Anda di halaman 1dari 89

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIP91
VU'ii \ j h

HANAFIAH BAHRI SIREGAR

BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM
INTERNASIONAL
Iv i l L 1 K.

VI
/)
*UN1VL /J/

f/r

FAKULTAS HUKUM UNIVERSTTAS AUtLANGGA


SURABAYA
1989

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BEBEHAPA DASAR
PENERIMAAN BERLAN'UNYA OUTi-JR SPACE ■
TREATY 19§? : SUATU TINJAUAN DARI
SUDUT iHUKUM INTERNASIONAL

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS


DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK

MENCAPAI, GELAR SARJAHA HUKUM

OLEH
HANAFIAH BAHRI SIREGAR

0383H&O

FAKULTAS HUKUM UMIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1989

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BEBERAPA DASAR
PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE
TREATY 196 ? : SUATU TINJAUAN DARI
SUDUT HUKUM INTERNASIONAL

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS


DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK

MENCAPAI GELAiR 5ARJANA HUKUM

OLEH
HANAFIAH BAHRT SIREGAR

0383116^3

LL*M.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA


S U R A B A Y A

1989 ---------- -
- U U
r.
"UX/Vi.i. ,

C r

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

kata pengantar

Dengan mengucap syukur kepada Allah swt yang telah


memberikan rahmnt dan hidayah kepada hamba-Nya ini, maka
siyft telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, de­
ngan judul "Beberapa Dasar Penerimaan Berlakunya Outer
Space Treaty 1967 : Suatu TLnJnu'in Dari Sudut Hukum In-
ternasional".

Dalam penulisan skripsi ini, saya telah mengusaha-


kan dengan sepenuh hati, pikiran dan kemampuan saya untuk
mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Dengan segala ke-

kurangan yang ada, saya mengharapkan penulisan ini bergu-


bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan juga bermanfa-
at bagi umat manusia,

iiayu mengucupknn terima kanlh yang oobesar-besar-


iya kepada Bapak Hermawnn Ps. Notodipoero, S.H,, M.S. se-
' -iku doaen pembircb'ing yang dengan penuh ketekunan dan ke-
sabaran memberikan petunjuk dan saran sehingga saya dapat
•nenyelesaikan skripsi ini* Begitu pula ucapan terima ka-
sih ini saya sampaikan kepada Bapak Abdoel Rasjid, S.H. ,

LL.M. dan Bapak Emman Ilrama ftamelsn, o.H. , M.S. atas kese-
diaan beliau menguji saya :Hlam rnngka raempertahankan ke-
boradaan akripsi ini,
Ucapan terima katsih saya sampaikan pula kepada B a ­

pak Djasadin Saragih, S * H . , LL.M. yang telah memberi pin-


ja-nan literatur yang saya perlukan dalam penulisan skrip­

si ini,
iii

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gkripsi ini snya porserabahkan kepada yang tcrcinta


ibimda yang telah membimbing s^ya sejak kecil hingga de-
v.iia, saudara-saudaraku nerta rekan-rokan yang telah rcem-
horlknn dorongan ^omnngat, bnntunn rioril maupun inatorvil,

sehingga saya dapat menyelesaikan skripni ini.

Scraoca Allah mvt momberikan karunia atac retsua bu-


di dan jasa baik yang telah diberdkan.

Gaya menyadari, sepenuhnya bahwa tulinan ini belum

sempurna, tetapi betapapun saya tetap mengharapknn keman-


faatan tulisan ini bagi semua pombaca*

•Surabaya, Februnri 1989


Penulis

iv

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR ISI

K.iTA 1T.NGANTAR___ ;..................................... iii


DAFT Art T.;i ......... ..................................... v
ofl3 1 ; id»DAKULU*V*I ................................. 1
l# Per-’
ias.llahan :

Latar Belakang ^an Rumunannya ......... 1

2. Penjelasan Judul ........................ 5


3. Alasan Pemilihan Judul ................. 5

/+, Tujuan Penulican ........................ 6

5. Metodologi ........................... ... 7


6. Pertangfjung jawaban Sistenatika ........ 8
3aB IX ; PERSEHIKATAK BnMG5A-3AK03A (United Nations

Organization) ............................... 10
1. Tujuan Didirikan PBB Dan Prinsip-prin-

sipnya .................................... 10
2. Keanggotaan (membership) P B B .......... 17
3. Organ-orgari PBB : Vlajelis Umum, Dewan
Keamanan 'Tugas dan Kekuanaannya ....... 22
3*A, Maje'lis Umum : Susunan, Fungsi dan
Kekuasaannya ........ .............. 22

3.». Dewan Keamanan : Susunan, Fungsi


dan Kekuasaannya .................. 23
if, Piagam PBB Dan Keberadaan Outer Space
Treaty .................................... 28

J+,A, Tujuan rinn Prinraip-prinsip PF-13 da­


lam kaitannya dongnn kegiatan-ko-

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

gin tan ruanpj angkasa .............. 31


4.B, N'U, DK dan neGara-ne/^ra a n ^ o t a
PBB di ^.alan kaitanrya dengan ke-

be.radaan dan kel’


*.ncfiunflan dari
Outer Space rnronty ................. 33
BAB Ill : VIENNA COVVEKTION 0” THi\ LA'-V OF T3&ATIES

1969 (VIENNA CONVENTION 1969) ............ 47


1. Pen|»orti.r\n Dan Klar.i ?\k;mi SVrj:injian
International ............... 47
2. Faktor-faktor Penyebab Berlaku Kencikat-
nya Perjanjian Berdasarkan Vienna Con­
vention I960 ............................. 54
2,A. Faktor-faktor penyebab berlaku ne-
ngikatnya treaty ditinjau dari su­
dut moralitas ...................... 56
2.B. Faktor-f-iktor penyebab berlaku m*>-

ngik^tnya trenty ditinjau dari su­


dut bentuk kesopnkatannya ........ 60
3. Fungsi Perjanjian Dalam Pembentukan Dan

Perkembangan Hukum Internasional ...... 64


BAB IV : OUTEH SPACE TREATY 1967 ............... . 67
1. Berlakunya Secara Universal : Perlin -
dungan dan Pembatasan .................. 67
2. Ketentuan-ketontuan Outer Space Treaty

1967 : Dasar Bagi Pen^oturan Outer Spa­


ce Treaties Selanjutnya ................ 72
BAB V : P E N U T U P ...................................... 76
vi
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

1. Kcnimpulan ............................... 76

2. Saran ..................................... 78
DAFTAH BACAAN ............................................ 80

vii

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB I
PENDAHtJLUAN

PernasalahaiL..: Lat^r Belakang Dan Rumusannva

Setelah keberhasilan peluncuran pertama dari sate-


lit buatan milik Uni Sovyet, Sputnik I, ke angkasa luar,
teknologi msmasuki era perkembangan baru; demikian halnya
dengan hukum internasional, yang telah membuka suatu ca-
bang baru, yakni hukum angkasa (Space Law).
Berbagai. permasalahan telah timbul dan berkembang
seiring dengan keberhasilan peluncuran satelit buatan itu
ke angkasa luar, Ketidakseimbangan teknologi diantara ne-
gara-negara pemilik teknologi dan yang tidak memiliki ke-
majuan teknologi untuk menjangkau angkasa luar, dan juga
kian meningkatnya persaingan dan perlombaan antara Ameri-

ka Serikat dan Uni Sovyet di arena baru tersebut, semakin


menghangatkan situasi politik dunia; demikian pula penga-
ruh-pengaruh dari bidang-bidang eosial dan ekonorai. Kese-
mua itu apabila dibiarkan berlarut-larut, eangatlah raam-
bahayakan perdamaian dan keamanan dunia.
Keberhasilan teknologi dalam menjangkau ruang ang­
kasa, telah mengundang hukum internasional untuk mengatur
dan raengatasi berbagai permasalahan dan aspek-aepek yang

timbul berkaitan dengan kegiatan-kegiatan eksplorasi dan


ekaploitasi di angkasa luar. Melalui «ub komite hukum da­
ri The United Nations Committee on the Peaceful Uses of
Outer Space (UNCOPUOS), telah dihasilkap' suatu treaty,

1
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2
yakni Treaty on Principles Governing the Activities of
States in the Exploration and Use of Outer Space, inclu­
ding the Moon and Other Celestial Bodies, yang berlaku

sejak tanggal 10 Oktober 1967; selanjutnya disebut Outer


Space Treaty,^

Outer Space Treaty 1967 merupakan basis atau dasar

bagi ketentuan-ketentuan maupun pengaturan-pengaturan la­


in, yang berkaitan dengan segala sesuatu mengenai kegiat-
an-kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di angkasa luar,
termasuk di Bulan dan benda-benda angkasa lainnya; se-'
dangkan tanggal 10 Oktober 1967 dianggap sebagai tonggak
bersejarah dalam sejarah perabentukan dari Outer Space
Treaty, yang telah dimulai sejak tahun 1959. Metode pem-
bentukan Outer Space Treaty ini didasarkan atas kesepa­

katan; para delegasi meneruskan pembehasan sampai mereka


dengan suara bulat memberikan kesepakatan terhadap suatu
p
hal atau persoalan,tertentu.
Outer Space Treaty 1967 tersebut sebagai suatu ba­
sis atau dasar bagi pengaturan-pengaturan atau ketentuan-
ketentuan yang lain, yang berkaitan dengan kegiatan-kegi-
atan eksplorasi dan eksploitasi di angkosa luar, karena

itu saya 6angat tertarik untuk meraperraasalahkan keberada-


an treaty tersebut sebagai selah satu "ketentuan pokok”

di bidang hukum internasional, yaitu diterimanya oleh ne-

^Gijebertha Cornelia Maria Reijnen, Leffal Aspect^


Of Outer Space. Drukkerij Elikwijk b v . f Utrecht, 1976,
h. 28.
2 Ibld.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

gara-negara sebagai ketentuan hukum.

Permasalahan pokok di atas, saya bahas dengan ber-


tolak dnri ketentuan - ketentuan y;ing ada di dalam Piagam
Perserikatan Bangsa-bangsa dan Konsep Declaration on
Rights and Duties of States t Vienna Convention on the Law
of Treaties 1969) dan juga dari Outer Space Treaty sendi-
ri.

Untuk lebih jelasnya, saya akan jabarkan permasa­

lahan pokok tersebut kedalam permasalahan - permasalahan

yang lebih sempit untuk memudahkan pembahasan, sebagai


berikut :
1, Apakah ketentuan-ketentuan dalam Piagam PBB dapat me-
ngatasi persoalan-persoalan yang timbul akibat keber-
hasilan peluncuran satelit buatan ke angkasa luar, dan
bagaimanakah pelaksanaannya ?
2, Faktor-faktor apakah yang mengakibatkan suatu treaty
mengikat berdasarkah ketentuan-ketentuan yang ada di
dalam Vienna Convention 1969 ?

3, Apakah ketentuan-ketentuan dalam Outer Space Treaty


dapat berlaku secara efektif, dan dapatkah menjadi da­
sar bagi perabentukan peraturan pelaksanaannya ?
Untuk sementara, dalam menanggapi perraasalahan-
perraasalahan tersebut, dapatlah saya kemukakan beberapa

indikator bagi jawaban sementara,


Pertama, adanya prinsip-prinsip di dalam Piagam
PBB yang mewajibkan .setiap negara untuk menjaga dan raeme-
lihara perdamaian dan keamanan dunia di dalam melakukan

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

hubungan internasionalnya; demikian juga adanya tugas dan


kekuasaan Majelis Umum PBB, sebagaimana diatur dalam Pia­
gam PBB, untuk mengadakan penyelidikan dan mengemukakan
anjuran-anjuran dengan tujuan mendorong berkembangnya ke-
mnjuan dan kodifikasi hukum internasional, Hal-hal inilah
yang raerupakan faktor utama dibentuk dan diterimanya
Outer Space Treaty.

Kedua, adanya prinsip Pacta sunt servanda, kesepa­

katan atau persetujuan (consent) dan Itikad baik (good


faith) yang dianut oleh Vienna Convention 1969 terhadap
pembentukan dan pelaksanaan treaty. Hal ini merupakan su­
atu konsekuensi logis dari indikator yang pertama,

Ketiga, ketentuan - ketentuan Outer Space Treaty,


dengan memperhatikan indikator pertama dan kedua, memberi
pengaturan bahwa seluruh kegiatan eksplorasi dan eksploi-
tasi angkasa lUar, termasuk Bulan dan benda-benda angkaea
lalnnya, diperuntukkan bagi keseJahteraan umat manusia ,
dengan tetap mempertahankan dan menjaga perdamaian serta

keamanan dunia,
Jadi, dari indikator-indikator di atas* pembahasan

saya terhadap permasalahan pokok, akan mengait pula ter­

hadap peranan hukum internasional mengatur dan membatasi


segala tingkah laku negara-negara di dalam melakukan hu-
bungan-hubungan luar negerinya dengan negara-negara lain,

terutama yang berknitan dengan kegiatan-kegiatan eksplo­


rasi dan eksploitasi di angkasa luar, termasuk di Bulan
dan benda-benda angkasa lainnya.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

2 . Panjelasaa Judul

Judul penulisan skripsi ini adalah Beberapa Dasar


Penerimaan Berlakunya Outer Space Treaty 1967::Suatu Tin-
jauan Dari Sudut Hukum Internasional.
Maksud dari "Beberapa Dasar Penerimaan Berlakunya
Outer Space Treaty 196?" adalah beberapa dasar atau prin­
sip yang membonarkan atnu mftlandnoi Outer Spaco Treaty ,
sehingga dapat berlaku mengikat* dalam artian bahwa Outer

Space Treaty 1967 tersebut dapat ditaati dan diberlakukan


aecara efektif.
Sedangkan maksud dari "Suatu Tinjauan Dari Sudut
Hukum Internasional" adalah suatu perabahasan atau penin-

jauan dengan berdasar pada ketentuan dasar hukum interna­


sional, yang secara faktual terwujud sebagai ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam Piagam PBB dan Vienna Conven­

tion 1969# Dua ketentuan dasar ini saya gunakan untuk rae-

nelaah atau membahas mengenai beberapa dasar penerimaan


berlakunya Outer Space Treaty 1967 sebagaimana disebutkan
di atas, Selain dua ketentuan dasar tersebut, raaka saya
juga mengaitkan pembahasan ini dengan Outer Space Treaty
1967 itu sendiri. Jadi, dalam perabahasan skripsi ini ha­
nya ditinjau dari sudut hukum internasional, bukanlah da­
ri audut-sudut yang lain.

3 . A U m w b P«Mlllh»n Judul
Sebagaimana telah saya utarakan sebelumnya bahwa

keberhasilan peluncuran satelit buatan, Sputnik I, menira-

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

6
bulkan berbagai permasalahan, sehxngga mengundang hukum
internasional untuk roengatur dan mengatasinya. Sehubungan
dengan hal itu, maka dibentuklah Outer Space Treaty oleh

sub koraite dari The ‘


United Nations Committee on the Pea­

ceful Uses of Outer Space (UNCOPUOS), Betapapun, pemben­

tukan Outer Space Treaty ini tidak dapat lepas dari ber­
lakunya ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Piagam PBB
dan Vienna Convention 1969, demikian juga penerimaan ber­
lakunya Outer Space Treaty tersebut.
Dengan alur pemikiran teraebut di atas, maka kira-
nya cukup beralasan bila saya mengajukan skripsi berjudul
Beberapa Dasar Penerimaan Berlakunya Outer Space Treaty
1967 : Suatu Tinjauan Dari Sudut Hukum Internasional.

