PELINGKUPAN
C. Fasilitas Umum
Masjid
Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan
ibadah shalat berjama’ah, masjid dibangun seluas 8.750 m2 yang
dapat menampung sebanyak 1.000 orang.
Gedung Serbaguna
Gedung serbaguna sama halnya dengan gedung aula bersama yang
fungsinya sama diantaranya untuk keperluan kegiatan massal
Area Komersil
Area komersil difungsikan sebagai tempat perdagangan dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, diantaranya terdapat ruko,
warung, tempat foto copy, kantin, dan sebagainya. Area komersil
dibangun diatas lahan seluas 8.900 yang dapat menampung 500
orang.
Zoning
- Rencana Pola Sirkulasi
Pola Sirkulasi pada site ini adalah sumbu axis diagonal
yang mengarah pada suatu vocal point yaitu fasilitas
bersama (Gedung Rektorat) yang mempunyai pola sirkulasi
lingkar dalam dan lingkar luar. Pola sirkulasi lingkar dalam
adalah pola sirkulasi yang membatasi antara area akademik
dan area fasilitas bersama, sedangkan pola sirkulasi lingkar
luar adalah pola sirkulasi yang membatasi antara area
akademik dan area parkir atau sarana olahraga.
2. Material Konstruksi
Material yang akan digunakan pada kegiatan konstruksi
didatangkan dari luar lokasi kegiatan melalui jalur darat (jalan
raya) yaitu melalui Ruas Jalan Lingkar Tanjungpura. Bahan dan
material bangunan yang dibutuhkan antara lain : pasir, batu
pecah/batu kali, bata merah/batako, semen PC, besi beton,
keramik, Kaca, Allumunium, spandek, gypsum board dan aspal
hotmix. Material konstruksi yang akan digunakan disajikan pada
Tabel 2.7 berikut ini.
Tabel 2.7 Perkiraan Bahan Material Yang Digunakan Pada Tahap
Konstruksi
Kendaraan Sumber
No Jenis Material Volume Satuan
yang Dipakai Material
1 Pasir 253.000 M3 Tronton Luar Kawasan
2 Sirtu 115.600 M3 Tronton Luar Kawasan
3 Batu Pecah 82.300 M3 Tronton Luar Kawasan
4 Bata/Batako 325.000.000 buah Truk Luar Kawasan
5 Tanah Urug 348.104 M3 Tronton Luar Kawasan
6 Hebel 26.000 M2 Trailer Luar Kawasan
7 Semen PC 113.000 zak Mobil Mixer Luar Kawasan
8 Beton 132.500 M3 Trailer Luar Kawasan
9 Besi Beton 83.850 ton Truk Luar Kawasan
10 Keramik 130.000 M2 Truk Luar Kawasan
Allumunium
11 Composite 75.200 M2 Truk Luar Kawasan
Panel
12 GRC Panel 5.200 M2 Truk Luar Kawasan
CampuranKonstr
uksi
Air Tanah 3,50 m³/hari
35,20 m³/hari
KebutuhanLainny
a (penyiraman)
15,00 m³/hari
Keterangan :
Aliran Air Bersih
Aliran Air Kotor
Sirkulasi Pedestrian
Konsep utama sirkulasi pedestrian pada kampus yaitu grid. Konsep
pedestrian grid diterapkan pada pedestrian yang menghubungkan
antar bangunan. Jalur Pedestrian dapat menghubungkan dari
bangunan ke bangunan lain sehingga antar bangunan bisa saling
berkesinambungan. Karakter pedestrian yang dihadirkan pada
kampus ini adalah penciptaan area jalur pejalan kaki yang aman,
nyaman dan menyenangkan.Sebagian konsep pedestrian adalah
selasar agar pejalan kaki merasa dinaungi dan merasa nyaman.
Seluruh area terbuka antara bangunan di dalam kampus dirancang
sedemikian rupa sehingga mendukung keamanan dan kenyamanan
dari rute pedestrian. Konsep ini diterjemahkan dengan sistem
sirkulasi ring road sehingga tercipta sejumlah ruang bebas
kendaraan bermotor di dalamnya. Bangunan-bangunan di dalam
setiap klaster terdapat di dalam ruang ini. Melalui konsep ini,
pejalan kaki akan nyaman berkegiatan dan menjangkau satu
bangunan dengan bangunan lainnya tanpa perlu khawatir
terganggu oleh sirkulasi kendaraan bermotor.
