangunan atau proses konstruksi akan
melibatkan pihak lain yaitu kontraktor dan sub kontraktor yang
kompeten di bidang pembangunan dari masing-masing unit dengan
pelaksanaaan pekerjaan oleh Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi
Universitas Singaperbangsa Karawang. Pelaksanaan kegiatan
konstruksi Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA) diperkirakan akan membutuhkan tenaga kerja
mencapai sebanyak ± 350 orang. Jumlah dan spesifikasi kebutuhan
tenaga kerja Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA) disajikan pada Tabel 2.4 berikut.
Tabel 2.4 Spesifikasi Tenaga Kerja Konstruksi
Daerah Tempat Tinggal Tingkat Pendidikan
No. Klasifikasi
Komuter
Pekerjaan Lokasi Jumlah SD SMP SMA D3/S1
Harian
1. Site Manager - 1 1 - - - 2
2. Engineer - 7 7 - - - 14
3. Supervisor - 6 6 - 12
Bagian - 2 2 - - 4 -
4. Logistik
5. Mandor 2 7 9 - - 18 -
6. Administrasi 1 - 1 - - 2 -
Keamanan 8 5 13 3 6 4 -
7. dan
kebersihan
8. Tukang 139 172 311 79 174 32 -

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-27
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Jumlah 150 200 350 82 180 60 28
Sumber : Analisis Konsultan, 2016
Tabel 2.5 Spesifikasi Tenaga Kerja Per Tahapan Konstruksi
No. Klasifikasi Tahun
TOTAL
Pekerjaan 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Site
1. 1 - - - - - - - - - 1
Manager
2. Engineer 1 1 1 1 1 1 1 - - - 7
3. Supervisor 1 1 1 1 1 1 - - - - 6
Bagian
4. 1 - - - - 1 - - - - 2
Logistik
5. Mandor 2 - 2 - 2 - 2 - 1 - 9
6. Administrasi 1 - - - - - - - - - 1
Keamanan
7.
dan 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 13
kebersihan
8. Tukang 32 31 31 31 31 31 31 31 31 31 311
Jumlah 41 35 37 34 36 35 35 32 33 32 350
Sumber: Analisis Konsultan, 2016

Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi akan diprioritaskan dari


warga masyarakat desa di sekitar tapak konstruksi. Dari prioritas
penerimaan tenaga kerja lokal tersebut, diharapkan 87 orang (25%)
kebutuhan tenaga kerja konstruksi dapat diisi oleh masyarakat lokal.
Dalam rangka menjamin hak-hak tenaga kerja, kontraktor dan sub
kontraktor, penerimaan tenaga kerja konstruksi dilakukan melalui
proses pebuatan Surat Perjanjian Kerja.

D. Mobilisasi Alat dan Material


1. Mobilisasi Alat
Pengadaan alat akan dilakukan oleh kontraktor pelaksana sesuai
dengan kebutuhan proyek. Peralatan utama yang digunakan dalam
konstruksi antara lain : Truck ready mix untuk suplai beton,
concretepump untuk distribusi internal, Truck Trailer sebagai alat
angkut material konstruksi berat, dan alat angkut lain. Sedangkan
peralatan besar utama di tapak proyek diperkirakan meliputi
excavator, kerekan material/passanger hoist, hingga peralatan
seperti genset sebagai sumber energi cadangan. Alat-alat tersebut
digunakan pada pekerjaan tahap konstruksi mulai dari kegiatan

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-28
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
persiapan, kegiatan pemasangan fondasi, dan bangunan atas (upper
structure). Mobilisasi alat pada tahap konstruksi disajikan pada
Tabel 2.6 berikut ini.
Tabel 2.6 Mobilisasi Alat
Jenis Kendaraan/ Jalur yang
No Jumlah Ritasi Waktu
Peralatan dilewati
1 Bulldozer 3 6
2 Excavator 3 6 (09.00–11.00
3 Truck 15 30 WIB, 13.00 –
Ruas Jalan
4 Tandem Roller 3 6 16.00 WIB dan
Lingkar
5 Diesel Genset 2 4 19.00 – 22.00
Tanjungpura
6 Truck Ready Mix 2 4 WIB)
7 Passanger Hoist 2 4
8 Concrete Pump 1 4
Sumber: Analisis Konsultan, 2016

2. Material Konstruksi
Material yang akan digunakan pada kegiatan konstruksi
didatangkan dari luar lokasi kegiatan melalui jalur darat (jalan
raya) yaitu melalui Ruas Jalan Lingkar Tanjungpura. Bahan dan
material bangunan yang dibutuhkan antara lain : pasir, batu
pecah/batu kali, bata merah/batako, semen PC, besi beton,
keramik, Kaca, Allumunium, spandek, gypsum board dan aspal
hotmix. Material konstruksi yang akan digunakan disajikan pada
Tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.7 Perkiraan Bahan Material Yang Digunakan Pada Tahap
Konstruksi
Kendaraan Sumber
No Jenis Material Volume Satuan
yang Dipakai Material
1 Pasir 253.000 M3 Tronton Luar Kawasan
2 Sirtu 115.600 M3 Tronton Luar Kawasan
3 Batu Pecah 82.300 M3 Tronton Luar Kawasan
4 Bata/Batako 325.000.000 buah Truk Luar Kawasan
5 Tanah Urug 348.104 M3 Tronton Luar Kawasan
6 Hebel 26.000 M2 Trailer Luar Kawasan
7 Semen PC 113.000 zak Mobil Mixer Luar Kawasan
8 Beton 132.500 M3 Trailer Luar Kawasan
9 Besi Beton 83.850 ton Truk Luar Kawasan
10 Keramik 130.000 M2 Truk Luar Kawasan
Allumunium
11 Composite 75.200 M2 Truk Luar Kawasan
Panel
12 GRC Panel 5.200 M2 Truk Luar Kawasan

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-29
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Kendaraan Sumber
No Jenis Material Volume Satuan
yang Dipakai Material
13 Kaca 36.000 M2 Truk Luar Kawasan
14 Allumunium 16.250 M2 Truk Luar Kawasan
15 Spandek 78.000 M2 Truk Luar Kawasan
16 Gipsum Board 130.000 M2 Truk Luar Kawasan
17 Aspal Hotmix 6.500 ton Dump Truk Luar Kawasan
18 Paving Block 216.500 M2 Truk Luar Kawasan
Sumber : Analisis Konsultan, 2016

Kegiatan mobilisasi alat dan material konstruksi dilakukan antara


pukul 09.00 – 11.00 WIB, 13.00 – 16.00 WIB dan 19.00 – 22.00
WIB dengan sebelumnya menginformasikan kepada masyarakat
setempat mengenai rencana mobilisasi alat dan bahan melalui
pemerintah setempat dan melakukan sistem pengamanan di pintu
keluar masuk kegiatan. Setelah seluruh kegiatan konstruksi selesai,
maka akan dilakukan kegiatan demobilisasi alat yang akan
dilakukan oleh kontraktor pelaksana. Transportasi alat berat dan
material dari dalam menuju keluar (demobilisasi) lokasi proyek
akan melewati ruas jalan yang sama ketika mobilisasi
(pendatangan) dilakukan, yaitu melalui Ruas Jalan Lingkar
Tanjungpura. Estimasi rencana penggunaan bahan material akan
berlangsung selama konstruksi berlangsung.

C. Pematangan Lahan dan Operasional Basecamp


Pembersihan lahan mencakup pekerjaan land clearing yang berada
dalam area yang termasuk di dalam areal tapak proyek. Luas areal yang
akan dibersihkan akan disesuaikan dengan hasil inventarisasi
kebutuhan lahan untuk proyek dan kondisi eksisting rencana lahan
tersebut. Serta pekerjaan pengurugan, volume tanah urugan yang
dibutuhkan sebesar 348.104 m3 dan direncanakan diambil dari
Kabupaten Karawang. Pekerjaan ini merupakan tahap awal
pelaksanaan konstruksi. Pekerjaan tanah meliputi penimbunan untuk
pembentukan level elevasi lahan setinggi 1 meter dari Jl. Tanjungpura.
Untuk mendapatkan kondisi lahan yang sesuai dengan kriteria
perencanaan, di beberapa tempat diperlukan timbunan.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-30
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Kegiatan yang akan dilakukan di base camp dan kantor meliputi
kegiatan sehari-hari para pekerja dan staf kantor, disamping itu juga
dipergunakan untuk kegiatan perbengkelan kendaraan atau peralatan
berat. Kegiatan operasi base camp/kantor erat kaitannya dengan proses
sosial, kesehatan masyarakat, sanitasi dan nilai estetika lingkungan,
penurunan kualitas air, adat istiadat/pola kebiasaan dan keresahan
masyarakat.Untuk menunjang kegiatan di Base Camp bagi 350 orang
pekerja, maka diperlukan penyediaan air bersih, sarana-prasarana
persampahan/TPS dan sarana air limbah/MCK.

D. Pembangunan Sarana dan Prasarana


Pembangunan sarana dan prasarana diantaranya meliputi pekerjaan
pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan kolom, pekerjaan atap, dan
pekerjaan arsitektur serta pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
1. Pekerjaan Pondasi
Langkah awal yang dilakukan pada pekerjaan pondasi yaitu
dilakukan galian yang kemudian di pasangkan pondasi dengan tipe
beton bertulang K-225.
2. Pekerjaan Kolom
Sistem perletakan kolom (jarak antar kolom) mengikuti pola denah
sirkulasi. Dengan penyesuaian kepada jarak bentang balok yang
efektif serta kebutuhan penggunaan ruang di dalamnya, konstruksi
yang digunakan untuk pekerjaan kolom yaitu beton bertulang K-
200, baja, kayu klas kuat II.
3. Pekerjaan Arsitektur
Bagian pekerjaan arsitektur diantaranya : atap dan penutupnya,
pekerjaan pintu dan jendela kaca, dan pekerjaan dinding partisi dan
penyelesaiannya, dll.
 Pekerjaan atap dan penutupnya : Struktur atap merupakan
gabungan antara atap datar dari pelat, sama dengan struktur
lantai, dengan atap miring dari rangka baja dan penutup
atapnya. Beton atap dilapisi bahan kedap air dan anti karat

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-31
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
 Pekerjaan pintu dan jendela : Pintu dan jendela dari rangka
aluminium/kayu dengan kaca tebal 10 cm terpasang lengkap
termasuk alat pengunci dan penggantung.
 Pekerjaan dinding partisi : Dinding geser (shear wall) dari
beton bertulang merupakan elemen pengaku keseluruhan
struktur, diletakkan di kedua ujung bangunan yang fungsi lantai
dasarnya fleksibel terbuka tanpa dinding pemisah (soft storey)
dan Dinding non struktural atau dinding pengisi terbuat dari
pasangan batu bata berfungsi memisahkan ruang-ruang dengan
fungsi berbeda.
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Sistem kelengkapan bangunan adalah sistem utilitas gedung yang
meliputi rancangan:
 Perpipaan (Plumbing)
- Pembuangan air kotor/bilasan dan kotoran dikelompokkan
pada plumbing shaft, yang terletak di Kamar Mandi dan
WC, atau yang berada di tiap lantai. Kemudian disalurkan
ke Sewage Treatment Plant (STP).
‐ Air hujan dari atap dan lantai teras/selasar yang terkena
hujan, disalurkan melalui pipa tegak air hujan di kolom-
kolom bangunan. Selanjutnya disatukan jaringannya
dengan saluran pembuangan air hujan keliling bangunan
dan saluran drainase site, menuju ke danau buatan yang
overflow nya mengalir ke Sungai Cilamaran.
 Pengadaan Air Bersih
Sumber utama dari air tanah dan PDAM, dipompa lalu dialirkan
ke ground water tank. Kemudian dipompa ke roof tank, dan
selanjutnya didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan
melalui pipa tegak air bersih, juga di dalam plumbing shaft. Air
dari fire tank dialirkan ke fire hose disetiap lantai, sementara
untuk hydrant pillar disekeliling bangunan mendapat pasokan
air langsung dari sistem pompa di ruang pompa.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-32
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
 Pencegahan Terhadap Kebakaran
Dilakukan secara manual, yaitu dengan Manual Call Box, Fire
Hose, dan Fire Extinguisher. Ketiga peralatan ini terdapat
disetiap lantai pada titik-titik yang mempunyai jarak sama
terhadap seluruh bagian bangunan. Di dekat tangga darurat
hanya ditempatkan Fire Extinguisher, sedangkan Hydrant Pillar
disekeliling bangunan pada setiap jarak 40M.
 Sumber Listrik
Sebagai sumber utama suplai listrik dari PLN, tetapi instalasi
listrik bangunan dirancang siap dengan kemungkinan
penyambungan ke Diesel Generating-set sebagai sumber
pengganti/cadangan serta menggunakan solar panel dalam
keadaan darurat.Bangunan dilengkapi instalasi listrik dengan
daya yang memadai untuk menunjang seluruh peralatan listrik
yang digunakan, minimum 5 VA untuk setiap m2 luas lantai
bangunan. Instalasi memenuhi ketentuan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
 Sistem Komunikasi
Tidak disiapkan instalasi telepon secara in-bouw,
penyambungan telepon diserahkan kepada pengelola gedung
sesuai kebutuhan.
 Keamanan
- Fire detection system, dengan menggunakan smoke
detector, alarm bell serta sign lamp manual pada Hydrant
Box / Fire Hose Cabinet (FHC) bersama-sama Hose Reel
disetiap lantai.
- Penangkal petir konvensional sistem Sangkar Faraday,
menggunakan kabel tembaga yang disalurkan disetiap
kolom dari titik-titik tiang spit di atap bangunan menuju ke
kabel pentanahan.

5. Pekerjaan Saluran Drainase


Saluran drainase akan ditempatkan pada samping kanan-kiri jalan

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-33
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
lingkungan, air hujan akan dialirkan melalui saluran drainase
dengan kemiringan 2 % yang berada di lokasi kegiatan dengan
bentuk trapesium dimana dimensi lebar penampang 1,30 m,
kedalaman 1,20 m, selanjutnya mengalir ke danau buatan yang
luasnya sebesar 3.150 m2 dengan kedalaman 3 meter yang berada
di lokasi kegiatan dan overflownya akan mengalir ke Sungai
Cilamaran. Konstruksi drainase yang digunakan diantaranya
menggunakan material pasir urug = 5 cm, pasangan batu kali
adukan 1 : 3 serta flester + aci.

Gambar 2.19 Rencana Drainase


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA , Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-34
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.20 Rencana Aliran Drainase
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA , Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-35
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
6. Pekerjaan Jalan Lingkungan
 Sirkulasi Transportasi
Berdasarkan pelayanannya, terdapat 3 tingkatan jenis sirkulasi
kendaraan di dalam lahan kampus yaitu (1) Jalur sirkulasi utama
kampus (dengan 12 meter), Jalur sirkulasi sekunder (ROW 10
meter dan ROW 6 meter).

Terdapat 4 gerbang masuk di area kampus yaitu 1 gerbang


masuk utama (primer) dan 3 gerbang masuk samping
(sekunder). Area masuk utama kendaraan bermotor adalah dari
gerbang utama kampus yang terletak di sisi Barat lahan
(Jl.Tanjung Pura).Sementara itu kendaraan yang berasal dari
samping pemukiman warga masuk melalui gerbang samping
kampus.
 Sirkulasi Tram
Jalur Sirkulasi Tram hanya mengelilingi sepanjang jalan lingkar
luar saja dengan pertimbangan area dalam lingkar luar adalah
area bebas kendaraan.
- Jaringan Jalan Primer I (ROW 12 m)
Dari gerbang utama sirkulasi kendaraan dialirkan melalui
jalur jalan primer kawasan kampus dengan ROW 12 meter
searah diagonal sumbu axis, jalan lingkungan ROW 12
meter ini dengan total panjang jalan 638,00 meter
menggunakan material timbunan pilihan = 60 cm, lapis
permukaan beton K-45 = 30 cm, dan agregat kelas A = 15
cm diantaranya dilengkapi dengan trotar dengan lebar 3
meter menggunakan konstruksi paving block, serta
dilengkapi dengan saluran drainase dengan lebar 1,30
meter.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-36
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.21 Penampang Jalan Primer I (ROW 12 meter)
(Sumber : Perencanaan Master Plan Kampus Universitas
SingaperbangsaKarawang,Tahun 2015)

‐ Jaringan Jalan Sekunder II (ROW 10m)


Cabang dari jalur jalan primer, memiliki ROW 10 meter
dengan panjang jalan 358,00 meter. Jaringan jalan sekunder
ini melayani alur jalan lingkar dalam dan lingkar luar.

Gambar 2.22 Penampang Jalan Primer II (ROW 10


meter)
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA , Tahun 2015)

‐ Jaringan Jalan (ROW 6 m)


Jaringan jalan ini memiliki ROW 6 meter dengan total
panjang jalan 186,50 meter dan hanya bertempat di area
depan site pada pembagian jalan yang memutar.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-37
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.23 Penampang Jalan Primer III (ROW 6 Meter)
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA , Tahun 2015)

7. Pekerjaan Penerangan Jalan


Lampu jalan dibangun di samping kiri dan kanan jalan dengan
konstruksi rip plate, base plate, dan lampu,Lampu PJU ini
menggunakan lampu Mercury bertekanan tinggi dengan ketetntuan
tinggi tiang 8 m maka menggunakan lampu 150W SON atau 250W
MBF/U. Sumber energi yang akan digunakan untuk lampu jalan
pada saat operasional menggunakan solar cell.