4 . Tu.iuan Penullsan

Tujuan penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :
a, untuk memenuhi kelengkapan persyaratan akademis di Fa-

kultas Hukum Universitas Airlangga dalam mencapai/mem-


poroleh gelar kesarjanaan;
b, untuk mengetahui sampai sejauh mana peranan hukum in-

ternaeional dalam mengatur dan mengatasi berbagai per­


masalahan hubungan antar negara, terutama permasalahan
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di angkasa lu-

&F| e&n
c, untuk memberikan suatu sumbangan pemikiran terhadap

permasalahan yang ada/timbul, dengan melihat kerabali

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU r
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

7
pada ketentuan dasar di dolam hukum international, ya-
itu Piagam PBB,

5.
a, Pendekatan Masalah

Perabahasan dalam penulisan ini adalah pembahasan


kepustakaan dengan ditunjang hasil-hasil diskusi-diskusi
dan seminar, yang berhubungan dengan permasalahan,

b, Sumber Data

Data-data untuk penyusunan dan penulisan skripsi


ini diperoleh dari buku, majalah dan bahan bacaan lain-
nya, yang dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya, serta
peraturan-peraturan hukum internasional yang ada kaitan-

nya dengan permasalahan*

c, Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari perpustakaan dan bahan


bacaan lain, dan juga dari hasil-hasil diskusi - diskusi
dan seminar, terlebih dahulu disusun, kemudian dianalisa
dan saya tuangkan ke dalam penulisan skripsi ini, Seluruh
data tersebut, saya kaitkan dengan permasalahan yang men­

jadi obyek penulisan ini*

d, Analisis Data

Permasalahan yang saya ajukan, eaya bahas berlan-

daokan pada pedoraan data-data yang telah eaya pilih, de­


ngan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan pokok -

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

8
V .hasan, n«h:ir\£r/: da'. -t d\ r ^ m n - -.' n ur.tu': ‘
-.cnyele-
:••!'*• ’1 *'er-:ara^ :-h'n-icr^analah; v. yan^ cry. . . n rii ’
a-

'.a™ ini* a":; t-’


rrcb'Jt, -'it .Ji-

‘■r'i; ker. i mi-u!! -jr. ian 1 .r*- r-rr ::,:l,|h.'!n

Pprtan.^rimriav/aban Sisto ratik*.-

f r:i ponullnan ,r:k ri i In- tft Hi r*i 'K r i Hina b:-b,

ynn/j t«rba£i dalam :

Bab pertama, yp.nc morur'-kan bab pcndahuluan, yanc


xonfturaikan mengenai permaaal«han pokok dan pembaharsnnnya
rsccara aingkat, scked&r llntassn penman tr-r. "amun hal ini
eanpat pontine ceba^ai r-r rA r b^r-'-r ponulisan nkri'osi ini,

w korudinn tertuan'rk.nn sonnr** Irb"5h tori.:erinci kcdal:^

b-’
b-b:. b relan jutnya dari akripsi ini, Oalam bab ini juga,
ray a mangatonenhkan m o n g n n M pen.1nlar.-Mi judul, alar?.n po-
tr.ilihan judul, tujuan .penulisnn, mctodologi yang dipergu-

n-’
!m dalam ponulisan ini, yang morur-akan aorangkainn un-
sur pendukung keboradann akrire* ini dan juga sebagai su-
at.u pcrtanggungjav.'aban ilmiah terlv dar nonuliann yang te-
lah say'’kerjakan, dari nv.'nl hinpga akhir ponuliran.
pertama ini diakhiri dengan portanggungjawaban
sictematika, yakni rertanggungjav.'aban terhnd^p pembogian-
pR^bnpi^an isi penuliaan skr:i p:';1 ini, yang secara logis

dan wajar saya inulai dari hal yang umum dan selanjutnya
r,-niiju hal yang l^bih khuana.

Selanjutnya, i i l n ''ab TT ■Haraikan komponen per-


:a l a h a n , yakni uraian an.-1" sic terV.d.a} iiagam P33, .T.e-

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Dalarr. hrb III, dibahns mengenai pcmbentukan dan


\ cncrir.^r.n berl- kuny^ treaty, berdasarkan Vienna Conven­

tion 1}*$;?, prinsip-prinsip di -alam Vienna Convention dan


uraiar. cingkat mengenai bentuk-bentuk kcsepakntan -1 da-
lan suatu treaty.
1)1 rialam bab selanjutnya, bab IV, diuraiknn pomba-

hasan tentang ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam

Outer Space Treaty, yang pada pokoknya melindungi kepen-

tingan negara-negara yang tidak atau belum mempunyai tek-

nclogi angkasa luar, dan membatasi kegiatan-kegiatan ang­


kasa luar negara-negara maju lulam eksplorasi dan eksplo-

itasinyn; juga riiteknnkan bahwa hasil-hasil yang dipero-


leh adalah diperuntukkan bagi kepontingan bersama, dalam
uaahr. mcncaprti kescjahteraan umat manusia di dunla,
Sebagaimana daiam penulisan ilmiah, kesimpulan dan
sarnn juga diperlukan, Hal ini diletakkan pada bab tera-
khir, yaitu bab V. Kesimpulan dapat ditarik atau diambil
setelah mengkaji dan membahas semua permasalahan, kemudi-

an daripadanya dapat diajukan saran-saran yang diharapkan


dnpat memberikan suatu jalan keluar, untuk turut nemecah-

kan d~n mengatasi permasalahan yang ada.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB II
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
(United Nations Organization)

Untuk memudahkan pembahasan mengenai permasalahan


apakah ketentuan-ketentuan dalam Piagam PBB dapat raenga-
tasi persoalan-persoalan yang timbul akibat keberhasilan
peluncuran satelit buatan ko angkasa luar dan bagaimana-
kah pelaksanaannya, maka saya memulai pembahasan dari ;
tujuan didirikan PBB dan prinsip-prinsipnya, keanggotaan

PBB, organ-organ PBB terutama Majelis Umum dan Dewan K e a ­


manan,

1. Tu.iuan_Didirlltan. _Pife3 Dan Pri&sip-prlnsipnva

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan organi-


sasi internasional paling besar dalam sejarah pertumbuhan
kerjasama semua bangsa di dunia, di dalam berbagai sektor
kehidupan internasional. Organisosi ini telah meletakkan
kerangka konstitusionalnya melalui suatu instrumen pokok
berupa Piagam, dengan tekad semua anggotanya untuk menge-

lakkan atau raenghindarkan terulangnya ancaman perang du­


nia yang pernah dua kali terjadi dan telah menimbulkan
bencana bagi seluruh umat mnnusia.^

Tentang namn "United Nations" u'tau "Perserikatan

Baflgaa-BaftgBG11 toltih banyak manimbuikan perd&b&tan di da-

^Sumaryo Suryokusumo, Organlsasi Internaainnal.


cet. I, Ul-Press, Jakarta, 1978, h. 1.
10
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

11
lam Konperensi San Francisco, namun diterima untuk meng-
horraati almarhum Presiden Amerika Serikat Franklin Delano
Roosevelt (in tribute to the memory of Franklin Delano
Roosevelt) yang mengusulkan nama Itu tahun 1942,^ ketika
wakil-wakil dari 26 bangsa mengemukakan jaminan Pemerin-
tah-pemerintah mereka untuk meneruskan poperangan melawan
Poros*"
Mengenai tujuan didirikan PBB, maka ada dua cara

untuk mengetahuinya. Yang pertama adalah dengan cara me-

nelusuri sejarah/asal mula dibentuknya PBB. -Sedangkan ca­


ra yang kedua, dengan melihatnya pada Perabukaan dan pasal
1 Piagam PBB.

Melalui cara yang pertama, yakni melalui ujarah/

asal mula dibentuknya PBB, maka ada 7 tahapan, yang seca­


ra berurutan namun singkat adalah sebagai berikut :
1. Tanggal 14 Agustus 1941, pertemuan Presiden Amerika

Serikat, Roosevelt, dan Perdana Menteri Inggris, Chur­


chill, memperbincangkan kebijakeanaan nasional mereka
terhadap perang yang; dilancarkan Jerman di Eropa; ke-
duanya merasa perlu menyatakan kepada dunia tentang
sikap mereka untuk menjamin terciptanya ketertiban dan
perdamaian dunia, yang melahirkan Piagam Atlantik;

^Ali Sastroamidjojo, Penmantar Hukum In ternasia-


aalj Bhratara, Djakarta, 1971, h. Ill*
^C.S.T* Kansil. P.fl.n/tantar Ilmu Hukum Dan Tata Jiu-
kijrn Indonesia, cet. VII, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, n.
468.
^Harun Alsagoff, "Perserikatan Bangsa-Bangsa : Ke-
berhasilan Dan Masalah Yang Dihadapi", YuridikaT No, 6
Th. II, Oktober-Nopember 1987, h. 24.
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

12
h .J ’
1 - ••tvj.'.r 1 'J,i ', . V < T i n !u ■
■1■
■r■
,Lion by

‘ '•»' ' '"’ t ' ^ r .Tf*r; >-)■-


rn
■Y.~ V ■- :; ■" ;■ ■
,

■■
: -non i’
ik’
. mc r'*J' ' .‘L■n f 5k '--ir. f ’
rnya t ^ n kese-
•f j • v .-r -• •• ' 'i.'y n nr tu!' '•:fm;;.,;'ji;ak/»wJ ,-n-

’ "•? ‘ •■'.'oor koku;|t:;n m . i t e r '!* n s k ' ' r j n i T.rVv.van po r-

r , o \ r .in n ti^a no^-i;- t ( t r ' u . r l i o - .-- ct) , yakn: Jor ^.-.n#

I - l ’.a -i .n -Tcpan g y o r t a r e^v;! k u l n y a ; :iae: in£-rnn-

n <••£:■r a ,'onar: tan g a n '(k-*n n » l - i l u b o k e r jaw.mM .J-in

' "ik ak^n -or j a n J1 an ; <\>-l<;it;.ik:ir. <;*-

:■:■ - in d iv ir l- n ] nc;;;r.>; -y- y ~ ia n a k i:ir 1. r i

V-.lrr.-.c-L JUfin
■' non ya t ak a n ’-ihvvn n ^ a r a V in b s l b h t k u t


v. t ir’
.-ik !■”
!■' 1 y kir! ^
••• * ’
■!'» 'r-rberi k*j|' ’
--r,4-]' ' - y y ».or "'pr*--

rnrjrk'i n Kitlrri cpo ; h^nr/S-*


'' rrt l°/r , iuTl:.h r,t-
Q
'• r* penanrta L-'n^ar. i~kl.~ rr s'* ~f?nt*a,Si /»? nerpr.ny

n'-r. * - il ;>f, .v' V o b $ r 1^/. I , ^ *'■). V-.y.v, v(,-r.-:ivbt-:nfpn-*

! is c .tv ’?o u r - ” a t ^ o n s r'-1\*>r: '.'n G e n e r a l S e c u r i t y

•1 1 "■
<- - i r r i n t a h frrv l a , H .k- v r i k^t, In c g rie dan

’’ , y-'P.; 4 r r y a ^ r 'h i '/ . ’in r t.l--nti!? 1--n D e c la -

•'* t ‘ -ri by !’n1 *.■ " [t: -":.r, 5- ■: 1 nV.knn mimuh-

’j’j r 'i h rcro ka c-am]).'ii b e r l t ’-' uk 1‘JLu L 1•);;•. :* y r a t ( un-

(: 'ini4 t i o n a l ru rro iv ?» ?r), * k- tan i.mtu'i b o k o r-

)--r*nn dalam ^ e n c i r t a k a n n u a f *.i v- crn o tu Junr./ror.-yituran

mot
rp
' J . G. S t a r k o , T f t t r o r l u c t l ^ r Tn tcrn-tJ nnal L - v ,
cot. IX , ^ u tte rw n rth a L o n H n n , 1 ? ^ , F I ^02.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

umum di bidang persenjataan kelak setelah perang sele-


sai.^ Di dalam pasal 4 dikatakan bahwa keempat negara
tersebut memandang perlu untuk membentuk organisasi
internasional umum (a general international organita-

tion) yang berdaaarkan pada prinsip persamaan kedau-

latan dari seluruh negara yang cinta damai, dan keang-


gotaan yang terbuka bagi eoluruh negara besar maupun
kecil, untuk memelihara perdamaian dan keamanan inter­
nasional ;^

4* Dalam bulan Agustus-September 1944, di Dumbarton OakB,


Washington, diadakan perundingan antara Inggris, Ame­
rika Serikat, Uni Sovyet dan Cina, yang menghasilkan
dokumen yang berisi usulan-usulan sementara bagi suatu
organisasi internasional urnum,^ yang disebut Dumbar­
ton Oaks Proposals, yakni rancangan bagi sistem baru
IP
tentang keamanan bersama;

5. Dalam bulan Februari 1945, diadakan Konperensi Yalta,


oleh tiga negara yakni Amerika Serikat, Inggris dan
Uni Sovyet, yang rnengambil keputusan untuk mengadakan

konperensi umum sekitar 50 negara, untuk memikirkan

9Util*., h. 25.
i0Oppenheim-Lauterpacht, International .Law A _Trea-
llSS,, Vol. I, cet. VIII, English Language Book Society
and Languan, London, 1970, h. 401.

U Ibld., h, W 2 .
12Charleo Q. Fenwick, Foreign Pnllcv And Interna-
ticmal L a w r Oceana Publications, Inc., New York, 1968, h.
40.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

14
Undang-Undang Dasar berdasarkan atas Dumbarton Oaks
Proposals; dihasilkan pula prosedur dan susunan pemu-
ngutan suara di dalam Dewan Keamanan dari organisasi
baru yang direncanakan
6* Pertemuan komite para ahli hukum dari 44 negara pada
bulan April 1945 di Washington, dan menghasilkan Sta-
tuta Mahkamah Pengadilan I n t e r n a s i o n a l ; ^
7. Tanggal 25 April hingga <?6 Juni 1945* borlangnung Tho
United Nations Conference on International Organizati­
on (UNCIO), yang dihadiri 50 negara sebagai anggota-
anggcta asli The United Nations, Pada tanggal 26 Juni

1945, Piagam dari organisasi dunia yang hendak diben-


tuk itu diterima baik dan ditandatangani oleh semua

wakil negara yang diundang. Namun, hari jadi PBB ada­


lah 24 Oktober 1945i yakni pada saat terpenuhinya sya-
rat yang tercnntum dalam Bab XIX pasal 110 aynt 3 Pi&-
gom P B B ; ^ tercap&i pula persetujuan untuk mendirikan
suatu Panitia Persiapan yang terdiri atas sogenap n e ­
gara peserta untuk mengadakan sidang I Majelis Umum,
yang kemudian diadakan di London pada tanggal 10 Janu*

ari 1946.16

^ J . G . Starke, loc. cit.


lifFilipovitch, Klementn o f Modern International
L a w , Vol. I, cet. I, 3.K, Geno, Jakarta, 1958» h, 257.
•^Harun Alsagoff, h. 26.
16
Ali Sastroamidjojo, op. c i t . . h. 110,

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

15
Jadi, melalui cara partama, yakni melalui eejarah/
asal mula didirikan PBB, yang terbagi menjadi tujuh tahap
secara berurutan sebagaimana tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pokok dibentuk PBB adalah untuk
mormilihara perd’
imnian dan konmannn dunia.

Sedangkan melalui cara kedua, maka tujuan didiri-

r.. n PrP dapat diketahui secara lengkap dalam Pembukaannya


dan pasal 1 Piagam. Tujuan daripada PBB adalah untuk m e ­

melihara perdamaian dan keamanan internasional, yang da­


pat dicapai melalui tiga fungsi, yakni negatif, positif
dan gabungan dari fungsi nngatif-positif. Secara negatif,
dengan pencegahan dan penokanan pelanggaran-pelanggaran
terhadap perdamaian dan ancaman-ancaman darinya. Secara

positif, dengan memajukan keadaan-keadasn yang mendatang-


kan penjagaan dan pemeliharaan perdamaian. Sedangkan ga­
bungan fungsi negatif-positif adalah suatu ciri-ciri dari
Piagam yang menetap."^

Betapapun, car^i kedua ini tidak dapat dipisah dari


earn pertama. Cara kedua tidak dapat dilakukan bila tidak
ada cara pertama. Walaupun demikian, ada beberapa perbe*
1 ft
daan antara Piagam PBB dan Dumbarton Oaks Proposals.
Dalam pembahasan mengenai tujuan PBB, sebagaimana
telah diuraikan, maka hal ini tidak dapat dipisahkan dari

pembahasan raengenai prinsip - prinsipnya. Pasal 1 Piagam,

^Oppenheim-Lauterpacht, op. cit. . h. i*03.


"^J.G, Starke, op. c i t . . h. 603.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

16
juga dalam Pembukaannya, menentukan tujuan, namun di da-
lmrinya tercnkup pula mengenai prinnip-prinsip, Jadi, m e ­
ngenai prinsip-prinsip PBB tidak hanya sebagaimana yang
tercantum dalam pasal1 2 Piagam, melairikan tercakup pula
di dalam pasal 1; sebagaimana dikemukakan Oppenheira-Lau-
terpacht :^

The principles on which the United Nations based are,


in substance, implicit in its purposes. However, the
Charter expressly enunciates, in Article 2, certain
principles to be followed, by the Organisation and
• its Members, as a matter of legal duty.
Jadi, dengan tnemperhatikan ketentuan pasal ?. Pia-
gam PBB, dapat dikatakan bahwa terdapat dua ketentuan, di
dalam Piagam PBB, yang mengatur mengenai prinsip-prinsip.

Selanjutnya, pasal 2 Piagam PBB mengemukakan prin­


sip-prinsip tertentu. Dua dari prinsip ini meletakkan pe-
naatan organie oleh PBB sendiri, yakni bahwa dasar bagi
PBB adalah persamaan kedaulatan dari seluruh anggotanya,
dan bahwa PBB tidak akan campur tangan (kecuali tindakan
pelaksanaan menghendaki) dalam persoalan-persoalan yang
ir.j.-i dusarnya di bawah yurisdiksi dalarn negeri duri seti-

ii)': negara. Empat prinsip yang lain meletakkan penaatan


oleh negara-negara anggota, yakni bahwa mereka akan meme-
nuhi kewajiban-kewajiban mereka sesuai dengan Piagam, me-
nyelesaikan sengketa -• sengketa mereka dengan cara damai,
tidak mengancam atau raetiggunakan kekerasan terhadap inte-

gritas wilayah atau kemerdekaan politis dari setiap nega-

^Oppenheim-Lauterpacht, op. r,it.» h.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

1?
r-i, nerta ncmberikar. bnntunn kepada PBB dan wer.olak rnem-
br.rikan b^ntuan terr$but k e p r.otlpp negara ynng iike-
pr)
r:•'i tin ^aXar. pencegahan at*w f< !nkcanaan. ^

Dari uraian mengenai tujuan .lan prinsip-prinsip


V:'n ."11 atas, sehen-’
.rnya ada pertentnngan yang c-eringkali

".eni’
r.bulkan y.ermnsalahan di dalam mewujudkan terpelihara-
nyn perdamaian dan keamanan dunia. Hal itu ditimbulkan
oleh adanya ketentuan di dalam Piagam PBB sendiri, misal-

ny.n ncngenai prinsip pereanaan kednulatan yang ycringkali


bertentangan dengan hak veto; dan juga adanya penafsiran-

pcnafsiran yang berbeda terhadap Piagam, yang lebih cen-

dprung berlandaskan fnktor-faktor politis dari setiap ne-


fi*. . y» . ,

rieh karena itu, penbah.r.snn mengenai tujuan dan

prinsip-prinsip PBB terbatas hanya sebagaimana diuraikan


ci\ atas, yang penafsirannya adalah lebih bersifat textu­
a l. '■ ‘

?• Keans’
gotaan (membership) :^BB

■'-pabila kita lihat ketentuan yang terdapat di da-


lam Piagam, maka keanggotaan PBB terdiri dari dua bagian,
ynkui anggota-anggota asli (original members), sebagaima­
na ditentukan dalam pisal v> Piagam, dan yang diterima se-

suai dengan pasal k Piagam.


