Pengubahan nama dari Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara
membawa perdebatan antara China dengan Indonesia. Perubahan nama tersebut tidak
disetujui oleh China karena menurut mereka laut Natuna Utara tersebut merupakan
wilayah mereka. Laut yang menjadi perdebatan tersebut sebelumnya hanya berada di
bagian dalam garis laut territorial dan laut kepulauan saja. Namun, adanya sejumlah
kegiatan migas yang menggunakan nama Natuna Utara, perubaha nama pun dilakukan.
Berdasarkan informasi dari Kementerian ESDM, bahwa terdapat 16 blok migas di
perairan dimana lima diantaranya telah mencapai tahap ekspolitasi (..)
Jika dilihat dari peta yang dikeluarkan tahun 1953, posisi Laut China Selatan
berada dekat laut jawa, sehinga laut jawa yang berbatasan dengan Kalimantan pada
tahun 1953 disebut masih menjadi bagian dari laut China Selatan. Namun karena peta
tahun 1953 merupakan dokumen lama maka pemerintah terus melakukan pemutakhiran
dengan memasukkan dan mengubah nama baru sejmlah wilayah di Indonesia. (…).
Penggunaan nama Natuan sudah dilakukaun sejaka lama yaitu sejaka terjadinya
eksplorasi migas pada 1970-an, namun penetapan nama Laut Natuan Utara baru
ditetapkan pada 2002. (Havas, liputan6.com).
Menurut pendapat saya pengubahan nama dari laut China Selatan menjadi laut
China Utara merupakan langkah yang benar dimana sebagai wujud penegasan
Indonesia. Pengubahan tersebut akan memberikan dampak positif bagi Indonesia.
Adanya ekplorasi migrasi tersbeut merupakan bukti yang akurat yang menunjukkan
bahwa perubahan nama dilakukan secara tepat. Negara China seringlai mengkalim
banyak laut di Negara-negara tetangga, salah satunya Indoneisa. Sejumlah kapal
nelayan China kerap kali bersinggah ke wilayah Zona Ekonomi Ekslusif sehingga
dengan adan perubahan nama tersebut dapat menjadi suatu peringatan bagi China untuk
tidak lagi menyimpang aturan dan melewati batas ZEE yang telah disepakati. Perilaku
China tersebut telah membuat Indonesia menjadi semakin marah oleh kapal-kapalnya
yang melintasi perairan yang diklaim Indonesia adalah miliknya. Negara Negara
lainnya dissepanjang laut juga kesal atas reklamasi pulai pulau kecil oleh China untuk
membanguna fasilitas militer.
Keberadaan Laut Natuna Utara sebagai bukti ketegasan Indonesi, dimana suatu
wilayah memiliki kewenangan untuk memberikan nama di wilayah territorial.Upaya
yang dilakukan Indonesia sebagai bentuk kawasan itu terhadap keagresifan China.
Langkah yang dilakukan Indonesia akan dipandang oleh Negara Negara ASEAN lain
yang sebagaian besar lautnya diklaim China sebagai suatu dorongan untuk berani
menghadapi China dalam sengketa regional. Lagi pula proses penamaan yang
dilakukan pihak Indonesia tidak semena-mena dilakukan tanpa menggunakan suatu
aturan. Menurut Arif, menuturkan bahwa proses penamaan yang dikerjakan lintas
kementerian dan lembagaan sesuai stadar yang ditetapkan oleh Internastional
Hidrologphic Organization dan ketentuan electronic Navigational Chart.