Untuk Kampus Unsika Karawang menggunakan 2 jenis tiang yaitu


tiang lengan tunggal dan lengan ganda dengan masing-masing
tiang memiliki tinggi 8m. Maka didapatkan daya untuk PJU
sebagai berikut:
Tabel 2.8 Dimensi PJU
Tiang Tiang
Tinggi Lampu
No Lengan Lengan Watt VA kVA
Tiang (Watt)
Tunggal Ganda
1 8 meter 216 108 250 81.000 101.250 101,25
Sumber : Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015

Gambar 2.24 Penerangan Jalan Umum (JPU)


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA, Tahun 2015

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-38
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.25 Penerangan Jalan Umum (JPU) Kampus UNSIKA
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus UNSIKA , Tahun 2015)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-39
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
8. Rencana Area Parkir
Pada Site ini direncanakan 8 blok motor dan mobil yang dapat
mewadahi area akademik, fasilitas bersama dan fasilitas umum.
Didalam lingkar luar atau di area akademik pun terdapat beberapa
spot untuk penempatan pool-pool sepeda. Konstruksi tanah lahan
parker direncanakan akan menggunakan paving block dan grass
block sehingga lahan tersebut sifatnya tidak seluruhnya lahan
kedap air.
 Luas Area Parkir : 2.729 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 75 mobil, 88 motor
Mewadahi area :
‐ Gedung serbaguna
‐ Area Komersil
 Luas Area Parkir : 2.992 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 101 mobil
Mewadahi area :
‐ Gedung serbaguna
‐ Area Komersil
 Luas Area Parkir : 421 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 14 mobil
Mewadahi area :
‐ Area Komersil
 Luas Area Parkir : 640 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 20 mobil, 20 motor
Mewadahi area :
‐ Area Komersil
 Luas Area Parkir : 4.140 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 93 mobil, 234 motor
Mewadahi area :
‐ Perkuliahan
‐ Fasilitas Bersama
 Luas Area Parkir : 3.410 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 93 mobil, 99 motor

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-40
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Mewadahi area :
‐ Perkuliahan
‐ Fasilitas Bersama
‐ Dome Gedung Olahraga
 Luas Area Parkir : 6.856 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 193 mobil, 162 motor
Mewadahi area :
‐ Perkuliahan
‐ Fasilitas Bersama
 Luas Area Parkir : 2.902 m2
Estimasi Jumlah Kendaraan : 79 mobil, 62 motor
Mewadahi area :
‐ Perkuliahan
‐ Fasilitas Bersama
‐ Guest House

9. Ruang Terbuka Hijau


Jenis tanaman yang akan ditanam sebaiknya tidak hanya
mempunyai satu manfaat melainkan ada manfaat lain yaitu dari
aspek ekologis, aspek estetika, aspek keselamatan dan aspek
kenyamanan. Bagian dari tanaman yang menjadi pertimbangan
pemanfaatanya adalah dari organ (batang, daun, buah, bunga dan
perakaranya serta sifat perkembangannya. Sebagai contoh, dari
tajuk, bunga dan daun dapat menimbulkan kesan keindahan
(estetika), dari beberapa bunga yang mengeluarkan aroma segar
dan warna yang menarik, batang dan daun dapat bermanfaat
sebagai peneduh, pembatas, penghalang angin, penghalang silau
dari lampu kendaraan dan cahaya matahari. Di samping itu juga
manfaat penanaman pohon di jalan adalah sebagai ciri atau maskot
suatu daerah yaitu tanaman lokal atau tanaman eksotik yang khas
dan hanya dapat tumbuh dan berkembang khusus pada daerah
tertentu atau hanya ada di Indonesia. Adapun fungsi dari tanaman
adalah

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-41
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
- Mengurangi pencemar udara (CO2), atau sebagai rosot karbon.
Secara umum jenis tanaman yang berhijau daun (chlorophyl)
dalam proses fotosintesisnya dengan bantuan cahaya matahari
akan menggunakan karbon dioksida (CO2) dari udara atau
lingkungan sekitarnya diubah antara lain menghasilkan Oksigen
(O2). Gas CO2 sebagai salah satu gas rumah kaca yang dapat
menimbulkan pemanasan global akan direduksi oleh tanaman.
Semua jenis tanaman yang berklorofil memanfaatkan CO2
untuk proses biokimia yang dibantu cahaya matahari dapat
menghasilkan O2 yang dibutuhkan untuk kehidupan mahluk
hidup di bumi.
- Penyerap Kebisingan. Beberapa jenis tanaman dapat meredam
suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun,
cabang, dan ranting. Jenis tanaman (pohon, perdu/semak) yang
paling efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai
tajuk yang tebal dan bermassa daun padat. Jenis-jenis tanaman
tersebut diperlukan pada tempat-tempat yang berada di pinggir
jalan yang membutuhkan ketenangan dan kenyamanan.
- Penghalang Silau. Cahaya lampu kendaraan dari arah yang
berlawanan saat malam hari seringkali mengganggu pandangan
atau silau bagi pengemudi lainya yang berlawanan arah. Salah
satu cara penanganannya dengan cara menanam tanaman di tepi
jalan dan median jalan. Sebaiknya dipilih pohon atau perdu
yang bermassa daun padat, ditanam rapat pada ketinggian 1,5
m.
- Pembatas Pandang. Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai
penghalang pandangan terhadap hal-hal yang tidak
menyenangkan untuk ditampilkan atau dilihat, seperti timbunan
sampah, tempat pembuangan sampah, dan galian tanah. Jenis
tanaman tinggi dan perdu/semak yang bermassa daun padat
dapat ditanam berbaris atau membentuk massa dengan jarak
tanam rapat.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-42
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
- Memperindah Lingkungan. Lansekap yang indah/cantik dan
jalan yang teduh ditanami pohon dan tanaman lain di sepanjang
jalan akan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif,
membuat santai dan ketenangan dari ketegangan bagi
pengendara.
- Habitat Satwa. Tepi jalan akan menyediakan tempat bagi
tanaman yang harus ditanam kembali. Hal ini membantu
mengembalikan kesimbangan sistem ekologi. Spesies yang
diadopsi pada kondisi lahan yang khusus dan mempunyai nilai
keilmuan dan pengobatan harus dilindungi. Salah satu satwa liar
yang dapat dikembangkan di perkotaan adalah burung.
Beberapa jenis burung sangat membutuhkan tanaman sebagai
tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan
bertelur. Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta
tempat berlindung kehidupannya. Hingga secara tidak langsung
tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.

Berdasarkan pertimbangan di atas, kegiatan rencana penghijauan


yang disarankan adalah dengan menanam tanaman kategori pohon
sebanyak 12 jenis, dengan jumlah individu sebanyak 82 pohon
yang akan ditanam di RTH dan jalur hijau sebagai tanaman
peneduh jalan. Bibit pohon berketinggian sekitar 2,5 meter, dengan
rata-rata diameter batang (DBH) 5 cm. Adapun jarak tanam antar
pohon yang disarankan adalah tidak lebih dari 6 meter.

RTH sangat potensial untuk dijadikan cadangan karbon yang


menjadi penyebab polusi kota. Karbon di udara akan menjadi
pencemar dan membahayakan kesehatan. Sebaliknya karbon dalam
tubuh tumbuhan dalam bentuk karbohidrat dan senyawa
turunannya akan menjadi sumber energi yang sangat bermanfaat.
Gas karbondioksida di udara jika diubah menjadi karbohidrat
berarti mengubah bahan berbahaya menjadi bahan yang
bermanfaat. Biomassa yang terdapat dalam bentuk pokok kayu,

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-43
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
dahan, daun, akar dan serasah merupakan tempat penyimpanan
karbon dan disebut rosot karbon (carbon sink).

Berikut ini disajikan perkiraan rosot karbon pada saat penanaman.


Penanaman pohon di ruang terbuka hijau (RTH) dan jalur hijau
dengan jumlah individu sebanyak 8200 individu pohon dengan
total jenis sebanyak 12 jenis diperoleh total biomassa 21,27 kg
dengan kandungan rosot karbon sebesar 7456,07 kg.

Untuk perhitungan lebih lanjut mengenai perhitungan rosot karbon


pada perencanaan penghijauan yang akan dilakukan dapat dilihat
pada Tabel 2.9 di bawah ini.
Tabel 2.9 Jenis Tanaman Yang Direncanakan
Rosot
Total Rosot
Rata- Rata- Biomassa Karbon
Rincian Berat Biomassa Karbon
Nama rata rata (Kg) per (KgC)
No Jumlah Jenis per (KgC)
Pohon/Tanaman DBH Tinggi individu per
Individu/Jenis (gr/cm3)* spesies per
(Cm) (M) ** individu
(Kg) spesies
***
Trembesi
1 500 5 2.5 0.49 1.56 0.78 779.41 389.70
(Samanea Saman)
Flamboyant merah
2 1000 5 2.5 0.58 1.84 0.92 1840.75 920.37
(Delonix regia)
Ketapang kencana
3 (Terminalia 1000 5 2.5 0.57 1.81 0.91 1810.18 905.09
mantaly)
Damar (Agathis
4 800 5 2.5 0.38 1.21 0.60 967.10 483.55
alba)
Kiara payung
5 (Fellicium 800 5 2.5 0.96 3.05 1.53 2443.20 1221.60
decipiens)
Tanjung
6 800 5 2.5 0.85 2.70 1.35 2160.91 1080.45
(Mimusops elengi)
Bintaro (Cerbera
7 800 5 2.5 0.38 1.21 0.60 967.10 483.55
manghas)
Biola cantik (Ficus
8 500 5 2.5 0.41 1.31 0.65 654.63 327.32
lyrata)
Beringin (Ficus
9 500 5 2.5 0.46 1.46 0.73 730.83 365.42
benjamina)
Kasia kuning
10 500 5 2.5 0.80 2.54 1.27 1269.64 634.82
(Cassia fistula)
Mangga
11 500 5 2.5 0.51 1.62 0.81 811.22 405.61
(Mangifera indica)
Kersen (Muntingia
12 500 5 2.5 0.30 0.95 0.48 477.19 238.59
calabora)
8200 21.27 10.63 14912.15 7456.07
Sumber : Masterplan UNSIKA, 2016

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-44
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
10. Penggunaan Air Tahap Konstruksi
Dalam kegiatan konstruksi diperlukan kebutuhan air baik untuk
kegiatan para pekerja maupun untuk kegiatan konstruksi itu
sendiri. Pasokan air untuk para pekerja berasal dari sumur air
tanah. Berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas
PU, 1996 kebutuhan air untuk pekerja sebesar 50 l/orang/hari.
perhitungan kebutuhan air saat konstruksi lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.10 berikut:

Tabel 2.10 Kebutuhan Air Pada Tahap Konstruksi


Kebutuhan
Jenis Penggunaan Jumlah Total Kebutuhan
No. Jumlah Air
Air (Jiwa) Air (m3/hari)
(l/orang/hari)
1. Pekerja Konstruksi - 350 50 17,50
2. Campuran Konstruksi - - - 10,00
27 Unit
3. Mencuci ban - 100 2,70
Kendaraan
Kebutuhan lain
4. (penyiraman dan - - - 5,00
lainnya)
Total 35,20
Sumber : Perhitungan Konsultan, 2016

PekerjaKonstruksi Mobile Laterine Pihak Ke-3


2,50 m³/hari 17,50 m³/hari

CampuranKonstr
uksi
Air Tanah 3,50 m³/hari
35,20 m³/hari

Mencuci Ban Meresapketanah,


10,00 m³/hari menguap,
menjadicampura
nkonstruksidll

KebutuhanLainny
a (penyiraman)
15,00 m³/hari

Keterangan :
Aliran Air Bersih
Aliran Air Kotor

Gambar 2.26 Neraca Air Tahap Konstruksi


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-45
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
 Air limbah Tahap Konstruksi
Air limbah domestik (dari kakus pekerja) diperhitungkan
sebesar 80% x 17,50 m3/hari = 14,00 m3/hari. Untuk kegiatan
ini akan disediakan MCK temporer (mobile latrine), dimana
lumpur tinjanya bisa disedot secara berkala oleh pihak ketiga
lainnya (Jasa Penyedot Lumpur Tinja). Sehingga apabila
pekerjaan konstruksi selesai MCK temporer tersebut dapat
dibongkar/dipindahkan ke tempat penyediaan jasa MCK
temporer tersebut.

2.1.4.3 Tahap Operasional


A. Penerimaan Tenaga Kerja
Pada tahap operasional Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA), tenaga kerja yang direkrut diperkirakan berjumlah 140
orang dan diprioritaskan berasal dari tenaga kerja lokal atau tenaga
kerja di sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki.

Tabel 2.11 Penerimaan Tenaga Kerja Tahap Operasional


Daerah Tempat Tinggal Tingkatan Pendidikan
Klasifikasi
No. Komuter
Pekerjaan Lokal Jumlah SD SMP SMA D3/S1
Harian
1 Dosen 5 15 20 20
2 Karyawan 15 26 41 - - 13 28
3 Staf TU 10 16 26 - - 7 19
4 Kebersihan 10 15 25 5 20 - -
5 Keamanan 8 8 16 5 14 - -
6 Petugas Parkir 6 6 12 12 13 - -
Jumlah 54 86 140 22 34 17 67
Sumber : Analisis Konsultan, 2016

B. Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Kegiatan operasional Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA) adalah menjalankan seluruh sarana/prasarana yang telah
dibangun, antara lain meliputi : operasional kampus dimana terdapat
proses belajar mengajar, operasional kantor, operasional genset,
pompa-pompa, kelistrikan, mekanikal dan elektrikal dan lain-lain.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-46
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Sedangkan pemeliharaannya, antara lain meliputi : pemeliharaan
bangunan dan lainnya, kebersihan kampus dan lingkungan (berkenaan
dengan sampah), pemeliharaan taman dan penghijauan lainnya,
pemeliharaan genset, peralatan plambing, dan pemeliharaan prasarana
lainnya.
 Sirkulasi di dalam Kampus
Sirkulasi pada tapak terdiri dari : 1) Sirkulasi pejalan kaki; 2)
Sirkulasi pengguna sepeda ; 3) sirkulasi tram; dan sirkulasi
kendaraan bermotor. Pencapaian antar klaster bangunan
diutamakan dengan menggunakan sepeda dan tram.
- Area Masuk/Entrance
Terdapat 4 gerbang masuk di area kampus yaitu 1 gerbang
masuk utama (primer) dan 3 gerbang masuk samping
(sekunder). Area masuk utama kendaraan bermotor adalah dari
gerbang utama kampus yang terletak di sisi Barat lahan
(Jl.Tanjung Pura). Sementara itu kendaraan yang berasal dari
samping pemukiman warga masuk melalui gerbang samping
kampus. Perhatian khusus diberikan khusus pada area penerima
setelah karyawan atau mahasiswa memasuki gerbang utama
kampus. Pada area penerima ini civitas akademika dan
karyawan atau mahasiswa kampus tersebut disambut dengan
gate yang dapat mencerminkan Kabupaten Karawang dan
Propinsi Jawa Barat seperti ornamen golok (Kabupaten
Karawang) dan rentetan tiang-tiang berbentuk Kujang (Provinsi
Jawa Barat) dan setelah memasuki gerbang maka karyawan atau
mahasiswa akan dihadapkan dengan visualisasi bangunan
mesjid dengan plasa yang di buat sedemikian rupa dengan
kombinasi antara kolam air dan penghijauan agar karyawan atau
mahasiswa kampus dapat merasa nyaman di area ini. Di bagian
depan juga terdapat gedung serbaguna yang proporsinya dibuat
sama dengan mesjid karena ke dua bangunan ini yang saling
berhadapan seolah-olah menjadi seperti pilar masuk.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-47
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.27 Suasana Area Penerima Kampus
(Sumber : Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang, Tahun 2015)

 Sirkulasi Pedestrian
Konsep utama sirkulasi pedestrian pada kampus yaitu grid. Konsep
pedestrian grid diterapkan pada pedestrian yang menghubungkan
antar bangunan. Jalur Pedestrian dapat menghubungkan dari
bangunan ke bangunan lain sehingga antar bangunan bisa saling
berkesinambungan. Karakter pedestrian yang dihadirkan pada
kampus ini adalah penciptaan area jalur pejalan kaki yang aman,
nyaman dan menyenangkan.Sebagian konsep pedestrian adalah
selasar agar pejalan kaki merasa dinaungi dan merasa nyaman.
Seluruh area terbuka antara bangunan di dalam kampus dirancang
sedemikian rupa sehingga mendukung keamanan dan kenyamanan
dari rute pedestrian. Konsep ini diterjemahkan dengan sistem
sirkulasi ring road sehingga tercipta sejumlah ruang bebas
kendaraan bermotor di dalamnya. Bangunan-bangunan di dalam
setiap klaster terdapat di dalam ruang ini. Melalui konsep ini,
pejalan kaki akan nyaman berkegiatan dan menjangkau satu
bangunan dengan bangunan lainnya tanpa perlu khawatir
terganggu oleh sirkulasi kendaraan bermotor.

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-48
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
Gambar 2.28 Suasana Pedestrian Antar Bangunan
(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang, Tahun2015)
C. Kebutuhan Air Bersih Tahap Operasional
Kebutuhan air menggunakan standar dari Kriteria Perencanaan Ditjen
Cipta Karya Dinas PU, 1996 yaitu untuk karyawan 10 liter/orang/hari.
Sumber kebutuhan air bersih untuk kegiatan operasional bersumber
dari air tanahsebesar 70 % dan PDAM sebesar 30 %. Kebutuhan air
untuk kegiatan operasional sebesar 93,58 m3/hari. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.12 berikut.
Tabel 2.12 Kebutuhan Air Bersih Tahap Operasional
Kebutuhan
Total
Jumlah Air
No. Jenis Kegiatan Kebutuhan
(Orang) (l/orang/hari
Air (m3/hari)
)
1 Gedung Rektorat 250 10 2.50
2 Gedung Perpustakaan Bersama 350 10 3.50
3 Gedung Aula Bersama 1000 10 10.00
4 Gedung Fakultas 1,500 10 15.00
5 Gedung Perkuliahan/Jurusan 1,000 10 10.00
6 Gedung Kuliah Bersama 1,250 10 12.50
7 Laboratorium bersama 650 50 6.50
8 Laboratorium Fakultas 650 50 6.50
9 Student Centre 400 50 4.00
10 Mesjid - 3000 3.00
11 Gedung Serbaguna 1000 30 10.00
12 Areal Komersil 500 50 5.00
13 Dome Gedung Olah Raga 400 50 4.00
14 Guest Home 100 120 1.00
15 Pos Jaga 8 50 0.08
Total 93.58
Sumber : Perhitungan Konsultan, 2016 (Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996)

KERANGKA ACUAN RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUS


II-49
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
BAB II PELINGKUPAN
 

GedungRektorat
2,50 m³/hari

GedungPerpustakaan
3,50 m³/hari

Aula Bersama
10,00 m³/hari

GedungFakultas
15,00 m³/hari

GedungPerkuliahan
10,00 m³/hari

 
GedungKuliahBersam
a
12 50 m³/ha i

Student Centre Menguap, Mandi,


4,00 m³/hari Masak,
Air Tanah dan PDAM dankebutuhanlainnya
93,58 m³/hari 16 12 ³/h i
Mesjid
3,00 m³/hari
STP
76,16 m³/hari
GedungSerbaguna
10,00 m³/hari

Area Komersil
5,00 m³/hari

Grasstr Sungai
ap
Cilamaran
GedungOlahraga
4,00 m³/hari

Guset house
1,00 m³/hari

Pos Jaga
0,08 m³/hari

LaboratoriumBersama
6,50 m³/hari
IPAL
11,70
LaboratoriumFakultas m³/hari
6,50 m³/hari

Air Dari Danau Hydrant


200 m³

Keterangan : Aliran air bersih


Aliran air kotor

Gambar 2.29 Neraca Penggunaan Air


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 50


 
BAB II PELINGKUPAN
 

D. Penanganan Air Limbah


Jumlah air limbah domestik sebesar 64,86 m3/hari cara penanganannya
menggunakan Sewage Treatment Plant (STP), Pada STPjenis ini
limbah yang masuk akan di saring menggunakan :
 Screen box untuk memisahkan partikel besar dan partikel kecil,
 Kemudian selanjutnya dialirkan ke separation tank, pada bak ini
berfungsi untuk memisahkan air limbah dan limbah padat.
 Selanjutnya dialirkan ke bak aerasi, pada bak ini ditambahkan
udara/oksigen dalam air dengan membawa air dan udara kedalam
kontak yang dengan dengan cara menyemprotkan air ke udara atau
dengan memberikan gelembung-gelembung halus udara, agar
proses oksidasi biologi oleh mikroba akan dapat berjalan baik.

