114-126
Volume 17, Nomor 2
ISSN 0854-3844
Abstract. The aim of the research is to analyze how the service quality can affect customer’s satisfaction in
shaping costumer’s loyalty. The research is quantitative and uses non-probability purposive sampling
technique. The instrument of the research uses questionnaires which were analyzed with Structural Equation
Modeling. The result of the research shows that the five dimensions, i.e. physical evidence, empathy,
reliability, quickness, and guaranty positively affect the service quality. The other results show that
customer’s satisfaction is a preceding factor of customer’s loyalty. The direct effect of service quality on
customer’s loyalty does not sustain the research, since the researcher did not find any significant direct
relation between service quality and customer’s loyalty.
Gambar 2. Restoran Tempat Membeli Makanan Cepat Saji (Hingga Maret 2009)
Sumber: Purnadi, 2009.
McDonald’s (Masyarakat Gemar, 2009). menjadi tempat untuk bertemu dan bersosialisasi dengan
Agar dapat unggul dalam kualitas produk dan kenalan atau teman baru, menjalin hubungan bisnis, dan
layanan, KFC menerapkan standardisasi karena perilaku makan dan minum di restoran memberikan
standardisasi di-yakini merupakan faktor penting prestige tersendiri. Oleh karena itu, pe-nelitian ini
kesuksesan restoran cepat saji (Lee, 1987). Dalam berfokus meneliti segmen mahasiswa. Pada penelitian
menjamin mutu layanan dan produk di semua gerai KFC ini, memakai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Indonesia, PT Fast Food Indonesia (selaku pemegang Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) sebagai
franchise KFC di Indonesia) memegang teguh standar responden. FISIP UI merupakan salah satu fakultas
yang telah digariskan prinsipalnya. Oleh karena itu, dengan jumlah program studi dan mahasiswa terbanyak
bumbu ayamnya, seperti resep asli dari Colonel Sanders, di Universitas Indonesia. Memiliki 8 de-partemen, 35
masih dikirim langsung dari Amerika Serikat. Sementara program studi dengan 52 program kekhususan, dengan
untuk pasokan ayam, PT Fast Food Indonesia me- jumlah mahasiswa sebanyak 7.912 orang (Informasi
ngandalkan 18 pemasok besar yang mempunyai blasting Fakultas, 2007). Sehingga mahasiswa FISIP UI
system (mesin yang mampu membekukan ayam dalam menunjukkan mahasiswa yang lebih heterogen bila
jumlah besar dan dalam tempo 40 menit). Selain itu, dibandingkan fakultas-fakultas lainnya. Dengan
proses penggorengannya pun sangat ketat menerapkan demikian, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
aturan standardisasi yakni memasak ayam harus dengan hubungan antara kualitas layanan terhadap loyalitas
suhu 171 derajat Celcius dan tak boleh kurang satu pelanggan secara langsung dan tidak langsung melalui
derajat pun (Iskandar dan Soelaeman, 2007). kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh restoran cepat
Untuk memantau standardisasi itu, PT Fast Food saji KFC.
Indonesia memonitor lewat tim quality assurance (tim
standar yang ada di seluruh KFC di dunia) yang METODE PENELITIAN
dibagi menjadi 7 regional di Indonesia yang masing-
masing regional akan mengecek dari store ke store, Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanti-tatif.
mulai dari suplai ayam, bumbu, hingga barang jadi. Berdasarkan teknik pengumpulan data dan informasi,
Adapun dari sisi layanan, karyawan KFC setahun dua dalam penelitian ini menggunakan dua macam data,
kali selama 1-2 bulan akan mendapat pelatihan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer di-
dengan modul, antara lain kepuasan pelanggan peroleh melalui survei (Singarimbun dan Effendi, 1991).