GedungRektorat
2,50 m³/hari
GedungPerpustakaan
3,50 m³/hari
Aula Bersama
10,00 m³/hari
GedungFakultas
15,00 m³/hari
GedungPerkuliahan
10,00 m³/hari
GedungKuliahBersam
a
12 50 m³/ha i
Area Komersil
5,00 m³/hari
Grasstr Sungai
ap
Cilamaran
GedungOlahraga
4,00 m³/hari
Guset house
1,00 m³/hari
Pos Jaga
0,08 m³/hari
LaboratoriumBersama
6,50 m³/hari
IPAL
11,70
LaboratoriumFakultas m³/hari
6,50 m³/hari
Sungai
Cilamaran
Air Limbah Screen Box Separation Aerasi
Domestik Tank
64, 86
3
/h i
E. Timbulan sampah
Timbulan sampah berasal dari karyawan, mahasiswa, dan sapuan
halaman diperkirakan sebesar 76,16 m3/hari. Cara penanganan sampah
dari sumbernya dipilah terlebih dahulu antara sampah organik dan
anorganik serta disediakan bin/tong sampah terpisah, sampah organik
direncanakan akan dibuatkan kompos dan sampah non organik yang
bernilai ekonomis akan di jual, sampah yang tidak bernilai ekonomis
kemudian dikumpulkan di TPS yang berada di lokasi kegiatan,
selanjutnya diangkut ke TPA bekerja sama dengan Dinas Cipta Karya
Kabupaten Karawang. Untuk limbah B3 seperti bekas lampu TL, accu
dan oli bekas ditampung di tempat penyimpanan sementara limbah B3
kemudian diangkut oleh pihak ke 3 yang berizin.
Diangkut
Oleh Truk
Sampah Non Sampah Dimanfaatkan
Organik Kembali
1,92 m³/hari OlehPihak
Ke-3
Sampah
Organik
4,49 m³/hari
Pengomposan
(didalam Lubang
Resapan Biopori)
satu yang dikaji, yaitu rencana kegiatan yang berada di wilayah Desa Pasir
Jengkot, Kecamatan Majalaya dan Desa Margasar, Kecamatan Karawang
Timur, Kabupaten Karawang.
Gambar 2.33 Curah Hujan Rata-rata 7 Tahun Terakhir (Tahun 2008 – 2015)
(Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016)
B. Hari Hujan
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Jatisari hari hujan tertinggi di wilayah Kabupaten Karawang
terjadi pada tahun 2008 di bulan Februari selama 21 hari. lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.16 berikut.
Gambar 2.34 Hari Hujan Rata-rata 7 Tahun Terakhir (Tahun 2008 – 2015)
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Jatisari, 2016)
Keterangan :
I & II : Sampling Dilakukan Selama 1 Jam
III : Sampling dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit
Huruf bercetak tebal menunjukkan parameter yang tidak terakreditasi
2.2.1.2 Fisiografi
A. Topografi dan Kemiringan Lereng
Geomorfologi daerah Karawang dan sekitarnya dapat dibedakan ke
dalam dua satuan yaitu dataran rendah dan perbukitan landai berelif
rendah. Satuan dataran rendah menempati bagian utara, yang tersusun
oleh batuan endapan sungai dan endapan dataran banjir, dengan
kemiringan lereng 0 – 2 % dan ketinggian lahan maksimum hingga
25m dpl. Satuan perbukitan landai berelif rendah terdapat di bagian
selatan dengan kemiringan lereng 2 – 8 %, ketinggian lahan berkisar
antara 25 hingga 75m dpl.
B. Geologi
Jenis batuan yang tersingkap di wilayah studi terdiri dari kelompok
batuan sedimen berumur miosen tengah yang disebut kelompok batuan
formasi jatiluhur terutama terdiri dari batu pasir kuarsa, batu pasir
lanauan, batu lanau pasiran dan batu gamping. Batu pasir kuarsa
umumnya berwarna abu-abu keputihan berbutir halus sampai kasar,
pemilihan sedang, kompak, keras tapi rapuh. Kelulusan air rendah
hingga sedang dan penggalian mudah hingga agak sukar dengan
peralatan sederhana. Tanah penutup berupa pasir lepungan, berwarna
kuning kecoklatan dan gembur dengan kelulusan air rendah.
C. Jenis Tanah
Jenis tanah di wilayah utara, seperti Batujaya, Telagasari, Rawamerta,
Cilamaya, Jatisari, Karawang dan di sepanjang sungai Citarum
diantaranya :
Aluvial merupakan tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir
halus yang mengalami erosi tanah. Banyak terdapat di dataran
rendah, di sekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah,
maupun di kanan kiri aliran sungai besar. Tanah ini banyak
mengandung pasir dan liat, tidak banyak mengandung unsur-unsur
zat hara. Ciri-cirinya berwarna kelabu dengan struktur yang sedikit
lepas-lepas dan peka terhadap erosi.
- Gleihumus terdapat pada topografi datar dengan banyak
cekungan. Tanah ini terbentuk pada iklim basah sampai dengan
iklim musim yang mempunyai curah hujan lebih dari 1.500
mm/tahun. Tanah ini jenuh dengan kandungan air serta
produktivitasnya rendah. Pada umumnya, tanah glei humus
digunakan untuk persawahan pasang surut, persawahan rawa, dan
sebagian besar merupakan hutan rawa.
- Grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk
kapur dan tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga
tidak ada aktivitas organik didalamnya.Hal inilah yang menjadikan
tanah ini sangat miskin hara dan unsur organik lainnya. Sifat kapur
itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di tanah
sehingga kadar kapur yang tinggi dapat menjadi racun bagi
tumbuhan.
2.2.1.3 Hidrologi
A. Air Permukaan
Keberadaan Sungai Cilamaran berada di tengah-tengah lokasi kegiatan,
Sungai CIlamarantermasuk batasan antara Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari dengan lebar 5 meter dan kedalaman 2 meter. Kecepatan air
pada Sungai Cilamaran sebesar 6,97 m/s dengan debit sebesar 69,7
m3/detik. Sungai Cilamaran ini mengalir ke wilayah utara lokasi
kegiatan, hilir Sungai Cilamaran ini mengalir ke Sungai Citarum
dengan jarak dari lokasi kegiatan sejauh 5,37 Km. Berdasarkan hasil
analisis laboratorium, hasil analisis kualitas air permukaan terdapat
parameter yang telah melebihi baku mutu berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air diantaranya BOD, COD, Nitrat dan
Fecal coliform, hal ini disebabkan adanya aktifitas domestik penduduk
disekitar hulu sungai serta adanya pemakaian pupuk organik yang
menyebabkan parameter nitrat telah melebihi baku mutu. lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.19 berikut.
B. Air Tanah
Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Karawang, (Sungkawa dan
Pasaribu, 1984), wilayah studi termasuk kedalam Luah sumur antara 5
sampai 25 l/detik (akuifer dengan aliran melalui ruang antara butir,
setempat melaluirekahan dengan keterusan 120 sampai 260 m²/hari,
umumnyaberupa akuifer konglomerat dan batupasir dengan kedalaman
sumur 60 - 200 m, kapasitas jenis 0,5 sampai 1,5 det/m, pada daerah
inisumur pada umumnya mengalir dengan sendiri). Untuk mengetahui
rona awal kualitas air tanah diambil 1 titik sampel pada sumur
penduduk di sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hasil analisis kualitas
air tanah semua parameter masih dibawah baku mutu berdasarkan
Permenkes No.492/Men-Kes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.20.
Dari keempat komponen neraca air di atas, besarnya curah hujan dapat
diketahui dari data sekunder yang diperoleh dari stasiun penakar curah
hujan terdekat yaitu Stasiun Metereologi dan Geofisika Jatisari.
Evaporasi dihitung menggunakan persamaan empiris dengan
pendekatan klimatologi untuk setiap penggunaan lahan yang berbeda.
Sedangkan dua komponen neraca air lainnya yaitu run off dan infiltrasi
dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis dan atau pengukuran
lapangan.
Besarnya curah hujan daerah studi dari catatan stasiun penakar curah
hujan terdekat yaitu Stasiun Metereologi dan Geofisika Jatisari untuk
perioda 2008 sampai 2014 dengan curah hujan rata-rata tahunan yaitu
1.675 mm. Bulan-bulan basah terjadi pada November hingga Maret
dengan curah hujan bulanan rata-rata di atas 200 mm. Bulan-bulan
kering terjadi antara April hingga Oktober dengan curahan hujan
bulanan rata-rata kurang dari 100 mm. Banyaknya hari hujan rata-rata
dalam setahun adalah 88 hari yang berarti satu kali hujan terjadi setiap
4,1 hari. Dengan demikian besarnya curah hujan rata-rata per hari
adalah 4,59 mm. Evapotranspirasi merupakan gabungan dari evaporasi
dan evapotranspirasi. Evaporasi adalah penguapan air secara langsung
baik dari air yang menempel pada permukaan tanah, tumbuhan ataupun
dari badan air (kolam, situ, danau). Sedangkan evapotraspirasi adalah
penguapan air melalui media tumbuhan dari air yang berasal dari dalam
tanah yang terhisap melalui akar-akar tumbuhan hingga terjadi
menguap-pengeringatan oleh penyinaran mata hari. Besarnya
evapotranspirasi sangat bergantung pada kondisi klimatologi (antara
lain curah hujan, suhu udara, penyinaran mata hari, kecepatan angin
dan kelembaban), serta jenis penggunaan lahan di lokasi pengukuran.
Besarnya evapotranspirasi dihitung menggunakan persamaan Turc
(1952) yang menyederhanakan fungsi klimatologi menjadi curah hujan
tahunan dan suhu tahunan yang dilakukan pada daerah aliran sungai
bervegatasi hutan. Persamaan Turc adalah sebagai berikut:
P
ET tahun 0,5
P
2
0,9
ft
Keterangan:
ET = evapotraspirasi tahunan hutan
P = jumlah curah hujan tahunan
ft = fungsi suhu = 300 + 25t + 0,5t³, dengan t adalah suhu rata-
rata tahunan dalam derajat celcius.