Setelah melalu beberapa proses pengolahan air limbah selanjutnya air


limbah dialirkan ke sungai Cilamaran yang berada di tengah lokasi
kegiatan.

 
 

Sungai
Cilamaran
Air Limbah Screen Box Separation Aerasi
Domestik Tank
64, 86
3
/h i

Lumpur (Disedot secara


berkala setiap 1 tahun
sekali oleh Jasa Penyedot
Lumpur)

Keterangan : AliranAir Limbah


Lumpur

Gambar 2.30 Bagan Alir Pengolahan Air Limbah


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 51


 
BAB II PELINGKUPAN
 

IPAL Laboratorium yang digunakan diantaranya melalui proses


biologis dan kimiawi dari air yang dipakai di laboratorium sehingga
memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain.

Gambar 2.31 Pengolahan Air Limbah Laboratorium


(Sumber: Perencanaan Master Plan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang, Tahun2015)

E. Timbulan sampah
Timbulan sampah berasal dari karyawan, mahasiswa, dan sapuan
halaman diperkirakan sebesar 76,16 m3/hari. Cara penanganan sampah
dari sumbernya dipilah terlebih dahulu antara sampah organik dan
anorganik serta disediakan bin/tong sampah terpisah, sampah organik
direncanakan akan dibuatkan kompos dan sampah non organik yang
bernilai ekonomis akan di jual, sampah yang tidak bernilai ekonomis
kemudian dikumpulkan di TPS yang berada di lokasi kegiatan,
selanjutnya diangkut ke TPA bekerja sama dengan Dinas Cipta Karya
Kabupaten Karawang. Untuk limbah B3 seperti bekas lampu TL, accu
dan oli bekas ditampung di tempat penyimpanan sementara limbah B3
kemudian diangkut oleh pihak ke 3 yang berizin.

Tabel 2.13 Perkiraan Besaran Timbulan Sampah


Jumlah Timbulan Sampah Timbulan Sampah
No. Jenis Kegiatan
(Orang) (L/org/hari) (m3/hari)
1. Gedung Rektorat 250 0.15 0.04
2. Gedung Perpustakaan Bersama 350 0.15 0.05
3. Gedung Aula Bersama 1,000 0.15 0.15
4. Gedung Fakultas 1,500 0.15 0.23

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 52


 
BAB II PELINGKUPAN
 
Jumlah Timbulan Sampah Timbulan Sampah
No. Jenis Kegiatan
(Orang) (L/org/hari) (m3/hari)
5. Gedung Perkuliahan/Jurusan 1,000 0.15 0.15
6. Gedung Kuliah Bersama 1,250 0.15 0.19
7. Laboratorium bersama 650 0.15 0.10
8. Laboratorium Fakultas 650 0.15 0.10
9. Student Centre 400 0.15 0.06
10. Mesjid 1,000 0.15 0.15
11. Gedung Serbaguna 1,000 0.15 0.15
12. Areal Komersil 500 0.15 0.08
13. Dome Gedung Olah Raga 400 0.15 0.06
14. Guest Home 100 3.39 0.02
15. Pos Jaga 8 0.15 0.00
17. Sapuan Halaman - - 5.00
Total 6.42
Sumber : Perhitungan Konsultan, 2016 dan berdasarkan “Pengolahan Persampahan” (Enri Damanhuri, 2004)

Diangkut
Oleh Truk
Sampah Non Sampah Dimanfaatkan
Organik Kembali
1,92 m³/hari OlehPihak
Ke-3

Sumber Pemilahan Pengomposan


Sampah Sampah (Dijadikan
6,42 m³/hari Pupuk)

Sampah
Organik
4,49 m³/hari

Pengomposan
(didalam Lubang
Resapan Biopori)

Gambar 2.32 Bagan Alir Pengolahan Limbah Padat


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

F. Sistem Tanggap Darurat


Standar yang diacu di antaranya: SNI-03-1745-2000 tentang Pipa
Tegak dan Slang, SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik,
Peraturan Daerah Setempat, Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Dalam Wilayah Setempat, Departemen Pekerjaan Umum, Skep
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 53
 
BAB II PELINGKUPAN
 

Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan


Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.

2.1.5 Jadwal Kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas


Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)
Rencana pelaksanaan konstruksi Pembangunan Kampus Universitas
Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) diperkirakan akan bertahap dimana
tahun pertama dilakukan pekerjaan pengurugan, pembuatan jalan lingkungan,
pembuatan gedung kuliah bersama, dan area fasilitas umum lainnya, hal ini
karena jenis bangunan yang akan dikonstruksi cukup beragam. Jadwal rencana
pelaksanaan kegiatan pembangunan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
2.14.

Tabel 2.14 Jadwal Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang


(UNSIKA)
Rencana Kegiatan (Tahun Ke-)
No. Jenis Kegiatan
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
A. Konstruksi
1. Pengurugan Lahan √
2. Pemadatan Lahan √
Pembangunan
3. √
Gedung
a. Gedung Rektorat
b. Gedung
Perpustakaan
Bersama
c. Gedung Aula
Bersama
d. Gedung Fakultas √ √ √ √
e. Gedung
Perkuliahan/Jurus √ √ √ √ √
an
f. Gedung Kuliah

Bersama
g. Laboratorium
Bersama
h. Laboratorium
Fakultas
i. Student Centre
j. Mesjid
k. Gedung
Serbaguna
l. Area Komersil (3

bangunan)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 54


 
BAB II PELINGKUPAN
 
Rencana Kegiatan (Tahun Ke-)
No. Jenis Kegiatan
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
m. Dome Gedung
Olah Raga
n. Guest House
o. Pos Jaga √ √ √ √ √
p. Power House √
4. Jalan Kampus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Areal Parkir √ √ √ √ √
B. Operasional
1. Bangunan Gedung
a. Gedung Rektorat
b. Gedung
Perpustakaan
Bersama
c. Gedung Aula
Bersama
d. Gedung Fakultas √ √ √ √ √ √ √ √ √
e. Gedung √ √ √ √ √ √ √ √ √
Fakultas/Jurusan
f. Gedung Kuliah √ √ √ √ √
Bersama
g. Laboratorium
Bersama
h. Laboratorium
Fakultas
i. Student Centre √
j. Mesjid √
k. Gedung
Serbaguna
l. Areal Komersil (3 √
Bangunan)
m. Dome Gedung
Olahraga
n. Guest House
o. Pos Jaga √
p. Power House √
2. Jalan Kampus
3. Areal Parkir √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sumber : Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi UNSIKA, 2016

2.1.6 Alternatif yang Dikaji dalam AMDAL


Kajian AMDAL merupakan bagian dari studi kelayakan aspek lingkungan
hidup, Alternatif-alternatif yang dikaji dalam Amdal dapat merupakan
alternatif-alternatif yang telah direncanakan sejak semula atau yang dihasilkan
selama proses kajian Amdal berlangsung. Berdasarkan hasil penyusunan Site
Plan serta Konsep Desain kawasan ini yang dibuat pada tahun 2015, tidak ada
alternatif-alternatif pilihan untuk rencana Rencana Kegiatan Pembangunan
UNSIKA. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam kajian ANDAL ini hanya

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 55


 
BAB II PELINGKUPAN
 

satu yang dikaji, yaitu rencana kegiatan yang berada di wilayah Desa Pasir
Jengkot, Kecamatan Majalaya dan Desa Margasar, Kecamatan Karawang
Timur, Kabupaten Karawang.

2.2 LINGKUP RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


Kegiatan Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)i
ni merupakan kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan hidup dan akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan terhadap
komponen lingkungan. Komponen lingkungan yang akan ditelaah ini dibagi menjadi
3 (tiga) komponen utama, yaitu komponen Fisik-kimia, komponen biologi, komponen
sosekbud dan kesehatan masyarakat.

2.2.1 Komponen Fisik-Kimia


2.2.1.1 Iklim
A. Curah Hujan
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Jatisari curah hujan tertinggi di wilayah Kabupaten Karawang
terjadi pada tahun 2014 di bulan Januari sebesar 601 mm. lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.15 berikut.

Tabel 2.15 Curah Hujan (Tahun 2008-2015)


Tahun
Bulan Satuan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari mm 267 262 467 138 305 271 601 263
Februari mm 347 372 256 99 162 286 416 335
Maret mm 288 234 244 99 179 147 87 76
April mm 168 145 217 154 117 259 197 68
Mei mm 28 62 91 265 19 75 48 66
Juni mm 60 41 0 24 44 44 148 0
Juli mm 0 0 33 17 0 109 66 0
Agustus mm 2 0 10 0 0 0 0 0
September mm 15 0 293 0 15 0 0 0
Oktober mm 141 10,5 545 35 0 75 16 0
November mm 110 63 242 271 166 95 57 31
Desember mm 201 175 138 259 346 319 183 129
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 56


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.33 Curah Hujan Rata-rata 7 Tahun Terakhir (Tahun 2008 – 2015)
(Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016)

B. Hari Hujan
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Jatisari hari hujan tertinggi di wilayah Kabupaten Karawang
terjadi pada tahun 2008 di bulan Februari selama 21 hari. lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.16 berikut.

Tabel 2.16 Hari Hujan Rata-rata 7 Tahun Terakhir (Tahun 2008-2015)


Tahun
Bulan Satuan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Januari hari 13 11 16 11 13 9 14 20
Februari hari 21 18 9 12 9 15 14 12
Maret hari 16 7 12 9 11 11 4 6
April hari 14 8 8 15 4 15 10 6
Mei hari 4 4 5 12 3 7 6 4
Juni hari 5 2 - 2 3 7 7 0
Juli hari - - 3 2 - 8 5 0
Agustus hari 2 - 1 - - - - 0
September hari 1 - 10 - 1 - - 0
Oktober hari 5 1 15 4 - 3 2 0
November hari 4 8 13 11 12 9 7 3
Desember hari 14 10 12 15 16 17 12 8
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 57


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.34 Hari Hujan Rata-rata 7 Tahun Terakhir (Tahun 2008 – 2015)
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016)

C. Arah Angin dan Kecepatan Angin


Kecepatan angin rata-rata bulanan berkisar antara 1,9 – 3,8 knot
dengan arah angin dominan berupa angin tenggara dan barat laut.
Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan dengan kecepatan angin
terbesar. Pada musim penghujan arah angin dominan berasal dari Barat
Laut. Pada musim kemarau arah angin dominan berasal dari Tenggara.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.17 berikut.

Tabel 2.17 Kecepatan Angin


Tahun
Bulan Satuan
2009 2010 2011 2012 2013
Januari knot 3,5 3,4 3,5 3,8 2,7
Februari knot 3,5 3,5 3,5 3,5 2,3
Maret knot 3,4 3,4 4 - 2,1
April knot 3,4 3,2 3,5 - 2,0
Mei knot 3,4 3,2 3 3,0 1,9
Juni knot 3,5 3,1 3 3,0 1,9
Juli knot 3,5 3,3 3 2,0 1,9
Agustus knot 3,5 3,2 3,5 3,0 2,3
September knot 3,5 3,2 3,5 2,2 2,7
Oktober knot 3,7 3,6 3 2,0 2,8
November knot 3,6 3,7 4 2,3 2,6
Desember knot 3,5 3,8 3,46 2,5 3,7
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 58


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.35 Windrose


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

D. Kualitas Udara dan Kebisingan


Pengambilan sampel kualitas udara dan kebisingan sebanyak 3 titik
pada lokasi :
 Udara dan kebisingan di tengah-tengah lokasi kegiatan, untuk
mengetahui kualitas udara dan kebisingan sebelum ada kegiatan
(1 titik pada koordinat 6°18'17.9" S - 107°20'02.2" E).
 Udara dan kebisingan di sekitar jalan/akses masuk lokasi, untuk
mengetahui kualitas udara dan kebisingan sebelum ada kegiatan
(1 titik pada koordinat koordinat 6°18'18.1" S - 107°19'52.9"
E).
 Udara dan kebisingan di sekitar permukiman, untuk mengetahui
kualitas udara dan kebisingan sebelum ada kegiatan (1 titik
pada koordinat koordinat 6°18'15. 6" S - 107°26'09.1" E).

Berdasarkan hasil analisis kualitas udara semua parameter masih


dibawah baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, Kep
50/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan, berdasarkan hasil
pengukuran kebisingan hasilnya telah melebihi baku mutu berdasarkan
Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, dapat
dilihat pada Tabel 2.18.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 59


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.18 Hasil Analisis Kualitas Udara dan Kebisingan


Hasil Pengujian
No Baku mutu Metoda Acuan
Parameter Satuan Tengah Lokasi Jalan & Permukiman Akses Masuk
I PENCEMAR UDARA
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 900 32,56 < 17,15 < 17,15 SNI 19-7119.7 -2005
2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 30.000 < 1.145 < 1.145 < 1.145 Direct Reading
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 400 < 10 11,93 12,12 SNI 19-7119.2 -2005
4 Oksidan (O3) µg/Nm3 235 < 15,61 < 15,61 < 15,61 SNI 19-7119.8 -2005
5 Debu (TSP) µg/Nm3 230 62,40 69,90 110,40 SNI 19-7119.3 -2005
6 Timbal (Pb ) µg/Nm3 2 0,06 0,04 0,07 SNI 19-7119.4 -2005
II KEBAUAN
1. Amoniak (NH3) ppm 2 <0,025 < 0,025 0,025 SNI 19-7119.1 -2005
2. Hidrogen Sulfida (H2S) ppm 0,02 <0,001 < 0,001 0,001 JIS K-108
III KEBISINGAN
1. Kebisingan dBA 55 51,80 52,57 60,00ˆ Kep-48/MENLH/11/1996
Sumber: Hasil Analisis Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan (LPKL) Tirtawening Kota Bandung, 2016

Keterangan :
I & II : Sampling Dilakukan Selama 1 Jam
III : Sampling dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit
Huruf bercetak tebal menunjukkan parameter yang tidak terakreditasi

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 60


 
BAB II PELINGKUPAN
 

2.2.1.2 Fisiografi
A. Topografi dan Kemiringan Lereng
Geomorfologi daerah Karawang dan sekitarnya dapat dibedakan ke
dalam dua satuan yaitu dataran rendah dan perbukitan landai berelif
rendah. Satuan dataran rendah menempati bagian utara, yang tersusun
oleh batuan endapan sungai dan endapan dataran banjir, dengan
kemiringan lereng 0 – 2 % dan ketinggian lahan maksimum hingga
25m dpl. Satuan perbukitan landai berelif rendah terdapat di bagian
selatan dengan kemiringan lereng 2 – 8 %, ketinggian lahan berkisar
antara 25 hingga 75m dpl.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 61


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.36 Peta Topografi Kabupaten Karawang


(Sumber: Bappeda, 2011)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 62


 
BAB II PELINGKUPAN
 

B. Geologi
Jenis batuan yang tersingkap di wilayah studi terdiri dari kelompok
batuan sedimen berumur miosen tengah yang disebut kelompok batuan
formasi jatiluhur terutama terdiri dari batu pasir kuarsa, batu pasir
lanauan, batu lanau pasiran dan batu gamping. Batu pasir kuarsa
umumnya berwarna abu-abu keputihan berbutir halus sampai kasar,
pemilihan sedang, kompak, keras tapi rapuh. Kelulusan air rendah
hingga sedang dan penggalian mudah hingga agak sukar dengan
peralatan sederhana. Tanah penutup berupa pasir lepungan, berwarna
kuning kecoklatan dan gembur dengan kelulusan air rendah.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Karawang, Jawa (Achdan dan


Sudana, 1992), batuan penyusun di wilayah studi, berurutan dari batuan
yang berumur lebih muda ke yang lebih tua, terdiri dari:
- Endapan Sungai Muda (Qa), tersusun oleh pasir, lumpur, kerikil
dan kerakal, menempati daerah sepanjang alur sungai terutama
Sungai Citarum.
- Endapan Dataran Banjir (Qaf), tersusun oleh pasir lempungan,
lempung pasiran, lempung humusan/gambutan, terdapat luas
memanjang di bagian utara – tenggara.
- Satuan Batupasir Tufan dan Konglomeratan (Qav), tersusun oleh
batupasir tufan, konglomerat, tuf dan breksi, terdapat luas di
bagian timur laut.
Berdasarkan peta geologi lembar Karawang, lokasi kegiatan berada
pada Endapan Dataran Banjir (Qaf), yang tersusun oleh pasir
lempungan, lempung pasiran, lempung humusan/gambutan, terdapat
luas memanjang di bagian utara – tenggara. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada peta geologi.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 63


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.37 Peta Geologi Kota Kerawang


(Sumber: Bappeda, 2011)
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 64
 
BAB II PELINGKUPAN
 

C. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah utara, seperti Batujaya, Telagasari, Rawamerta,
Cilamaya, Jatisari, Karawang dan di sepanjang sungai Citarum
diantaranya :
 Aluvial merupakan tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir
halus yang mengalami erosi tanah. Banyak terdapat di dataran
rendah, di sekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah,
maupun di kanan kiri aliran sungai besar. Tanah ini banyak
mengandung pasir dan liat, tidak banyak mengandung unsur-unsur
zat hara. Ciri-cirinya berwarna kelabu dengan struktur yang sedikit
lepas-lepas dan peka terhadap erosi.
- Gleihumus terdapat pada topografi datar dengan banyak
cekungan. Tanah ini terbentuk pada iklim basah sampai dengan
iklim musim yang mempunyai curah hujan lebih dari 1.500
mm/tahun. Tanah ini jenuh dengan kandungan air serta
produktivitasnya rendah. Pada umumnya, tanah glei humus
digunakan untuk persawahan pasang surut, persawahan rawa, dan
sebagian besar merupakan hutan rawa.
- Grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk
kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga
tidak ada aktivitas organik didalamnya.Hal inilah yang menjadikan
tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik lainnya. Sifat kapur
itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah
sehingga kadar kapur yang tinggi dapat menjadi racun bagi
tumbuhan.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 65


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.38 Peta Jenis Tanah Kabupaten Kerawang


(Sumber: Bappeda, 2011)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 66


 
BAB II PELINGKUPAN
 

2.2.1.3 Hidrologi
A. Air Permukaan
Keberadaan Sungai Cilamaran berada di tengah-tengah lokasi kegiatan,
Sungai CIlamarantermasuk batasan antara Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari dengan lebar 5 meter dan kedalaman 2 meter. Kecepatan air
pada Sungai Cilamaran sebesar 6,97 m/s dengan debit sebesar 69,7
m3/detik. Sungai Cilamaran ini mengalir ke wilayah utara lokasi
kegiatan, hilir Sungai Cilamaran ini mengalir ke Sungai Citarum
dengan jarak dari lokasi kegiatan sejauh 5,37 Km. Berdasarkan hasil
analisis laboratorium, hasil analisis kualitas air permukaan terdapat
parameter yang telah melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air diantaranya BOD, COD, Nitrat dan
Fecal coliform, hal ini disebabkan adanya aktifitas domestik penduduk
disekitar hulu sungai serta adanya pemakaian pupuk organik yang
menyebabkan parameter nitrat telah melebihi baku mutu. lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.19 berikut.