(Iskandar dan Soelaeman, 2007). Alasan memilih teknik survei adalah keterbatasan waktu
Menurut Knutson (2000), terbatasnya pendapatan dan biaya, dan karakteristik responden sesuai dengan
mahasiswa (yang umumnya belum bekerja) juga men- permasalahan penelitian (Malhotra, 2004).
jadi restoran cepat saji menjadi pilihan tempat makan. Pada penelitian ini, yang menjadi target populasi
Alasan lain yakni terdapat semacam trend bahwa adalah mahasiswa sarjana reguler dan diploma FISIP UI
perilaku makan dan minum bukan lagi sekedar untuk yang telah makan di KFC minimal 3 kali pada tahun
memenuhi kebutuhan akan rasa lapar, tetapi sudah 2009. Mahasiswa sarjana reguler dan diploma dipilih
menjadi gaya hidup tersendiri (Wijaya, 2005). Restoran supaya memenuhi salah satu alasan kenapa memakai
117 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010, hlm. 114-126
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. baik. Namun, nilai chi-squares sangat sensitif terhadap
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai chi- besarnya sampel. Oleh karena itu, maka dianjurkan
squares dan probability menunjukkan hasil yang kurang untuk mengabaikannya dan melihat ukuran goodness
119 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , Mei—Agus 2010, hlm.
114-126
disimpulkan bahwa assurance mempengaruhi kualitas nyata dalam ketiga konstruk antara: (1) konstruk
layanan. kepuasan pelanggan dengan kualitas layanan, (2)
Ketiga, pengujian reliabilitas. Reliabilitas adalah konstruk kepuasan pelanggan dengan loyalitas, (3)
ukuran internal consistency indikator dari suatu konstruk loyalitas dengan kepuasan pelanggan.
konstruk. Hasil reliabilitas yang tinggi memberikan Pada proses standardisasi, diperoleh angka korelasi
keyakinan bahwa indikator individu semua konsisten seperti pada tabel 6. Tingginya angka korelasi (>0,5)
dengan pengukurannya. Hasil perhitungan construct antara konstruk menunjukkan adanya hubungan yang
reliability untuk setiap konstruk disajikan pada tabel 5. erat dan memiliki hubungan yang positif dan searah.
Construct reliability di atas 0,70 menunjukkan re- Jadi, makin besar tingkat kualitas layanan yang di-
liabilitas yang baik, Berdasarkan hasil perhitungan berikan KFC, maka pelanggan makin puas kepada KFC,
tersebut, karena tidak ada nilai construct reliabiility demikian pula untuk dua konstruk yang lain. Hubungan
yang nilainya di bawah 0,70 maka semua konstruk yang paling kuat terdapat pada korelasi an-tara kepuasan
dalam penelitian ini layak digunakan dalam model. pelanggan terhadap loyalitas.
Pada kolom P, terlihat nilai P adalah ***. Hal ini Variasi indikator dari Squared Multiple Cor-
menunjukkan angka P adalah 0,00. Hal ini menunjukkan relations. Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa koefisien
pada tingkat signifikansi 5%, terdapat hubungan yang determinasi yang paling besar diantara lima dimensi
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 122
Tabel 10. Standardized Total Effect – Estimates temukan nilai standardized residual covariance
Konstruk Kualitas Kepuasan matrix yang nilainya lebih besar dari 2,58. Oleh
Layanan Pelanggan
karena itu, model ini dapat diterima.
Kepuasan Pelanggan 0,729
Loyalitas 0,667 0,910 C. Pengujian Hipotesis
Assurance 0,848 Hasil pengujian terhadap hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini secara ringkas ditunjukkan pada
Responsiveness 0,871 tabel 4.20. Uji signifikansi bila disangkutkan dengan
Reliability 0,914 aktual penelitian ini, maka disimpulkan sebagai be-
rikut.
Empathy 0,797 Pertama, Terdapat pengaruh antara kualitas la-
yanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada ma-
Tangibility 0,623 hasiswa FISIP UI. Hipotesis pertama (H1) berbunyi:
Sumber: Hasil pengolahan data dengan AMOS ”Terdapat pengaruh antara kualitas layanan KFC
16.0, Desember 2009 terhadap kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP
0,910. UI”. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa
Pada model penelitian ini juga diukur pengaruh variabel kualitas layanan mempunyai pengaruh po-
tidak langsung antar variabel, yaitu terdapat satu sitif secara langsung terhadap variabel kepuasan
variabel yang memiliki pengaruh tidak langsung pelanggan sebesar 0,729 dengan nilai p-value 0,00.