B. Tanah
Berdasarkan data dari Kantor Pertanahan Kabupaten Karawang tentang
pertimbangan teknis pertanahan bahwa penggunaan tanah saat ini
seluas 175.327 Ha diantaranya merupakan tegalan, pematangan tanah,
kebun campuran, saluran, jalan setapak, bangunan, dan permukiman.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.21 berikut.
C. Transportasi
Ibukota Kabupaten Karawang berada di jalur utama Pantai Utara Jawa
Barat. Kota Karawang dilalui oleh Jalur Pantai Utara (Pantura). Jalur
Pantai Utara merupakan jalan negara yang menghubungkan DKI
Tabel 2.22 Arus Lalu Lintas Hari Minggu Jam 06.00-08.00 WIB
Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan Nilai SMP
Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 40,0 8,0 16,0 3,2
2. Sepeda motor 0,2 1.338,0 267,6 1.851,0 370,2
3. Mobil sedang 1,0 462,0 462,0 481,0 481,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 162,0 210,6 228,0 296,4
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 948,2 1.150,8
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016
Tabel 2.23 Arus Lalu Lintas Hari Minggu Jam 12.00-14.00 WIB
Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan Nilai SMP
Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 10,0 2,0 7,0 1,4
2. Sepeda motor 0,2 1.498,0 299,6 1.543,0 308,6
3. Mobil sedang 1,0 586,0 586,0 621,0 621,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 196,0 254,8 200,0 260,0
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.142,4 1.191,0
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016
Tabel 2.24 Arus Lalu Lintas Hari Minggu Jam 16.00-18.00 WIB
Arah Tanjungpura Arah Klari
No. Keterangan Nilai SMP
Jml. SMP /jam. Jml. SMP /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 8,0 1,6 3,0 0,6
2. Sepeda motor 0,2 2.304,0 460,8 1.828,0 365,6
3. Mobil sedang 1,0 647,0 647,0 669,0 669,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 179,0 232,7 188,0 244,4
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.342,1 1.279,6
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016
Tabel 2.25 Arus Lalu Lintas Hari Senin 06.00-08.00 WIB
Arah
Arah Klari
Nilai Tanjungpura
No. Keterangan
SMP SMP SMP
Jml. Jml.
/jam. /jam.
1. Sepeda/Becak 0,2 16,0 3,2 11,0 2,2
2. Sepeda motor 0,2 3.560,0 712,0 5.284,0 1.056,8
3. Mobil sedang 1,0 515,0 515,0 515,0 515,0
Kendaraan Berat
4. 1,3 196,0 254,8 307,0 399,1
(Truck/Bus/elf)
Jumlah 1.485,0 1.973,1
Sumber : Hasil Tabulasi Data Primer, 2016
B yang artinya:
‐ Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan sekurang-kurangnya 70
(tujuh puluh) kilometer per jam
‐ Kepadatan lalu lintas sangat rendah hambatan internal lalu lintas belum mempengaruhi
kecepatan
‐ Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan
yang digunakan
C yang artinya:
‐ Arus stabil tetapu pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang
lebih tinggi dengan kecepatan sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) kilometer per jam
‐ Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat
‐ Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau
mendahului
B. Fauna
Pada lokasi rencana kegiatan, tidak ditemukan fauna yang termasuk
kategori langka maupun dilindungi oleh Undang-undang. Fauna yang
ditemukan merupakan jenis fauna umum yang ditemukan di sekitar
permukiman penduduk, mengingat kondisi ruang terbuka hijau di lokasi
rencana kegiatan terletak di dekat kota. Beberapa fauna yang ditemukan
meliputi kelompok Aves / Burung seperti : Burung Gereja Eurasia(Passer
montanus) dan Kapinis Rumah (Apus affinis). Jenis Insecta/Serangga
ditemukan di lokasi rencana kegiatan seperti : Capung (Chrocotermis sp.)
dan Kupu-kupu (Papilio sp.). Selengkapnya jenis-jenis fauna yang
ditemukan di lokasi kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.30 berikut:
Tabel 2.30 Jenis – Jenis Fauna di Lokasi dan Sekitar Lokasi Kegiatan
No. Nama Lokal Nama Ilmiah
1. Kupu-kupu Papilio sp.
2. Kucing Felis catus
3. Anjing Canis familiaris
4. Capung Chrocotermis sp.
5. Kapinis Rumah Apus affinis
6. Gereja Eurasia Passer montanus
7. Ayam Galus galus
8. Burung Aves
9. Belalang Caelifera
Sumber : Pengamatan Lapangan, 2016
B. Pendidikan
Berdasarkan BPS Kabupaten Karawang dalam angka tahun 2015, jumlah
penduduk di Kecamatan Majalaya menurut tingkat pendidikan mayoritas
menyelesaikan pendidikan sampai tamat Sekolah Dasar sebanyak 4.590
orang. Dan berdasarkan data profil Kecamatan Karawang Timur tahun
2015 jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas
menyelesaikan pendidikan sampai tamat SD/sederajat sebanyak 12.448
orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
C. Mata Pencaharian
Berdasarkan data profil Kecamatan Majalaya tahun 2015 jumlah
penduduk berdsarkan mata pencaharian bekerja sebagai petani sebanyak
1.187 orang. Dan berdasarkan data profil Kecamatan karawang Timur
tahun 2015 jumlah penduduk di Desa Margasari menurut mata
pencaharian tingkat buruh tani lebih mendominasi yaitu sebanyak 8.829
orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.34 dibawah ini.