Tabel 2.19 Hasil Analisis Kualitas Air Permukaan


Baku Hasil Analisa
No Parameter Satuan
Mutu 1 2
FISIKA
o
1. Suhu C Deviasi 5 30,0 30,1
2. Residu terlarut (TDS) mg/L 2000 320,00 315,00
3. Residu tersuspensi (TSS) mg/L 400 63,00 29,00
KIMIA
1. Derajat Keasaman (pH) - 5-9 7,38 7,44
2. BOD mg/L 12 101.33^ 63,27^
3. COD mg/L 100 232,2144^ 142,4996^
4. Oksigen Terlarut (DO) mg/L >0 3,10 3,70
5. Total Fospat Sebagai P mg/L 5 0,7501 0,5715
6. Nitrat (NO3 -, N) mg/L 20 61,1300^ 26,9950^
7. Arsen (As) mg/L 1 < 0,05797 < 0,05797
8. Kobal (Co) mg/L 0,2 0,05000 0,04500
9. Boron (B) mg/L 1 0,07200 0,08870
10. Selenium (Se) mg/L 0,05 < 0,01797 < 0,01797
11. Kadmium (Cd) mg/L 0,01 < 0,00618 < 0,00618
12. Krom Heksavalen (Cr-VI) mg/L 1 0,0243 0,0188
13. Tembaga (Cu) mg/L 0,2 < 0,00527 < 0,00527
14. Timbal (Pb) mg/L 1 < 0,02495 < 0,02495
15. Raksa (Hg) mg/L 0,005 < 0,01320 < 0,01320
16. Seng (Zn) mg/L 2 < 0,03560 < 0,01852

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 67


 
BAB II PELINGKUPAN
 

No Parameter Satuan Baku Hasil Analisa


MIKROBIOLOGI
1. Fecal Coliform jml/100 mL 2.000 2.900^ 1.100
2. Coliform jml/100 mL 10.000 4.400 2.400
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, 2016

B. Air Tanah
Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Karawang, (Sungkawa dan
Pasaribu, 1984), wilayah studi termasuk kedalam Luah sumur antara 5
sampai 25 l/detik (akuifer dengan aliran melalui ruang antara butir,
setempat melaluirekahan dengan keterusan 120 sampai 260 m²/hari,
umumnyaberupa akuifer konglomerat dan batupasir dengan kedalaman
sumur 60 - 200 m, kapasitas jenis 0,5 sampai 1,5 det/m, pada daerah
inisumur pada umumnya mengalir dengan sendiri). Untuk mengetahui
rona awal kualitas air tanah diambil 1 titik sampel pada sumur
penduduk di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hasil analisis kualitas
air tanah semua parameter masih dibawah baku mutu berdasarkan
Permenkes No.492/Men-Kes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.20.

Tabel 2.20 Hasil Analisis Kualitas Air Tanah

No Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Analisis


FISIKA
1 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau
2 Padatan Terlarut Total (TDS) mg/L 500 120,00
3 Kekeruhan NTU 5 0,64
o
4 Suhu C Suhu udara + 3 25,6
5 Warna PtCo 15 <5
KIMIA
1 Besi (Fe)* mg/L 0,3 < 0,08832
2 Kesadahan mg/L 500 32,00
3 Klorida (Cl-) mg/L 250 61,49
4 Mangan (Mn)* mg/L 0,4 0,01390
5 Nitrat (NO3-N) mg/L 50 0,6152
6 Nitrit (NO2-N) mg/L 3 0,0026
7 Derajat Keasaman (pH) - 6,5 – 8,5 7,86
8 Sulfat (SO42-) mg/L 250 4,2069
9 Nilai Pemanganat (KMnO4) mg/L 10 1,89
10 Aluminium (Al)* mg/L 0,2 < 0,01090
MIKROBIOLOGI
1 Total Coliform jml/100 mL 50 9
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 68


 
BAB II PELINGKUPAN
 

C. Air larian (run off)


Air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan terbagi habis menjadi
meresap ke dalam tanah (infiltrasi), melimpas di permukaan (run off)
dan sebagian kembali ke atmosfir dalam bentuk penguapan
(evaporasi/evapotranspirasi). Proses tersebut dikenal dengan neraca air
(water balance) yang dapat diturunkan dalam bentuk persamaan:
P = ET + R + I
Dimana:
P = curah hujan tahunan (mm)
ET= evapotranspirasi tahunan (mm)
R = run off tahunan (mm)
I = infiltrasi tahunan (mm)

Dari keempat komponen neraca air di atas, besarnya curah hujan dapat
diketahui dari data sekunder yang diperoleh dari stasiun penakar curah
hujan terdekat yaitu Stasiun Metereologi dan Geofisika Jatisari.
Evaporasi dihitung menggunakan persamaan empiris dengan
pendekatan klimatologi untuk setiap penggunaan lahan yang berbeda.
Sedangkan dua komponen neraca air lainnya yaitu run off dan infiltrasi
dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis dan atau pengukuran
lapangan.

Besarnya curah hujan daerah studi dari catatan stasiun penakar curah
hujan terdekat yaitu Stasiun Metereologi dan Geofisika Jatisari untuk
perioda 2008 sampai 2014 dengan curah hujan rata-rata tahunan yaitu
1.675 mm. Bulan-bulan basah terjadi pada November hingga Maret
dengan curah hujan bulanan rata-rata di atas 200 mm. Bulan-bulan
kering terjadi antara April hingga Oktober dengan curahan hujan
bulanan rata-rata kurang dari 100 mm. Banyaknya hari hujan rata-rata
dalam setahun adalah 88 hari yang berarti satu kali hujan terjadi setiap
4,1 hari. Dengan demikian besarnya curah hujan rata-rata per hari
adalah 4,59 mm. Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi
dan evapotranspirasi. Evaporasi adalah penguapan air secara langsung
baik dari air yang menempel pada permukaan tanah, tumbuhan ataupun
dari badan air (kolam, situ, danau). Sedangkan evapotraspirasi adalah

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 69


 
BAB II PELINGKUPAN
 

penguapan air melalui media tumbuhan dari air yang berasal dari dalam
tanah yang terhisap melalui akar-akar tumbuhan hingga terjadi
menguap-pengeringatan oleh penyinaran mata hari. Besarnya
evapotranspirasi sangat bergantung pada kondisi klimatologi (antara
lain curah hujan, suhu udara, penyinaran mata hari, kecepatan angin
dan kelembaban), serta jenis penggunaan lahan di lokasi pengukuran.
Besarnya evapotranspirasi dihitung menggunakan persamaan Turc
(1952) yang menyederhanakan fungsi klimatologi menjadi curah hujan
tahunan dan suhu tahunan yang dilakukan pada daerah aliran sungai
bervegatasi hutan. Persamaan Turc adalah sebagai berikut:

P
ET tahun  0,5
 P 
2
0,9    
  ft  

Keterangan:
ET = evapotraspirasi tahunan hutan
P = jumlah curah hujan tahunan
ft = fungsi suhu = 300 + 25t + 0,5t³, dengan t adalah suhu rata-
rata tahunan dalam derajat celcius.

Seperti disinggung di atas bahwa curah hujan rata-rata tahunan daerah


studi adalah 1675 mm, jumlah hari hujan rata-rata setahun 88 hari,
sedangkan suhu udara rata-rata tahunan adalah 270 C. Besarnya
evapotranspirasi pada lahan bukan hutan dapat dihitung dengan cara
pendekatan Engler (dalam Seyhan, 1977), yaitu bahwa besarnya
perbandingan evapotranspirasi hutan : belukar : rumput adalah 1 : 43 :
22. Penggunaan lahan eksisting daerah studi berupa lahan terbuka
dengan beberapa vegetasi yang berupa tumbuhan peneduh yang
terdapat di kiri-kanan bahu jalan raya sehingga besarnya
evapotranspirasi dengan kelebatan hutan kota diasumsikan sekitar 5%.
Dengan cara mensubstitusikan kedalam persamaan Turc di atas maka
nilai evaporasi tahunan di sekitar tapak studi adalah 117,25 mm/tahun
atau 7% dari curah hujan tahunan. Sedangkan evaporasi jika diambil 1
mm/hari hujan (Seyhan, 1977) maka besarnya penguapan langsung
adalah 150,75 mm/tahun atau 9% dari curah hujan tahunan. Jenis

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 70


 
BAB II PELINGKUPAN
 

tanah yang menyusun tapak proyek berupa lanau lempungan yang


relatip padat. Secara empirik, nilai koefisien pada jenis tanah tersebut
adalah 0,60. Dengan diketahuinya kedua komponen yaitu koefisien
penguapan (evaporasi/evapotraspirasi) dan koefisien limpasan
permukaan (run off), maka koefisin resapan (Ci) adalah = 100% - (16%
+ 60%) = 24%. Didasarkan hasil analisis tersebut dapat ditafsirkan
besarnya komponen neraca air permukaan terutama volume run off dan
infiltrasi pada lahan kondisi eksisting dapat dihitung, yaitu:
Volume run off (Vr) = Cr x CH x A, {(dimana, Vr = volume run off
(m3); Cr = koefisien run off; CH = curah hujan (m)} = 0,60 x 1,67 m x
300.000 m2 = 300.600 m3/tahun atau 3.415,9 m3/hari hujan, dan
Volume resapan (Vi) = Ci x CH x A, {(dimana, Vi = volume
resapan/infiltrasi (m3/thn); Ci = koefisien resapan; CH = curah hujan
(m/thn)} = 0,24 x 1,67m x 300.000 m2 = 120.240 m3/tahun atau
1.366,3 m3/hari hujan.

2.2.1.4 Ruang Tanah dan Transportasi


A. Ruang
Berdasarkan Peta Pemanfaatan Ruang Peraturan Daerah Kabupaten
Karawang Nomor 2 Tahun 2013, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Karawang Tahun 2011-2031, disebutkan bahwa,
Kecamatan Karawang Timur termasuk dalam wilayah yang menjadi
Kawasan Pemukiman Perkantoran (Pasal 43 ayat (3) huruf a).
Berdasarkan Peta Pemanfaatan Ruang Peraturan Daerah Kabupaten
Karawang Nomor 2 Tahun 2013, bahwa lahan tersebut diarahkan
kepada sektor pertanian, adapun jenis kegiatannya meliputi (Sumber :
Keterangan Rencana Ruang BAPPEDA Kabuaten Karawang, 2015) :
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi:
 Kegiatan yang diizinkan jika dapat memenuhi persyaratan
tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku (seperti
menyediakan sendiri pengelolaan dampak) sehingga tidak
mengganggu fungsi serta menurunkan kualitas lingkungan,
yaitu:

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 71


 
BAB II PELINGKUPAN
 

‐ Industri kecil dan industri rumah tangga


‐ Usaha eceran skala kecil seperti warung atau minimarket
‐ Perdagangan dan jasa skala lingkungan
‐ Fasilitas pendidikan sampai dengan pendidikan tingkat
menengah
‐ Kantor pemerintahan dan swasta
‐ Fasilitas pengolahan limbah dan sampah seperti IPAL
komunal dan TPS
‐ Peternakan unggas skala kecil
 Kegiatan yang diizinkan jika melalui pengalihan hak sesuai
hukum pertanahan, dengan persyaratan tidak menurunkan
kualitas lingkungan dan mempunyai nilai ekonomi hampir sama
antara lain:
‐ Pertanian lahan basah
‐ Lapangan golf
‐ Pemakaman komersial
 Jika sudah terdapat kegiatan selain yang diizinkan di kawasan
perumahan, maka:
‐ Pengembangan kegiatan harus memenuhi persyaratan jika
termasuk kegiatan yang diizinkan dengan syarat
‐ Pengembangan kegiatan dilarang jika termasuk kegiatan
yang sebenarnya dilarang
‐ Harus disediakan fasilitas pengolah dampak tambahan jika
berpotensi menimbulkan dampak bagi penghuni perumahan
2. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:
 Industri non industri kecil
 Pertanian tanaman pangan
 Pertambangan
 Perdagangan dan jasa skala lebih besar dari skala lingkungan
 Rumah Pemotongan Hewan
 Peternakan ayam dan sapi skala besar
 Rumah sakit
 Kegiatan lainnya yang berpotensi menimbulkan pencemaran

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 72


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Berdasarkan Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012


Nomor 2, Rencana Kegiatan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA) di Desa Margasari, Kecamatan Karawang Timur
dan Desa Pasir Jengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.
Diizinkan membangun dengan intensitas sedang hingga tinggi dengan
memperhatikan batas ketinggian dan arsitektur kawasan dan harus
sediakan ruang terbuka yang cukup sebagai ruang aktivitas publik
(taman) sekaligus ruang terbuka hijau agar tercipta kenyamanan bagi
suatu kegiatan.

B. Tanah
Berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang tentang
pertimbangan teknis pertanahan bahwa penggunaan tanah saat ini
seluas 175.327 Ha diantaranya merupakan tegalan, pematangan tanah,
kebun campuran, saluran, jalan setapak, bangunan, dan permukiman.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.21 berikut.

Tabel 2.21 Kondisi Tanah Eksisting


No Keterangan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Petanian Padi Sawah 91.825 52,37
2 Pekarangan dan Bangunan 23.767 13,56
3 Tegal/Kebun 3.203 0,25
4 Ladang/Huma 432 0,15
Penggembalaan Padang
5 270 0,19
Rumput
6 Lahan Tidak Diusahakan 333 0.19
7 Hutan Rakyat 10.854 6,19
8 Rawa 197 0,11
9 Tambak 10.854 6,19
10 Kolam/Empang 597 0,34
11 Hutan Negara 14.137 8,06
12 Perkebunan 4.051 2,31
13 Kawasan Industri 7.440 4,24
14 Lain-lain 7367 4,20
Total 175327 100
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Tahun 2008

C. Transportasi
Ibukota Kabupaten Karawang berada di jalur utama Pantai Utara Jawa
Barat. Kota Karawang dilalui oleh Jalur Pantai Utara (Pantura). Jalur
Pantai Utara merupakan jalan negara yang menghubungkan DKI

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 73


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Jakarta dengan wilayah Cirebon, Brebes, Semarang dan Jawa Timur.


Pada jalur lalu lintas Pantura di kawasan Kota Karawang terdapat dua
persimpangan jalur yang menghubungkan wilayah Kota Karawang
dengan wilayah utara dan selatan. Persimpangan jalur tersebut adalah
Persimpangan Tanjung Pura dan Persimpangan Johar. Di Kota
Karawang pun terdapat jalur kereta api lintas utara dan terdapat stasiun
kereta api yang bernama Stasiun Karawang. Stasiun ini melayani
penumpang ekonomi dengan tujuan DKI Jakarta, Cirebon, Bandung,
Banjar hingga wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lokasi Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang


(UNISKA) berada di jalan Lingkar Tanjungpura. jalan Lingkar
Tanjungpura termasuk jaringan jalan provinsi, dan jalan Lingkar
Tanjungpura merupakan jalan alternatif Tanjungpura – Warungbambu
dengan kondisi jalan beton dengan 2 lajur, lebar jalan 7 meter, bahu
jalan 1 meter (kanan dan kiri jalan) dan terdapat median jalan 1 meter.

Jalan Lingkar Tanjungpura merupakan akses utama Kampus


Universitas Singaperbangsa Karawang (UNISKA) dengan klasifikasi
jalan 2 jalur 4 lajur berpembatas median (4/2D). Jalan Lingkar
Tanjungpura ini merupakan ruas jalan yang menghubungkan Jalan
Surotokunto, Jalan Raya Tanjungpura Baru dan Jalan Pangkal
Perjuangan. Untuk menuju Jalan Lingkar Tanjungpura, selain melalui
Jalan Surotokunto, Jalan Raya Tanjungpura Baru dan Jalan Pangkal
Perjuangan dapat pula melalui Jalan Syeh Quro.

Lokasi penghitungan volume lalu-lintas dilakukan di sekitar lokasi


Jalan Lingkar Tanjungpura, dengan ruas jalan yang secara langsung
terkena pengaruh rute pergerakan kendaraan yang merupakan akses
masuk dan keluar lokasi kegiatan. Penghitungan volume lalu-lintas
dilakukan pada hari libur dan hari kerja dengan tiga periode waktu
yaitu: pagi jam 06.00-08.00, siang jam 12.00-14.00 dan sore jam 16.00-
18.00. Penghitungan volume lalu-lintas pada periode waktu tersebut di
atas dilakukan guna mengetahui kondisi volume jam puncak dimana
aktivitas kegiatan diperkirakan akan terjadi pada periode waktu
tersebut di atas. Untuk kondisi tersebut dipengaruhi juga oleh hari
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 74
 
BAB II PELINGKUPAN
 

pengamatan. Hasil dari pengamatan lalu lintas dapat dilihat pada di


bawah ini:

Tabel 2.22 Arus Lalu Lintas Hari Minggu Jam 06.00-08.00 WIB
Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan Nilai SMP
Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 40,0 8,0 16,0 3,2
2. Sepeda motor 0,2 1.338,0 267,6 1.851,0 370,2
3. Mobil sedang 1,0 462,0 462,0 481,0 481,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 162,0 210,6 228,0 296,4
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 948,2 1.150,8
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016

Tabel 2.23 Arus Lalu Lintas Hari Minggu Jam 12.00-14.00 WIB
Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan Nilai SMP
Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 10,0 2,0 7,0 1,4
2. Sepeda motor 0,2 1.498,0 299,6 1.543,0 308,6
3. Mobil sedang 1,0 586,0 586,0 621,0 621,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 196,0 254,8 200,0 260,0
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.142,4 1.191,0
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016

Tabel 2.24 Arus Lalu Lintas Hari Minggu Jam 16.00-18.00 WIB
Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan Nilai SMP
Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 8,0 1,6 3,0 0,6
2. Sepeda motor 0,2 2.304,0 460,8 1.828,0 365,6
3. Mobil sedang 1,0 647,0 647,0 669,0 669,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 179,0 232,7 188,0 244,4
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.342,1 1.279,6
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016
Tabel 2.25 Arus Lalu Lintas Hari Senin 06.00-08.00 WIB
Arah
Arah Klari
Nilai Tanjungpura
No. Keterangan
SMP SMP SMP
Jml. Jml.
/jam. /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 16,0 3,2 11,0 2,2
2. Sepeda motor 0,2 3.560,0 712,0 5.284,0 1.056,8
3. Mobil sedang 1,0 515,0 515,0 515,0 515,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 196,0 254,8 307,0 399,1
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.485,0 1.973,1
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 75


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.26 Arus Lalu Lintas Hari Senin 12.00-14.00


Nilai Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan
SMP Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 7,0 1,4 4,0 0,8
2. Sepeda motor 0,2 1.230,0 246,0 1.083,0 216,6
3. Mobil sedang 1,0 454,0 454,0 443,0 443,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 427,0 555,1 422,0 548,6
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.256,5 1.209,0
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016

Tabel 2.27 Arus Lalu Lintas Hari Senin 16.00-18.00


Arah
Arah Klari
Nilai Tanjungpura
No. Keterangan
SMP SMP SMP
Jml. Jml.
/jam. /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 12,0 2,4 3,0 0,6
2. Sepeda motor 0,2 2.978,0 595,6 2.375,0 475,0
3. Mobil sedang 1,0 499,0 499,0 405,0 405,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 337,0 438,1 360,0 468,0
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.535,1 1.348,6
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016

Kapasitas Jalan Tanjungpura


 Kondisi jalan :
‐ Tipe jalan : 4 lajur 2 arah
‐ Lebar jalan : 14 m
‐ Lebar median :1
‐ Lebar bahu :1m
‐ Kondisi permukaan jalan : Beton
‐ Data jumlah penduduk : > 2 juta orang
 Kapasitas ruas jalan :
Tabel 2.28 Kapasitas Ruas Jalan Tanjungpura
Angka
No. Parameter Kondisi
Koreksi
1. Kapasitas dasar (Co) 4/2 D 2.900,00
2. Faktor koreksi lebar jalan (FCw) 14 m 1,29
Faktor koreksi gangguan samping
3. Sedang 0,86
(FCsf)
4. Faktor koreksi pembagian arah (FCsp) Jalan dua arah 1,00
> 2 juta
5. Faktor koreksi ukuran kota (FCcs) 0,86
penduduk
Kapasitas actual 2.766
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2015

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 76


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.29 Tingkat Pelayanan Lalu Lintas Jalan Tanjungpura


Volume Kecepatan
No Kapasitas V/C Tingkat
Hari Lalu Rata-Rata
. Jalan Rasio Pelayanan
Lintas (km/jam)
1. Minggu 1.142 2.766 60 0,41 B
2. Senin 1.973 2.766 60 0,71 C
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016

Keterangan : Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lalu Lintas

B yang artinya:
‐ Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan sekurang-kurangnya 70
(tujuh puluh) kilometer per jam
‐ Kepadatan lalu lintas sangat rendah hambatan internal lalu lintas belum mempengaruhi
kecepatan
‐ Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan
yang digunakan
C yang artinya:
‐ Arus stabil tetapu pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang
lebih tinggi dengan kecepatan sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) kilometer per jam
‐ Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat
‐ Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau
mendahului

Gambar 2.39 Kondisi Jalan Lingkar Tanjungpura Karawang


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 77


 
BAB II PELINGKUPAN
 

2.2.2 Komponen Biologi


A. Flora
Berdasarkan pengamatan di lapangan lokasi rencana kegiatan didominasi
oleh tanaman padi (Oryza sativa). serta ditemui seperti pohon pisang (Musa
paradisiaca), dan sebagainya.