Pflanl 3 ! Angfiota-angtfota nuli PBB adalah negara - negara
yang ikut ambil bagian di dalam Konperensi PBB

^ J , G , Starke, ov. c i t . . h, 605.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

18
mengenai Organises! Internasional di San Fran­
cisco, atau sebelumnya telah menandatangani
Deklarasi PBB tnnggal 1 Januari 3942, menanda-
tangani Piagam ini dan meratifikasinya sesuai
dengan pasal 110. .
Pa sal : 1. Keanggotaan PBB terbuka untuk semua negara
lain yang cinta damai yang meneriraa kewajib-
an-kewajiban yang dimuat dalam Piagam dan',
a tan pertimbangan Organisasi, mampu dan mau
melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut,
2. Penerimaan setiap negara pada keanggotaan di
dalam PBB dipengaruhi oleh Majelis Umum atas
anjuran Dewan Keamanan,
Mengenai anggota-anggota asli dari PBB, adalah 50

negara yang mendukung perjuangan melfiwan persekutuan tiga


negara (tripartie-pact), yakni Jerman, Italia, dan Jepang.
t
Sedangkan keanggotaan sebagaimana ditentukan oleh pasal k

Piagam, banyak menimbulkan permasalahan, karena pelaksa-


naannya lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor poli-
P'i op
tik, serta samar-samar.

Betapapun, saya hanya akan membahas mengenai nega-

ra-negara yang telah raenjadi anggota PBB, yang berarti


bahwa negara - negara anggota tersebut harus melaksanakan

ketentuan - ketentuan di dalam Piagam, disamping menerima

^ S u m a r y o Suryokusurao, on, clt., h. 57*


^Oppenheira-Lauterpacht, op. c i t . , h. /+08*

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

19
h^k-hak keanggotaannya. Dalrnn hal ini, pembahasan ini me-
ngarah pada hak dan kewajiban negara-negara anggota serta

sanksi-sanksinya, tentu saja yang berkaitan dengan perraa-


salahan.

Mengenai hak dan kewajiban negara-negara anggota,


Piagam tidak memberikan suatu perincian, kecuali mengenai
hak suara di dalam pasal 18, yang dibatani oleh pasal 19
Piagam. Oleh karena itu, mengenai hak dan kewajiban nega­

ra-negara anggota PBB, saya kaitkan dengan ketentuan yang


ada di dalara Draft Declaration on Rights and Duties of
px
States, yang merupakan penjabaran dari Pembukaan, pasal
1 dan pasal 2 Piagam PBB.

Draft Declaration on Rights and Duties of States,


terdiri dari 1 1+ pasal; empat pasal mengenai hak, dan se-
puluh pasal mengenai kewajiban. Pasal-paeal mengenai hak
adalah sebagai borikut :
Pasal 1 : Setiap negara berhak atas kemerdekaan dan kare-
nanya bebas raelakukan, tanpa perintah oleh ne­
gara lain, seluruh kekuasaan hukumnya, termasuk
pilihan mengenai bentuk pemerintahannya sendi-

ri.
Pasal ?. : Setiap negara berhak melaksanakan yurisdiksi
terhadap wilayahnya dan terhadap orang-orang
dan benda-benda di eurni, tunduk pada imunitao

yang diakui oleft hukum internnnional.

■^Herraawan P. Notodipoero, "Hukum Internasional


Tentang Pengakuan", Diktat Perkuliahan Fakultas Hukum
IJniversitas Surabaya, 198^+, Lampiran,
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

20
Pasal 5 : Setiap negara berhak atas persamaan dalam hukum
dengan setiap negara lain.
Pasal 12 : Setiap negara berhak akan pembelaan diri seca-
ra individual atau kolektif terhadap serangan
bersenjata;

;Jedangknn pasal - pasal mengenai kewajiban, adalah seba-


gai. berikut :

Pasal 3 : Setiap negara berkewajiban untuk menahan diri


dari intervensi di dalara hubungan-hubungan i n ­

ternal atau1 eksternal dari negara-negara lain,


Pasal k : Setiap negara berkewajiban untuk menahan diri
terhadap pergerakan sipil di dalam wilayah n e ­
gara lain, dan mencegah organisasi dalam wila­

yah kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pergera­

kan sipil tersebut.

Pasal 6 : Setiap negara berkewajiban untuk memperlakukan

semua orang di bawah yurisdiksinya dengan meng-


hormatl hak^hak asasi dan kebebasan-kebebasan
dasar, tanpa perbedaan mengenai bangsa, jenis
kelamin, bahasa, atau agama.

Pasal 7 : Setiap negara berkewajiban untuk menjamin bahwa


keadaan-keadaan yang umum dalam v/ilayahnya ti-
dak mengancam perdamaian dan tortib internatio­

nal*

Poonl 8 I Sotiap nogara bnrkawfljibsn untuk fflony*l®uftiknn

sengketa-sengketanya dengan negara-negara lain

melalui cara yang damai yakni suatu cara bahwa

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

21
perdamaian dan keamanyn serta keadilan interna-
sional tidak terancam.
IVu ■
;11. () : Sotinp nognrrt borkow.'ijl Ivin unt.uk mnnnhan rllri

dari pemaksaan perang sebagai suatu instrurnen


kebijaksanaan naeional, dan monahan diri dari
ancaraan atau penggunaan kekerasan terhadap in-
tegritas wilayah atau kemerdekaan politis dari

negara lain, atau dalam sotiap cara lain yang


tidak sesuai dengan hukum dan tertib internasi-
onal.

10 : Setiap negara berkewajiban untuk monahan diri


dari pemberian bantuan kepada setiap negara
yang terkena tindakan pencegahan atau pelaksa-
naan oleh PBB*

Pasal 11 : Setiap negara berkewajiban untuk menahan diri


dari mengakui tiap tambahan wilayah melalui
tindakan negara lain dengan melanggar pasal 9*
Pasal 13 Setiap negara berkewajiban untuk melaksanakan
kewajiban-kewajibannya yang timbul dari per-
janjian-perjanjian dan sumber-eumber hukum in-
ternnsional yang lain dengan itikad baik, dan
ia tidak boleh memasukkan ketentuan-ketentuan

di dalam Undang-Undang Daearnya atau hukumnya


sebagai suatu alasan untuk raengabaikan pelak-
sanaan kewajiban ini«

Pasal 1/f : Setiap negara berkewajiban untuk raengatur hu-


bungan-hubungannya dengan negara Inin sesuai

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

22
dengnn hukum intern.'isionnl d.-in dengan prinsip

bahwa kedaulatan setiap negara adalah tunduk


pada supremasi hukum internasional,
Detnikianlah Draft Declaration on Rights and Duties
of States (Report of the International Law Commission

Covering Its First Seasion 12 April - 9 Juni 1949. U.N.


Gen, Ass. Off. Rec., Supp. No. 10, p. 7), yang bila dili-

hat/dibandingkan dengan Piagam PBB, maka ketentuan-keten-

tunn di dalam Draft Declaration tersebut adalah memperku-

at Pembukaan, pasal 1: dan pasal 2 Piagam.

3. Organ-organ PBB : Ma.lelis Umum. Dewan Keamanan Tugas


dan Kekuasaannva

Di dalam Bab III pasal 7 Piagam PBB ditentukan m e ­


ngenai enam organ utafna dari PBB, yakni Majelis Umum, De­
wan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian,
Mahkamah Pengadilan International dan Sekretariat, Namun,
d.Jam li'il Ini say.** hanya akan mombahau mongonai dua organ
PBB, yakni mengenai Majelis Umum dan beberapa hal menge­

nai Dewan Keamanan.

A. Majelis Umum : Susunan, Fungsi dan Kekuasaannya.

Susunan Majelis Umum (MU) adalah terdiri dari per-


wakilan seluruh anggota PBB, setiap anggota mempunyai sa-
tu hnk suara, walaupun diperbolehkan terdiri dari lima

perwnkilan* Sndangkan mengenai fungsi dan kekuasaan MU


diatur di dalam pasal. 9 - 1 7 Piagam,
Dari pasal 9 - 1 7 tersebut, maka dapat dikatakan

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

23
bohwa fungsi dan kekuasaan MU adalah sebagai berikut
1. kekuasaan untuk membahas dan menganjurkan dalam hu-

bungannya dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan


internasional;
2* .pengarahan dan pengawnsan kerjasama ekonomi dan sosi-
al;

3* pengawasnn mengenai slstem perwnlian internasional;


J*. pertimbangnn terhadap informasi mengenai wilayah-wi-
layah yang tidak berpemorintahan sendiri;
5. kekuasaan yang berhubungan dengan anggaran belanja
dan keuangan;

6. kekuasaan untuk menerima, menangguhkan dan mengeluar-


kan negara-negara anggota;
7. kekuasaan yang berhubungan dengan peraakaian amande-
men-amandemen pada Piagam;
8. pemilihan anggota-anggota dari organ-organ yang lain;

9* pensrimaan dun pertimbangan mengenai laporan-laporan


ataa pakerjaan PBB;
10, pengangkatan konvensi-konvensi internasional.
MU, sesuai dengan fungsi nomor 1, diberikan kekua­
saan mandatory untuk memulai penyelidikan dan membuat re-

komendasi dengan maksud memajukan kerjasama internasional


di bidang politik dan mendorong perkembangan progresif
pe.
dari hukum internasional dun k o d i f i k a n i n y a ; h a l ini se-

G. Starke, op. c i t . , h. 608, 609


25,, , , , '

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

24
suai dengan pasal 13 syat 1 huruf a Piagam, yang merupa-
kan topik pembahasan dalam kaitannya dengan pengadaan
Outer Space Treaty. Mengenai hal itu, akan saya uraikan
setelah pembahasan Dewan Keamanan.

Mengenai keputusan-keputusan MU, Piagam tidak me-


nyatakan secara jelas-. Keputusan-keputuson MU, yang ham-
pir seluruhnya dituangkan dalnm resolusi, pada hakikatnya
dapat dibedakan dalam 3 golongan, yakni :^

1. resolusi-resolusi yang berisi seruan, himbauan, harap-

an, permintaan maupun desakan, pada hakikatnya hanya


bersifat rekomendasi yang lebih banyak berkekuatan mo­
ral dan politik.
2. resolusi-resolusi yang menyangkut anggatfan, yang mem­
punyai implikasi bagi kewajiban anggota untuk membayar
kontribusi; keputusan - keputusan yang berhubungan de­
ngan pemilihan jabatan atau keanggotaan dalam badan-
badan PBB dan resolusi yang berhubungan dengan peneri-
maan keanggotaan baru sesuatu negara; resolusi-resolu-
si ini tidak hanya mengikat, tetapi juga menimbulkan
kewajiban-kewajibah hukum,
3. resolusi atau deklarasi yang di dalamnya memuat pe-

rangkat aturan atau prinsip dalam hubungan dengan hu­

kum intornaoionnl; rosoJusl ini dinetujui oloh m/iyori-


tas terbanyak negara anggota atau secara aklamasi, Ke-
putuean ini dnpnt merupnkan proaee traneisi ke arah

2 Surnaryo Suryokusumo, ppJ___citt.> h. 5

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

25
terciptanya hukum, yang dengan sendirinya dapat men-
ciptakan kewnjiban-kewajiban hukum (legal obligations).

B. Dewan Kearaanan : Susunan, Fungsi dan Kekuasaannya,

Dengan Resolusi MU 1991 A dan B (XVIII) tanggal 1?


December 1963, maka telah terjadi perubahan terhadap pa­
sal 23 Piagam,- yakni mengenai susunan Dewan Keamanan (DK)
PBB; resolusi tersebut juga mengadakan perubahan terhadap
pasal 27 dan pasal 6 l « ^

Perubahan terhadap prusal 23 Piagam adalah mengenai


jumlah anggota tidak totap dari DK, yang esomula adalah 6,
menjadi 10 anggota (ayat 1), dan juga ketentuan di dalaro
ayat 2-nya; sedangkan terhadnp ayat 3i tidak ada perubah-
an.
Pasal 23 : 1# DK terdiri dari 11 anggota PBB, Republik

(lama) Cina, ....... sebagai anggota-anggota tetap


Dewan Keamanan. MU akan memilih 6 anggota
PBB untuk menjadi anggota-anggota tidak te­
tap dari D K , ....
2. Anggota-anggota tidak tetap DK .... Dalam
pemilihan pertama ..., tiga akan dipilih ,.

• »

Pc-.f al 23 : 1* DK terdiri dari 15 anggota PBB. Republik

(perubahan) Cina .... MU akan memilih 10 anggota PBB


untuk menjadi anggota - anggota tidak tetap
dari DK, ....

'■^United Nations, Baisic Factf? About The United N a ­


tions . New York, 1977, h. 3.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

1. Anggota - anggota tidak tetap DK .... Dalam


pemilihan pertama . keanggotaan DK dari

11 menjhdi 1^, dun dari nmpat anggota tnm-


bahan akan dipil’
h

Re.*:olusi MU tersebut, yang menambah jumlah keang­


gotaan tidak tetap D K , membawa akibat terhadap pengambil-
an keputusan oleh DK sebagaimana tercantum dalam pasal 2?
Piagam, turut berubah, Perubahan terhadap pasal 2? adalah
pada ayat 2 dan 3.
Pasal 27 : 1 ......
(lama) 2. Keputusan - keputur.an DK mengenai persoalan

prosedural dibuat dengan persetujuan 7 sua-


ra anggota,
3, Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan
lain dibuat dengan persetujuan 7 suara ang­

gota termasuk

Pas.vl 27 : 1
(perubahan)2, Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan

procedural dibuat dengan persetujuan 9 sua­


ra anggota,
3, Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan
lain dibuat dengan persetujuan 9 suara ang­
gota termasuk
Sedangkan mengenai fungsi dan kekuasaannya, maka
DK diberikan tanggung Jawab utama untuk memelihara perda-
maian dan keamanan, agar sebagai badan eksekutif lebih
kecil yang beriritikan keanggotaan tetap dari kekuatan-ke-

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

27
ku£.tan besar, dapat meletakkan keputusan - keputusan yang
ofnktif untuk menjamin tindakan yang tcpat oleh PBB. Wa-
lnupun demikian, pertanggungjawaban DK untuk memelihara

perdamaian dan keamanan adalah tidak eksklusif; MU mempu-


nyai kewenangan membicarakan dan menganjurkan mengenai
pokok persoalan, tindakan yang mungkin diambil menurut
rengaturan-pengaturan regional atau oleh badan-badan re­

gional. ^

Kekuasaan dan fungsi pokok DK adalah berkaitan de-


pn
ngnu pertfoalan-porrconlan no b n / j r i l . borlkut. :

1. penyelesaian sengketa - sengketa internasional secara


darnai;

2. tindakan pencegahah atau pelaksanaan untuk memelihara

perdamaian dan kemanan;


3. badan-badan regional atau persetujuan-persetujuan re­
gional ;
/*, raengatur dan mengawasi daerah-daerah perwalian yang
riiklnsj fikaeiknn sebngnt d/iorah-rtaorah ntrntogio;

5. penerimaan, pengennan sanksi dan pengusiran terhadap

para anggota;
6. perubahan-perubahan Piagam;
7. bersama dengan MU, memilih 15 hakim dari Mahkamah Pe-
ngadilan Internasional.