D. Agama
Berdasarkan data BPS Kabupaten Karawang dalam angka tahun 2015
jumlah penduduk di Kacamatan Majalaya mayoritas memeluk agama
Penduduk
No Agama
(orang)
Desa Pasir Jengkol
1 Islam 39.120
2 Kristen 7.911
Desa Margasari
1 Islam 94.761
2 Kristen 3.079
3 Katolik 2.192
4 Budha 992
5 Hindu 82
6 Kepercayaan 37
Sumber : Profil Kecamatan Karawang Timur, 2015
Tabel 2.37 Data Jumlah Penduduk, KK, Balita dan Lansia Tahun 2015
∑
No Lokasi ∑ Jiwa ∑ KK ∑ Balita
Lansia
Kec. Karawang
108.507 35.941 - -
1. Timur
Desa Margasari 8.021 2.370 - -
Kec. Majalaya 48.010 12.997 - -
2.
Desa Pasir Jengkol 6.239 1.761 - -
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2016
A. Fasilitas Kesehatan
Rumah sakit dan Puskesmas merupakan salah satu sarana penunjang
dalam menjaga kesehatan masyarakat seperti halnya di Kabupaten
Karawang. Ketersediaan sarana kesehatan berupa rumah sakit mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya yaitu dilihat dari kapasitas daya
tampung kapasitas daya tampung rumah sakit. Sarana kesehatan lainnya
adalah puskesmas dan balai pengobatan. Jumlah Puskesmas relatif sama
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
professional di bidang kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN), tenaga kesehatan merupakan pokok dari subsitem SDM
kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan,
pendidikan dan pelatihan, serta pendayagunaan kesehatan secara terpadu
dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
D. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi
penyehatan udara, kebisingan, penyediaan air bersih, pembuangan kotoran
manusia (jamban), pengelolaan sampah, pembuangan air limbah (SPAL)
dan vektor penyakit.
Penyehatan Udara
Berdasarkan hasil orientasi lapangan di Desa Pasir Jengkol bahwa
kondisi udara masih relatif baik, begitu juga dengan kondisi udara di
Desa Margasari masih relatif baik dimana belum terdapat sumber-
sumber pencemaran udara dari kegiatan industri.
Kebisingan
Pada hasil orientasi lapangan di Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari terkait kebisingan yang akan mengganggu kenyamanan
masyarakat, bahwa kondisi saat orientasi lapangan belum ada sumber
kebisingan yang berat berpotensi menimbulkan ketidaknyaman dalam
pendengaran dari kegiatan sehari-hari.
Sumber Air Bersih
Berdasarkan data BPS “Kecamatan Dalam Angka 2016” bahwa sumber
air bersih yang digunakan masyarakat di Kecamatan Majalaya dan
Kecamatan Karawang Timur pada tahun 2015 sudah cukup baik
dimana sumber air bersih yang diakses oleh masyarakat adalah sumber
air bersih berasal dari air kemasan untuk kebutuhan air minum dan
untuk kebutuhan MCK berasal dari sumur/mata air terlindung. Begitu
juga akses air bersih di Desa Pasir Jengkol dan Desa Margasari juga
sudah baik. Berikut ini data sumber air bersih di Kecamatan Majalaya
dan Kecamatan Margasari pada tahun 2015.
Sanitasi Jamban
Berdasarkan data BPS “Kecamatan Dalam Angka 2016” tentang
perilaku masyarakat di Kecamatan Majalaya dan Kecamatan Karawang
Timur terkait buang air besar di jamban belum sepenuhnya baik karena
masih banyak masyarakat yang mempunyai perilaku buang air besar di
kolam/sawah, begitu juga masyarakat di Desa Pasir Jengkol dan Desa
Margasari yang belum menggunakan jamban/wc dengan septik tank
untuk buang air besar.
2.2.5 Uraian Singkat Kegiatan yang Ada di Sekitar Rencana Kegiatan Beserta
Dampak yang Ditimbulkan
Lokasi Rencana Kegiatan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA) di Desa Margasari, Kecamatan Karawang Timur dan Desa Pasir
Jengkol, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang., Provinsi Jawa Barat.
Batas-batas lokasi kegiatan adalah sebagai berikut:
‐ Sebelah Utara : Lahan kosong, sawah dan permukiman penduduk
- Sebelah Selatan : Lahan kosong, sawah dan permukiman penduduk
- Sebelah Barat : Gudang Alfamart dan Jl. Lingkar Tanjungpura
- Sebelah Timur : Permukiman penduduk
Sosialisasi ini ditujukan kepada masyarakat agar mengetahui bahwa di sekitar lokasi
kegiatan akan dilaksanakan kegiatan Rencana Kegiatan Pembangunan Kampus
Hipotetik. Dengan cara ini diharapkan dapat diwujudkan pengkajian yang efisien, baik
dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.