Gambar 2.40 Kondisi Flora di Sekitar Lokasi Kegiatan


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

B. Fauna
Pada lokasi rencana kegiatan, tidak ditemukan fauna yang termasuk
kategori langka maupun dilindungi oleh Undang-undang. Fauna yang
ditemukan merupakan jenis fauna umum yang ditemukan di sekitar
permukiman penduduk, mengingat kondisi ruang terbuka hijau di lokasi
rencana kegiatan terletak di dekat kota. Beberapa fauna yang ditemukan
meliputi kelompok Aves / Burung seperti : Burung Gereja Eurasia(Passer
montanus) dan Kapinis Rumah (Apus affinis). Jenis Insecta/Serangga
ditemukan di lokasi rencana kegiatan seperti : Capung (Chrocotermis sp.)
dan Kupu-kupu (Papilio sp.). Selengkapnya jenis-jenis fauna yang
ditemukan di lokasi kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.30 berikut:

Tabel 2.30 Jenis – Jenis Fauna di Lokasi dan Sekitar Lokasi Kegiatan
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Kupu-kupu Papilio sp.
2. Kucing Felis catus
3. Anjing Canis familiaris
4. Capung Chrocotermis sp.
5. Kapinis Rumah Apus affinis
6. Gereja Eurasia Passer montanus
7. Ayam Galus galus
8. Burung Aves
9. Belalang Caelifera
Sumber : Pengamatan Lapangan, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 78


 
BAB II PELINGKUPAN
 

2.2.3 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


A. Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karawang
dalam angka tahun 2015 jumlah penduduk di Kecamatan Majalaya
sebanyak 47.031 orang. Dan Kecamatan Karawang Timur tahun 2015
jumlah penduduknya sebanyak 126.078 orang.

Tabel 2.31 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan


Majalaya dan Kecamatan Karawang Timur
Penduduk (orang)
No Kecamatan/Desa
Laki – laki Perempuan Jumlah
Kecamatan Majalaya
1 Desa Pasir Jengkol 24.143 22.888 47.031
Kecamatan Karawang Timur
2 Desa Margasari 65.554 60.524 126.078
Sumber : BPS Kabupaten Karawang Dalam Angka, 2015

B. Pendidikan
Berdasarkan BPS Kabupaten Karawang dalam angka tahun 2015, jumlah
penduduk di Kecamatan Majalaya menurut tingkat pendidikan mayoritas
menyelesaikan pendidikan sampai tamat Sekolah Dasar sebanyak 4.590
orang. Dan berdasarkan data profil Kecamatan Karawang Timur tahun
2015 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas
menyelesaikan pendidikan sampai tamat SD/sederajat sebanyak 12.448
orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.32 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan


Majalaya
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Sekolah Dasar 4.590
2 SLTP 1.906
3 SLTA 153
Sumber : Profil Desa Cihideung, 2015

Tabel 2.33 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan


Karawang Timur
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Taman Kanak-kanak/ Paud 594
2 Sekolah Dasar 12.448
3 SLTP 3.326
4 SLTA 3.437
5 Perguruan Tinggi 200
Sumber : Profil Kecamatan Karawang Timur, 2015
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 79
 
BAB II PELINGKUPAN
 

C. Mata Pencaharian
Berdasarkan data profil Kecamatan Majalaya tahun 2015 jumlah
penduduk berdsarkan mata pencaharian bekerja sebagai petani sebanyak
1.187 orang. Dan berdasarkan data profil Kecamatan karawang Timur
tahun 2015 jumlah penduduk di Desa Margasari menurut mata
pencaharian tingkat buruh tani lebih mendominasi yaitu sebanyak 8.829
orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.34 dibawah ini.

Tabel 2.34 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di


Kecamatan Majalaya
Jumlah Penduduk (orang)
No Mata Pencaharian
Laki – laki Perempuan
1 Petani 1.187 0
2 Buruh Tani 310 97
3 PNS 154 57
4 Peternak 465 0
5 Montir 37 0
6 TNI 15 0
7 POLRI 7 1
8 Seniman/artis 1 0
9 Pedagang Keliling 18 15
10 Dukun 1 0
11 Karyawan Swasta 284 301
12 Karyawan Perusahaan Pemerintah 13 17
13 Purnawirawan/Pensiunan 68 1
Sumber : Profil Kecamatan Majalaya, 2015

Tabel 2.35 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di


Kecamatan Karawang Timur (Desa Margasari)
Pekerjaan Jumlah
Petani 5.430
Buruh Tani 8.829
Pedagang 1.599
Bidan 25
Pegawai Swasta 7.446
PNS 1.436
Pengrajin 265
Montir 38
Peternak 325
Dokter 15
Lain-lain 435
Sumber: Profil Kecamatan Karawang Timur, 2015

D. Agama
Berdasarkan data BPS Kabupaten Karawang dalam angka tahun 2015
jumlah penduduk di Kacamatan Majalaya mayoritas memeluk agama

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 80


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Islam sebanyak 39.120 orang. Dan Berdasarkan data profil Kecamatan


Karawang Timur tahun 2015 jumlah penduduk di Kecamatan Karawang
Timur mayoritas memeluk agama Islam sebanyak 94.761 orang, lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.36 dibawah ini.

Tabel 2.36 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Penduduk
No Agama
(orang)
Desa Pasir Jengkol
1 Islam 39.120
2 Kristen 7.911
Desa Margasari
1 Islam 94.761
2 Kristen 3.079
3 Katolik 2.192
4 Budha 992
5 Hindu 82
6 Kepercayaan 37
Sumber : Profil Kecamatan Karawang Timur, 2015

2.2.4 Komponen Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan


Rencana Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA)di wilayah Desa Pasir Jengkol, Kecamatan Majalaya dan Desa
Margasari, Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat. Desa yang masuk wilayah kajian adalah Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari.
Jumlah penduduk di Kecamatan Majalaya pada tahun 2015 adalah 48.010
Jiwa dengan 12.997 KK dan jumlah penduduk di Desa Pasir Jengkol sebanyak
6.239 jiwa dengan 1.761 KK.Sedangkan jumlah penduduk di Kecamatan
Karawang Timur pada tahun 2015 adalah 108.507 Jiwa dengan 35.941 KK
dan jumlah penduduk di Desa Margasari sebanyak 8.021 jiwa dengan 2.370
KK.
Karakteristik penduduk yang beresiko terkena dampak kegiatan Pembangunan
Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) adalah Kelompok
rentan (high risk group) meliputi penduduk usia balita dan lansia. Data jumlah
kelompok rentan akan ditampilkan setelah kegiatan survey. Berikut ini
disajikan data jumlah penduduk di wilayah kajian.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 81


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.37 Data Jumlah Penduduk, KK, Balita dan Lansia Tahun 2015

No Lokasi ∑ Jiwa ∑ KK ∑ Balita
Lansia
Kec. Karawang
108.507 35.941 - -
1. Timur
Desa Margasari 8.021 2.370 - -
Kec. Majalaya 48.010 12.997 - -
2.
Desa Pasir Jengkol 6.239 1.761 - -
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2016

A. Fasilitas Kesehatan
Rumah sakit dan Puskesmas merupakan salah satu sarana penunjang
dalam menjaga kesehatan masyarakat seperti halnya di Kabupaten
Karawang. Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya yaitu dilihat dari kapasitas daya
tampung kapasitas daya tampung rumah sakit. Sarana kesehatan lainnya
adalah puskesmas dan balai pengobatan. Jumlah Puskesmas relatif sama
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Fasilitas/Sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Majalaya pada tahun


2015 terdapat fasilitas rumah sakit sebanyak 4 unit dan di Kecamatan
Karawang Timur terdapat 2 unit rumah sakit. Sementara sarana kesehatan
tingkat pertama yang bersifat pokok seperti Puskesmas, Pustu, bidan di
desa wajib memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau
adil dan merata di wilayahnya. Ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan Kecamatan Majalaya tahun 2015 yaitu terdapat 5 unit
Puskesmas Induk, 2 Unit Puskesmas Pembantu dan 156 unit posyandu.
Sedangkan di Kecamatan Karawang Timur terdapat 2 unit Puskesmas
Induk, 2 unit puskesmas pembantu dan 122 unit posyandu yang
kesemuanya tersebar di Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Karawang
Timur yang bertujuan untuk membantu peningkatan kesehatan
masyarakat. Berikut ini disajikan data fasilitas kesehatan di Kecamatan
Majalaya dan yang masuk kedalam rencana Pembangunan Kampus
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 82


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.38 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kajian Tahun 2015


Lokasi
No FasilitasKesehatan
Kec. Majalaya Kec. Karawang Timur
1. Rumah Sakit 4 2
2. Puskesmas 5 2
3. Puskesmas Pembantu 2 2
4. Posyandu 156 122
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2016

B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsitem SDM
kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu
dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pada Kecamatan Majalaya, tenaga kesehatan terdiri dari 58 orang tenaga


medis, 328 orang tenaga keperawatan, 99 orang tenaga kebidanan, 59
orang tenaga kefarmasian dan 102 orang tenaga kesehatan lainnya.
Sedangkan untuk Kexmatan Karawang Timur tenaga kesehatan terdiri dari
36 orang tenaga medis, 13 orang tenaga keperawatan, 37 orang tenaga
kebidanan, 14 orang tenaga kefarmasian dan 7 orang tenaga kesehatan
lainnya. Berikut ini disajikan data tenaga kesehatan yang ada di
Kecamatan Majalaya dan Kec. Karawang Timur tahun 2015.

Tabel 2.39 Tenaga Kesehatan di Wilayah Kajian Tahun 2015


Lokasi
No Tenaga Kesehatan
Kec. Majalaya Kec. Karawang Timur
1. Tenaga Medis 58 36
2. Tenaga Keperawatan 328 13
3. Tenaga Kebidanan 99 37
4. Tenaga Kefarmasian 59 14
5. Tenaga Kesehatan Lainnya 102 7
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 83


 
BAB II PELINGKUPAN
 

C. Jenis Penyakit Terbanyak


Berdasarkan data dari Puskesmas Majalaya, Kecamatan Majalaya dan
Puskesmas Plawad, Kecamatan Karawang Timur, 2015, disebutkan bahwa
jenis penyakit yang terbanyak di masing-masing kecamatan adalah ISPA
sebanyak 5.671 orang di kecamatan Majalaya dan sebanyak 6.368 orang
di kecamatan Karawang Timur. Berdasarkan berbagai data dan laporan,
saat ini penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan
kesehatan masyarakat di Indonesia. ISPA dan diare yang merupakan
penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di
hampir seluruh Puskesmas di Indonesia selain Malaria, Demam Berdarah
Dengue (DBD), Filariasis, TB Paru, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan
dan Keluhan akibat Lingkungan Kerja yang buruk. Masih tingginya
penyakit berbasis lingkungan antra lain disebabkan oleh faktor lingkungan
serta perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah. Berdasarkan
aspek sanitasi, tingginya angka penyakit berbasis lingkungan banyak
disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih masyarakat,
pemanfaatan jamban yang masih rendah, tercemarnya tanah, air, dan udara
karena limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian, sarana
transportasi, serta kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan. Secara
rinci jenis penyakit terbanyak di Kecamatan Majalaya dan Kecamatan
Karawang Timur dapat dilihat pada Tabel 2.40 dan Tabel 2.41.

Tabel 2.40 Jenis Penyakit Terbanyak di Kecamatan Majalaya Tahun


2015
No. Jenis Penyakit Jumlah
1. ISPA 5.671
2. Commond Cold 4.812
3. Tukak Lambung 4.652
4. Myalgia 3.955
5. Nyeri Kepala 3.277
6. Hipertensi 2.670
7. Dermatitis 2.615
8. Demam yang tidak diketahui sebabnya 1.756
9. Influenza 1.611
10. Neureugia 286
Sumber : Puskesmas Majalaya, Kecamatan Majalaya, 2015

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 84


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.41 Jenis Penyakit Terbanyak di Kecamatan Karawang Timur


Tahun 2015
No Jenis Penyakit Jumlah
1. ISPA 6.368
2. Gastritis 4.482
3. Influenza 3.901
4. Hipertensi 3.076
5. Rematik artitis 2.228
6. Faringitis akut 2.098
7. Febris 1.804
8. Myalgia 7.785
9. Dermatitis 1.324
10. Diare 1.085
Sumber : Puskesmas Plawad, Kecamatan Karawang Timur, 2015

D. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi
penyehatan udara, kebisingan, penyediaan air bersih, pembuangan kotoran
manusia (jamban), pengelolaan sampah, pembuangan air limbah (SPAL)
dan vektor penyakit.
 Penyehatan Udara
Berdasarkan hasil orientasi lapangan di Desa Pasir Jengkol bahwa
kondisi udara masih relatif baik, begitu juga dengan kondisi udara di
Desa Margasari masih relatif baik dimana belum terdapat sumber-
sumber pencemaran udara dari kegiatan industri.
 Kebisingan
Pada hasil orientasi lapangan di Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari terkait kebisingan yang akan mengganggu kenyamanan
masyarakat, bahwa kondisi saat orientasi lapangan belum ada sumber
kebisingan yang berat berpotensi menimbulkan ketidaknyaman dalam
pendengaran dari kegiatan sehari-hari.
 Sumber Air Bersih
Berdasarkan data BPS “Kecamatan Dalam Angka 2016” bahwa sumber
air bersih yang digunakan masyarakat di Kecamatan Majalaya dan
Kecamatan Karawang Timur pada tahun 2015 sudah cukup baik

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 85


 
BAB II PELINGKUPAN
 

dimana sumber air bersih yang diakses oleh masyarakat adalah sumber
air bersih berasal dari air kemasan untuk kebutuhan air minum dan
untuk kebutuhan MCK berasal dari sumur/mata air terlindung. Begitu
juga akses air bersih di Desa Pasir Jengkol dan Desa Margasari juga
sudah baik. Berikut ini data sumber air bersih di Kecamatan Majalaya
dan Kecamatan Margasari pada tahun 2015.

Tabel 2.42 Sumber Air Bersih di Wilayah Kajian Tahun 2015


Sumur / Sumur / Mata
Air Ledeng Ledeng Air
No Lokasi Mata Air Air tidak
Kemasan Meteran Eceran Sungai
Terlindung Terlindung
Kec.
2.383 10.614 - - - -
Majalaya
1 Desa
Pasir 263 1.498 - - - -
Jengkol
Kec.
Karawang 30.208 1.534 340 3.438 410 11
2 Timur
Desa
2.163 183 3 18 3 -
Margasari
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2016

 Sanitasi Jamban
Berdasarkan data BPS “Kecamatan Dalam Angka 2016” tentang
perilaku masyarakat di Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Karawang
Timur terkait buang air besar di jamban belum sepenuhnya baik karena
masih banyak masyarakat yang mempunyai perilaku buang air besar di
kolam/sawah, begitu juga masyarakat di Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari yang belum menggunakan jamban/wc dengan septik tank
untuk buang air besar.

Tabel 2.43 Data Jamban di Wilayah Kajian Tahun 2015


No Lokasi Tangki/SPAL Kolam/Sawah
Kecamatan Majalaya 9.386 3.611
1
Desa Pasir Jengkol 1.106 655
Kecamatan Karawang
23.848 12.093
2 Timur
Desa Margasari 1.132 1.238
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 86


 
BAB II PELINGKUPAN
 

 Pengelolaan Limbah Padat Rumah Tangga


Pengelolaan limbah padat (sampah) rumah tangga masyarakat di
KecamatanMajalaya dan Kecamatan Karawang Timur dari hasil
kegiatan orientasi lapangan bahwa pada umumnya masyarakat dalam
pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan kemudian dibakar, ada
yang dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara yang terletak
di lahan kosong kemudian dibakar.
 Pengelolaan Air limbah Rumah Tangga
Pengelolaan air limbah (sampah) rumah tangga yang berasal dari
kegiatan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan mandi di
KecamatanMajalaya dan Kecamatan Karawang Timur berdasarkan
hasil orientasi lapangan bahwa perilaku masyarakat terkait pengelolaan
air limbah rumah tangga masih kurang baik dimana hasil buangan dari
kegiatan mandi, cuci dan memasak tidak dibuatkan lubang
penampungan air limbah melainkan dibiarkan meresap ke tanah.