Dalam kaitannyp dengan pembahasan mengenai outer

space, maka saya menitikberatkan pada fungsi dan kekuasa-

Starke, op. c l t . . h, 616,


pQ
7I b i d . . et seq.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

28
an pokok DK yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa-
.‘
lenpkotn internrinlonal neciini damn I dan ttndakan ponco-
gahan atau pelaksanaah untuk memelihara perdamaian dan

keamanan, yang akan diuraikan lebih lanjut di bawah*

4 . £iagam...EB.B_J3aii-lle.bfe.radaiin_QiitfliL Space T re a ty

Sebagaimana telah disebutkan, keberhasilan pelun-

curan satelit buatan, Sputnik I, ke angkasa luar tanggal


ii Oktober 1957, telah menimbulkan berbagai masalah yang

baru, Disnmping kemajuan - kemnjuan teknologi yang dapat


:ii.cunakan untuk meningkatkan kehidupan manusia, peneliti-

an ilmu pengetahuan dan poncaharian sumber-sumber alam

b a r u , ^ namun keberhasilan peluncuran tersebut telah mero-


bnwa kepada adanya beberapa kepincangan dalam kehidupan

ii dunia, yakni adanya masalah penguasaan ruang angkasa


oleh negara-negara maju,^1 Jadi, adanya ketidakseimbangan
teknologi diantara negara-negara pemilik teknologi yang

mampu menjangkau ruang angkasa dan negara yang tidak mara-


pu.
Pembicaraan mengenai kegiatan-kegiatan ruang ang­
kasa tampak didominasi oleh program Amerika Serikat serta

Uni Sovyet, Pemilikan stasiun angkasa permanen Mir, oleh


Uni Sovyet yang secara tetap dihuni oleh kosmonot Rusia,

dan kadang-kadang oleh angkasawan dari negara-negara yang

•;n
Priyatna Abdvirrnsyid, Vonfrnntnr Hukum *,n^
Han . ' y r A ' . n Tro^tv 1 0 ^ 7 . ‘
Urr cl pta, U-indunr, V)77, h,

" 1Ibid.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

29
dekat dengannya, Sedangkan Amerika Serikat, tengah meng-
garap stasiun yang raelaju dengan kecepatan 27. 000 km/jam
pada ketinggian 350 km dan mampu bertahan selama 30 ta-
hun, yang secara teknolpgi diperkuat oleh Eropa Barat,
■'ffpnng dan K n n a d n . ^

Berbagai permasalahan tersebut telah mengundang


hukum internasional untuk mongatur dan mengatasinya. Da-
lam hal ini, permasalahan adalah bagaimana ketentuan-ke-
tentuan di dalam Piagam PBB sehubungan dengan permasalah­

an yang timbul, seiring keberhasilan peluncuran tersebut.


Betapapun, tugas/fungsi "mengatur dan mengatasi"
ini, tidak dapat lepas dari keterlibatan PBB sebagai or-

gnnieriol international paling bonnr dalam sejnrah pertum-

buhan kerjasama semua bangsa di dunia, di dalam berbagai


sektor kehidupan internasional.
Piagam PBB, yang menjadi dasar hukum P B B , ^ telah
ditetapkan sebagai bagian dari hukum internasional, kare-

na adanya sifat-sifat khas yang tercantum di dalam Piagam


itu sendiri, yang memperkuat prinsip dan ketsntuan.yang
telah ada di dalam hukum internasional; juga kemampuan

Piagam PBB untuk mengembanftkan bentuk hukum yang berlaku


ataupun kemampuan untuk member! arah yang lebih tepat,

sehinggo momberikan jami.nan yang lebih besar kepada nega­

ra bahwa segala eesuatunya akan berlangsung sesuai dengan

^ 2 Catatan IPTEK 1988, "Semarak Lagi, Penerbangan


Ruang Angkasa", K o m p a o . 30 Desember 1988, h. IV*
^ L . J . van Apeldoorn, Pengantar Ilmu H u k u m . cet.
XXIII, terjemahan Oetarid Sadino, Pradnya Paramita, Ja­
karta, 1986, h, 360.
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

30
keadilan dan perikemanusiaan. Selanjutnya, Piagam PBB di-
jadikan dasar dan landasan di dalam proses pembuatan hu­
kum ruang a n g k a s a , ^

Penerimaan Piagam PBB sebagai landasan hukum ruang


angkasa berarti bahwa selain penerimaan semua peraturan
yang tercakup di dalam hukum internasional, juga segala
sesuatu yang tumbuh di dalaranya sebagai akibat dari per-
kembangan PBB sendiri dan hukum ruang angkasa. Hal ini
merupakan dasar bagi perkembangan hukum ruang angkasa se­

lanjutnya, y.iitu menciptakan ketentuan - ketentuan khusus

dan tepat. Maksud dan tujuan penggunaan prinsip-prinsip


dasar hukum i n t e r m u d o n n l dalam hukum ruang angka/vi rnin-
lnh untuk menciptakan hubungan-hubungan damai antar nega*
ra, yang secara khusus telah diatur di dalam Piagam PBB,

Hal inipun diterapkan, sehubungan dengan kegiatan-kegiatan


ruang angkasa, yakni semua kegiatan negara-negara harus
djlaksanakan u n t u k ■
mencapai perdamaian dan keamanan serta
■ner.ingkatkan kerjasama dan saling pengertian internatio­
nal, Dengan demikian, dasar yang tampak dan petunjuk yang

adn di dalam prinsip dasar Piagam PBB harus dipakai seba-


gai titik tolak yang utama mengenai ruang angkasa dan

benda-benda langit lainnya.'^


Namun, saya membatasi pembahasan hanya mengenai
tujuan dan prinsip-prinsip PBB, sebagaimana tercantum di

-^Priyatna Abdurrasyid, op. cit. . h. 28

^ Ibid.. h. 29.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

31
d-ilnm Pembukaan, p.-isaJ 1 dan 2 Piagam; MU, DK dan nogara-
nt?gara anggota PBB.

A. Tujuan dan Prinsip-prinsip PBB dalam kaitannya dengan


kegiatan-kegiatan ruang angkasa,

Mengenai tujuan dan prinsip-prinsip PBB telah di-


uraikan dalam pembahasan sebelumnya. Gedangkan perabahasan
di sini mengenai penerapannya terhadap kegiatan-kegiatan

ruang nngknan, dalam usaha untuk moncapai terpeliharanya

perdamaian dan keamanan internasional serta meningkatkan


kerjasama dan saling pengertian internasional.

Selanjutnya, bagaimana penerapan tujuan dan prin­


sip-prinsip Piagam PBB di dalam Outer Space Treaty dapat

diketahui dari konsideran Outer Space Treaty, yang menya-


takan : Convinced that a Treaty on Principles Go­
verning the Activities of States in including

will further the Purposes and Principles of the Charter


of the United Nations, ..»,
Dengan demikian, secara mudnh dan singkat, dapat
cj.katakan bahwa ketentuan-ketentuan di dalam Outer Space
Treaty juga menerapkari tujuan dan prinsip-prinsip di da­
lam Pembukaan, pasal 1 dan 2 Piagam PBB; karena apa yang
tersebut di dalam konsideran Outer Space Treaty, dituang-
kan ke dalam pasal-pasalnya*

Walaupun demikian, ada prinsip Piagam PBB yang ti-

■^Gijsbertha Cornelia Maria Reijnen, op. c i t . . h.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

32
dak dapat diterapkan di dalam ketentu<in - ketentuan Outer
Space Treaty, Hal ini disebabkan adanya ketentuan Outer
Space Treaty yang tidak memungkinkan penerapan tersebut.

Prinsip Piagam yang tidak dapat diterapkan adalah tnenge-


nai prinsip persamaan kedaulatan. Hal ini karena adanya
ketentuan dari pasal II Outer Space Treaty, yang menyata-

kan : "Outer space, including the Moon and other celesti­

al bodies, is not subject to national appropriation by


claim of sovereignty, by means of use or occupation, or
xn
by any other means," ■
Dengan adanya ketentuan pasal II Outer Space Trea­
ty tersebut, maka merupakan pembatasan terhadap kedaulat-
an negara di dalam melakukan kegiatan-kegiatan di ruang

angkasa, termasuk di Bulan dan benda-benda langit lain-


nya, Atau secara ekstrim dapat dikatakan bahwa tidak ada
}
kodaulotan negara di ruang angkasa, tormasuk di 13ulan dan
benda-benda langit lainnya.
Walaupun demikian, prinsip persamaan tetap ada,
sebagaimana Piagam mehentuknn di dalam pasal 1 ayat 2,
yang menyebutkan adanya prinsip persamnan hak-hak bangsa
(principle of equal rights of peoples). Prinsip persamaan
ini diperjelas oleh pasal 5 D r ;ift Declaration on Rights
and Duties, yang menyebutkan : ■"Every State has the

rights to equality in law with overy other State," Demi-


kian juffn dengan pneal I Outer Spnco Treaty, puragrap 2,

3 7 Ibld.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

33
yang menyebutkan : "Outer space, including the Moon and
other celestial bodies, shall be free for exploration and

use by all States without discrimination of any kind, on


a basis of equality and accordance with

Dengan demikian nampak bahwa tujuan dan prinsip-


prinsip Piagam PBB diterapkan di dalam Outer 3pace Treaty
tersebut, walaupun adn pernbatasan torh/idnp prinsip persa-
maan kedaulatan. Penerapan tujuan dan prinsip-prinsip di

dalam Piagam PBB selain nampak di dalam konsideran Outer


Space Treaty, nampak juga di dalam ketentuan pasal III
Treaty tersebut, yang menyatakan : "States Parties to the

Treaty shall carry on activities including in


accordance with international law, including the Charter

of the United Nations, . Walaupun hal ini hanya ter-


bntae pndn para negara ynng menjadi pihak-pihnk di dalam

Treaty tersebut.

B. MU, DK dan negara-negara anggota PBB di dalam kuitan**


nya dengan keberadaan dan kelangsungan dari Outer Spa­
ce Treaty.

Mengenai MU, DK dan negara-negara anggota PBB, se-


benarnya telah diuraikan. Namun, dalam pembahasan menge­
nai permasalahan apakah ketentuan-ketentuan dalam Piagam
PBB dapat mcngatnsi perooaian-porsoalan yang timbul aki-

bat keborhasilan peluncuran satelit buatan ke angkasa lu-


ar dan bagaimana pelakeanaannya, maka ketiganya diuraikan

sekaliguo/beraamaan, mengingat peran mereka yang amat me-

nentukan bagi keberadaan dan kelangsungan dari Outer Spa­

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

34
ce Treaty.

MU, yang beranggotakan seluruh negara anggota PBB,


dan DK merupakan dua iorgan utama FBB yang memiliki kekua-
aaan besar di. dalam memelihara perdnmaian dan keamnnan

internasional, Walaupun tanggung jawab utama untuk m&me-

lih&ra perdamaian dan keamanan berada pada DK, namun MU


diberikan kekuasaan-kekuasaan fakultatif tertentu ataupun
serba diperbolehkan (permissive) akan pertimbangan dan

rekomendasi. MU boleh mempertimbangkan prinsip - prinsip


umum kerjasama dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan
termasuk prinsip-prinsip mengenai pengaturan perlucutan

senjata dan persenjataan; MU boleh membahas setiap perso-

alan khusus yang berhubungan dengan pemeliharaan perda­

maian dan keamanan yang dibawa kehadapannya oleh setiap

negara anggota, DK, ataupun setiap negara bukan anggota;

MU boleh menganjurkan langkah-langkah bagi penyelesaian


damai dari setiap keadaan yang mungkin menghambat keter-
tiban umum atau hubungan peraahabatan di antara bangsa-
bangsa termasuk keadaan-keadaan yang diakibatkan oleh pe-
langgaran terhadap Piagam; dan MU boleh mengundang perha-
tian D K , (3ebagai badan p o n m g g u n g jnwab utnmu bagi pelak-
sanaan perdamaian, pada setiap keadaan yang mungkin mem-
bahayakan perdamaian dan k e a m a n a n , ^ Demikian pula hal-
nya dengan IK, yang dapat menghambat/menghalangi keputus-

an-keputuoan yang aknn dikeluarkan oleh MIT, malalui peng-


gunaan hak veto oleh anggota tetap.

Starke, opt clt,.. h, 609

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

35
Malta, untuk mowujudkan terpoliharanya perdamaian
d-in keamanan, enngat ditentukan oleh peran dan kerjasama
MU dan DK.

Sedangkan mengenai negara-negara anggota PBB, maka


selain mereka sebagai anggota dari MU, namun memiliki hak

dan kewajiban Individual yang eama untuk melaksanakan ke­


tentuan - ketentuan di dalam Piagam PBB; juga yang diatur

di. dalam Draft Declaration on Rights and Duties of Sta­


tes.

Jadi, alur pembnhnsan memusnt ke arah MU dalam ka-

itannya dengan perkembfcngan kemajuan hukum internasional


dan kodifikasinyaj DK di dalam fungsi dan kekuasaannya
melaksanakan pemeliharaan pordamaian dan keamanan; nega­
ra-negara anggota dalam melaksanakan hak-hak dan kewajib-
an-kewajibannya berdasarkan Piagam PBB dan Draft Declara­

tion on Rights and Duties of States.

Dalam metr.bahas perkembangan kemajuan hukum inter­


nasional dan kodifikasinya, maka akan terpusat pada MU,
sebagai satu-satunya badan PBB yang mempunyai dasar hukum
zq
untuk melakukannya. '

Pasal 13 : 1. MU akan memulai menyelidiki dan membuat re-

komendasi^rekomendasi untuk maksud :


a, memajukan kerjasama internasional di bi-
dan g politik dan m endorong; perkembangan

urogresif hukum internasional dan kodifi-

k a sinva: (garis bowah penulis).

^ S u m a r y o Suryokusumo, on. c i t . . h. if2.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

36
HerdasarKnn pnn.-tl 1;> nynt 3 huruf a tersebut, MU
dalam aidangnya. yang pertama bagian kedua telah menyetu­
jui resolusi 91 (1) untuk membentuk komite yang membahas
perkembangan kemajuan hukum internasional dan kodifikaai-
nya, yang lazira disebut Komite 17 karena anggotanya ter­
diri dari 1? negara, Komite ini telah menyetujui suatu

laporan yang menyarankan pembentukan Komisi Hukum Inter­

nasional dan merumuskan ketentuan-ketentuan yang menjadi


dnsnr bagi atntuta komiai ternobut, Dan padn tnnggnl 21

November 1 9 4 7 s MU menyetujui resolusi 174 (II) untuk mem­


ber tuk Komisi Hukum International dan menyetujui statuta-

Tujuan Komisi Hukum Internasional adalah mengem-

bnngkan kemajuan hukum internasional dan kodifikasinya*


Maksud pengembangan kemajuan hukum internasional adalah
untuk mempersiapkan rancangan konvensi mengenai permasa­
lahan' yang belum diatur;oleh hukum internasional atau me­
ngenai hukum yang belum cukup borkembang dalam praktek
negara-negara. Sedangkan kodifikasi hukum internasional,
menyangkut perumusan yang lebih tepat dan sietematisasi
peraturan hukum internasional di berbagai bidang yang se-
cara luas sudah dipraktekkan oleh negara-negara* Rancang-
an-rancangan yang dihasilkan oleh Komisi Hukum Internasi­

onal tersebut merupakan paduan antara kenyataan-kenyataan

yang ada di dalam hukum internasional dan saran-saran ba-

'>0Ibid.. h. ‘
ik.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

37
gi pengembangannya. DI dalam praktek, terdapat keterkait-

an antara kodifikasi hukum dan pengembangannya, dan tidak


dapnt dipisahkan satu dengan yang lain. Jika rancangan

itu diperiksa oleh suatu konferensi internasional, biasa-


nya mengalami perubahan, yang kadang - kadang disampaiknn
kepada semua pemerintah negara untuk memperoleh tanggap-
an, baik selama dibahas Komisi Hukum Internasional maupun
belum disampaikan kepada MU.^^

Dengan demikian maka berdasarkan pasal 13 aynt 1


huruf a, MU telah memulai menyelidiki perkembangan kema-

Jtir.n hukum internasional dan kodiflkasinya, terutama oleh


Komisi Hukum Internasional. Domikian pula halnya dengan

keberadaan dari Outer Space Treaty, merupakan tindakan-

tindakan MU dalam rangka melaksanakan pasal 13 ayat 1 hu-


ruf a Piagam. Serangkaian resolusi telah diambil MU ber-

kenaan dengan adanya permasalahan baru, yang timbul aki-

bat keberhasilan peluncuran satelit buatan ke angkasa lu-

ar pada tanggal k Oktober 1957 oleh Uni Sovyet, Resolusi


MU 13^8 (XXIII) membentuk the Ad Hoc Committee on the Pe­
aceful Uses of Outer Space ;pada tanggal 13 Desember 1958,
untuk meninjau luas bidang kerjasama internasional di da­
lam eksplorasi angkasa luar secara damai; Komite tersebut
beranggotakan 18 n e g a r a . ^ Selanjutnya, dengan resolusi
1**72 yang diterima dengan suara mayoritas, maka dibentuk

^ XbiiL., h. kk, k5.