B. Tahap Konstruksi
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Pada tahap konstruksi akan dilakukan mobilisasi tenaga kerja untuk
kegiatan pembangunan Kampus Universitas Singaperbangsa Karawang
(UNSIKA) sesuai kebutuhan, diperkirakan akan dapat menyerap tenaga
kerja mencapai sebanyak 350 orang. Disamping itu juga berdampak
pada terbukanya peluang usaha bagi masyarakat di sekitarnya.
Peningkatan Pendapatan
Kegiatan penerimaan tenaga kerja diprakirakan akan membawa
konsekuensi pada tingkat pendapatan,yaitu penerimaan pendapatan
bagi tenaga kerja yang terlibat langsung ataupun tidak langsung karena
peluang usaha.
C. Tahap Operasional
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Kegiatan operasional pembangunan Kampus UNSIKA diprakirakan
berdampak pada kesempatan kerja dan berusaha dengan adanya tenaga
kerja yang akan direkrut diperkirakan berjumlah 140 orang dan
diprioritaskan berasal dari tenaga kerja local atau tenaga kerja di
sekitar lokasi kegiatan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki
Peningkatan Pendapatan
Kegiatan operasional pembangunan Kampus UNSIKA diprakirakan
berdampak pada peningkatan pendapatan dengan adanya tenaga kerja
yang direkrut akan menambah peningkatan pendapatan masyarakat
Hasil pelingkupan tertuang dalam matrik interaksi yang dapat dilihat pada
Tabel 2.44 dan bagan alir tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap
operasional terdapat pada Gambar 2.41, Gambar 2.42, dan Gambar 2.43
Sedangkan bagan alir proses pelingkupan ditampilkan pada Gambar 2.44.
Gambar 2.41 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Pada Tahap Pra
Konstruksi
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)
Gambar 2.42 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Pada Tahap Konstruksi
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 100
BAB II PELINGKUPAN
Gambar 2.43 Bagan Alir Identifikasi Dampak Potensial Pada Tahap Operasional
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 101
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 102
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 103
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 104
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 105
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 106
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 107
C. Operasional
1. Penerimaan Tenaga Kerja
Peningkatan Pendapatan
Pada tahap operasional, tenaga kerja yang direkrut
diperkirakan berjumlah 140 orang, dan diprioritaskan
berasal dari tenaga kerja lokal atau tenaga kerja di sekitar
lokasi kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan, dampak potensial yang akan timbul dari
adanya kegiatan ini yaitu kesempatan kerja dan berusaha
serta peningkatan pendapatan. Sehingga, dampak
peningkatan pendapatan pada tahap operasional penerimaan
tenaga kerja termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).
Kesempatan Kerja dan Berusaha
Pada tahap operasional dibutuhkan tenaga kerja untuk
karyawan dan pengamanan gedung. Biasanya warga sekitar
akan mengajukan beberapa penduduknya untuk menjadi
karyawan pada universitas tersebut. Dan biasanya pada
sidang konsultasi public, persyaratan dari perwakilan
penduduk sekitar adalah memperkerjakaan penduduk
sekitar menjadi karyawan saat operasional bila ingin
diadakannya pembangunan. Sehingga, dampak kesempatan
kerja dan berusaha pada tahap operasional penerimaan
tenaga kerja termasuk ke dalam Dampak Penting
Hipotetik (DPH).
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 108
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 109
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 110
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 111
BAB II PELINGKUPAN
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 112
BAB II PELINGKUPAN
Komponen
Pra
Kegiatan Konstruksi Operasi
Konstruksi
Dampak
Survey,
Penerimaan Mobilisasi Pembangunan Penerimaan Operasional
Perijinan Pematangan
Lingkungan Tenaga Alat dan Sarana Tenaga dan
dan Lahan
Kerja Material Prasarana Kerja Pemeliharaan
Perencanaan
KOMPONEN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 113
BAB II PELINGKUPAN
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 114
BAB II PELINGKUPAN
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Kegiatan mobilisasi
diprakirakan akan
menimbulkan penurunan
kualitas udara sebagai akibat
adanya gas buang dari
kendaraan yang digunakan
serta resuspensi debu
Penurunan
terhadap permukiman Desa Pasir
Komponen Kualitas Udara
Mobilisasi alat dan penduduk yang dilewati. Hal Disimpulkan Jengkol dan
2 Tidak ada Fisika dan Ambien untuk 8 Bulan
material ini sebagai akibat terjadinya menjadi DPH Desa
Kimia Parameter
peningkatan arus lalu lintas Margasari
Debu
menuju lokasi kegiatan yang
mengangkut alat dan untuk
kegiatan konstruksi jaringan
induk dan sekunder, yang
didatangkan dari luar, yang
melibatkan kendaraan
berbahan bakar solar.