2.2.5 Uraian Singkat Kegiatan yang Ada di Sekitar Rencana Kegiatan Beserta
Dampak yang Ditimbulkan
Lokasi Rencana Kegiatan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA) di Desa Margasari, Kecamatan Karawang Timur dan Desa Pasir
Jengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang., Provinsi Jawa Barat.
Batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
‐ Sebelah Utara : Lahan kosong, sawah dan permukiman penduduk
- Sebelah Selatan : Lahan kosong, sawah dan permukiman penduduk
- Sebelah Barat : Gudang Alfamart dan Jl. Lingkar Tanjungpura
- Sebelah Timur : Permukiman penduduk

Kegiatan yang ada di sekitar rencana kegiatan beserta dampaknya,


diantaranya:
A. Permukiman penduduk
Permukiman penduduk berada di sebelah Utara lokasi kegiatan dengan
jarak 50 meter, dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penduduk sekitar
berupa penurunan kualitas air permukaan yaitu dari kegiatan domestik
penduduk, serta estetika lingkungan.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 87


 
BAB II PELINGKUPAN
 

B. Sawah dan Lahan Kosong


Sawah/Lahan kosong berada disebelah Utara dan Selatan lokasi dengan
jarak 5 meter.
C. Gudang Alfamart
Gudang Alfamart berada disebelah Barat lokasi dengan jarak 5 meter.
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan ini berupa: penurunan kualitas
udara, peningkatan kebisingan dan gangguan lalu lintas.
D. Sungai Cilamaran
Sungai Cilamaran berada di tengah-tengah lokasi kegiatan dengan lebar 5
meter dan kedalaman 2 meter. Dampak yang ditimbulkan berupa
penurunan kualitas air permukaan.
E. Laboratorium Eksisting
Laboratorium eksisting berada disebelah tenggara lokasi kegiatan,
laboratorium ini tidak masuk kedalam kajian pembangunan kampus ini,
nantinya laboratorium ini akan dibuatkan kajian lingkungan tersendiri.
F. Jalan Lingkar Tanjung Pura
Jalan Lingkar Tanjung Pura merupakan jalan alternatif Tanjungpura-
Warungbambu dengan kondisi jalan hotmix dengan 2 lajur, lebar jalan 7
meter, bahu jalan 1 meter di sebelah kanan kiri jalan dan terdapat median
jalan 1 meter.

2.3 HASIL PELIBATAN MASYARAKAT


Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Amdal dan Izin Lingkungan,
maka setiap penyusunan dokumen Amdal wajib disertai dengan sosialisasi/konsultasi
publik.

Pengumuman Amdal kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Kampus Unsika


melalui pembuatan pengumuman melalui media cetak Tribun Jabar Rabu, 22 Maret
2017 dan Sosialisasi/Konsultasi Publik yang dilaksanakan oleh PT. Perencana
Bijaksana pada hari Rabu tanggal 8 Maret 2017 bertempat di Kantor Desa Pasir
Jengkol.

Sosialisasi ini ditujukan kepada masyarakat agar mengetahui bahwa di sekitar lokasi
kegiatan akan dilaksanakan kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Kampus

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 88


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Unsika oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas


Singaperbangsa Karawang. Selain itu juga saat ini sedang dilakukan studi Amdal,
guna melengkapi dokumen kelayakan lingkungan. Melalui studi Amdal akan
diperoleh informasi kelayakan lingkungan. Berbagai dampak positif maupun negatif
akan dianalisis dan diupayakan rumusan perencanaan pengelolaan dan
pemantauannya, sehingga dampak yang bersifat negatif akan diminimalkan dan yang
bersifat positif akan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Hasil sosialisasi/konsultasi publik dari peserta undangan diantaranya:

 Desa Pasir Jengkol


‐ Diusahakan masyarakat Desa Pasir Jengkol mendapatkan manfaat dari
kegiatan ini
‐ Dengan adanya pembangunan ini tidak menggangu aktivitas sehari-hari seperti
mata pencaharian nya berdagang, melainkan meminta diizinkan untuk
berjualan ke sekitar selama proyek pemabangunan.
‐ Penerimaan tenaga kerja diusahakan menggunakan tenaga kerja lokal dan
memberi kesempatan kepada masyarakat untuk bekerja di proyek
pembangunan tersebut.
 Desa Margasari
‐ Warga masyarakat sekitar lokasi kegiatan agar diberi pekerjaan, dan
disesuaikan dengan keahliannya.
‐ Di lokasi kegiatan terdapat sumber daya air, agar memperhatikan peraturan
yang terkait dengan sumber daya air.
‐ Untuk kebutuhan air, sebaiknya pemakaian air lebih banyak menggunakan
dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saja. Jangan lebih banyak
menggunakan air tanah. Karena ditakutkan air tanahnya akan cepat habis.

2.4 DAMPAK PENTING HIPOTETIK


Perumusan dampak penting hipotetik ditelaah secara cermat dan mendalam pada studi
Amdal melalui proses pelingkungan. Pelingkupan adalah proses untuk menemukan
atau menetapkan dampak penting atau masalah utama dari suatu kegiatan terhadap
lingkungannya. Proses pelingkupan mencakup 2 (dua) tahapan, yakni: (1) Identifikasi
Dampak Potensial dan (2) Evaluasi Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 89


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Hipotetik. Dengan cara ini diharapkan dapat diwujudkan pengkajian yang efisien, baik
dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.

2.4.1 Identifikasi Dampak Potensial


Identifikasi dampak potensial dihasilkan dari interaksi antara komponen
kegiatan, rona lingkungan awal, informasi tentang kegiatan di sekitar, dan
hasil konsultasi publik. Pada tahap ini pelingkupan dimaksudkan untuk
mengidentifikasi dampak lingkungan (primer, sekunder, tersier) yang secara
potensial dapat ditimbulkan akibat kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan
Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA). Pada tahap ini
hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin timbul tanpa
memperhatikan besar/kecilnya dampak atau penting tidaknya dampak. Dengan
demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak
potensial tersebut merupakan dampak penting.
Identifikasi dampak potensial dilakukan melalui serangkaian hasil konsultasi
dan diskusi tim studi Amdal dengan Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Universitas Singaperbangsa Karawang, instansi pemerintah
yang bertanggung jawab dan masyarakat yang terkena dampak. Tanggapan
masyarakat terhadap pengumuman rencana kegiatan di media massa (koran)
dan pendapat langsung yang disampaikan pada saat sosialisasi/konsultasi
publik merupakan salah satu cara untuk berdiskusi/konsultasi dengan
masyarakat yang berkepentingan. Selain itu, identifikasi dampak potensial
juga dilakukan melalui penelaahan pustaka, analisis isi, brainstorming,
pengamatan/evaluasi terhadap masyarakat sekitar, daftar uji, matriks interaksi
sederhana, bagan alir, pelapisan (overlay), dan atau pengamatan lapangan
(observasi). Identifikasi dampak potensial ini dilakukan melalui:
1. Penelaahan Pustaka
Penelaahan pustaka dilakukan guna menangkap permasalahan lingkungan
yang bersifat project specific melalui penelaahan laporan perencanaan
teknis.
2. Diskusi/Brainstorming
Diskusi/brainstorming dilakukan oleh anggota tim penyusun Amdal guna
memperoleh kata sepakat mengenai identifikasi dampak potensial yang
perlu dicermati. Diskusi dengan anggota tim studi dilakukan secara
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 90
 
BAB II PELINGKUPAN
 

berkesinambungan terutama untuk merumuskan jenis dan karakteristik


dampak potensial yang timbul, serta sejak awal mengkaji sifat aliran
dampaknya.
3. Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan dilakukan guna mempertajam hasil identifikasi
dampak potensial sebelumnya, sehingga diperoleh daftar dampak
potensial yang sifatnya spesifik lokasi (site specific). Untuk itu dalam
survai pendahuluan dilakukan pengumpulan data melalui:
 Penggalian informasi melalui tokoh masyarakat
 Kegiatan ini dilakukan dengan cara wawancara dengan para tokoh
masyarakat. Hal ini dilakukan guna mendapatkan permasalahan
setempat baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan Rencana
Kegiatan Pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA) maupun masalah-masalah publik, ekonomi, dan
budaya. Selain itu kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menangkap
hal-hal yang dianggap penting oleh tokoh masyarakat, serta persepsi
mereka terhadap kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Kampus
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).
 Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait
Jenis data sekunder yang dikumpulkan pada saat survai pelingkupan
meliputi data RTRW, provinsi dan kabupaten dalam angka, monografi
kecamatan, monografi desa dan data iklim, dsb.
 Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan lapangan
secara umum dan menyeluruh terhadap kondisi fisiografi dan bentuk
wilayah, tanah/lahan, hidrologi/sungai, jaringan jalan dan lalu lintas,
pemanfaatan lahan di sekitar lokasi kegiatan, dan aktivitas
perekonomian di sekitar lokasi kegiatan.

A. Tahap Pra Konstruksi


1. Survei, Perizinan dan Perencanaan
Kegiatan survei, perizinan dan perencanaan ini akan menimbulkan
persepsi masyarakat baik positif maupun negatif, khususnya persepsi

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 91


 
BAB II PELINGKUPAN
 

negatif yang berpotensi menjadi keresahan masyarakat pada saat survei,


perizinan dan perencanaan menjadi dampak potensial.

B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Kesempatan Kerja dan Berusaha
Pada tahap konstruksi akan dilakukan mobilisasi tenaga kerja untuk
kegiatan pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA) sesuai kebutuhan, diperkirakan akan dapat menyerap tenaga
kerja mencapai sebanyak  350 orang. Disamping itu juga berdampak
pada terbukanya peluang usaha bagi masyarakat di sekitarnya.
 Peningkatan Pendapatan
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan membawa
konsekuensi pada tingkat pendapatan,yaitu penerimaan pendapatan
bagi tenaga kerja yang terlibat langsung ataupun tidak langsung karena
peluang usaha.

2. Mobilisasi Alat dan Material


 Penurunan Kualitas Udara
Kegiatan mobilisasi diprakirakan akan menimbulkan penurunan
kualitas udara sebagai akibat adanya gas buang dari kendaraan yang
digunakan serta resuspensi debu terhadap permukiman penduduk yang
dilewati. Hal ini sebagai akibat terjadinya peningkatan arus lalu lintas
menuju lokasi kegiatan yang mengangkut alat dan untuk kegiatan
konstruksi jaringan induk dan sekunder, yang didatangkan dari luar,
yang melibatkan kendaraan berbahan bakar solar.
 Peningkatan Kebisingan
Pada kegiatan mobilisasi akan meningkatkan arus/kepadatan lalu-lintas
terutama pada jalur pengangkutan dari/ke tapak proyek-lokasi,
sehingga intensitas kebisingan akan meningkat pula. Peningkatan
kebisingan yang akan terjadi diprediksi berada di atas baku tingkat
kebisingan yang ditetapkan, akan mengganggu kenyamanan
pendengaran dan beristirahat penduduk.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 92


 
BAB II PELINGKUPAN
 

 Gangguan Lalu Lintas


Pada tahap konstruksi saat kegiatan mobilisasi, diprakirakan dapat
terjadi gangguan arus lalu lintas akibat kegiatan pengangkutan dengan
kendaraan yang digunakan untuk mobilisasi peralatan. Dampak negatif
yang terjadi mencakup pada ruas-ruas jalan tertentu yang dilalui,
berlangsung pada saat kegiatan, terdapat komponen lain yang terkena
dampak (turunan) berupa polusi dan kebisingan.
 Kerusakan Jalan
Pada tahap konstruksi saat kegiatan mobilisasi, diprakirakan dapat
terjadi kerusakan prasarana jalan akibat kegiatan pengangkutan dengan
kendaraan yang digunakan selama mobilisasi peralatan, khususnya bila
muatan kendaraan melebihi tonase dibanding kemampuan ruas jalan
yang dilalui.

3. Pematangan Lahan dan Operasional Base Camp


 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pematangan lahan diperkirakan akan menimbulkan
penurunan kualitas air permukaan akibat adanya air larian yang
membawa agregat tanah menuju ke badan air penerima.
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Pada saat kegiatan pematangan lahan, dilakukan penggalian dan
timbunan tanah (cut & fill) dan timbunannya dikhawatirkan akan
menimbulkan pengaruh pada air larian karena lahan awal berupa lahan
kosong dan akan menjadi kampus Universitas Singaperbangsa
Karawang (UNSIKA).
 Penurunan Estetika Lingkungan
Kegiatan pematangan lahan diperkirakan akan menimbulkan
penurunan estetika lingkungan dari adanya timbulan sampah para
pekerja dan tanah bekas galian.
 Tergangunya Biota Air
Dengan adanya kegiatan pematangan lahan saat konstruksi, biota air
terganggu dikarenakan limpahan air dari permukaan yang tercampur
dengan tanah saat pematangan lahan membuat air menjadi keruh.
Beberapa biota air akan terganggu dengan kondisi tersebut. Belum lagi
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 93
 
BAB II PELINGKUPAN
 

dengan adanya camp pada pematangan lahan. Akitifitas pekerja yang


mungkin juga mandi atau mencuci di sungai tersebut membuat air
menjadi mengandung banyak sabun dan pH menjadi basa.
 Terganggunya Keresahan Masyarakat
Dengan adanya kegiatan pematangan lahan saat konstruksi
diperkirakan dapat menimbulkan peningkatan sebaran debu dan
peningkatan intensitas kebisingan, yang bisa mengganggu pekerja
konstruksi serta masyarakat disekitar lokasi kegiatan, terutama tukang
selama kurun waktu kegiatan tersebut dan akan menyebabkan
terganggunya keresahan masyarakat.

4. Pembangungan Sarana dan Prasarana


 Penurunan Kualitas Udara
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA diprakirakan
berdampak pada penurunan kualitas udara ambien dengan adanya emisi
gas buang dari beroperasinya kendaraan dan peralatan berat yang
digunakan serta peningkatan debu.
 Peningkatan Kebisingan
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA diprakirakan
menimbulkan peningkatan kebisingan dari adanya operasional alat
berat.
 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan penurunan kualitas air permukaan dari adanya air larian
(run off) yang membawa agregat tanah menuju ke badan air penerima
yaitu Sungai Cilamaran.
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan peningkatan air larian (run off) karena yang semula
lahan kosong akan menjadi tempat Kampus UNSIKA.
 Penurunan Estetika Lingkungan
Kegiatan pembangunan Kampus UNSIKA akan menimbulkan
terjadinya sampah domestik dari pekerja bangunan serta sisa material
seperti kayu, krikil, baja, dan lainnya.
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 94
 
BAB II PELINGKUPAN
 

 Terganggunya Biota Air


Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan terganggunya biota air karena adanya air larian (run off)
yang membawa agregat tanah menuju ke badan air penerima yaitu
Sungai Cilamaran sehingga dapat menyebabkan terganggunya populasi
biota air.

C. Tahap Operasional
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Kesempatan Kerja dan Berusaha
Kegiatan operasional pembangunan Kampus UNSIKA diprakirakan
berdampak pada kesempatan kerja dan berusaha dengan adanya tenaga
kerja yang akan direkrut diperkirakan berjumlah 140 orang dan
diprioritaskan berasal dari tenaga kerja local atau tenaga kerja di
sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki
 Peningkatan Pendapatan
Kegiatan operasional pembangunan Kampus UNSIKA diprakirakan
berdampak pada peningkatan pendapatan dengan adanya tenaga kerja
yang direkrut akan menambah peningkatan pendapatan masyarakat

2. Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Dampak potensial yang akan timbul dari operasional dan pemeliharaan ini
yaitu:
 Penurunan Kualitas Udara
Tahap operasional diperkirakan akan menurunkan kualitas udara dari
adanya peningkatan debu serta emisi kendaraan (CO, NOx, SO2, dan
debu) karyawan atau mahasiswa serta penggunaan alat berupa genset.
 Peningkatan Kebisingan
Tahap operasional diperkirakan akan menimbulkan peningkatan
kebisingan dari kendaraan karyawan atau mahasiswa dan
pengoperasian alat genset di lokasi.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 95


 
BAB II PELINGKUPAN
 

 Penurunan Kualitas Air Permukaan


Kualitas air permukaan menurun diakibatkan adanya kegiatan di sekitar
sungai. Secara tidak langsung akses jalan yang melewati sungai akan
membuat kualitas air permukaan menurun. Belum lagi bila universitas
sudah berjalan, mahasiswa dikhawatirkan membuang sampah ke sungai
tersebut.
 Penurunan Estetika Lingkungan
Penurunan estetika lingkungan kemungkinan terjadi saat universitas
sudah berjalan, seperti halnya penurunan kualitas air permukaan. Hal
ini disebabkan oleh sampah yang kemungkinan akan berada pada
sekitar universitas. Belum lagi yang asalnya daerah tersebut hijau
kemungkinan akan gersang dan debu berterbangan dikarenakan
aktivitas universitas.
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Saat operasional akan menimbulkan penurunan estetika lingkungan
karena adanya sampah domestik dari dari karyawan, mahasiswa dan
mahasiswi dan sapuan halaman.
 Gangguan Lalu Lintas
Dengan beroperasinya Kampus UNSIKA, maka akan terjadi
peningkatan volume lalu lintas kendaraan dan gangguan arus lalu lintas
terutama di titik-titik di sekitar gerbang masuk-keluar kawasan Kampus
UNSIKA.
 Peningkatan Rosot Karbon
Peningkatan rosot karbon disebabkan aktifitas universitas yang hampir
setiap mahasiswa dan pengurus universitas menggunakan kendaraan.
Peningkatan rosot karbon tidak terlalu signifikan.
 Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat yang timbul karena adanya peningkatan debu,
kebisingan, gangguan lalu lintas, penurunan kualitas air permukaan.
 Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Akibat adanya dampak berupa penurunan kualitas udara, peningkatan
kebisingan serta peningkatan limbah padat diprakirakan menimbulkan
dampak turunan yang berupa penurunan tingkat kesehatan masyarakat
terutama pada penduduk di desa terdekat dengan kegiatan.
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 96
 
BAB II PELINGKUPAN
 

Hasil pelingkupan tertuang dalam matrik interaksi yang dapat dilihat pada
Tabel 2.44 dan bagan alir tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap
operasional terdapat pada Gambar 2.41, Gambar 2.42, dan Gambar 2.43
Sedangkan bagan alir proses pelingkupan ditampilkan pada Gambar 2.44.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 97


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Tabel 2.44 Matriks Dampak Potensial


Komponen Pra Konstruksi Konstruksi Operasi
Kegiatan Penerimaan Mobilisasi Pembanguna Operasional
Survey, Perijinan Pematangan Penerimaan
Dampak Tenaga Alat dan n Sarana dan
dan Perencanaan Lahan Tenaga Kerja
Lingkungan Kerja Material Prasarana Pemeliharaan
KOMPONEN FISIKA – KIMIA
1. Penurunan Kualitas Udara1 - - √ - √ - √
2. Peningkatan Kebisingan2 - - √ - √ - √
3. Peningkatan Getaran - - - - - - -
4. Terjadinya Longsor - - - - - - -
5. Terjadinya Perubahan Bentang Alam - - - - - - -
6. Penurunan Kuantitas Air Permukaan - - - - - - -
7. Penurunan Kualitas Air Permukaan3 - - - √ √ - √
8. Peningkatan Air Larian (Run Off) - - - √ √ - √
9. Penurunan Estetika Lingkungan - - - √ √ - √
10. Gangguan Lalu Lintas - - √ - - - √
11. Terjadinya Kerusakan Jalan - - √ - - - -
KOMPONEN BIOLOGI
1. Peningkatan Rosot Karbon - - - - - - √
2. Terganggunya Biota Air - - - √ √ - -
KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA
1. Kesempatan Kerja dan Berusaha - √ - - - √ -
2. Peningkatan Pendapatan - √ - - - √ -
3. Keresahan Masyarakat √ - - √ - - √
KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Terganggunya Kesehatan Masyarakat - - - - - - √
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016
Keterangan :
√ = Ada Dampak
- = Tidak Ada Dampak
1
= SO2, NOx, CO, H2S, NH3, Pb, HC, TSP
2
= Tingkat Kebisingan
3 Amoniak (NH3-N), Besi (Fe), Fluorida (F), Kesadahan (CaCO3), Klorida (Cl-), Mangan (Mn), Nitrat (NO3-N), Nitrit (NO2-N), pH, Sisa Chlor, Sulfat (SO4),
=
Minyak dan Lemak, Coliform,E. Coli

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 98


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.41 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Pada Tahap Pra
Konstruksi
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 99


 
BAB II PELINGKUPAN
 

Gambar 2.42 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Pada Tahap Konstruksi
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 100
 
  BAB II PELINGKUPAN

Gambar 2.43 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Pada Tahap Operasional
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 101
 
 

2.4.2 Evaluasi Dampak Potensial


Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan atau
meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau
tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik
yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam
dalam studi Andal. Daftar dampak penting hipotetik ini disusun
berdasarkan atas hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat di
sekitar rencana kegiatan dan instansi yang bertanggung jawab.

Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk


menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak
relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak
penting hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam studi ANDAL. Daftar dampak penting
potensial ini disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang
dianggap penting oleh masyarakat di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan, instansi yang bertanggung jawab, judgement tenaga ahli
(penyusun studi AMDAL) dan para pakar.

A. Tahap Pra Konstruksi


1. Survei, Perencanaan, dan Perijinan
 Keresahan Masyarakat
Kegiatan survei, perencanaan dan perizinan akan
menimbulkan keresahan masyarakat bagi yang merasa
resah dan menolak keberadaan kegiatan. Sehingga, dampak
keresahan masyarakat pada tahap pra konstruksi survey,
perencanaan, dan perijinan termasuk ke dalam Dampak
Penting Hipotetik (DPH).
B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Kesempatan Kerja dan Berusaha
Pada tahap konstruksi akan dilakukan mobilisasi tenaga
kerja untuk kegiatan pembangunan Kampus Universitas
Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) sesuai kebutuhan,

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 102
 
 

diperkirakan akan dapat menyerap tenaga kerja mencapai


sebanyak  350 orang. Disamping itu juga berdampak pada
terbukanya peluang usaha bagi masyarakat di sekitarnya.
Sehingga, dampak kesempatan kerja dan berusaha pada
tahap konstruksi penerimaan tenaga kerja termasuk ke
dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Pendapatan
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan
membawa konsekuensi pada tingkat pendapatan,yaitu
penerimaan pendapatan bagi tenaga kerja yang terlibat
langsung ataupun tidak langsung karena peluang usaha.
Sehingga, dampak peningkatan pendapatan pada tahap
konstruksi penerimaan tenaga kerja termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).

2. Mobilisasi Alat dan Material


 Penurunan Kualitas Udara
Kegiatan mobilisasi diprakirakan akan menimbulkan
penurunan kualitas udara sebagai akibat adanya gas buang
dari kendaraan yang digunakan serta resuspensi debu
terhadap permukiman penduduk yang dilewati. Hal ini
sebagai akibat terjadinya peningkatan arus lalu lintas
menuju lokasi kegiatan yang mengangkut alat dan untuk
kegiatan konstruksi jaringan induk dan sekunder, yang
didatangkan dari luar, yang melibatkan kendaraan berbahan
bakar solar. Sehingga, dampak penurunan kualitas udara
pada tahap konstruksi mobilisasi alat dan material termasuk
ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Kebisingan
Pada kegiatan mobilisasi akan meningkatkan
arus/kepadatan lalu-lintas terutama pada jalur pengangkutan
dari/ke tapak proyek-lokasi, sehingga intensitas kebisingan

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 103
 
 

akan meningkat pula. Peningkatan kebisingan yang akan


terjadi diprediksi berada di atas baku tingkat kebisingan
yang ditetapkan, akan mengganggu kenyamanan
pendengaran dan beristirahat penduduk. Sehingga, dampak
peningkatan kebisingan pada tahap konstruksi mobilisasi
alat dan material termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).
 Gangguan Lalu Lintas
Pada tahap konstruksi saat kegiatan mobilisasi, diprakirakan
dapat terjadi gangguan arus lalu lintas akibat kegiatan
pengangkutan dengan kendaraan yang digunakan untuk
mobilisasi peralatan. Dampak negatif yang terjadi
mencakup pada ruas-ruas jalan tertentu yang dilalui,
berlangsung pada saat kegiatan, terdapat komponen lain
yang terkena dampak (turunan) berupa polusi dan
kebisingan. Sehingga, dampak gangguan lalu lintas pada
tahap konstruksi mobilisasi alat dan material termasuk ke
dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Kerusakan Jalan
Pada tahap konstruksi saat kegiatan mobilisasi, diprakirakan
dapat terjadi kerusakan prasarana jalan akibat kegiatan
pengangkutan dengan kendaraan yang digunakan selama
mobilisasi peralatan, khususnya bila muatan kendaraan
melebihi tonase dibanding kemampuan ruas jalan yang
dilalui. Sehingga, dampak terjadinya kerusakan jalan pada
tahap konstruksi mobilisasi alat dan material termasuk ke
dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).

3. Pematangan Lahan dan Operasional Base Camp


 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pematangan lahan diperkirakan akan
menimbulkan penurunan kualitas air permukaan akibat

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 104
 
 

adanya air larian yang membawa agregat tanah menuju ke


badan air penerima. Sehingga, dampak penurunan kualitas
air permukaan pada tahap konstruksi pematangan lahan dan
operasional base camp termasuk ke dalam Dampak
Penting Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Pada saat kegiatan pematangan lahan, dilakukan penggalian
dan timbunan tanah (cut & fill) dan timbunannya
dikhawatirkan akan menimbulkan pengaruh pada air larian
karena lahan awal berupa lahan kosong dan akan menjadi
kampus UNSIKA. Sehingga, dampak peningkatan air larian
(run off) pada tahap konstruksi pematangan lahan dan
operasional base camp termasuk ke dalam Dampak
Penting Hipotetik (DPH).
 Penurunan Estetika Lingkungan
Kegiatan pematangan lahan diperkirakan akan
menimbulkan penurunan estetika lingkungan dari adanya
timbulan sampah para pekerja dan tanah bekas galian.
Sehingga, dampak penurunan estetika lingkungan pada
tahap konstruksi pematangan lahan dan operasional base
camp termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik
(DPH).
 Terganggunya Biota Air
Kegiatan Pematangan Lahan dapat menimbulkan penurunan
kualitas air permukaan dalam kasus ini air sungai, dimana
dari adanya air larian (run off) dapat membawa agregat
tanah menuju ke badan air penerima serta dari kemungkinan
bahan-bahan material yang jatuh/masuk ke sungai. Kualitas
air permukaan yang menurun berpotensi berdampak kurang
baik bagi biota air di dalamnya juga mempengaruhi
kesehatan masyarakat yang memanfaatkan air tersebut.
Sehingga, dampak terganggunya biota air pada tahap

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 105
 
 

konstruksi pematangan lahan dan operasional base camp


termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Dengan adanya kegiatan pematangan lahan saat konstruksi
diperkirakan dapat menimbulkan peningkatan sebaran debu
dan peningkatan intensitas kebisingan, yang bisa
mengganggu pekerja konstruksi serta masyarakat disekitar
lokasi kegiatan, terutama tukang selama kurun waktu
kegiatan tersebut dan akan menyebabkan penurunan
kesehatan masyarakat. Sehingga, dampak terganggunya
kesehatan masyarakat pada tahap konstruksi pematangan
lahan dan operasional base camp termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).

4. Pembangungan Sarana dan Prasarana


 Penurunan Kualitas Udara
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA
diprakirakan berdampak pada penurunan kualitas udara
ambien dengan adanya emisi gas buang dari beroperasinya
kendaraan dan peralatan berat yang digunakan serta
peningkatan debu. Sehingga, dampak penurunan kualitas
udara pada tahap konstruksi pembangunan sarana dan
prasarana termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik
(DPH).
 Peningkatan Kebisingan
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA
diprakirakan menimbulkan peningkatan kebisingan dari
adanya operasional alat berat. Sehingga, dampak
peningkatan kebisingan pada tahap konstruksi
pembangunan sarana dan prasarana termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 106
 
 

 Penurunan Kualitas Air Permukaan


Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan penurunan kualitas air permukaan dari
adanya air larian (run off) yang membawa agregat tanah
menuju ke badan air penerima yaitu Sungai Cilamaran.
Sehingga, dampak penurunan kualitas air permukaan pada
tahap konstruksi pembangunan sarana dan prasarana
termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan peningkatan air larian (run off) karena yang
semula merupakan lahan kosong akan menjadi tempat
Kampus UNSIKA. Sehingga, dampak peningkatan air
larian (run off) pada tahap konstruksi pembangunan sarana
dan prasarana termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).
 Penurunan Estetika Lingkungan
Kegiatan pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan terjadinya sampah domestik dari pekerja
bangunan serta sisa material seperti kayu, krikil, baja, dan
lainnya. Sehingga, dampak penurunan estetika lingkungan
pada tahap konstruksi pembangunan sarana dan prasarana
termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Terganggunya Biota Air
Kegiatan konstruksi pembangunan Kampus UNSIKA akan
menimbulkan terganggunya biota air karena adanya air
larian (run off) yang membawa agregat tanah menuju ke
badan air penerima yaitu Sungai Cilamaran sehingga dapat
menyebabkan terganggunya populasi biota air. Sehingga,
dampak terganggunya biota air pada tahap konstruksi
pembangunan sarana dan prasarana termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 107
 
 

C. Operasional
1. Penerimaan Tenaga Kerja
 Peningkatan Pendapatan
Pada tahap operasional, tenaga kerja yang direkrut
diperkirakan berjumlah 140 orang, dan diprioritaskan
berasal dari tenaga kerja lokal atau tenaga kerja di sekitar
lokasi kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan, dampak potensial yang akan timbul dari
adanya kegiatan ini yaitu kesempatan kerja dan berusaha
serta peningkatan pendapatan. Sehingga, dampak
peningkatan pendapatan pada tahap operasional penerimaan
tenaga kerja termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).
 Kesempatan Kerja dan Berusaha
Pada tahap operasional dibutuhkan tenaga kerja untuk
karyawan dan pengamanan gedung. Biasanya warga sekitar
akan mengajukan beberapa penduduknya untuk menjadi
karyawan pada universitas tersebut. Dan biasanya pada
sidang konsultasi public, persyaratan dari perwakilan
penduduk sekitar adalah memperkerjakaan penduduk
sekitar menjadi karyawan saat operasional bila ingin
diadakannya pembangunan. Sehingga, dampak kesempatan
kerja dan berusaha pada tahap operasional penerimaan
tenaga kerja termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).

2. Operasional dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


Dampak potensial yang akan timbul dari operasional dan
pemeliharaan ini adalah :
 Penurunan Kualitas Udara
Tahap operasional diperkirakan akan menurunkan kualitas
udara dari adanya peningkatan debu serta emisi kendaraan

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 108
 
 

(CO, NOx, SO2, dan debu) karyawan atau mahasiswa serta


penggunaan alat berupa genset. Sehingga, dampak
penurunan kualitas udara pada tahap operasional dan
pemeliharaan sarana dan prasarana termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Kebisingan
Tahap operasional diperkirakan akan menimbulkan
peningkatan kebisingan dari kendaraan karyawan atau
mahasiswa dan pengoperasian alat genset di lokasi.
Sehingga, dampak peningkatan kebisingan pada tahap
operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana
termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Penurunan Kualitas Air Permukaan
Penurunan kualitas air permukaan dalam kasus ini air
sungai, dimana dari adanya air larian (run off) dan sampah
domestik menuju ke badan air penerima serta dari
kemungkinan bahan-bahan material yang jatuh/masuk ke
sungai. Sehingga, dampak penurunan kualitas air
permukaan pada tahap operasional dan pemeliharaan sarana
dan prasarana termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
Peningkatan air larian (run off) karena yang semula lahan
kosong telah menjadi bangunan kampus. Sehingga, dampak
peningkatan air larian (run off) pada tahap operasional dan
pemeliharaan sarana dan prasarana termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Penurunan Estetika Lingkungan
Saat operasional akan menimbulkan penurunan estetika
lingkungan karena adanya sampah domestik dari
mahasiswa, karyawan, dan sapuan halaman. Sehingga,
dampak penurunan estetika lingkungan pada tahap

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 109
 
 

operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana


termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Gangguan Lalu Lintas
Dengan beroperasinya Kampus UNSIKA, maka akan terjadi
peningkatan volume lalu lintas kendaraan dan gangguan
arus lalu lintas terutama di titik-titik di sekitar gerbang
masuk-keluar kawasan Kampus UNSIKA. Sehingga,
dampak gangguan lalu lintas pada tahap operasional dan
pemeliharaan sarana dan prasarana termasuk ke dalam
Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Peningkatan Rosot Karbon
Ruang terbuka hijauu pada Kampus UNSIKA dapat
meningkatkan rosot karbon sehingga mengurangi pencemar
udara (CO2). Secara umum jenis tanaman yang berhijau
daun (chlorophyl) dalam proses fotosintesisnya dengan
bantuan cahaya matahari akan menggunakan karbon
dioksida (CO2) dari udara atau lingkungan sekitarnya
diubah antara lain menghasilkan Oksigen (O2). Gas CO2
sebagai salah satu gas rumah kaca yang dapat menimbulkan
pemanasan global akan direduksi oleh tanaman. Semua
jenis tanaman yang berklorofil memanfaatkan CO2 untuk
proses biokimia yang dibantu cahaya matahari dapat
menghasilkan O2 yang dibutuhkan untuk kehidupan mahluk
hidup di bumi. Sehingga, dampak peningkatan rosot karbon
pada tahap operasional dan pemeliharaan sarana dan
prasarana termasuk ke dalam Dampak Tidak Penting
Hipotetik (DTPH).
 Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat yang timbul karena adanya
peningkatan debu, kebisingan, gangguan lalu lintas,
penurunan kualitas air permukaan. Sehingga, dampak
keresahan masyarakat pada tahap operasional dan

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 110
 
 

pemeliharaan sarana dan prasarana termasuk ke dalam


Dampak Penting Hipotetik (DPH).
 Penurunan Kesehatan Masyarakat
Akibat adanya dampak berupa penurunan kualitas udara,
peningkatan kebisingan serta peningkatan limbah padat
diprakirakan menimbulkan dampak turunan yang berupa
penurunan tingkat kesehatan masyarakat terutama pada
penduduk di desa terdekat dengan kegiatan. Sehingga,
dampak penurunan kesehatan masyarakat pada tahap
operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana
termasuk ke dalam Dampak Penting Hipotetik (DPH).

Pertimbangan Dampak Potensial menjadi Dampak Penting


Hipotetik diuraikan secara singkat dalam Tabel 2.45.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 111
 
  BAB II PELINGKUPAN

Tabel 2.45 Pertimbangan Dampak Potensial menjadi Dampak Penting Hipotetik


Komponen
Pra
Kegiatan Konstruksi Operasi
Konstruksi
Dampak
Survey,
Penerimaan Mobilisasi Pembangunan Penerimaan Operasional
Perijinan Pematangan
Lingkungan Tenaga Alat dan Sarana Tenaga dan
dan Lahan
Kerja Material Prasarana Kerja Pemeliharaan
Perencanaan
KOMPONEN FISIKA – KIMIA
1. Penurunan Kualitas Udara1 - - DPH - DPH - DPH
2
2. Peningkatan Kebisingan - - DPH - DPH - DPH
3. Peningkatan Getaran - - - - - - -
4. Terjadinya Longsor - - - - - - -
5. Terjadinya Perubahan Bentang Alam - - - - - - -
6. Penurunan Kuantitas Air Permukaan - - - - - - -
7. Penurunan Kualitas Air Permukaan3 - - - DPH DPH - DPH
8. Peningkatan Air Larian (Run Off) - - - DPH DPH - DPH
9. Penurunan Estetika Lingkungan - - - DPH DPH - DPH
10. Gangguan Lalu Lintas Lalu Lintas - - DPH - - - DPH
11. Kerusakan Jalan - - DPH - - - -
KOMPONEN BIOLOGI
1. Peningkatan Rosot Karbon - - - - - - DTPH
2. Terganggunya Biota Air - - - DPH DPH - -

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 112
 
  BAB II PELINGKUPAN

Komponen
Pra
Kegiatan Konstruksi Operasi
Konstruksi
Dampak
Survey,
Penerimaan Mobilisasi Pembangunan Penerimaan Operasional
Perijinan Pematangan
Lingkungan Tenaga Alat dan Sarana Tenaga dan
dan Lahan
Kerja Material Prasarana Kerja Pemeliharaan
Perencanaan
KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA

1. Kesempatan Kerja dan Berusaha - DPH - - - DPH -


2. Peningkatan Pendapatan - DPH - - - DPH -
3. Keresahan Masyarakat DPH - - DPH - - DPH
KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT
1. Terganggunya Kesehatan
- - - - - - DPH
Masyarakat
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)
Keterangan :
DPH : Ada Dampak
- : Tidak Ada Dampak
1 : SO2, NOx, CO, H2S, NH3, Pb, HC, TSP
2 : Tingkat Kebisingan
3 : Amoniak (NH3-N), Besi (Fe), Fluorida (F), Kesadahan (CaCO3), Klorida (Cl-), Mangan (Mn), Nitrat (NO3-N), Nitrit (NO2-N), pH, Sisa Chlor, Sulfat (SO4), Minyak dan
Lemak, Coliform,E. Coli

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 113
 
  BAB II PELINGKUPAN

Tabel 2.46 Tabel Evaluasi Dampak Potensial


DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Kegiatan survei, perencanaan
dan perizinan akan Desa Pasir
Komponen
Survei, Perencanaan Keresahan menimbulkan keresahan Disimpulkan Jengkol dan
1 Tidak ada Sosial, Ekonomi 12 Bulan
dan Perizinan Masyarakat masyarakat Bagi yang menjadi DPH Desa
dan Budaya
merasa resah dan menolak Margasari
keberadaan kegiatan
TAHAP KONSTRUKSI
Pada tahap konstruksi akan
dilakukan mobilisasi tenaga
kerja untuk kegiatan
pembangunan UNSIKA
Kesempatan
sesuai kebutuhan, Desa Pasir
Komponen Kerja dan
Penerimaan Tenaga diperkirakan akan dapat Disimpulkan Jengkol dan
1 Tidak ada Sosial, Ekonomi Berusaha serta 4 Bulan
Kerja menyerap tenaga kerja/buruh menjadi DPH Desa
dan Budaya Peningkatan
sekitar 87 orang. Disamping Margasari
Pendapatan
itu juga berdampak pada
terbukanya peluang usaha
bagi masyarakat di
sekitarnya.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 114
 