^ B i j s b e r t h a Cornelia Maria Reijnen, on. c i t . , h,
22.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

33
the i>r:v.nent Committee on tho reaceful Uses of Outer
"' ^ c e tanggal 12 'Vrerber l°I5r^, y r>ng bertanr^ung ja~

?;n * lal~m nspek perlucutan senj- t-i •!ari [en^una.-m angka-


.-•? !uar; Xonite ini bfjrnnggotak-n ?J\ bangsa, y<r.£ teriiri
I'-ri 7 ncg^r" sosialis, 1° negara bar at dan 5 negara ne-
trnl.^Ketfudianf serangkaian resolusi MU yang menjadi da-

sar bagi rerumusan Outer Space Treaty, adalah

-.resolusi 1962 (XVIII), 13 Dcsembor 1963, ynnc mengha-


silknn the Declaration of Legal Principles Governing

Activities of States in the Exploration and Use of

Outer Space, yang merupakan d.^ar untuk perumusan Outer


Space Treaty 1967; diikuti

- resolusi 1963 (XVIII), 13 "esember 1963, berkenaan de­


ngan rersoalan khusus dari International Cooperation in
the Peaceful Uses of Outer Sp^ce;
- rcsoluoi 1884 (XVIII), 17 Oktober 1963* mengenai the
Question of General and Complete Disarmament, yang dl-
'tonal sebagai Treaty Banning Nuclear Weapon Tests in
the Atmosphere, in Outer Space and r!ndor Water,
Dari urrinn di atas, maka jelas bahwa Piagam PBB
n-,engr.tur dan memberikan dasar hukum bagi pengembangan ke-
najuan hukum internasional dan kodifikasinya; khususnya
d\ angkasa luar terwujudknn dalam .^uter Space Treaty. Se-
dnngkan satu-satunya badan PBB y ng berv;onang melakeana-

, h.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

39
kannya adalah MU, dehgan serangkaian resolusi yang dike-
luarkannya.

Namun, resolusi-resolusi MU- tersebut telah membawa

persoalan tentang kfikuatnn mengikatnya, karena MU bukan


badan yang berwenang menciptakan hukura,^ Di dalam hal-

hal luar biasa, resolusi MU yang mBmberikan sumbangan ba-


gi perkembangan hukum internasional dapat dianggap mengi-
kat jika resolusi didukung secara universal atau jika

anggota MU bermaksud untuk menyatakan resolusi itu men­

ciptakan hukum atau menyatakannya sebagai hukum, dan jika


isi resolusi mencermirikan kebiasaan-kebiasaan umum yang
diakui negara-negara merdeka. Persetujuan maupun poneri-

maan suatu resolusi secara konsensus oleh semua anggota

MU, merupakan.suatu proses transisi atau tahap awal menu-


ju terciptanya suatu aturan baru dalam hukum konvensio-

nal, terutaraa jika res'olusi atau deklarasi itu menyangkut
prinsip-prinsip umura hukum internasional, yang dapat men-
dorong perkembangan ke«a4u^ ' feukum internasional dan juga
kodifikaslnya•^
Dalam uralan eebelumnya juga telah disebutkan bah­
wa ada 3 golongan keputusan MU yang hampir seluruhnya di-
tuangkan dalam resolusi . ^ Dengan demikian, resolusi ber-

kenaan dengan pembuatan Outer Space Treaty adalah meng'i-

^ S y a h m i n A . K . . Hukum M.nlfl«tih fluatu Ptptyntar.


Armico, Bandung, 198^ (sdlanjutnya disingkat Syahmiti A*K*
I), h* 15,
46I k M ^ , h # 15, 16.
^ S u m a r y o Suryokueumo, op. c i t » . h*5*

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

bo
kat, yang dapat dimasukkan sebagai resolusi golongan III,
Mengenai peran DK, maka DK tetap pada fungsi uta-
manya, yakni sebagai badan PBB yang bertanggung jawab un­

tuk melaksanakan pemeliharaan perdamaian dan keamanan in-


*ornasional, bahkan, DK memperoleh perluasan tanggung ja­
wab, yakni memelihara perdamaian dan keamanan di angkasa

luar, termasuk di Bulan dan benda-benda langit lainnya.

Nair.un yang menjadi pertnasalahan adalah jika DK gagal me­


laksanakan fungsinya untuk memelihara perdamaian dan kea­
manan internasional. Tidak banyak yang dapat dilakukan

secara efektif, kecuali tindakan-tindakan yang mempunyai


kekuatan moral dan politis s a j a . ^ Ada dua cara yang da­
pat ditempuh, yakni

1 . melalui Sidang Khusua MU, yang rnombicarakon lagi maoa-

lah kegagalan DK dalam mangambil keputusan; sidang di-


adakan 15 hari setelah Sekretaris Jendral PBB menerima
permintaan sidang dari DK atau raayoritas negara anggo­
ta atau permintaan suatu negara yang mendapat persetu­

juan mayoritas negara anggota; setiap anggota PBB da­


pat mengusulkan untuk diadakan sidang tersebut.

2, raelalui Sidang Khusus Darurat, yang mengalihkan ran-


cangan resolusi yarig bersifat substansial, menjadi

yang bersifat proeedural, sehingga hanya memerlukan 9

mayoritas suara tanpa memperhatikan suara negatif (ve-

48IiJisL , h. 22.

49I b l d . . h. 22, ZJ>.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

41
to) dari anggota tetap DK, sesuai dengan ketentuan pa­

sal 27 ayat 2 Piagam, Cara-cara ini berdasar pada re-


r.olusi MU mengenai.Uniting for IVico, tnhun 1950, Si-

dang diselenggarakan 24 jam setelah Sekretaris Jendral


PBB menerima permintaan dari DK sebagaimana termuat di
dalam resolusi prosedural yang sudah disetujud'.; sidang

tersebut juga dapat dimintakan oleh mayoritas anggota


PBB melalui pemungutan suara di dalam Interim Commit­
tee; setiap anggota juga dapat mengusulkan kepada Sek­
retaris Jendral untuk mengadakan sidang tersebut,
Dengan demikian, pembahaean mengenai DK, berkaitan
dengan keberadaan Outer Space Treaty, adalah tetap pada
fungsi utamanya, yakni sebagai badan PBB yang bertanggung
jawab melaksanakan pemeliharaan perdamaian dan keamanan

internasional, dengan mendapat tambakan di angkasa luar,


termasuk Bulan dan benda-benda langit lainnya,

Sedangkan mengenai peran negara-negara anggota PBB


di sini, adalah berkaitan dengan pelaksanaan hak-hak dan
kewajiban-kewajibannya eocara individual berdasarkan Pia-
gara PBB, Sebagaimana telah diuraikan, Piagam tidak menye­
butkan mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari ne­
gara-negara anggota secara jelas, kecuali hak suara mere-
ka sebagai anggota MU, yang diatur dalam pasal lfi.dengan
perabatasan oleh pasal 19 Piagam,

Sebenarnya, pecara tersirat Piagam PBB mengatur

mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari negara-ne­


gara anggota, Hal itu dapat dilakukan dengan menafsirkan

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ketentuan-ketentuan di dalam Piagam, dengan berlandaskan


"itikad baik" (good faith), ynng dapat memelihara keadil-

an dan kepatuhan terhadap kewajiban-kewajiban yang timbul

dari perjanjian-perjanjian dan sumber-sumber hukum inter­


nasional yang lain, Atau lebih tegasnya, penafsiran yang
berlandaskan itikad baik tersebut, tidak sampai menimbul-

kan bencana perang (the scourge of war). Penafsiran derai-


kian adalah berdasarkan pada Piagam PBB itu eondiri, yak­
ni :
Pembukaan Piagam PBB ;

We the peoples of the United Nations determined


to save succeeding generations from the scourge of
war, which twice in our lifetime has brought untold
sorrow to mankind, and *,,, and
to establish conditions under which justice and res­
pect for the obligations arising from treaties and
other sources of international law can be maintained,
and ••••
Pasal 2 :
The Organization and its Members, in pursuit of the
Purposes stated in Article 1, shall act in accordance
with following Priciples*
1 • ••••
2. All Members, in order to ensure to all of them the
rights and benefits reoulting from membership, shall
fulfill in good faith the obligations assumed by them
in accordance with the present Charter.
Demikianlah mengenai penafsiran berdasarkan keten­
tuan dari Piagam PBB sendiri, sehingga dapat diketahui
dengan jelas mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban 'ne­
gara-negara anggota, yang pelaksanaannya untuk memelihara

perdamaian dan keamanan internasional, atau lebih tegaa,


untuk mencegah timbulnya bencana perang, Mengenai hal

ini, dapat juga dilihat di dalam Draft Declaration on

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

43
Rights and Duties of States, yang telah diuraikan sebe-
lumnya.

Jadi, apabila dikaitkan dengan permasalahan yang


tirabul akibat keberhasilan peluncuran satelit buatan oleh
Uni Sovyet, maka negara-negara anggota mondapat perluasan
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya, yakni di angkasa lu-
ar, termasuk di Bulan dan benda-benda langit lainnya, de­

ngan beberapa pembatasan oleh Outer Space Treaty, sebaga­


imana telah diuraikan sebelumnya, ditambah dengan peraba-

hasan berikutnya mengenai Outer Space Treaty,

Sebagai suatu tambahan atau pelengkap, dapat juga


dilihat ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Declaration
on -Principles of International Law Concerning Friendly

and Co-Operation Among States in Accordance V/ith the


Charter of the United Nations, yang terrauat di dalam lam-
piran pada Resolusi MU 2625 (XXV) dan disetujui tanpa pe-
raungutan suara, pada tanggal Zk Oktober 1 9 7 0 , ^
Deklarasi tersebut di atas memperkuat maksud-mak-
sud di dalam Piagam PBB, yang pada pokoknya adalah berhu-
bungan dengan pemeliharaan perdamaian dan keamanan in­
ternasional, Hal ini dengan mudah dapat diketahui berda-
sar bunyi konsideran deklarasi tersebut, yang ealah satu-
*51
nya dinyatakan dalam paragrap 1, yang berbunyi
Reaffirming in the terms of the Charter that the ma­
intenance of international peace and security and the

5°Ian Brownlie, Basic Documents In International


L a w , cet. III, Clarendon, Oxford, l9o3> h, 35*
?1Ibid.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

kk
developm ent o f f r i e n d l y r e l a t i o n s and c o - o p e r a t i o n
between n a t i o n s a r e among th e f u n d a m e n ta l p u r p o s e s o f
th e U n ite d N a t i o n s ,

S e l a n j u t n y a d e k l a r a s i t e r s e b u t , sebagaimana t e r d a -
p a t dalam p a r a g r a p 1? k o n s i d e r a n n y a , a d a l a h m engingat p e -
ngembangan dan k o d i f i k a s i p r o g r e s i f d a r i p rin sip -p rin sip
berikut

a , p r i n s i p bahwa n e g a r a - n e g a r a , d i dalam hubungan-hubung-


an i n t e r n a s i o n a l mereka, akan menahan d i r i d a r i ancam-

an a t a u penggunaan k e k e r a s a n t e r h a d a p i n t e g r i t a s w i l a ­
yah a t a u kemerdek'aan p o l i t i s d a r i s e t i a p n e g a r a , atau

derjgan c a r a l a i n yang t i d a k s e s u a i dengan maksud-mak-


sud PBB;

b, p r i n s i p bahwa n e g a r a - n e g a r a akan m e n y e l e s a i k a n s e n g k e -

t a - s e n g k e t a i n t e r n a s i o n a l mereka m e l a l u i c a r a - c a r a d a -
mai, yang t i d a k membahayakan perdam aian dan keamanan
s e r ta keadilan in te rn a s io n a l;
c , k e w a j ib a n untuk’- t i d a k mencampuri u ru s a n y u r i s d i k e i d a ­
lam n e g e r i d a r i s e t i a p n e g a r a , s e s u a i dengan Piagam;
d, kew ajiban n e g a ra -n e g a ra untuk s a l i n g b e k e r j a s a m a s a t u
dengan yang l a i n s e s u a i dengan Piagam;
e, p r i n s i p persamaan hak-hak. dan p e n e n tu a n n a s i b s e n d i r i .
d a ri bangsa-bangsa;
f* p r i n s i p persamaan k e d a u l a t a n d a r i n e g a r a - n e g a r a ;

g. p r i n s i p bahwa n e g a r a - n e g a r a akan memenuhi k e w a j i b a n -

kflwnjlbnn yang dltanggung oleh morakn dongan itikod


baik sesuai dengan Piagam;

52Ibld.. h. 37.
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

45
Deklarasi tersebut juga menentukan adanya 3 per-
nyataan yang berkenaan dengan penjabaran prinsip-prinsip,

ponafeiran dan penerapannya, dan juga pernyataan mengenai


penaatannya,

Mengenai penjabarannya, saya mengetengahkan salah

satu penjabaran saja, yakni prinsip bahwa negara-negara


akan memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditanggung mereka

dengan itikad baik sesuai dengan Piagam, Berdasarkan dek­


larasi tersebut, maka prinsip ini dijabarkan menjadi ke-
S'S
tentuan-ketentuan sebagai berikut

- Setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dengan


itikad baik kewajiban-kewajibnn yang ditanggungnya se­
suai dengan Piagam PBB;
- Setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dengan
itikad baik kewajiban - kewajibannya di bawah prinsip-

prinsip yang diakui secara umum dan aturan-aturan hukum


internasional;

- Setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi dengan

itikad baik kewajiban-kewajibannya di bawah perjanjian-

perjanjian internasional yang berlaku menurut prinsip-


prinsip yang diakui secara umum dan aturan-aturan hukum
internasional;

- «rika terjadi pertentangan antara kewajiban-kewajiban di


bawah perjanjian-perjanjian internasional dengan kewa-

jibafi=l?ewa 31tean d a f l anggala-anggafca PBB d i teawah P la -

^ Ibid.. h. i+3, M+

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ks
gam PBB, maka yang d i b e r l a k u k a n a d a l a h k e w a j ib a n - k e w a -
j i b a n d i bawah Piagam,
Mengenai p e n a f s i r a n dan ponernpannya, maka d e k l a ­
r a s i i t u menentukan bahwa p e n a f s i r a n dan p e n e ra p a n p r i n ­
s i p - p r i n s i p a d a l a h s a l i n g berhubungan dan m a s in g -^ ra /a s in g

p rin sip akan d i u r a i k a n dalam hubungannya dengan p r i n s i p -


p r i n s i p yang l a i n . J u g a d i t e n t u k a n bahwa d e k l a r a s i t e r s e ­

b u t b u k a n la h t a f s i r a t a u praan g g ap an k e t e n t u a n - k e t e n t u a n
d a r i Piagam a t a u h a k -h a k dan k e w a j i b a n - k e w a j i b a n d a r i n e ­
g a r a - n e g a r a a n g g o ta d i bawah Piagam a t a u hak-hak b a n g s a -

bangna d i bawah Piagam, mengindahkan p e r l u a s a n hak - hak


dalam d e k l a r a s i t e r s e b u t , ^

Mengenai p e n a a t a n n y a , raaka d e k l a r a B i t e r s e b u t mft-


n e n tu k a n bahwa p r i n s i p - p r i n s i p d a r i Piagam yang d iw u ju d -
kan dalam d e k l a r a s i merupakan p r i n s i p - p r i n s i p d a s a r hukura

i n t e r n a s i o n a l , dan k a r e n a n y a menghimbau kepada semua n e ­


g a r a untuk d i t u n t u n o l e h p r i n s i p - p r i n s i p t e r s e b u t d i da­

lam p e r i l a k u i n t e r n a s i o n a l mereka dan untuk nmngiambang&an


hubungan-hubungan bereama moreka a t a s d a e n r k e t a a t a n yang
k e r a s pada p r i n s i p - p r i n s i p t e r s e b u t , ^
S e l a n j u t n y a mengenai d e k l a r a s i t e r s e b u t t i d a k akan
saya u r a i k a n l e b i h l a n j u t d i dalam pembahasan, k a r e n a t u ­
ju a n s a y a mengetengahkan d e k l a r a s i i n i a d a l a h s e k e d a r me-
l e n g k a p i pembahasan*

h. M w
55Ibid.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

PI i
*u n i v e ;_ .
I s u

BAB III
VIENNA CONVENTION ON
THE LAW OF TREATIES 1969
(VIENN A CON VENTION 1969 )

Untuk menjawab permasalahan mengenai faktor-faktor


yang mengakibatkan suatu treaty,, khususnya Outer Space

Treaty, dapat mengikat, maka kirunya tidak borlobihan bi-


la pembahasan dikaitkan dengan ketentuan-ketentuan Vienna

Convention 1969. Sebenarnya, permasalahan tersebut telah


cukup dijawab dengan mendasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang ada di dalam Piagam PBB; namun, untuk memperkuatnya,

diperlengkap idengan pembahasan berdasarkan Vienna Conven­


tion 1969; juga pembahasan terhadap beberapa hal yang ada
kaitannya dengan treaty. Vienna Convention 1969 merupakan
sebuah naskah Hukum Perjanjian yang telah disepakati da­
lam Konporensi Wina tahun 1969. Konperensi tersebut dise-
lenggarakan atas prakarea PBB, sedangkan naskah rancangan
konvensinya disueun oleh Panitia Hukum Internasional (In­
ternational Law Commission), yang merupakan sebuah Pani­
tia ahli dan dibentuk berdasarkan Resolusi MU 17k ( H )

tahun 19*+7.56

1, Pengertian Dan Klasifikasi Perianiian Internasional

Banyak istilah yang dlgunrtkan untuk porjanjian in-

^ S y a h m i n A.K., Hukum Per.1an.1ian Internasional


(Menurut Konvensi Wina 1969). Armico. Bandung. 1 9 8 5 Tse-
lanjutnya disingkat Syahmin A.K. II), h. 1.
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
k71967 : SUATU
OUTER SPACE TREATY
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ternasional, seperti traktat (treaty), pakta (pact), kon-


vensi (convention), piagam (statute), charter, deklarasi,
protokol, accord, modus vivendi, covenant dan yang lain-

nya. Secara yuridis, semua istilah tersebut tidak mempu­


nyai arti tertentu, dalam artian bahwa semua istilah ter­
sebut merupakan perjanjian internasional, yang mempunyai
arti perjanjian yang diadakan antara anggota dari masya-
rakat bangsa - bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan
sikibat-akibat hukum tertentu;^'7 jadi, pengertian di dalam

arti hukum internasional publik.^® Pengertian yang, sama


juga diberikan oleh Filipovitch, yang menyatakan :^

In the broadest meaning of the term, a treaty is any


agreement concluded between the members of the Inter­
national Community, or subjects of the law of Nati­
ons, destined to produce (create) certain effects of
Law,
Treaties are a source of Law for the parties which
have concluded them,
Dengan d e m i k la n , p e n g e r t i a n t r a k t a t , sebagaimann t e r s e b u t
di atas, adalah dalam artian yang luas, yakni perjanjian
yang diadakan oleh subyek-subyek hukum internasional yang
menjadi anggota masyarakat internasional,
Sedangkan pengertian traktat yang lain, pengertian
traktat yang eempit, adalah sebagaimana yang diberikan
Ali Sastroamidjojo, yang menyatakan :

5®Syahmin A.K. II, on. c l t . . h. 3.


