DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TOMUAN
ALAMAT: JALAN PATTIMURA UJUNG PEMATANGSIANTAR
e-mail: puskesmastomuan@yahoo.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS TOMUAN
NOMOR: A/I/SK/2017/
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
DI UPTD PUSKESMAS TOMUAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TOMUAN
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT DI UPTD PUSKESMAS TOMUAN
KESATU : Memberlakukan pedoman pelayanan Manajemen Terpadu
Balita Sakit sebagaimana terlampir.
KEDUA : Mengamanatkan kepada Penanggung jawab program
Manajemen Terpadu Balita Sakit beserta petugas yang lain
untuk mempedomani pedoman pelayanan serta melengkapi
standar operasional prosedur dan juknis yang diperlukan.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pematangsiantar
pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS TOMUAN,
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai
Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan
terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang
paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi anak usia 2 bulan
sampai dengan 59 bulan, maka di Poli MTBS perlu dibuat standar pelayanan yang
merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan kepada pasien pada umumnya dan khususnya pasien di poli MTBS
Puskesmas Tomuan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan
pelayanan poli MTBS harus berdasarkan standar pelayanan poli MTBS UPTD
Puskesmas Tomuan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 2 bulan - 59 bulan
(balita) secara menyeluruh. Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan
kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi, status gizi, status
imunisasi maupun penanganan dan konseling yang diberikan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit bukan merupakan suatu program kesehatan
tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. MTBS adalah suatu
pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan petugas
kesehatan melakukan penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan
kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan petugas, memperkuat sistem kesehatan
serta meningkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga dan masyarakat yang
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999, merupakan suatu bentuk strategi upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan
dan kecacatan bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan
pada bayi dan balita serta menurunkan angka kematian pada bayi dan balita.
Sejak tahun 1996 Depertemen Kesehatan bekerja sama dengan WHO
mengembangkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda dan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Indonesia. Keterpaduan pelayanan tidak hanya
pelayanan kuratif berupa pengobatan penyakit saja, namun sekaligus pelayanan
preventif seperti imunisasi, pemberian vitamin A, menilai dan memperbaiki cara
pemberian ASI serta pelayanan promotif seperti memberikan konseling kepada ibu
cara merawat dan mengobati anak sakit di rumah, serta masalah pemberian makan.
B. TUJUAN
C. SASARAN
Sasaran utama penerapan MTBS adalah perawat, bidan yang menangani balita
sakit. Tentunya dokter puskesmas perlu juga terlatih MTBS agar dapat melakukan
supervisi penerapan MTBS di wilayah kerja puskesmas. Dengan pelatihan ini, tenaga
kesehatan akan memahami konsep MTBS serta lebih terampil dan termotivasi untuk
menggunakan bagan manajemen kasus sebagai standar pelayanan di lini terdepan,
utamanya di tingkat pelayanan kesehatan dasar.
Dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk memperhatikan secara
cepat semua gejala anak sakit, sehingga segera dapat ditentukan apakah anak dalam
keadaan sakit berat dan perlu segera dirujuk. Jika penyakitnya tidak parah, selanjutnya
tenaga kesehatan bisa memberi pengobatan sesuai pedoman MTBS. Dalam pedoman
MTBS, juga diuraikan cara konseling bagi ibu atau pengasuh anak.
Pedoman MTBS ini sudah sesuai dengan pedoman yang ada dari program- program
terkait, seperti Pedoman Penanganan Diare, ISPA, Malaria, Pemberian Imunisasi,
Vitamin A, dan sebagainya. Melalui MTBS, petugas puskesmas mengetahui cara
menyatukan berbagai pedoman yang terpisah untuk masing-masing penyakit, kedalam
bentuk proses yang lebih komprehensif dan efisien dalam penanganan anak sakit.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan poli mtbs meliputi :
Dimulai dari memanggil pasien sesuai urutan antrian, pemeriksaan dan
penatalaksanaan sesuai kondisi pasien, pemberian konseling tentang cara
perawatan di rumah dan pendokumentasian.
E. Batasan Operasional
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu penatalaksanaan atau
intervensi berisi penjelasan secara rinci penatalaksanaan penyakit pada bayi dan
balita. Proses manajemen kasus ini dilaksanakan pada anak umur 1 hari sampai 2
bulan baik sehat maupun sakit yang tercakup dalam Manajemen Terpadu Balita
Muda. Sedangkan proses manajemen kasus pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
tercakup dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit.
BAB II STANDAR KETENAGAAN
2 Bidan D III - 1
kebidanan
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di poli MTBS berjumlah 2 (dua) orang
Kategori :
1 orang dokter (Dokter bertindak sebagai konsultan)
1 orang bidan
C. JADWAL KEGIATAN
Jam buka pelayanan : Senin - Jumat : 09.00 – 12.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
KETERANGAN
Troley
Pintu
B. STANDAR FASILITAS
Poli MTBS berlokasi di lantai 1 gedung A UPTD Puskesmas Tomuan. Ruangan ini
bergabung dengan ruangan Pemeriksaan Umum yang terdiri dari 3 (tiga) tempat
tidur pemeriksaan, yaitu 2 (dua) tempat tidur untuk pemeriksaan pasien umum
dan 1 (satu) tempat tidur untuk pemeriksaan MTBS.
Sarana yang tersedia berupa 2 meja yaitu: 1 untuk dokter dan 1 lagi untuk
perawat yang berfungsi untuk tempat anamnesa dan konseling.
Untuk mencegah terjadinya infeksi tersedia wastafel air mengalir dan tempat
sampah. Peralatan poli MTBS adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di poli MTBS berupa pengukur tinggi
badan dan berat badan serta termometer.