Peningkatan Desa Pasir
Komponen Kegiatan ini berlangsung
Kebisingan Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan secara sementara pada tahap 8 Bulan
dan Kerusakan menjadi DPH Desa
Kimia konstruksi saja.
Jalan Margasari
Kegiatan ini berlangsung
Desa Pasir
Komponen secara sementara pada tahap
Gangguan Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi konstruksi saat unloading 8 Bulan
Lalu Lintas menjadi DPH Desa
dan Budaya material yang menyebabkan
Margasari
keresahan masyarakat
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 115
BAB II PELINGKUPAN
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Kegiatan ini berlangsung
secara sementara pada tahap
konstruksi saat pematangan
Peningkatan
lahan dengan menggunakan
Air Larian,
alat berat saat pemerataan
Penurunan Desa Pasir
Komponen tanah. Peningkatan air larian
Kualitas Air Disimpulkan Jengkol dan
3 Pematangan Lahan Tidak ada Fisika dan disebabkan dari pemerataan 12 Bulan
Permukaan menjadi DPH Desa
Kimia tanah sehingga infiltrasi air
dan Penurunan Margasari
berkurang, run off tersebut
Estetika
mengalir ke sungai cilamaran
Lingkungan
yang dapat menyebabkan
penurunan kualitas air
permukaan
Keresahan masyarakatan
Desa Pasir
Komponen berkaitan dengan penurunan
Keresahan Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi kualitas air permukaan dan 8 Bulan
Masyarakat menjadi DPH Desa
dan Budaya penurunan estetika
Margasari
lingkungan
Terganggunya biota air Desa Pasir
Komponen Terganggunya disebabkan dari hasil Disimpulkan Jengkol dan
8 Bulan
Biologi Biota Air pematangan lahan terutama menjadi DPH Desa
air larian Margasari
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 116
BAB II PELINGKUPAN
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Dengan adanya kegiatan
pematangan lahan saat
konstruksi diperkirakan dapat
menimbulkan peningkatan
sebaran debu dan
peningkatan intensitas
Desa Pasir
Komponen kebisingan, yang bisa
Kesehatan Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi mengganggu pekerja 8 Bulan
Masyarakat menjadi DPH Desa
dan Budaya konstruksi serta masyarakat
Margasari
disekitar lokasi kegiatan,
terutama tukang selama
kurun waktu kegiatan
tersebut dan akan
menyebabkan penurunan
kesehatan masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung
secara sementara pada tahap
Peningkatan konstruksi saat pembangunan Desa Pasir
Komponen
Pembangunan Sarana Kebisingan, sarana dan prasarana. Disimpulkan Jengkol dan
4 Tidak ada Fisika dan 24 Bulan
dan Prasarana Penurunan Kebisingan dan penurunan menjadi DPH Desa
Kimia
Kualitas Udara kualitas udara disebabkan Margasari
dari proses pembangungan
sarana dan prasarana tersebut
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 117
BAB II PELINGKUPAN
Penurunan estetika
lingkungan disebabkan oleh Desa Pasir
Komponen Penurunan
adanya limbah padat berupa Disimpulkan Jengkol dan
Tidak ada Fisika dan Estetika 24 Bulan
sisa bahan material dari menjadi DPH Desa
Kimia Lingkungan
pembangunan sarana dan Margasari
prasarana.
Terganggunya biota air
disebabkan karena adanya Desa Pasir
Komponen Terganggunya agregat tanah atau pasir yang Disimpulkan Jengkol dan
Tidak ada 24 Bulan
Biologi Biota Air terbawa air larian (run off) ke menjadi DPH Desa
dalam sungai cilamaran Margasari
sehingga biota air terganggu.
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 118
BAB II PELINGKUPAN
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
TAHAP OPERASIONAL
Pada tahap operasional,
tenaga kerja yang direkrut
diperkirakan berjumlah 140
orang, dan diprioritaskan
berasal dari tenaga kerja
lokal atau tenaga kerja di Desa Pasir
Komponen Selama
Penerimaan Tenaga Peningkatan sekitar lokasi kegiatan sesuai Disimpulkan Jengkol dan
1 Tidak ada Sosial, Ekonomi Operasion
Kerja Pendapatan dengan kemampuan dan menjadi DPH Desa
dan Budaya al
keterampilan, dampak Margasari
potensial yang akan timbul
dari adanya kegiatan ini yaitu
kesempatan kerja dan
berusaha serta peningkatan
pendapatan.
Pada tahap operasional
dibutuhkan tenaga kerja
untuk karyawan dan
pengamanan gedung.