^ F i l i p o v i t c h , p p A c i t . . h, 69, ?0,

^ A l i Sastroamidjojo, on* c i t . , h. l/*6«

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

49
Bentuk hubungan antar-negara jang paling penting ia-
lah perdjandjian atau treaty,
Perdjandjian ini adalah suatu kontrak antara dua atau
lebih dari dua negara jang mengakibatkan adanja hak2
dan kewadjiban2 hukum antara negara2 jang menibuat
perdjandjian itu* Atau dapat dikatakan djuga bahwa
perdjandjian itu adalah suatu persetudjuan kehendak
daripada fihak2 jang mengadakan perdjandjian itu,
Djadi perdjandjian (treaty) dap.it dikatakan sebagai
manifestasi daripada kehendak negara2 jang mengadakan
perd jandjian,
Pengertian traktat menurut Ali Sastroamidjojo ter-
nebut di atas, nampaknya sesuai dengan pengertian traktat
sebagaiirana dinyatakan di dalam Vienna Convention 1969 ,

yakni di dalam pasal 2 ayat 1 huruf a, yang berbunyi :


"treaty" means an international agreement concluded
between States in written form and governed by inter*
national law, whether embodied in a single instrument
or in two or more related instrument and whatever
its particular designation;
Kesesuaian yang saya maksudkan di( atas adalah keduanya
motnberikan pengertian traktat yang aompit*/terbatas, yakni
hanya negara yang berhak mengadakan perjanjian.
Outer Space Treaty termasuk di dalam pengertian
treaty yang sempit, yakni hanya negara yang berhak menga­
dakan traktat. Hal ini terutama akan terlihat dengan je-

las, apabila dilihat dari ketentuan-ketentuan pasal III


hingga pasal XVI Outer Space Treaty, yang memakai peitkaa-
taan : States Parties to the Treaty, all States Parties
to the Treaty, another State Party, other States Parties
to the Treaty, Each State Party to the Treaty, another

Stotft Party to the Treaty, A Stnto Tarty to the Treaty,

the State Party to the Treaty, State Party to the Treaty


dan lainnya yang senada, yakni yang menunjuk kepada "Sta-

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

50
te", yang berarti Negara,

Dengan demikian, Outer Space Treaty tunduk pada


ketentuan-ketentuan di dalam Vienna Convention 1969, ka-

rena nubyek hukum international ynng berhak mengadakan


perjanjian adalah Negara* Sedangkan perjanjian yang dibu-
at oleh subyek-subyek hukum internasional non negara, ti­

dak tunduk pada ketentuan-ketentuan


i Vienna Convention ta-
hun 1969 t e r s e b u t , ^

Mengenai traktat sebagai salah satu sumber hukum


internasional* dapat diketahui dari pasal 38 ayat 1 Pia-
gam Mahkamah Pengadilan Internasional, yang menyebutkan

bahwa dalam memutuskan perkara-perkara yang diajukan ke-


padanya, Mahkamah akan mempargunakan
a. perjanjian-perjanjian internasional, baik yang bersi-
fat umum maupun khusus, yang mengandung ketentuan-ke­

tentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara-ne-


gara yang bersengketaj
b. kebiasaan internasional, sebagai bukti diterimanya su­
atu kebiasaan umum sebagai hukum;
c. prinsip - prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-
bangsa yang beradab;

d. keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran sarjana-sarjana


yang paling terkemuka dari berbagai negara sebagai
sumber tambahan bagi menetapkan kaedah-kaedah hukum.

^ S y a h m i n A.K. II, pp. c i t . . h. 11.


0 Mochtar Kusumaatmadja, loc. cit.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

51
Dengan d e m i k ia n , t r a k t a t s e b a g a i o a l a h s a t u sumber
hukum i n t e r n a s i o n a l t e r c a n t u m dalam p a s a l 3& a y a t 1 h u r u f
a Piagam Mahkamah P e n g a d i l a n I n t e r n a s i o n a l * Sedangkan me­

n g e n a i sum ber-sumber h\ikum i n t e r n a s i o n a l l a i n , yang t e r -


d a p a t dalam Piagam t e r s e b u t , a d a l a h : kebiasaan i n t e r n a ­
s i o n a l , p r i n s i p - p r i n s i p hukum umum, s e r t a k e p u t u s a n p e ­

n g a d i l a n dan a j a r a n - a j a r a n p a r a s a r j a n a yang p a l i n g t e r -
kerauka.

S e l a n j u t n y a , mengenai k la s ifik a s i p erjanjian in ­

t e r n a s i o n a l , a d a b e b e r a p a k l a s i f i k a s i p e r j a n j i a n yang d i ­
t i n jau d a r i beberapa s e g i , yakni :
- d i t i n j a u d a r i subyek hukum i n t e r n a s i o n a l yang mengada­

kan p e r j a n j i a n , maka ada p e r j a n j i a n a n t a r a n e g a r a - n e g a ­


r a , p e r j a n j i a n a n t a r a n e g a r a dengan o r g a n i s a s i i n t e r n a ­
sional, p e rja n jia n antara o rg a n isa si-o rg a n isa si i n t e r ­

nasional, p e r j a n j i a n a n t a r a T akhta S u c i . d e n g a n n e g a r a -
n e g a r a , ^ dan l a i n n y a ; subyek hukum i n t e r n a s i o n a l a d a ­
l a h N e g a r a , T a k h ta S u c i , P a la n g Merah Internasional,
O r g a n i s a s i I n t e r n a s i o n a l , Orang P e r o r a n g a n (individu),

Pemberontak dan p i hak dalam sengketa,^*"


- d itin ja u dari jumlah p i h a k yang mengadakan p e r j a n j i a n ,

maka ada p erjan jian b i l a t e r a l (p erjan jian antara dua


pihak) dan p e r j a n j i a n m u l t i l a t e r a l ( p e r j a n j i a n antara
banyak p i h a k ) ; ^

6/trbid.. h. 92 - 103.

6?Ibid.. h. 1 1 3 .

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

- d i t i n j a u d a r i s u d u t b e n tu k n y a , maka a d a p e r j a n j i a n a n -

t a r K e p ala N e g a r a , dengan p a r a p ih a k d i dalam p e r j a n j i ­


an yang d i s e b u t "High C o n t r a c t i n g S t a t e " , yang dapat

d iv / s k i lk a n / d i k u a s a k a n kepada M e n t e r i Luar N e g e r i a t a u
Duta B e s a r ; kemudian p e r j a n j i a n s n t a r P e m e r i n t a h , yang
d a p a t d i w a k i l k a n / d i k u a s a k a n kepada M e n t e r i Luar N e g er i

a t a u Duta B e s a r ; s e r t a p e r j a n j i a n a n t a r N e g a r a , dengan
M e n t e r i Luar N e g e r i a t a u Duta B e sa r yang d j.tu n j u k s e b a ­

g a i p e j a b a t b e r k u a s a penuh u n tu k m e w a k i l i n y a ; ^

- d i t i n j a u d a r i t a h a p pembentukannya, maka ada p e r j a n j i a n


yang d i a d a k a n m enurut t i g a t a h a p pembentukan, y a k n i p e -
r u n d i n g a n , p e n a n d a ta n g a n a n dan r a t i f i k a s i ; dan p e r j a n ­
j i a n m e l a l u i dua t a h a p , y a k n i p e r u n d i n g a n dan penanda­
t a n g a n a n . P e r j a n j i a n menurut t i g a t a h a p pembentukan b i -
asanya diadakan untuk h a l - h a l yang d ia n g g a p p e n t l n g ;
sedangkan p e r j a n j i a n menurut dua t a h a p pembentukan b e r -

s i f a t l e b i h s e d e r h a n a , dan d i a d a k a n untuk p erjan jian -


p e r j a n j i a n yang t i d a k b e g i t u p e n t i n g , yang memerlukan
penyelesaian c e p a t ; ^
- d i t i n j a u d a r i s i f a t pelaksanaan p e r j a n j i a n i t u s e n d i r i ,
maka ada D i s p o s i t i v e t r e a t i e s ( p e r j a n j i a n yang m enentu-
k a n ) , y a k n i p e r j a n j i a n yang maksud dan t u j u a n n y a d i a n g -

gnp sudah t e r c a p a i dengan po lak aan n an i s i p e r j a n j i a n ;


dan E x e c u t o r y t r e a t i e s ( p e r j a n j i a n yang d i l a k s a n a k a n ) ,

^Syahmin A.K, II, op. cit.t h. 13 ,


Ct?
rMochtar Kusumaatmadja, o p . cit.. h. 112*

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

53
adalah perjanjian yang pelaksanaannya tidak sekaligus,
melainkan secara terus-menerus selama jangka waktu per-
/'O
janjian berlaku;00

- ditinjau dari sifat atau fungsinya, maka ada treaty


contract, yakni perjanjian sebagaimana suatu kontrak
atau perjanjian dalam hukum perdata, yang hanya menga-
kibatkan hak-hak dan kewajiban antara pihak-pihak yang

mengadakan perjanjian itu; disamping itu, ada law ma­


king treaties, yakni perjanjian yang meletakkan keten-

tuan-ketontuan atau kaedah-kaedah hukum bagi masyarakat

internasional sebagai keseluruhan, '


Dengan demikian, klasifikasi perjanjian internasi­
onal tersebut di atas adalah ditinjau dari beberapa segi,

yakni dari : subyek hukum internasiAnal yang mengadakan


perjanjian, jumlah pihak yang mengadakan perjanjian, ben-
tuk perjanjian, tahap pembentukan perjanjian, sifat pe-
lnksanaan perjanjian dan dari sifat/fungsi p e r j a n j i a n , ^
Sehubungan dengan pembahasan skripsi ini, saya ti­
dak memberikan uraian mengenai klasifikasi perjanjian ba­

gi Vienna Convention 1969 dan juga terhadap Outer Space


Treaty, Saya hanyalah membahas "law making treaties" di­

tinjau dari sifat/fungsi perjanjian, yang hendak saya ke-

tengahkan bersama dengan fungsi perjanjian dalam pemben-

^ S y a h m i n A.K. XI, pp. c i t . . h, 15.

'Mochtar Kusumaatmadja, on. c i t . . h. 113* 114*


^ S y a h m i n A.K, II, on. c i t . . h, 11,

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

5'i
tu'-c?n rl-n perkembangan hukum i n t e r m s i o n n l .

?■ 'r-f^ktor Ponvebab Kerliku Kcn.Tikntnva Perian.iian


T>erdrisarkan Vienna Convention lOfV-1

"iernb:-ihas rerr.a:,>a l.ahan m - n g cn ai f- ktor-faktor


ier.ysh/b berlaku mengikatnya perjanjian berd.ns-irknn Vien­
na C o n v e n t io n 1969* a d a la h d ik a itk a n deng an berlaku me-
r .g lk a t n y a O u te r Space T r e a t y 1967.
Sebagaimana pernah aaya uraikan, Outer Space Trea­
ty tunduk pada ketentuan-ketentuan di dalam Vienna Con­

vention 1969; maksudnya adalah ketentuan-ketentuan Vienna


Convention 1969 tersebut diterapkan/diberlakukan terhadap

Cuter 5p-;ce Tre'nty, walaupun Outer ."r.-co Treaty 19^7 ter-


sscut telah ada sebeluw berlaku "i^ng*5katnya Vie*"’
1a Con­

vention 1969. Pasal ly dari Vienna Convention 1969 tentang


Non-retroactivity of the present Convention, menyatakan :

Without prejudice to the arrlicntion of any rules


set 'forth, in the presentConventlon to which treaties
would be subject under international law independent­
ly of"the Convention. the C o n v e n t i o n a p p l i e s only to
treaties which are concluded by States after the
entry into force of the present Convention with re­
gard to such States (garis bawah penulis).
Oleh karena itu, dapatl^ih ketentuan-ketentuan Vienna Con­
vention 1969 diterapkan/diberlakukan terhadap Outer Space
Treaty 1967, dengan melihat b-nhw; Outer Space Treaty 1967
tersebut tunduk kepada hukum internasionalj seperti dise-

bufckfln di tlnlnm panul tft O uttrr n tine a T rn .ity i

carry on activities in the exploration and use of in

accordance with international l-’


W, including . ■

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
A
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Pembahasan demikian kiranya relevan apabila dii­


nsat bahwa Vienna Convention 1969 mcrupakan hacil rerkem-
b-ngrn kemajuan hukum internasional dan kodifikasinya di

bidrmg perjanjian, sebagai pelnknanaan ketentuan pasal 13


ayat 1 huruf a Piagam P3B oleh MU. Demikian pula bila di-
lihat dari subyek hukum internasional yang mengadakan su­

atu perjanjian international; Vienna Convention 1969 mem-


bori.kan pengaturan terhadap perjanjian-pcrjanjian inter -

naaional yang diadakan negara-negara, yang salah satunya


adalah Outer Space Treaty, J a d i , ’
cukup beralasan dan wa-
jar sekali apabila dalam pembahasan ini berlandaskan pula
pada ketentuan-ketentuan Vienna Convention 1069.

Ada beberapa faktor yang -nenyeb-ibkm suatu traktat


berlaku mengikat, yang akan saya pisahkan menjadi 2 (dua)
pembahasan yang terkait, berdasarkan beberapa pertimbang-
an/sudut poninjauan, Ditinjau dnri sudut moralitan, maka
faktor penyebab berlaku mengikatnya treaty adalah adanya
prinsip-prinsip Pacta sunt servanda (setiap perjanjian
adalah mongikat bagi para peserta perjanjian), kesepakat-

an (consent), kebulatan suara dan itikod baik, Dari tin-


jauan yang pertama, menimbulkan tinjauan yang kedua, yak­
ni faktor-faktor penyebab berlaku mongikatnya traktat di­

tinjau dari sudut bentuk kesepakatannya untuk terikat pa­


da traktat, yang berupa penandatanganan (signature), per-

tuknran inntrurrmn-inotrumon yons monyuaun treaty, r&tifi-


kasi, penerimaan (acceptance) dan turut serta, Pembahasan
saya mengenai faktor-faktor penyebab berlaku mongikatnya

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

56
t r e a ty adalah untuk m engetahui p r i n s i p - p r i n s i p yang men-
t
dasarinya, yang l e b i h t e r k a i t pada p e n i n j a u a n d a r i s u d u t
yang p e r t a m a ,

A. F a k t o r - f a k t o r penyebab b e r l a k u m en g ik atn y a t r e a t y d i­
tin ja u d a r i sudut m o ra lita s .