terhadap loyalitas. Kualitas layanan memiliki Pengaruh tersebut signifikan karena nilai p-value
pengaruh tidak langsung terhadap loyalitas yaitu lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis per-
sebesar 0,663. Oleh karena adanya pengaruh tama terbukti secara meyakinkan. Kualitas layanan
langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel KFC memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
dalam model penelitian ini, maka perlu diukur kepuasan pelanggan pada mahasiswa FISIP UI yakni
pengaruh totalnya yang ditun-jukkan pada tabel 10. 72,9%. Sedangkan sisanya (100% - 72,9% = 27,1%)
Dari tabel 10 terlihat dampak hubungan antar dijelaskan oleh variabel lain.
konstruk secara keseluruhan, satu poin ditingkatkan Berarti semakin tinggi kualitas layanan KFC maka
pada tangible akan meningkatkan kualitas layanan akan semakin tinggi pula kepuasan yang diterima oleh
sebesar 0,623 poin. Kemudian, setiap KFC melakukan pelanggan. Oleh karena pengaruhnya signifikan, maka
kesungguhan untuk memberi perhatian yang sungguh- variabel kualitas layanan menjadi variabel yang penting
sungguh kepada pelangan akan meningkatkan kua-litas untuk dipertimbangkan oleh pelanggan KFC dalam
layanan 0,797 poin. Hal yang sama berlaku pada menciptakan kepuasan terhadap KFC. Agar dapat
dimensi yang lain dan juga berlaku sebaliknya, bahwa memantau kualitas layanan yang telah diberikan, KFC
setiap KFC menurunkan satu poin terhadap reliability, melakukan survei rutin secara berkala yakni CMS adalah
maka kualitas pelayanan akan menurun sebesar 0,914. survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan,
Hal ini sangat berguna bagi KFC untuk mengidentifikasi dan fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan
faktor-faktor yang menjadi fokus perusahaan dalam yang diharapkan. CEM adalah studi untuk mengetahui
menghadapi persaingan dan juga sangat berguna untuk bagaimana pengalaman kon-sumen terhadap pelayanan
mengidentifikasi faktor apa saja yang efisien jika dan fasilitas KFC, dan terakhir adalah CHAMPSCHECK
ditingkatkan oleh perusahaan. Sebagai contoh dari tabel yakni studi untuk menilai kualitas pelayanan dan fasilitas
diatas diketahui bahwa variabel yang mempunyai yang tersedia di KFC. Hal ini dilakukan sebagai upaya
dampak paling besar untuk meningkatkan loyalitas pada untuk dapat meningkatkan kualitas jasa yang diberikan.
pelanggan KFC adalah kepuasan pe-langgan yakni
sebesar 0,910. Variabel yang paling efisien untuk Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian Hari
meningkatkan kualitas layanan adalah reliability karena Sandi Atmaja dan Eko Cahyadi bahwa kualitas
setiap perusahaan meningkatkan reliability sebesar satu pelayanan akan mempengaruhi kepuasan pada pe-
poin maka kualitas pelayanan pada pelanggan akan langgan. Kualitas pelayanan adalah senjata ampuh dalam
meningkat sebesar 0,914. keunggulan perusahaan, terutama per-usahaan jasa.
Setelah estimasi dilakukan, peneliti dapat Kualitas pelayanan menjadi pemicu keberhasilan
memodifikasi model yang dikembangkan apabila perusahaan pada segala lini. Kualitas pelayanan
ternyata estimasi tersebut memiliki tingkat prediksi tidak merupakan kewajiban bagi perusahaan, baik perusahaan
seperti yang diharapkan yaitu adanya residual yang manufaktur maupun (terutama) perusahaan jasa. Dalam
besar. Untuk keperluan itu, dilakukan pengamatan rangka menjaga kualitasnya, PT Fast Food Indonesia
terhadap nilai standardized residual covariance matrix. tidak melakukan sub-franchise ke pihak lain. Kualitas
Apabila terdapat nilai standardized residual covariance layanan menjadi fokus perhatian manajemen KFC ketika
yang lebih besar dari 2,58 berarti terdapat masalah pada menjalankan bisnisnya. Layanan yang berkualitas dan
model yang dibentuk. Pada penelitian ini, tidak di- memuaskan pelanggan perlu dilakukan terus–
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 124
menerus, meskipun pengaduan yang diterima relatif ayam. Pelanggan menginginkan adanya ”otentisitas”
rendah. Karena sekitar 95% konsumen yang tidak dari produk, dimana saja dan kapan saja mereka
puas memilih untuk tidak melakukan pengaduan, mengonsumsinya. Jika pelanggan mempersepsi se-
tetapi sebagian besar cukup menghentikan buah produk sebagai tiruan atau palsu, maka produk
pembeliannya (Kotler, 2005). tersebut akan kehilangan kredibilitas, pelanggan, dan
Kedua, terdapat pengaruh antara kualitas layanan pada akhirnya penjualan (sales).
terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP Selain itu, sejalan dengan kebutuhan masyarakat
UI. Hipotesis kedua (H2) berbunyi: ”Terdapat peng- Indonesia yang makin memperhatikan kualitas ke-
aruh antara kualitas layanan terhadap loyalitas pelang- sehatan dan makanan yang dikonsumsinya, Kentucky
gan pada mahasiswa FISIP UI”. Hasil pengujian Fried Chicken (KFC) turut mencanangkan KFC Go
menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan mem- Organic 2010. Program ini merupakan kerja sama
punyai pengaruh secara langsung terhadap loyalitas KFC dengan PT Biotech Inti Organic selaku produsen
sebesar 0,004 dengan nilai p-value 0,971; pengaruh beras organic premium bermerk RI-1. Beras ini telah
tidak langsung sebesar 0,667; dan pengaruh total lolos uji laboratorium Sucofindo yang menyatakan
sebesar 0,654. Pengaruh yang dihasilkan tersebut bebas pesticide organochlorine.
tidak signifikan, sehingga hipotesis ditolak. Dengan Untuk menjamin mutu produk dan rasa di semua
demikian, layanan yang berkualitas tidak menjamin gerai KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia (selaku
pelanggan akan menjadi loyal, karena kualitas pemegang waralaba KFC) memegang teguh standar
layanan KFC memiliki pengaruh yang sangat lemah yang telah digariskan prinsipalnya. Untuk itu, bumbu
terhadap penciptaan loyalitas pada mahasiswa FISIP ayamnya, seperti resep asli dari Colonel Sanders,
UI yakni 0,4% saja. Sedangkan sisanya (100% - 0,4% masih dikirim langsung dari Amerika Serikat. Se-
= 99,6%) dijelaskan oleh variabel lain. mentara untuk pasokan ayam, KFC mengandalkan 18
Adapun penyebab pengaruh yang sangat lemah pemasok besar yang mempunyai blasting system
dari kualitas layanan dapat dianalisis karena ada (mesin yang mampu membekukan ayam dalam
faktor-faktor lain (di luar faktor kualitas layanan) jumlah besar dan dalam tempo 40 menit). Selain itu,
yang memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam proses penggorengannya pun sangat ketat
menciptakan loyalitas dibandingkan dengan faktor menerapkan aturan standardisasi. KFC juga selalu
kualitas layanan. Menurut Gupta, McLaughin dan mengeluarkan 2 hingga 3 menu baru setiap tahun
Gomez (2007) bahwa terdapat tiga kinerja dasar yang disesuaikan dengan kondisi pasar.
dalam restoran, yakni selain kualitas layanan, faktor Faktor dominan lainnya dalam restoran adalah harga,
lainnya yakni kualitas makanan dan harga. hasil riset AC Nielsen mengungkapkan bahwa harga
Pada industri makanan, restoran cepat saji ter-masuk merupakan faktor kedua yang dipertimbangkan oleh
dalam kategori hybrid (campuran) yakni penawaran pelanggan restoran di Indonesia (Global Consumer,
terdiri dari barang dan jasa yang sama besar porsinya. 2009). KFC menyadari bahwa salah satu elemen per-
Makanan masih merupakan faktor penting dalam saingan terpenting terletak pada unsur harga. Oleh
pemilihan restoran. Hasil riset AC Nielsen menemukan karena itu, KFC menerapkan strategi harga yang terlihat
bahwa 44% responden memilih restoran berdasarkan dari adanya promo menu, contohnya ”Promo Goceng”
jenis makanan yang ditawarkan (Global Consumer, yakni menu yang dijual dengan harga Rp5.000 atau
2009). Pada industri makanan, KFC menspesialisasikan promo ”KFC Attack 3-5” yakni menu lengkap dengan
pada menu ayam goreng dan memposisikan dirinya harga lebih murah ketika dibeli dari jam 3 sampai 5 sore.
