Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI

DISUSUN OLEH:
ANGGORO PANDU PRATAMA
NIM. 170104017

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2018
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI

1. Topik : Mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat


2. Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan :
a. Umum :
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mencegah perilaku kekerasan
dengan patuh minum obat.
b. Khusus :
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
4. Latar belakang
Terapi Aktivitas KelompoK (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa adalah resiko perilaku kekerasan. Umumnya
klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke Rumah sakit Jiwa. Sering
tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan pengawalan oleh
sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku Kekerasan seperti memukul anggota
keluarga/orang lain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan
utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan oleh keluarga belum
memadai, keluarga seharusnya mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat
klien (manajemen perilaku kekerasan). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang berrtujuan agar pasien dapat
mengontrol perilakunya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Prof. dr. Soerojo
Magelang khususnya Ruang Amarta sebagian besar pasien menderita perilaku
kekerasan. Oleh karena itu maka kami menganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam mengontrol
perilakunya.
5. Seleksi klien
a. Klien yang sehat fisik.
b. Klien dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan.
c. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif)
d. Klien bersedia mengikuti TAK
6. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi klien sehari – hari.
b. Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai perilaku klien
sehari – hari.
c. Hasil diskusi kelompok.
d. Berdasarkan asuhan keperawatan.
e. Adanya kesepakatan dengan klien
7. Jadwal kegiatan
a. Tempat pelaksanaan TAK : Ruang Amarta
b. Lama pelaksanaan TAK : 20 Menit
c. Waktu pelaksanaan TAK :
8. Metode :
Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi
9. Media dan alat
-
10. Pengorganisasian
a. Leader : Anggoro Pandu Pratama
Tugas :
1. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4. Memimpin diskusi kelompok.
b. Co leader : Ahmad Tohirin
Tugas :
1. Membuka acara.
2. Mendampingi Leader.
3. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
4. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
5. Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator : Andreas Bambang Tri Pamungkas dan Fahrizal
Tugas :
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
2. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy.
d. Observer : Anis Nur ‘Azizah
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.
11. Setting tempat

Co Leader Leader

PASIEN PASIEN

PASIEN PASIEN

PASIEN PASIEN

Fasilitator Fasilitator

Observer

12. Antisipasi kegiatan :


Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan yang akan
terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah:
1. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
2. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan
bila tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.
13. Langkah kegiatan TAK
a. Persiapan
1. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan masalah keperawatan
perilaku kekerasan
2. Membuat kontrak dengan klien
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1. Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaaan klien saat ini.
b) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol marah.
3. Penjelasan tujuan TAK
a) Menjelaskan tentang pentingnya melakukan kegiatan untuk patuh minum
obat untuk mengontrol perilaku kekerasan.
4. Aturan Main
Pasien berkumpul dalam ruang pertemuan kemudian menceritakan
halusinasi yang mereka alami kemudian perawat menjelaskan pentingnya minum
obat.
5. Kontrak waktu
Perawat melakukan kontrak waktu sebelumnya yaitu selama 45 menit.
c. Kerja : dilakukan sesuai jenis atau topik TAK
1. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna
(upayakan tiap klien menyampaikan).
2. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
3. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat,
benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
4. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.
5. Berikan pujian pada klien yang benar.
6. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).
7. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
8. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
perilaku kekerasan/ kambuh.
9. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku
kekerasan/ kambuh.
10. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian
tidak patuh minum obat.
11. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

d. Terminasi
1. Leader melakukan evaluasi subjektif (menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK)
2. Leader melakukan evaluasi objektif (menanyakan hal-hal terkait dengan topik
TAK yang sudah dilakukan)
3. Leader bersama klien dan keluarga membuat Rencana Tindak Lanjut terkait topik
TAK untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Membuat kontrak dengan klien tentang topik TAK, waktu TAK, tempat TAK
yang akan datang
14. Evaluasi :
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
15. Lampiran :
Formulir evaluasi sebagai berikut

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebut 5 benar minum


obat
2 Menyebutkan keuntungan
minum obat
3 Menyebutkan kerugian jika
tidak minum obat

Anda mungkin juga menyukai