P e n i n j a u a n i n i dengan mempertimbangkan bahwa moral


( i n t e r n a s i o n a l ) mengemban s i k a p manusia untuk menghormati
s u t u sama l a i n , t e r u t a m a m e l a l u i ponghormatan kepada hu­

kum i n t e r n a s i o n a l a t a u t e r h a d a p kelompok m i n o r i t a s atau-


pun r a e n g h in d a ri p e p e ra n g a n sebagai salah satu a la t d ari

k e b i j a k s a n a a n n a s i o n a l * Moral ( i n t e r n a s i o n a l ) p e r l u d i t e -
gakkan u n tu k m e n g h in d a ri s i k a p m a n u s ia , supaya t i d a k t e r -
l a l u s e r a k a h dalam k o n t e k s p e r g a u l a n i n t e r n a s i o n a l . Lan-
dacan pokok u n tu k menjaradm ' k e l a n g s u n g a n h id u p moral ( i n ­

te rn a s io n a l) adalah transform asi etik a n a s i o n a l m e n ja d i


c t i k a u n i v e r s a l * P^rubahan dan perkembangan m oral ( i n t e r ­
n a s i o n a l ) t e r g a n t u n g pada m oral dan -s iste m n a s i o n a l yang
bersangkutan* Sedangkan p e n g e r t i a n m oral yang a e b e n a r n y a
a d a l a h t e r g a n t u n g k e p a d a h a t i n u r a n i d a r i manusianya*
J a d i , peninjauan d a r i sudut m o r a lita s ad a la h d ik a -
i t k a n pada m o r a l d a r i m anusia-raanusia (yang berwenang me­

ngadakan p e r j a n j i a n m ew akili k e p e n t i n g a n n a s i o n a l n e g a r a -

nya) u n tu k menghormati dan m elaksanakan p e r j a n j i a n - p e r -


j a n j i f t f i i yang b eru pa adrtnyfi p r i n f i i j i - p r i n i j i p P n o ta sunt

^ D a h l a n Nasution, V&tAfik*£t&XL Damai Dalam Wawasan


Politik Internasional. Hemadja Karyo, Bandung, 1984,, h,
131 - 134.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

. 57
servanda, kesepakatan, kebulatan suara dan itikad baik.
Mengenai Pacta-sunt servanda, diatur dalam pasal
?6 Vienna Convention X969» yang monyatakon "ftvory treaty

in force is binding upon the parties to it and must be


performed by them in good faith”. Prinsip ini sangat di-
konal dan penting bagi hukum internasional pada umumnya
dan hukum perjanjian internasional khususnya, dan prinsip
ini telah diterima umum oleh negara-negara. Prinsip Pacta

sunt servanda raengandung artian bahwa setiap perjanjian

berlaku mengikat bagi para peserta perjanjian dan harus


dilaksanakan -dengan itikad baik. Prinsip Pacta sunt ser-
vr.nda tidak hanya berlaku dalam pelaksanaan kewa jiban-ke-

'v-jiban perjanjian yang bersifat khusus, mel.-jinkan juga


cerarti ' ketaatan terhadap jiwa dan kewajiban ~ kewajiban
perjanjian-perjanjian internasional yang borlnku umum.
Prinsip Pacta sunt servanda sangat erat kaitannya dengan
p rin o ip the s a n c t i t y of
t r o a t l o o (kongungen p e r j a n j i a n ) ,
np
yang Juga d i k e n a l dalam p e r j a n j i a n i n t o r n ^ e i o n a l *
Selanjutnya, mengenai kesepakatan (consent), dapat
dikatakan bahwa tiada perjanjian tanpa kesepakatan, S8oa*
ra yuridis, menurut bentuknya, setiap perjanjian adalah
suatu contract, yaitu suatu perjanjian atau per6etujuan
antara fihak-fihak yang mengadakannya dan mengakibatkan
nx
timbulnya hak-hak dan kewajiban bagi para pesertanya , (^

,7‘
%Syahmin A.K. II, op. c i t , , h. yji\%
^ M o c h t a r Kusumaatmadja, o p t c i t . . h, 115,

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Kesepakatan adalah persetujuan kehendak, yakni kehendak


untuk mengikatkan diri pada perjanjian, Atau dapat dike-

t?kan bahwa perjanjian merupakan manifestasi daripada k e ­


hendak negara-negara yang mengadakan p o r j a n j i n n , A d a n y a

kehendak dan kesepakatan merupakan faktor yang utama ter-


bentuk dan dilaksanakannya perjanjian, Vienna Convention
1969 mengatur kesepakatan di dalam pasal-pasalnya secara
berurutan, yakni pasal 12, 13 dnn Vi mengonai cnra-cara

untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian (consent to


be bound by a treaty), yakni dengan cara penandatanganan,

pertukaran elemen-elemen yang menyusun suatu perjanjian,


ratifikasi, penerimaan dan turut serta. Secara ringkas,

mengenai cara-cara tereebut akan saya uraikan sekedarnya


di dalam pembahasan berikutnya, yakni mengenai faktor -

faktor penyebab berlaku mengikatnya treaty ditinjau dari


bentuk kesepakatannya.
Mengenai prinsip kebulatan suara/pcrsctujuan (una­
nimity principle), Vienna Convention 1969 tidak mengatur-
nya secara tegas, melainkan hanya salah satu alternatif,
mengingat prinsip ini pernah berlaku, yang didasarkan k e ­
hendak untuk menjaga keutuhan perjanjian, Prinsip kebu­
latan persetujuan ini akan Tiengakibatkan keseganan banyak
75
negara untuk ikut dalam perjanjian multilateral umum , ('

P a s a l 9 a y a t 1 Vienna Convention monyebutkan : "The adop-

7/fAli Sastroamidjojo, loc. _cit,


^ S y a h m i n A..K, II, on, c i t . » h, 27*

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

59
tion of the text of a treaty takes place by the consent

of all the States participating in its drawing up except


as provided in • •., " Sedangkan ayat 2-nya mcnyatakah :
"The adoption of the text of a treaty at an international
conference takes place by tho vote of two-thirds- of the

States present and voting, unless by t^he same majority


they shall decide to apply n different rulo," Betapnpun,

prinsip kebulatan persetujuan mendapat tempat utama dalam

pasal 9 Vienna Convention 1969, bila dilihat pengaturan-


nya yang diterapatkan pada ayat 1.

Selanjutnya mengenai prinsip itikad baik, sebagai


salah satu faktor penyebab berlaku raengikatnya treaty di­
tinjau dari sudut moralitas, maka Vienna Convention 1969

menegaskan kembali prinsip ini dalam penyusunannya. Pene-


g.nean ini sangat penting, karenn dapnt dibnyangkan betapa
goyahnya hukum internasional pada umumnya dan hukum per­
janjian k h u s u s n y a s e a n d a i n y a prinsip itikad.baik dilang-
76
gar atau tidak ditaati., Beberapa ketentuan Vienna Con­
vention 1969 menegaskan mengenai prinsip itikad baik ini,

yakni pasal 26 mengenai Pacta sunt servanda dan pasal 31


mengenai aturan umum penafsiran (general rule of inter -
pretation)# Pasal 26 tersebut raenyatakan : "Every treaty
in force ia binding upon the parties to it and 'mufit be

performed by them in good faith," Sedangkan pasal 31 ayat

1 monystnken i “
A t m t y ahull bo intorprotod In good -

76Ibid.. h. 35.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

60
faith in accordance with the ordinary meaning to be given
to the terms of the treaty in their context and in the
light of its object and purpose." Mengenai jnngkauan dari
1 ti had baik ini, saya kaitkan dengan ketentuan pasul 18 ,

mengenai Kewnjiban untuk tidak menggagalkan maksud dan


tujuan suatu treaty sebelum berlaku mengikatnya, yang me-
nyatnkan ; "A State is obliged to refrain from acts which

would defeat the object and purpose of a treaty when :


• • « • • • • • • • « • • « , ii

Jadi, jangkauan/penafsiran terhadap itikad baik adalah

adanya kewajiban negara untuk menahan diri dari tindakan-


tindakan yang dapat menggagalkan maksud dan tujuan suatu
treaty, ' ■

B, Faktor-faktor penyebab berlaku mengikatnya treaty di­


tinjau dari oudut bentuk kesepakntannya.

Sebagaimana^ pernah diuraikan bahwa kesepakatan me­


rupakan persetujuan kehendak, yakni kehendak untuk mengi­
katkan diri di dalam perjanjian yang diadakan. Di dalam

Vienna Convention 1969 ditentukan cara-cara kesepakatan,


yang diwujudkan melalui penandatanganan, pertukaran ins-
trumen-instrumen penyusun perjanjian, ratifikasi, peneri-

maan dan turut serta, Sebagaimana hal itu disebutkan da­


lam pnsal 11 Vienna Convention 1969, yang menyatakan :
"The consent of a State to be bound by a treaty .mgy be

expressed by signature, exchange of instruments constitu­

ting a treaty, ratification, acceptance, approval or ac-

v
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

61
cession, or by any other means if so agreed." Dari keten­
tuan pasal 11 ini, dapat diketahui pula adanya cara lain
untuk -nenyatakan kesepakatan terikat pada suatu treaty,
y-ikni dari kalimat akhir ketentuan pasal 11, yang rnenya-
takan : or by any other means if so agreed*1' Beta-
papun, cara lain tersebut tergantung pada pihak (negara)
ynng bendak mengikatk.nn diri pada perjnnjian, untuk me-
nyatakannya. Selanjutnya saya akan menguraikan secara
singkat penjabaran pasal 11 tersebut,

Mengenai penandatanganan (signature), maka suatu

negara dapat mengikatkan diri dengan penandatanganan per­


janjian tanpa ratifikasi, apabila hal itu memang menjadi

m;iksud para peserta, yang tercantum di dalam per jan ji*-


an itu sendiri atau parn peserta dengan cara lain berse-

pakfit bahwa perjanjian itu berlaku setelah ditandatangani


para peserta, tanpa raenunggu ratifikasi; dapat juga mela-
lui jalan menetapkan bahwa perjanjian akan berlaku sejak

waktu ditandatangani, pada tanggal waktu diumumkan atau-


pun mulai pada tanggal yang ditentukan pada perjanjian
77
i t u , rr Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat ketentuan dari
pasal 12 Vienna Convention 1969, mengenai Consent to be
bound by a treaty expressed by signature,
Kesepakatan suatu negara untuk mengikatkan diri
pada suatu perjanjian dapat juga melalui pertukaran ins-

truraen-instruraen penyusun perjanjian, apabila instrumen-

^^Mochtar KuBumaatmadja, ov>. c i t . . h, 120,

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

62
instrumen menentukan bahwa pertukaran tersebut akan ber­
laku mengikat, atau para pihak menentukannya demikian.
Pertukaran instrumen-instrumen tersebut dilakukan misal-
nya apnbila perjanjian itu merupakan perjanjian yang ber-
bentuk sederhana, yakni berupa pertukaran surat atau nota
(exchange of letters atau exchange of notes), yang telah
ditandatangani, sehingga perjanjian berlaku mengikat.*'7®

Mengenai kesepakatan suatu negara untuk mengikatkan diri


pada syatu perjanjian melalui pertukaran instrumen-ine-
trumen penyusun perjanjian, diatur dalam pasal'13 Vienna
Convention 1969*

Apabila perjanjian raenghendaki kesepakatan negara-


negara untuk mengikatkan diri padanya harus disahkan atau

(iakuatkan oleh badan yang berwenang di negaranya masing-


masing, maka penandatahganan persotujuan pada perjanjian
adalah sementara eaja slfatnya, yang masih harus dieahkan
atau dikuatkan. Pehgesahan atau penguatan oleh badan yang
berwenang tersebut dinamakan ratifikaai. Persoalan rati-
fiknsi lebih banyak merupakan persoalan hukum tata negara
daripada persoalan hukum perjanjian internasional. Hukum
internasional hanya raengatur mengenai hal-hal dalam per­
setujuan yang diberikan suatu negara pada suatu perjanji­
an, yang raemerlukan ratifikasi. Sedangkan cara-cara rati-
fikasi dilakukan, merupakan persoalan intern seraata-mata,

menurut ketentuan-ketentuan hukum tata negara dari setiap

?8 ibid.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

63
79
negara. 7 Mengenai ratifikasi, Vienna Convention 1969 me-
nentukannya di dalam pasal If* ayat 1; dan juga ditentukan
di dalam pasal 12 ayat 2 huruf b, yang menyatakan : "the
signature ad referendum of a treaty by a representative ,

if confirmed by his State, constitutes a signature of the


treaty."

Kesepakatan suatu negara untuk mengikatkan diri

pada auntu perjanjian molnlui pernyntaan penerimaan (ac­


ceptance atau approval) adalah sebagaimana dinyatakan da­
lam pasal lif ayat 2 Vienna Convention 1969, yang menyata­

kan : "The consent of a State to be bound by a treaty . is


expressed by acceptance or approval under conditions si­
milar to those which apply to ratification,'1
Kesepakatan suatu negara untuk mengikatkan diri
pada suatu perjanjian melalui pernyataan turut serta (ac-
t-onsion), jika treaty menentukan demikian atau atas per­
sotujuan para pihak di dalam perjanjian. Accession raeru-
pakan suatu tindakan menyatakan diri terikat pada sua­
tu perjanjian oleh negara-negara yang tidak ikut serta
ad
inlam pembentukan perjanjian itu, Mengenai accession,

liatur di dalam pasal 13 Vienna Convention 1969.


Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, telah
terjawablah permasalahan mengenai faktor-faktor penyebab
berlaku mengikatnya treaty, berdasarkan Vienna Convention

79Ibid.. h. 120, 121,

®®5yahmin A,K. TI, op. c i ^ . . h, 27.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

64
1969. Pembentukan dan pelaksanaan suatu treaty dilandasi
oleh adanya prinsip-prinsip kesepakatan, itikad baik dan
Pacta sunt servanda; mengenai prinsip kebulatan persetu­
juan, bagaimanapun juga merupakan suatuj kaitan dengan ke-
sepakatan, Sehingga ada tiga prinsip yang terangkai, yak­
ni kesepakatan, Pacta sunt servanda dan itikad baik, Me­

ngenai penandatanganan, pertukaran instrumen - instrumen


penyusun perjanjian, ratifikasi, penorimaan dan ikut cer-
ta, adalah merupakan cara-cara menyatakan kesepakatan un­
tuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian; jadi, berda-

sar pada rangkaian prinsip kesepakatan, itikad baik serta


Pacta s u n t ■
servanda,

3, Fungsi Per.ian.iian Dalam Pembentukan Dan Perkembangan


Hukum Internasional

Ada tiga macam fungsi perjanjian dalam pembentukan


Q1
dan perkembangan hukum internasional, yakni :
a, merumuskan/menyatakan atau menguatkan kembali eturan-
aturan hukum internasional yang sudah ada;

b, merubah dan/atau mehyempurnakan ataupun menghapuskan


kaedah-kaedah hukum internasional yang ada, dengan .tu­
juan mengatur tindakan-tindakan yang akan datang;
c, membentuk kaedah-kaedah hukum internasional yang baru
Eiama sekali, yang eobelurnnya belum pernah ada,
Fungsi perjanjian, sebagaimana disebutkan pada hu-

ruf a di atas, sifatnya hanya menguatkan aturan **'afcunan

81I b i d . . h. 29, 30.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

65
hukum kebiasaan, demi terclptanya kepastian hukum, dengan

jalan merumuskan atau menyatakannya ke dalam perjanjian,


Peranan yang lebih penting dari perjanjian adalah seperti
disebutkan huruf b dan c, sebab tanpa mengadakan perubah-
an dan/atau penyempurnaan ataupun penghapusan, dengan tu­
juan untuk mengatur tindakan-tindakan yang akan datang,
ataupun untuk membentuk kaednh-kaedah hukum internasional
yans sebelumnya belum pernah ada, makn akan menimbulkan

persoalan dalam mengatasi atau menyelesaikan suatu seng-


keta internasional mengenai hal yang bersangkutan, karena
tidak adanya aturan hukum internasional mengenai hal ter­
sebut.

Selanjutnya, dnlam perkembangan dunia dewasa ini,


posisi dari perjanjian; internasional sebagai sumber hukum
internasional adalah sangat penting, antara lain karena :
perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hu­
kum, karena diatiakan secara tertulie;
2, perjanjian internasional mengatur masolah-masalah ber-
sama, yang penting dalam hubungan antara subyek-subyek
hukum internasional.®^
Selanjutnya, dalam kaitannya dengan fungsi perjan­

jian dalam pembentukan dan perkembangan hukum internasio­


nal, juga mengingat pogisi perjanjian internasional dewa­

sa ini, maka saya ingin mengetengahkan secara singkat me-

8aIt>tri,. h. 30, 31.


83I b i d . . h. 34.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

nr'?"3:i "La-v making treaties". Lav: -inking treaties nrinl’


ih
rerjnnjian yang nrletakknn ketontu.-n-keter.tunn atau kac-

'Hh-kaerfah bagi seaiia anggota masyarokat internasional


secara 1-ingsung dan tidak hnnya bagi rar-i fencrta. Pada

u::'-.mnya, lav; making tre: tien ndulah perjanjian -perjanjian


QI
'nltilat.eral, yang bertujuan nembent.uk kaedah-kaedah
I'.u'.um tortentu bagi tindakan negara-negara dalam hubungan
ivtu'cka patu enma I n i n , ^ Unrur yang khas ri'iri lav/ making
treaties, adalah :

.. -lerur^kan perjanjian multilateral; dan bertujuan


2. 'Tienciptakan aturan-aturan hukum baru untuk tindakan-

tindakan yang akan datnns*

^ M o o h t u r KunumnutmaH in * on. c l L.. h* 115

^ S y a h m i n A.K, II, on. c i t . . h, 1G

86I b l d . ■h. 17.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB TV
OUTER SPACE TREATY 1967

Berbagai permasalahan mengenai prinsip-prinsip


yang mondasari pembentukan dan pelaksanaan suatu perjan­

jian internasional telah diuraikan sebelumnya, dan dalam


banyak hal monyangkut juga pada pembentukan dan pelaksa-

naan Outer Space treaty tersebut. Berbekal uraian-uraian


sebelumnya, maka saya mencoba mengkaji ketentuan-ketentu^
an Outer Space Treaty, untuk menjawab permasalahan menge­

nai efektivitas berlakunya dan juga pengaturan-pengaturan


Outer Space Treaty yang menjadi dasar bagi pembentukan
peraturan pelaksananya. Mengenai sejarah pembentukan dari

Outer Space Treaty (OST), secara ringkas telah saya urai-


kari dalam pembahasan terdahuiu, sohingga tidak perlu saya
ketengahkan lagi.