sebagai ‘Jagonya ayam’. Slogan citra (tagline) itu se- Kualitas layanan tidak menjadi faktor penting dalam
olah-olah ingin mempertegas keberadaan Kentucky pencapaian loyalitas disebabkan karena karakteristik
Fried Chicken (KFC) responden yang dipakai dalam penelitian ini relatif
Pihak KFC sangat merahasiakan resep produknya. homogen yakni mahasiswa. Sehingga, kualitas layanan
Tidak semua orang dapat mendapatkan akses ke ruangan tidak banyak mempengaruhi loyalitas. Menurut Kasdan
penyimpanan resep. Dalam satu waktu, hanya ada dua (1996), untuk pelanggan berumur di bawah 25 tahun,
orang saja yang punya akses ke tempat itu. Nama dan harga merupakan faktor penting yang diperhatikan
jabatan kedua orang ini juga hanya diketahui oleh dalam memilih restoran cepat saji.
segelintir orang. Selain itu, untuk menjaga kerahasiaan Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dari sisi pemasok, KFC menggunakan banyak pemasok dilakukan oleh Hong dan Prybutok (2008). Perbedaan
untuk mensuplai materi ramuan resep itu. Namun, hasil penelitian ini dikarenakan karena perbedaan
masing-masing pemasok tersebut hanya mengetahui sampel penelitian. Pada penelitian Hong dan Prybutok
sebagian dari keseluruhan isi ramuan. menggunakan sampel mahasiswa di Amerika Serikat,
KFC menyadari resep memang merupakan sedangkan penelitian ini sampelnya adalah mahasiswa di
“nyawa” dari KFC yang membuat KFC mampu Indonesia. Subbudaya yang di dalamnya terdapat
membedakan dirinya dari jaringan restoran lainnya sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat
yang sama-sama menyajikan menu utama dari yang sama-sama memiliki makna budaya
125 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Mei—Agus 2010, hlm. 114-
126
yang sama. Salah satu subbudaya yakni subbudaya pesaing dapat melakukan itu. Tantangannya adalah
kebangsaan. Pentingnya kebangsaan sebagai rujukan menghasilkan pelanggan yang senang dan setia.
subbudaya, karena setiap bangsa mempunyai perilaku Loyalitas suatu perusahaan sangat dipengaruhi
konsumen sendiri. Konsumen Amerika Serikat dan oleh cara perusahaan tersebut memuaskan pelanggan.
Indonesia berbeda sudut pandang variasi variabel Menurut Schanaars (1996) terdapat empat macam
membeli. Pada Amerika Serikat dengan kemajuan kemungkinan yang terjadi antara kepuasan dengan
ekonomi negaranya, faktor harga tidak lagi sensitif loyalitas yakni failures, forced loyalty, defectors dan
dibicarakan. Hal ini ditandai dengan hasil penelitian successes. Pada penelitian ini, KFC berhasil membuat
Hong dan Prybutok (2008) yang menjelaskan faktor responden menjadi successes yakni pelanggan puas
harga tidak mempengaruhi kepuasan pelanggan, se- dan loyal yaitu golongan yang memiliki sikap
dangkan Indonesia sebagai negara berkembang masih favorable yang tinggi terhadap perusahaan.
mempertimbangkan harga sebagai faktor penting Dengan demikian, kunci agar perusahan tetap
dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa. eksis adalah kemampuan perusahaan untuk
Ketiga, terdapat pengaruh antara kepuasan pe- mempertahankan pelanggannya. Apabila pelanggan
langgan terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa pergi (defeksi), maka eksistensi perusahaan tidak
FISIP UI. Hipotesis ketiga (H3) berbunyi: ”Terdapat diperlukan lagi. Oleh karena itu, perusahaan perlu
pengaruh antara kepuasan pelanggan terhadap mendeteksi sikap pelanggannya. Pemahaman pemasar
loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI”. terhadap sikap pelanggan, dapat membantu pemasar
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa variabel untuk dapat mempengaruhi dan mengubah sikap
kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh positif konsumen ke arah yang positif.