Biasanya warga sekitar akan Desa Pasir
Komponen Kesempatan Selama
mengajukan beberapa Disimpulkan Jengkol dan
Sosial, Ekonomi Kerjadan Operasion
penduduknya untuk menjadi menjadi DPH Desa
dan Budaya Berusaha al
karyawan pada universitas Margasari
tersebut. Dan biasanya pada
sidang konsultasi publik,
persyaratan dari perwakilan
penduduk sekitar adalah
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 119
BAB II PELINGKUPAN
memperkerjakaan penduduk
sekitar menjadi karyawan
saat operasional bila ingin
diadakannya pembangunan.
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Tahap operasional
diperkirakan akan
menurunkan kualitas udara
Desa Pasir
Komponen dari adanya peningkatan Selama
Operasional dan Penurunan Disimpulkan Jengkol dan
2 Tidak ada Fisika dan debu serta emisi kendaraan Operasion
pemeliharaan sarana Kualitas Udara menjadi DPH Desa
Kimia (CO, NOx, SO2, dan debu) al
Margasari
karyawan atau mahasiswa
serta penggunaan alat berupa
genset.
Tahap operasional
diperkirakan akan
Desa Pasir
Komponen menimbulkan peningkatan Selama
Peningkatan Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan kebisingan dari kendaraan Operasion
Kebisingan menjadi DPH Desa
Kimia karyawan atau mahasiswa Margasari
al
dan pengoperasian alat
genset di lokasi.
Penurunan kualitas air
permukaan dalam kasus ini
Desa Pasir
Komponen Penurunan air sungai, dimana dari Selama
Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Kualitas Air adanya air larian (run off) Operasion
menjadi DPH Desa
Kimia Permukaan dan sampah domestik al
Margasari
menuju ke badan air
penerima serta dari
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 120
BAB II PELINGKUPAN
kemungkinan bahan-bahan
material yang jatuh/masuk ke
sungai.
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Penurunan kuantitas air
permukaan karena pada
Desa Pasir
Komponen Penurunan tahap operasional dan Selama
Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Kuantitas Air pemeliharaan menggunakan Operasion
menjadi DPH Desa
Kimia Permukaan air permukaan sehingga al
Margasari
berpengaruh terhadap
kuantitasnya.
Peningkatan air larian (run Desa Pasir
Komponen Peningkatan Selama
off) karena yang semula Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Air Larian Operasion
lahan kosong telah menjadi menjadi DPH Desa
Kimia (Run Off) al
bangunan kampus. Margasari
Saat operasional akan
menimbulkan penurunan Desa Pasir
Komponen Penurunan Selama
estetika lingkungan karena Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Estetika Operasion
adanya sampah domestik dari menjadi DPH Desa
Kimia Lingkungan al
dari karyawan, dan sapuan Margasari
halaman.
Dengan beroperasinya
Kampus UNSIKA, maka
akan terjadi peningkatan Desa Pasir
Komponen Selama
Gangguan volume lalu lintas kendaraan Disimpulkan Jengkol dan
Fisika dan Operasion
Lalu Lintas dan gangguan arus lalu lintas menjadi DPH Desa
Kimia al
terutama di titik-titik di Margasari
sekitar gerbang masuk-keluar
kawasan Kampus UNSIKA.
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 121
BAB II PELINGKUPAN
DESKRIPSI PENGELOLAAN
RENCANA LINGKUNGAN YANG
KOMPONEN DAMPAK
KEGIATAN YANG SUDAH BATAS
LINGKUNGA DAMPAK EVALUASI DAMPAK PENTING WILAYAH
NO BERPOTENSI DIRENCANAKAN SEJAK WAKTU
N TERKENA POTENSIAL POTENSIAL HIPOTETIK STUDI
MENIMBULKAN AWAL SEBAGAI KAJIAN
DAMPAK (DPH)
DAMPAK BAGIAN DARI
LINGKUNGAN RENCANA KEGIATAN
Ruang terbuka hijauu pada
Kampus UNSIKA dapat
meningkatkan rosot karbon
sehingga mengurangi
pencemar udara (CO2).
Secara umum jenis tanaman
yang berhijau daun
(chlorophyl) dalam proses
fotosintesisnya dengan
bantuan cahaya matahari
akan menggunakan karbon
dioksida (CO2) dari udara
Desa Pasir
atau lingkungan sekitarnya Disimpulkan Selama
Komponen Peningkatan Jengkol dan
diubah antara lain menjadi Operasion
Biologi Rosot Karbon Desa
menghasilkan Oksigen (O2). DTPH al
Margasari
Gas CO2 sebagai salah satu
gas rumah kaca yang dapat
menimbulkan pemanasan
global akan direduksi oleh
tanaman. Semua jenis
tanaman yang berklorofil
memanfaatkan CO2 untuk
proses biokimia yang dibantu
cahaya matahari dapat
menghasilkan O2 yang
dibutuhkan untuk kehidupan
mahluk hidup di bumi.
(Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2016)
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 122
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 123
Keresahan Masyarakat
Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 124
BAB II PELINGKUPAN
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 125
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 126
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 127
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 128
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 129
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 130
Kerangka Acuan Rencana Kegiatan Pembangunan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) II - 131