Perlengkapan
1. Bantal
2. Sarung bantal
3. Tirai
4. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup
Meubelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis
Pencatatan dan Pelaporan
1. Buku register pelayanan
2. Formulir informed consent
3. Formulir rujukan
4. Form mtbs / mtbm
5. Kertas resep
6. Surat keterangan sakit
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
1. Memanggil pasien sesuai nomor urut
2. Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan
3. Melakukan anamnese dan mencatat di rekam medis
4. Pemeriksaan fisik dan vital sign pasien
5. Klasifikasi sesuai umur (< 5 tahun atau > 5 tahun)
6. Jika < 5 tahun klasifikasikan penyakit dan lakukan tindakan
sesuai dengan buku panduan mtbs/ mtbm Dan catat di form mtbs dan mtbm
7. Jika > 5 tahun pengobatan berdasarkan pada buku pengobatan
rasional
8. Bila tidak diperlukan tindakan lainnya pasien diberi resep dan bisa
langsung pulang
9. Pasien dianjurkan kontrol kembali sesuai dengan saran petugas
B. METODE
MTBS bukan merupakan program kesehatan, tetapi suatu standar pelayanan
dan tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas kesehatan tingkat dasar.
WHO memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana merupakan strategi
upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian bayi dan anak balita di negara-negara berkembang.
Tujuan pelayanan kesehatan anak adalah untuk memfasilitasi kesehatan
yang optimal dan kesejahteraan bagi anak dan keluarganya. Hal ini berhubungan
dengan aktivitas yang saling berkaitan antara masalah surveilans dan manajeman,
masalah pencegahan/preventif, promosi kesehatan dan koordinasi pelayanan pada
anak dengan kebutuhan khusus.
Proses manajeman kasus disajikan dalam satu bagan yang memperlihatkan
urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya. Bagan tersebut
menjelasakan langkah-langkah berikut ini :
a. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan – 5 tahun.Menilai anak
sakit, berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Sedangkan membuat klasifikasi dimaksudkan membuat sebuah keputusan
mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya.
Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan, bukan
sebagai diagnosis spesifik penyakit.
b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan adalah merupakan penentuan
tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan yang sesuai dengan
setiap klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu
tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di
rumah.
c. Memberi konseling bagi ibu, konseling berarti mengajari atau menasehati ibu
yang mencakup mengajukan pertanyaan, mendengarkan jawaban ibu, memuji,
memberikan nasehat yang relevan, membantu memecahkan masalah dan
mengecek pemahaman ibu. Juga termasuk menilai cara pemberian makan anak,
memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus
membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan.
d. Memberi pelayanan tindak lanjut adalah menentukan tindakan dan pengobatan
pada saat anak datang untuk kunjungan ulang.
e. Manajemen terpadu bayi muda umur 1 hari - 2 bulan meliputi menilai dan
membuat klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling
dan tindak lanjut pada bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat maupun sakit.
Pada prinsipnya, proses manajemen kasus pada bayi muda umur 1 hari - 2
bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan - 5 tahun.
Dalam memulai penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tidak ada
patokan khusus besarnya perentase kunjungan balita sakit yang ditangani dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Batila Sakit (MTBS). Tiap Puskesmas perlu
memperkirakan kemampuan mengenai seberapa besar balita sakit yang akan
ditangani pada saat awal penerapan dan akan dicapai cakupan 100% penerapan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas secara bertahap
dilaksanakan sesuai dengan keadaan pelayanan rawat jalan di tiap puskesmas.
Sebagai acuan dalam pentahapan penerapan adalah sebagai berikut :
1) Puskesmas yang memiliki kunjungan balita sakit < 10 orang perhari perhari
pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)dapat diberikan langsung
kepada seluruh balita.
2) Puskesmas yang memiliki kunjungan balita sakit 10 – 25 orang perhari, berikanlah
pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS) kepada 50% kujungan balita
sakit pada tahap awal dansetelah 3 bulan pertama diharapkan telah seluruh balita
sakit mendapatkan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
3) Puskesmas memiliki kunjungan balita sakit 21 – 50 orang per hari,berikanlah
pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) kepada 25 % kunjungan
balita sakit pada tahap awal dan setelah 6 bulan pertama diharapkan seluruh
balita sakit mendapat pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
( Faridah, 2009).
a. LAN Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
c. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah
d. Memberikan konseling bagi ibu
Selain itu, di dalam MTBS terdapat penilaian dan klasifikasi bagi bayi muda berusia
kurang dari 2 bulan. Penilaian dan klasifikasi bayi muda di dalam MTBS terdiri
dari:
1) Menilai dan mengklasifikasikan untuk kemungkinan penyakit sangat berat
atau infeksi bakteri
2) Menilai dan mengklasifikasikan diare
3) Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus
4) Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah dan
atau masalah pemberian Air Susu Ibu (ASI)
5) Memeriksa status penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
6) Memeriksa masalah dan keluhan lain
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan Alat
a. Timbangan Berat Badan
b. Ukur panjang badan
c. Termometer
d. KMS bayi
e. Stetoskop
2. Cara kerja
1) Pemberian makan
2) Pemberian cairan
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui gudang obat. Kebutuhan
obat, bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien secara terus menerus tentunya akan mempunyai resiko
terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
A. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Universal Precaution”.
Indikator mutu yang digunakan di poli MTBS UPTD Puskesmas Tomuan dalam
memberikan pelayanan adalah:
1. Waktu tunggu poli MTBS ≤ 60 menit
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien selesai mendaftar sampai
dilayani di poli
2. Kepuasan pelanggan ≥ 90%
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan.
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di poli jam buka 09.00 sampai
dengan jam 12.00 ssetiap hari Senin-Jumat.
BAB IX
PENUTUP