  BAB II PELINGKUPAN

DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Kegiatan mobilisasi
diprakirakan akan
menimbulkan penurunan
kualitas udara sebagai akibat
adanya gas buang dari
kendaraan yang digunakan
serta resuspensi debu
Penurunan
terhadap permukiman Desa Pasir
Komponen Kualitas Udara
Mobilisasi alat dan penduduk yang dilewati. Hal Disimpulkan Jengkol dan
2 Tidak ada Fisika dan Ambien untuk 8 Bulan
material ini sebagai akibat terjadinya menjadi DPH Desa
Kimia Parameter
peningkatan arus lalu lintas Margasari
Debu
menuju lokasi kegiatan yang
mengangkut alat dan untuk
kegiatan konstruksi jaringan
induk dan sekunder, yang
didatangkan dari luar, yang
melibatkan kendaraan
berbahan bakar solar.
Peningkatan Desa Pasir
Komponen Kegiatan ini berlangsung
Kebisingan Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan secara sementara pada tahap 8 Bulan
dan Kerusakan menjadi DPH Desa
Kimia konstruksi saja.
Jalan Margasari
Kegiatan ini berlangsung
Desa Pasir
Komponen secara sementara pada tahap
Gangguan Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi konstruksi saat unloading 8 Bulan
Lalu Lintas menjadi DPH Desa
dan Budaya material yang menyebabkan
Margasari
keresahan masyarakat

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 115
 
  BAB II PELINGKUPAN

DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Kegiatan ini berlangsung
secara sementara pada tahap
konstruksi saat pematangan
Peningkatan
lahan dengan menggunakan
Air Larian,
alat berat saat pemerataan
Penurunan Desa Pasir
Komponen tanah. Peningkatan air larian
Kualitas Air Disimpulkan Jengkol dan
3 Pematangan Lahan Tidak ada Fisika dan disebabkan dari pemerataan 12 Bulan
Permukaan menjadi DPH Desa
Kimia tanah sehingga infiltrasi air
dan Penurunan Margasari
berkurang, run off tersebut
Estetika
mengalir ke sungai cilamaran
Lingkungan
yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas air
permukaan
Keresahan masyarakatan
Desa Pasir
Komponen berkaitan dengan penurunan
Keresahan Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi kualitas air permukaan dan 8 Bulan
Masyarakat menjadi DPH Desa
dan Budaya penurunan estetika
Margasari
lingkungan
Terganggunya biota air Desa Pasir
Komponen Terganggunya disebabkan dari hasil Disimpulkan Jengkol dan
8 Bulan
Biologi Biota Air pematangan lahan terutama menjadi DPH Desa
air larian Margasari

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 116
 
  BAB II PELINGKUPAN

DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Dengan adanya kegiatan
pematangan lahan saat
konstruksi diperkirakan dapat
menimbulkan peningkatan
sebaran debu dan
peningkatan intensitas
Desa Pasir
Komponen kebisingan, yang bisa
Kesehatan Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi mengganggu pekerja 8 Bulan
Masyarakat menjadi DPH Desa
dan Budaya konstruksi serta masyarakat
Margasari
disekitar lokasi kegiatan,
terutama tukang selama
kurun waktu kegiatan
tersebut dan akan
menyebabkan penurunan
kesehatan masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung
secara sementara pada tahap
Peningkatan konstruksi saat pembangunan Desa Pasir
Komponen
Pembangunan Sarana Kebisingan, sarana dan prasarana. Disimpulkan Jengkol dan
4 Tidak ada Fisika dan 24 Bulan
dan Prasarana Penurunan Kebisingan dan penurunan menjadi DPH Desa
Kimia
Kualitas Udara kualitas udara disebabkan Margasari
dari proses pembangungan
sarana dan prasarana tersebut

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 117
 
  BAB II PELINGKUPAN

Penurunan kualitas air


permukaan diakibatkan oleh Desa Pasir
Komponen Penurunan
adanya agregat tanah atau Disimpulkan Jengkol dan
Tidak ada Fisika dan Kualitas Air 24 Bulan
pasir yang terbawa oleh air menjadi DPH Desa
Kimia Permukaan
larian (run off) dan masuk ke Margasari
dalam badan air penerima.

Peningkatan air larian (run


Desa Pasir
Komponen Peningkatan off) disebabkan oleh lahan
Disimpulkan Jengkol dan
Tidak ada Fisika dan Air Larian yang semulanya berupa lahan 24 Bulan
menjadi DPH Desa
Kimia (Run Off) kosong menjadi kampus
Margasari
UNSIKA.

Penurunan estetika
lingkungan disebabkan oleh Desa Pasir
Komponen Penurunan
adanya limbah padat berupa Disimpulkan Jengkol dan
Tidak ada Fisika dan Estetika 24 Bulan
sisa bahan material dari menjadi DPH Desa
Kimia Lingkungan
pembangunan sarana dan Margasari
prasarana.
Terganggunya biota air
disebabkan karena adanya Desa Pasir
Komponen Terganggunya agregat tanah atau pasir yang Disimpulkan Jengkol dan
Tidak ada 24 Bulan
Biologi Biota Air terbawa air larian (run off) ke menjadi DPH Desa
dalam sungai cilamaran Margasari
sehingga biota air terganggu.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 118
 
  BAB II PELINGKUPAN

DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
TAHAP OPERASIONAL
Pada tahap operasional,
tenaga kerja yang direkrut
diperkirakan berjumlah 140
orang, dan diprioritaskan
berasal dari tenaga kerja
lokal atau tenaga kerja di Desa Pasir
Komponen Selama
Penerimaan Tenaga Peningkatan sekitar lokasi kegiatan sesuai Disimpulkan Jengkol dan
1 Tidak ada Sosial, Ekonomi Operasion
Kerja Pendapatan dengan kemampuan dan menjadi DPH Desa
dan Budaya al
keterampilan, dampak Margasari
potensial yang akan timbul
dari adanya kegiatan ini yaitu
kesempatan kerja dan
berusaha serta peningkatan
pendapatan.
Pada tahap operasional
dibutuhkan tenaga kerja
untuk karyawan dan
pengamanan gedung.
Biasanya warga sekitar akan Desa Pasir
Komponen Kesempatan Selama
mengajukan beberapa Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi Kerjadan Operasion
penduduknya untuk menjadi menjadi DPH Desa
dan Budaya Berusaha al
karyawan pada universitas Margasari
tersebut. Dan biasanya pada
sidang konsultasi publik,
persyaratan dari perwakilan
penduduk sekitar adalah

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 119
 
  BAB II PELINGKUPAN

memperkerjakaan penduduk
sekitar menjadi karyawan
saat operasional bila ingin
diadakannya pembangunan.
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Tahap operasional
diperkirakan akan
menurunkan kualitas udara
Desa Pasir
Komponen dari adanya peningkatan Selama
Operasional dan Penurunan Disimpulkan Jengkol dan
2 Tidak ada Fisika dan debu serta emisi kendaraan Operasion
pemeliharaan sarana Kualitas Udara menjadi DPH Desa
Kimia (CO, NOx, SO2, dan debu) al
Margasari
karyawan atau mahasiswa
serta penggunaan alat berupa
genset.
Tahap operasional
diperkirakan akan
Desa Pasir
Komponen menimbulkan peningkatan Selama
Peningkatan Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan kebisingan dari kendaraan Operasion
Kebisingan menjadi DPH Desa
Kimia karyawan atau mahasiswa Margasari
al
dan pengoperasian alat
genset di lokasi.
Penurunan kualitas air
permukaan dalam kasus ini
Desa Pasir
Komponen Penurunan air sungai, dimana dari Selama
Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Kualitas Air adanya air larian (run off) Operasion
menjadi DPH Desa
Kimia Permukaan dan sampah domestik al
Margasari
menuju ke badan air
penerima serta dari

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 120
 
  BAB II PELINGKUPAN

kemungkinan bahan-bahan
material yang jatuh/masuk ke
sungai.
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Penurunan kuantitas air
permukaan karena pada
Desa Pasir
Komponen Penurunan tahap operasional dan Selama
Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Kuantitas Air pemeliharaan menggunakan Operasion
menjadi DPH Desa
Kimia Permukaan air permukaan sehingga al
Margasari
berpengaruh terhadap
kuantitasnya.
Peningkatan air larian (run Desa Pasir
Komponen Peningkatan Selama
off) karena yang semula Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Air Larian Operasion
lahan kosong telah menjadi menjadi DPH Desa
Kimia (Run Off) al
bangunan kampus. Margasari
Saat operasional akan
menimbulkan penurunan Desa Pasir
Komponen Penurunan Selama
estetika lingkungan karena Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Estetika Operasion
adanya sampah domestik dari menjadi DPH Desa
Kimia Lingkungan al
dari karyawan, dan sapuan Margasari
halaman.
Dengan beroperasinya
Kampus UNSIKA, maka
akan terjadi peningkatan Desa Pasir
Komponen Selama
Gangguan volume lalu lintas kendaraan Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Operasion
Lalu Lintas dan gangguan arus lalu lintas menjadi DPH Desa
Kimia al
terutama di titik-titik di Margasari
sekitar gerbang masuk-keluar
kawasan Kampus UNSIKA.

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 121
 
  BAB II PELINGKUPAN

DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Ruang terbuka hijauu pada
Kampus UNSIKA dapat
meningkatkan rosot karbon
sehingga mengurangi
pencemar udara (CO2).
Secara umum jenis tanaman
yang berhijau daun
(chlorophyl) dalam proses
fotosintesisnya dengan
bantuan cahaya matahari
akan menggunakan karbon
dioksida (CO2) dari udara
Desa Pasir
atau lingkungan sekitarnya Disimpulkan Selama
Komponen Peningkatan Jengkol dan
diubah antara lain menjadi Operasion
Biologi Rosot Karbon Desa
menghasilkan Oksigen (O2). DTPH al
Margasari
Gas CO2 sebagai salah satu
gas rumah kaca yang dapat
menimbulkan pemanasan
global akan direduksi oleh
tanaman. Semua jenis
tanaman yang berklorofil
memanfaatkan CO2 untuk
proses biokimia yang dibantu
cahaya matahari dapat
menghasilkan O2 yang
dibutuhkan untuk kehidupan
mahluk hidup di bumi.
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 122
 
 

2.4.3 Hasil Proses Pelingkupan


Hasil proses pelingkupan mencakup dampak penting hipotetik
akibat rencana kegiatan, lingkup wilayah studi yang terdiri dari
batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administratif.
2.4.3.1 Dampak Penting Hipotetik
Penentuan dampak hipotetik dimaksudkan untuk menentukan
jenis dampak penting hipotetik dengan derajat kepentingannya
akibat rencana kegiatan yang akan dikaji dalam Andal sesuai
hasil pelingkupan, juga dengan melihat kegiatan lain yang
sejenis. Hasil penentuan dampak hipotetik adalah sebagai
berikut:
A. Tahap Pra Konstruksi
 Keresahan Masyarakat
B. Tahap Konstruksi
 Penurunan Kualitas Udara
 Peningkatan Kebisingan
 Penurunan Kualitas air permukaan
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
 Penurunan Estetika Lingkungan
 Gangguan Lalu Lintas
 Terjadinya Kerusakan Jalan
 Terganggunya Biota Air
 Kesempatan Kerja dan Berusaha
 Peningkatan Pendapatan
 Keresahan Masyarakat
3. Tahap Operasional
 Penurunan Kualitas Udara
 Peningkatan Kebisingan
 Penurunan Kualitas Air Permukaan
 Peningkatan Air Larian (Run Off)
 Penurunan Estetika Lingkungan
 Gangguan Lalu Lintas

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 123
 
 

 Keresahan Masyarakat
 Terganggunya Kesehatan Masyarakat

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 124
 
  BAB II PELINGKUPAN

Gambar 2.44 Bagan Alir Proses Pelingkupan


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 125
 
 

2.5 BATAS WILAYAH STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN


Pelingkupan wilayah studi di dalam Andal dimaksudkan untuk
mengarahkan studi pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan dengan
harapan kajian yang cukup berarti sehingga didapat kejelasan mengenai
lingkup studi, kedalaman dan strategi studi.

2.5.1 Batas Proyek


Batas proyek merupakan besarnya lahan yang digunakan untuk
pembangunan kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA), dimana kampus UNSIKA memiliki luas 29,98 Ha dan
terdiri dari beberapa fasilitas. Batas proyek adalah batas lahan
keseluruhan yaitu lahan yang digunakan untuk rencana
pembangunan UNSIKA.

Gambar 2.45 Batas Proyek


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

2.5.2 Batas Ekologis


Batas ekologis berdasarkan transportasi limbah terdiri dari air dan
udara. proses alami yang berlangsung diperkirakan akan
mengalami perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah
ruang di sekitar rencana kegiatan yang secara ekologis memberi

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 126
 
 

dampak terhadap aktifitas tersebut. Jadi batas wilayah ekologis


dalam studi ini adalah sebagai berikut:
‐ Daerah yang menjadi wilayah persebaran dispersi emisi
pencemar udara dari kegiatan konstruksi dan mobilisasi
alat ditentukan oleh arah angin dominan ke arah tenggara
dan barat laut sampai radius 200 m. Kecepatan angin
berkisar antara 1,9-3,8 knot.
‐ Air larian dan agregat tanah melalui air permukaan yang
berada di tengah-tengah lokasi kegiatan , dengan radius
sampai dengan 1 km ke hulu dank ke hilir, ditentukan oleh
kecepatan aliran sebesar 6,97 m/s.

Gambar 2.46 Batas Ekologis Hidrolis


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Gambar 2.47 Batas Ekologis Udara


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 127
 
 

2.5.3 Batas Sosial


Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat kegiatan.
Untuk batas sosial yang ditetapkan terletak di Desa Margasari dan
Pasir Jengkol dimana batas wilayah ini yang akan mengalami
dampak dari:
‐ Aspek sosial (persepsi masyarakat terhadap proyek,
pendapatan penduduk, aksesibilitas masyarakat selama
konstruksi dan operasional)
‐ Kesehatan masyarakat (karena kualitas air selama
konstruksi dan emisi kendaraan bermotor selama konstruksi
dan operasional).

Gambar 2.48 Batas Sosial


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

2.5.4 Batas Administratif


Batas administratif merupakan batas studi yang pelingkupannya
ditentukan berdasarkan segi pemerintahan yang erat kaitannya
dengan kelembagaan, tata nilai masyarakat, serta peraturan yang
berlaku di daerah tersebut. Dimana lokasi kegiatan ini berada pada:
‐ Sebelah Utara : Lahan kosong, sawah dan
permukiman penduduk

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 128
 
 

‐ Sebelah Selatan : Lahan kosong, sawah dan


permukiman penduduk
‐ Sebelah Barat : Gudang Alfamart dan Jl. Lingkar
Tanjungpura
‐ Sebelah Timur : Permukiman penduduk

Gambar 2.49 Batas Administratif


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

2.5.5 Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan resultante atau menjadi batas
terluar dari overlay dari keempat batas di atas (batas proyek, batas
ekologis, batas sosial, dan batas administrasi).

Gambar 2.50 Batas Wilayah Studi


(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 129
 
 

2.5.6 Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian Andal ditentukan berdasarkan lamanya dampak
berlangsung, artinya batas waktu kajian ditentukan berdasarkan
batas waktu berlangsungnya dampak sesuai dengan tahapan
kegiatan sesuai dampak penting hipotetik yaitu tahap pra
konstruksi 18 (delapan belas) bulan, konstruksi 24 (dua puluh
empat) bulan dan operasional selama kegiatan operasional
berlangsung.

Tabel 2.47 Batas Waktu Kajian


Dampak Penting Waktu Kajian
No. Kegiatan
Hipotetik Dampak
TAHAP PRA KONSTRUKSI
Survei, perencanaan dan
1. Keresahan Masyarakat 12 Bulan
perizinan
TAHAP KONSTRUKSI
Mobilisasi Alat Berat dan
8 Bulan
Material
1. Penurunan Kualitas Udara 12 Bulan
Pematangan lahan
24 Bulan
Pekerjaan Konstruksi
Mobilisasi Alat Berat dan
8 Bulan
Material
2. Peningkatan Kebisingan 12 Bulan
Pematangan lahan
24 Bulan
Pekerjaan Konstruksi
3. Penurunan Kualitas Air Permukaan Pematangan lahan 12 Bulan
Mobilisasi alat 8 Bulan
4. Penurunan Estetika Lingkungan Pematangan lahan 12 Bulan
Pekerjaan Konstruksi 24 Bulan
Gangguan Lalu Lintas dan Mobilisasi Alat Berat dan
5. 8 Bulan
Kerusakan Jalan Material
6. Terganggunya Biota Air Pematangan lahan 8 Bulan
7. Peningkatan Pendapatan Penerimaan Tenaga Kerja 4 Bulan
8. Kesempatan Kerja dan Berusaha Penerimaan Tenaga Kerja 4 Bulan
Mobilisasi Alat Berat dan
8 Bulan
9. Keresahan Masyarakat Material
8 Bulan
Pematangan Lahan
TAHAP OPERASIONAL
Selama 12 bulan di-
mulai saat kegiatan
1. Penurunan Kualitas Udara Pengoperasian Jalan operasi, di-lanjutkan
pemantauan rutin setiap
6 bulan Operasional
Selama 12 bulan di-
mulai saat kegiatan
2. Peningkatan Kebisingan Pengoperasian Jalan operasi, di-lanjutkan
pemantauan rutin setiap
6 bulan Operasional

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 130
 
 

Dampak Penting Waktu Kajian


No. Kegiatan
Hipotetik Dampak
3. Peningkatan Air Larian Pengoperasian Jalan Selama Operasional
4. Penurunan Kualitas Air Permukaan Pengoperasian Jalan Selama Operasional
5. Gangguan Lalu Lintas Pemeliharaan Jalan Selama Pemeliharaan
6. Penurunan Kesehatan Masyarakat Pengoperasian Jalan Selama Operasional
7. Keresahan Masyarakat Pengoperasian Jalan Selama Operasional
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016

Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 131
 

Anda mungkin juga menyukai

  • CV PDF
    CV PDF
    Dokumen3 halaman
    CV PDF
    RaniAnnisaRoyani
    Belum ada peringkat
  • KP
    KP
    Dokumen45 halaman
    KP
    RaniAnnisaRoyani
    Belum ada peringkat
  • Sungai Cisadane
    Sungai Cisadane
    Dokumen7 halaman
    Sungai Cisadane
    RaniAnnisaRoyani
    Belum ada peringkat
  • b3 Ada Tambahan
    b3 Ada Tambahan
    Dokumen19 halaman
    b3 Ada Tambahan
    RaniAnnisaRoyani
    Belum ada peringkat
  • CERPEN
    CERPEN
    Dokumen3 halaman
    CERPEN
    RaniAnnisaRoyani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 KA FIX
    Bab 1 KA FIX
    Dokumen6 halaman
    Bab 1 KA FIX
    RaniAnnisaRoyani
    Belum ada peringkat