secara lang-sung terhadap variabel loyalitas sebesar
0,910 dengan nilai p-value 0,00. Pengaruh tersebut KESIMPULAN
signifikan karena nilai p-value lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian, hipotesis kedua terbukti secara Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima dimensi
meyakinkan. Kepuasan pelanggan memiliki pengaruh pembentuk kualitas layanan terbukti berpengaruh secara
yang kuat terhadap penciptaan loyalitas pada signifikan terhadap kualitas layanan. Dimensi terkuat
mahasiswa FISIP UI yakni 91%. Sedangkan sisanya dalam menjelaskan kualitas layanan berturut-turut adalah
(100% - 91% = 9%) dijelaskan oleh faktor lain. reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan
Hasil penelitian ini sama dengan hasi penelitian tangibility. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan
Hong dan Prybutok, serta penelitian Hari Sandi Atmaja terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel
(2003) dan Eko Cahyadi (2003). Pembeli akan puas kualitas layanan KFC terhadap kepuasan pelanggan pada
setelah pembelian tergantung pada kinerja tawaran mahasiswa FISIP UI. Hal ini terbukti dari hasil
dalam memenuhi harapan pembeli. Secara umum, penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 72,9%
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang variabel kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh
yang muncul setelah membandingkan ki-nerja (hasil) variabel kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar
produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang 27,1% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel
diharapkan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan kualitas layanan. Dari penelitian ini diketahui pula
tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan bahwa tidak terdapat pengaruh antara kualitas layanan
puas. Jika kinerja melebihi harapan, pe-langgan amat terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI.
puas atau senang (Kotler, 2005). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat
Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan akan pengaruh yang kuat dan positif antara kualitas layanan
suatu layanan akan memberikan dampak tersendiri KFC terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa
kepada perilaku pembelian selanjutnya. Pelanggan FISIP UI. Hal ini ditunjukkan oleh sebesar 91% variabel
KFC yang menikmati layanan kemungkinan besar loyalitas pelanggan yang dapat dijelaskan oleh variabel
akan mendukung KFC, melalui berkata positif tentang kualitas layanan, sedangkan sisanya sebesar 9%
KFC, merekomendasikan KFC ke pihak lain, jarang dipengaruhi oleh variabel lain di luar kualitas layanan.
melakukan perpindahan merek. Kesediaan pelanggan
loyal kepada KFC adalah suatu indikasi bahwa
layanan yang diberikan bersifat favorable (disukai), DAFTAR PUSTAKA
disamping itu pelanggan cenderung membeli merek
yang mereka sukai untuk mengurangi risiko kerugian. Atmaja, H.S. 2003. Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan
Saat ini, pelanggan lebih sulit terpuaskan karena Pelanggan Dalam Membangun Loyalitas Pelanggan (Studi
pelanggan lebih cerdas, lebih sadar harga, lebih me- Kasus Pelanggan Multimedia Akses PT Telkom). Tesis
nuntut, kurang memaafkan dan didekati oleh banyak Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.
pesaing dengan tawaran yang sama atau lebih baik. Azra, Azyumardi. 2009. Dari Universitas ke Multiveritas. www.
Tantangannya menurut Kotler (2005), adalah bukan opensubscriber.com. 1 Nopember.
Beerli, A., Martin, J.D., & Quintana, A. 2004. A Model of Customer
hanya menghasilkan pelanggan yang puas, beberapa
ARYANI, PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN 126
Loyalty in The Retail Banking Market. European Journal of (Benyamin Molan, Penerjemah). Jakarta: PT. Indeks.
Marketing, 38. Lee, D.R. 1987. Why Some Succeed Where Others Fail. Cornell
Boulding, W. et.al. 1993. A Dynamic Process Model Of Service Hotel and Restaurant Administration Quarterly, 28.
Quality: From Expectations To Behavioral Intentions. Journal Lestari, E. 2009. Menyimak Kepuasan Pelanggan di Mancanegara.
of Marketing Research, 30. www.swa.co.id. 5 Oktober.
Cahyadi, Eko. 2003. Kualitas Pelayanan, Kepuasan dan Loyalitas Lupiyoadi, R & Hamdani, A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa.
Pelanggan Pada Industri perbankan Islam Dengan Jakarta: Salemba Empat.
Menggunakan Metode CARTER (Kasus Bank Mualamat Malhotra, N.K. 2004. Marketing Research: An Applied Orientation.
Indonesia Cabang Rawamangun). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial New Jersey: Pearson Education.
dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, tidak diterbitkan. Masyarakat Gemar Makan Daging Ayam. 2009. web.bisnis.com. 5
Caruana, A. 2002. Service Loyalty The Effects of Service Quality Oktober.
and The Mediating Role of Customer Satisfaction. European Oliver, R.L. 1980. A Cognitive Model of The Antecedents and
Journal of Marketing, 36. Consequences of Satisfaction Decisions. Journal of Marketing
Cooper, D.R., & Schindler, P.S. 2006. Business Research Methods Research, 17.
(9th ed.). New York: McGraw-Hill/Irwin. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., & Berry, L.L. 1985. A Conceptual
Elu, Balthasar. 2005. Manajemen Penanganan Komplain Konsumen Model of Service Quality And Its Implications for Future
di Industri Jasa. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Research. The Journal of Marketing, 49.
Bisnis&Birokrasi, Vol. 13, No. 3 (September). Purnadi, R. 2009. Cepat Saji Eksis di Ibukota. www.swa.co.id. 5
Fornell, C. 1992. A National Customer Satisfaction Barometer: The Oktober.
Swedish Experience. Journal of Marketing, 56. Santoso, Singgih. 2007. Structural Equation Modelling: Konsep
Fullerton, G., & Taylor, S. 2002. Mediating, Interactive, and Non-Linear dan Aplikasi dengan AMOS Membuat dan Menganalisis
Effects in Service Quality and Satisfaction with Services Research. Model SEM Menggunakan Program AMOS. Jakarta: PT. Elex
Canadian Journal of Administrative Sciences, 19. Media Komputindo.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Program SPSS (4th ed.). Semarang: Badan Penerbit-Undip. Yogyakarta: Andi Offset.
Gilbert, G.R. et.al. 2004. Measuring Customer Satisfaction in The Singarimbun, M., & Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai.
Fast Food Industry: A cross-national Approach. The Journal of Jakarta: LP3ES.
Services Marketing, 18. Siregar, S.P. 2004. Analisis Kepuasan Para Anggota Terhadap
Hair, et. al. 2006. Multivariate Data Analysis (6th ed.). Upper Program Loyalitas Astraworld. Tesis Fakultas Ekonomi
Saddle River, New Jersey: Prantice Hall, Inc. 2006. Universitas Indonesia, tidak diterbitkan.
Hidayat, T. 2009. Parade Merek Rekomendasi Konsumen. www.swa. Soeling, Pantius D. 2007, Pertumbuhan Bisnis dan Tanggung jawab
co.id. 2 Desember. sosial perusahaan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi,
Iskandar, E.D., & Soelaeman. H. T. 2009. Mereka yang Sukses Bisnis & Birokrasi, Vol. 15, No 1(Januari)
Menggelar Gerai Terbanyak. www.swa.co.id. 5 Oktober. Wijaya, Serli. 2005. Studi Eksploratif Perilaku Mahasiswa UK.
Knutson, B.J. 2000. College Students And Fast-Food How Students Petra Dalam Memilih Fast Food Restaurant dan Non Fast Food
Perceive Restaurants Brands. Cornell Hotel and Restaurant Restaurant di Surabaya. Jurnal Manajemen Perhotelan, 2.
Administration Quarterly, 41. Zeithaml, V.A., Berry, L.L., & Parasuraman, A. 1996. The Behavioral
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1 (11th ed.) Consequences of Service Quality. Journal of Marketing, 60.