1. Berlakunya Secara Universal :. Perlindunftan dan Pemba*

tasan

Dengan tetap memberlakukan uraian-uraian sebelum­


nya, maka pembahasan ini akan nenyoroti ketentuan-keten­
tuan yang tercantum dalam OST, yang dikaitkan dengan per-
tirtibangan perlindungan dan pembutaoan, dalam hubungannyo
dengan kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di ru­
ang angkasa, termasuk Bulan dan benda-benda langit lain-

nya.
Sebagaimana pernah saya uraikan, keberhasilan pe~

67
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

luncuran Sputnik I oleh Uni Sovyet, yang diikuti dengan


peluncuran Apollo 11 oleh Amorika Serikat, telah membawa
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, Secara
positif, kemajuan-kemajuan tersebut dapat digunakan untuk
peningkatan kehidupan manusia, penelitian ilmu pengetahu-
an dan pencaharian sumber-sumber alam baru. Namun keber-
hasilan peluncuran tersebut telah menimbulkan akibat yang
negatif pula, yakni terjadinya ketidakseimbangan teknolo-
gi, yang membawa masalah bahwa pada suatu saat negara-ne­

gara tnaju akan menguasai ruang angkasa serta benda-benda

langit lainnjra, dengan kemungkinan penggunaan-penggunaan-


nya untuk tujuan-tujuan yang tidak damai, tanjia adanya
kemampuan pada negara-negara anggota masyarakat interna­

sional lainnya untuk mengadakan pengawasan; juga kemung-


kinan bahwa negara-negara maju merahaeiakan hasil-hasil
AT
kegiatan-kegiatan ruang angkasa.
Perbedaan yang menyolok antara bcngsa-bangsa dalam
tingkat kehidupan dan kemajuan, mengharuskan adanya pe-
ngi.turan yang seadil-adilnyn mengenai segala hasil kegi-
atan di angkasa luar, Semua umat mnnusia haruslah saling
membantu agar dapat hidup sratingkat dan sede.rajat, demi .
kepentingan kemanusiaan dalam menghadapi tantangan angka­
sa luar. Hasil-hasilnya yang berguna harus ddpafc dirasa-

kan/dinikmati bersama, demi kepentingan bersama di dalam


AA
usafca-usaha ke arah perdamaian dan kamanueiaan.

^^Priyatna Abdurrasyid, ou. cit... h, U - 6

88I b i d . . h. 6.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Selanjutnya, dengan semakin majunya ilm u p e n g e t a -


huan dan t e k n o l o g i t e r s e b u t , mak.'i akan membuka j a l a n l e -
bili b e s a r b a g i k e g i a t a n - k e g i a t a n angkasa l u a r ; p e l u n c u r a n
ben d a-b en d a b u a t a n manusia ke angkasa l u a r makin mening-
k a t , yang b e r a r t i memperbesur kemungkinan a t a u p u n resiko
y a n g ' d i t i m b u l k a n n y a , yang s a l a h s a t u n y a ,a d a l a h b e n d a - b e n ­
da yang d i l u n c u r k a n t e r s e b u t t e r j a t u h d i a t a s muka bumi.

A k t i v i t a s manusia d i a n g k a s a l u a r t e r s e b u t j e l a s memerlu-
kan norma-norma yang m e n g a tu rn y a , m engingat bbi?biag£t& p r o -
b l e m a t i k yang ti r a b u l d a r i p a d a n y a .® ^

Dengan t e r b e n t u k n y a OST, maka t e r l i n d u n g l a h k e p e n -


t i n g a n - k e p e n t i n g a n d a r i s e l u r u h n e g a r a yang t i d a k merapu-
n y a i kemajuan t e k n o l o g i d i nngknsu luar,, nokull.guo rnomba-
t a s i k e g ia t a n - k e g ia t a n angkasa l u a r d a r i negara - negara
maju, S ehingga OST dalam h a l i n i mengadakan p e r l i n d u n g a n
dan pem batasan,
S e c a r a umum’; p e r l i n d u n g a n dan pembatasan o l e h OST,

^apat d i l i h a t d a ri konsiderannya, yang kemudian d i t u a n g -


kan ke dalam p a s a l - p a s a l n y a . B e sa r kemungkinan, adanya

r e r l i n d u n g a n dan pembatasan o l e h OST, merupakan faktor


pendukung d i t e r i m n b e r l a k u n y a OST, m engingat hanya b e b e ­
ra p a n e g a r a yang m er nprakareainya; naraun sebagian besar

a n g g o ta PBB t e l a h m e r a t i f i s i r n y a , k a r e n a menganggap bahwa


OST merupakan d a s a r hukum dan sumber Hukum Angkasa, guna
mengntur t i n d a k a n - t i n d a k a n raereka d i mase depan d i a n g k a -

^ S u c i p t o , "Upaya Hukum Terhadap Perlindungan Uda-


ra Dan Ruang Angkasa Dalam Fenunjang Fembangunan Nasio*.-.
nal", M a n i f e s t . No, 8 Vol. Ill, 1988, h. 9.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

70
90
sa l u a r . Dalam k a i t a n i n i l a h maka OST dimasukkan seba­
g a i law making t r e a t i e s , y a k n i p e r j a n j i a n yang m e le ta k k a n
k e t e n t u a n - k e t e n t u a n a t a u k a e d a h -k a e d a h b a g i semua a n g g o ta
,n a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l s e c a r a l a n g s u n g dan t i d a k hanya

b a g i para p e s e r t a , Dongan d e m i k ia n , 0:Vt' b e r l a k u u n i v e r s a l .


Mengenai p e r l i n d u n g a n dan pembatasan o l e h OST, s a -
ya hanya mengetengahkan b e b e r a p a p a s a l . P a s a l I I OST me-
n y a t a k a n : " O u te r Space, i n c l u d i n g th e Moon and o t h e r c e ­

l e s t i a l b o d i e s , i s n o t s u b j e c t to n a t i o n a l appropriation
by c l a i m o f s o v e r e i g n t y , by means o f use or occupation,

o r by any o t h e r m e a n s ." B i l a k e t e n t u a n p a s a l I I i n i t i d a k
a d a , maka d a p a t d i p a s t i k a n t e r j a d i n y a penguasaan angkasa
l u a r o le h n e g a r a - n e g a r a maju, aohin/jga na^.pak bahwa prmal
I I OST, memberikan p e r l i n d u n g a n t e r h a d a p n e g a r a - n e g a r a
yang t i d a k maju, s e k a l i g u s membatasi t e r h a d a p n e g a r a - n e -
g a r a maju dalam melakukan k e g i a t a n - k e g i a t a n a n g k a s a l u a r -
nya u n tu k t i d a k mejiguasai a n g k a s a l u a r , term asuk d i Bulan
dan ben d a-b en d a l a n g i t l a i n n y a ,
P a s a l I I I OST raenyatakan : i n th e i n t e r e s t o f main­
t a i n i n g i n t e r n a t i o n a l peace and security and p ro m o tin g

i n t e r n a t i o n a l c o o p e r a t i o n and u n d e r s t a n d i n g , " B ila tid ak


ada pengaturan p a s a l I I I i n i , maka k e g i a t a n a n g k a sa l u a r

d a r i n e g a r a - n e g a r a maju akan mengarah pada t u j u a n - t u j u a n


yang t i d a k damai. K e te n tu a n p a s a l I I I i n i memberikan p e r ­

l i n d u n g a n bahwa a n g k a s a l u a r t i d a k akan d i j a d i k a n kancah

9° Priyatna Abdurrasyid, on* c i t . . h, 1/+,

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

71
p e p e ra n g a n .

P a s a l V I OST menyatakan : "States, Parties to the treaty


s h a ll bear international responsibility for national a c ­
tivities in outer space, including . Ketentuan pasal

VI ini menampakkan perlindungan‘


dan pembatasan bahwa se-
t3ap negara yang mengadakan kegiatan di angkasa luar ha-
rus mempertanggungjawabkan atas kegiatan tersebut.

Selanjutnya, mengenai efektivitae berlakunya OST,


adalah sulit untuk meraastikannya, karena salah satu peng-

halang utama dalam menerapkan hukum internasional sebagai


suatu ketentuan yang pasti dan memiliki kekuatan yang da­
pat berarti bagi semua pihak, adalah si fat umum hukum in­
ternasional, yakni antara lain
1. tidak memiliki kekuatan nyata;

2. hukum internasional raoderen dapat berkembang hanya de­


ngan dasar kesepakatan dari negara-negara yang mempu-
nyai kekuatan tertentu;
3. hukum internasional merupakan serangkaian ketentuan
yang terlalu umum $ifatnya, tidak disertai dengan ada­

nya sanksi-sanksi nyata yang dapnt dijalankan terhadap


negara dan individu-individu tortontu dalam nogarr*;
4. hukum internasional tidak dapat dilaksanakan/diperla -
kukan secara efektif, sebagaimana hukum nasional!
Dengan demikian, hal-hal di atas berlaku pula bagi suatu
p«rJanJian internasional! tormasuk OST.

^ D a h l a n Nasution, on. c l t . . h. 135.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

72
E f e k t i v i t a s hukum i n t e r n a s i o n a l l e b i h banyak t e r -
g a n tu n g pada moral i n t e r n a s i o n a l , yang s a l a h s a t u n y a me-
l a l u i penghormatan t e r h a d a p hukum i n t e r n a s i o n a l . Mengenai
mor-il i n t e r n a G i o n o l , t e l a h cU uraik an jind.-i pembahannn t e r -
dfihulu. Dengan d e m ik ia n , d a r i u r a i a n t e r d a h u l u , maka p e r -
j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , ju g a OST, m e p e r o le h efek tiv itas
b e r l a k u n y a b e r d a s a r k a n m oral i n t e r n a s i o n a l , yang t e r w u j u d

penghormatan t e r h a d a p ' p r i n s i p - p r i n s i p yang b e r l a k u dalam

p e r j a n ji a n , yakni p r i n s i p - p r i n s i p kesepakatan, Pacta sunt


s e r v a n d a dan i t i k a d b a i k . Jadi, t e r g a n t u n g pada p e n a a t a n
terhadap p r in s ip - p r in s ip te rs e b u t,

2. Ketentuan-ketentuai) Outer Space Treaty 1967 : Dasar


Bagi.P.enga t.uran .Outer Space Treaties Selan jutnya

Sebagaimana t e l a h d i u r a i k a n sebelum nya, OST te r m a ­


suk law making t r e a t i e s , y a k n i p e r j a n j i a n yang m e le ta k k a n
k e t e n t u a n - k e t e n t u a n a t a u k a e d a h - k a e d a h b a g i semua a n g g o ta
m a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l s e c a r a l a n g s u n g dan t i d a k hanya
bagi para p e s e r t a , Unsur-unsur dari law making t r e a t i e s

yang k h a s a d n ln h merupakan p e r j a n j i a n m u l t i l a t e r a l , dnn


b e r t u j u a n m e n c ip ta k a n a t u r a n - a t u r a n hukum b a r u u n tu k t i n -
d s k a n - t i n d a k a n yang akan d a t a n g ( l i h a t u r a i a n t e r d a h u l u ) .
S u a tu p e r j a n j i a n yang dinamakan law making t r e a t y selalu
t e r b u k a b a g i f i h a k l a i n yang sebelumnya t i d a k t u r U t s e r t a

dtilAtn porjanjian k a r e n a yan# d i a t u r dal&ra p e r j a n j i a n t e r ­


s e b u t merupakan m a s a l s h - m a s a l a h umum yang mengenai semua
a n g g o t a m a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l . ^ OST e e b a g a i law .'ma-

^ M o c h t a r Kusurnaatmadja, op. c i t . . h. 11/+.


Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

king t r e a t y itu p u n b e r s i f a t u n i v e r s a l , yang t i d a k hanya


m e l n h ir k a n aturan-aturan atau k a e d a h - k a e d a h hukum b a g i
para p ih a k p e s e r t a p e r j a n j i a n t e r s e b u t , namun ju g a p ih a k
yang bukan potior la p.’ida khui.uuriya, dan rnanyarakat

i n t e r n a s i o n a l pada umumnya, ^
D ari u r a i a n t e r s e b u t , d a p a t l a h d i a m b i l s u a t u kesan
a t a u keeim p u lan mengenai law making t r e a t y , y a k n i penga-
t u r a n n y a b e r s i f a t menyamaratakan dan t e r l a l u umum, Karena

s i f a t n y a yang menyam aratakan, maka s e r i n g k a l i ketentuan-


k e t e n t u a n n y a d i t e r o b o s a t a u d i k e e a m p i n g k a n , walaupun ha-
nya t e r h a d a p k e t e n t u a n - k e t e n t u a n t e r t e n t u , s e s u a i dengan
k e f c m t i n g a n b e b e rn p a n e g a r a ; j a d i , dalam b e b e r a p a h a l po-
n e r o b o s a n t e r s e b u t l e b i h b e r s i f a t p o l i t i s , Karena s i f a t -
nya yang t e r l a l u umum, maka k e t e n t u a n - k e t e n t u a n yang t e r -
d a p a t dalam law making t r e a t i e s s e r i n g k a l i d i k u r a n g i pe-

la k s a n a a n n y a a t a u memerlukan p a r a t u r a n p e l a k s a n a dan pen-


j e l a s a n n y a ; j a d i , dalam k a i t a n n y a dengan m a s a la h penaf -

s i r a n n y a . Namun, pada d a s a r n y a pen ero b o san maupun pengu-


ra n g a n t e r s e b u t menimbulkan s u a t u a k i b a t yang mengurangi

e f e k t i v i t a s berlakunya.
Hal t e r s e b u t d i a t a s t e r j a d i p u la pada OST, Bebe­
r a p a k e t e n t u a n n y a raaaih memerlukan p e n j e l a s a n / p e r a t u r a n
pelaksana; juga t e r j a d i p e n e r o b o s a n - p e n e r o b o s a n t e r h a d a p -
nya* Hal i t u t e r j a d i k a r e n a k e t e n t u a n - k e t e n t u a n OST ber­

s i f a t rteny&tt&rat&kan dan t e r l a l u umum, s s h i n g g a u n tu k rno-

^ S y a h m i n A*K, II, or>. c i t « . h. 18.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

7k
ngatasinya dibuat beberapa per jan jian antara lain :
1. The United Nations Agreement on the Rescue of Astro­
nauts, the Return of Astronauts and the Return of Ob­
jects Launched into Outer Space; berlaku mengikat pada
tanggal 3 December 1968; berdasarkan pada ketentuan-
ketentuan pasal V, III dan XIII OST;9**

2* Convention on International Liability for Damage


Caused by the Launching of Objects into Outer Space;
berlaku mengikat sejak tanggal 29 Maret 1972; berdasar

pada ketentuan-ketentuan pasal VI, VII dan VIII O S T ; ^


3. The Convention on Registration of Objects Launched in­
to Outer Space; berlaku mangiknt rsojak tanggal 15 Sep­

tember 1976; berdasnr pasal VI, VII dan VIII OST dalam
kaitannya dengan nomor 2 di a t a s ; ^
Juga, raasih ada yang lain, misalnya : Agreement Governing
the Activities of States on the Moon and Other Celestial
Bodies; Treaty on ihe Prohibitions of the Use of Force in
Outer Space and from Space against the Earth; juga yang
scdang dibahas oleh Legal Sub-Committee on the Peaceful

U*;rs of Outer Space, sebuah Badan PBB, yakni : Principles


Governing the Use by States of Artificial Earth Satel -
lites for Direct Broadcasting, Legal implication of re -
mote sensing of the Earth by Satellites, Matters relating

OornflllM Mnrin Raijneni n n L o.u,.. h (


29.
95I b i d . . h. 30 .
96I b l d . . h. 3 1 , 32 .

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

75
to the Definition and/or the Delimitation of Outer Space
97
ani Outer Space Activities,
Betapapun, per jan jian-perjan jian sebagaimana ter-

sebut di atas merupakan ketentuan-ketentuan pelaksana OST


sekaligus penjelasnya, Dengan rinmikian , fungsi perjanji-
an-perjanjian tersebut adalah memperkuat ketentuan-keten­

tuan OST* Sehingga dapat dikatakan bahwa perjanjian-per -


janjian tersebut berdasar pada ketentuan-ketentuan OST ;

atau "OST menjadi das.-\r bagi peraturan-peraturan pelaksa-


nanya", Dengan adanya peraturan-peraturan pelaksana ter*
sebut, maka ketentuan-ketentuan di dalam OST menjadi le­
bih terperinci dan merigalami pengkhususan ketentuan dalam

p.-.s a 1 *•pa s 3 In y a .
Apabila dibandingkan ketentuan-ketentuan OST de­
ngan pengaturan-pengaturan hukum internasional yang lain,

maka jelas bahwa prinsip-prinsip yang terkandung di dalam


OST menggarisbawahkan kepentingan somua umat mahusia se­
bagai suatu kesatuan, dan memberi tekanan yang lebih te-
£-'S lagi pada pelaksanaan dan kepatuhan negara-negara*
Keadaan ini keraudian lebih diperkuat oleh sejumlah per -
kembangan dalam Hukum Huang Angkasa, mulai prinsip-prin -
sip sampai kepada peraturan-peraturan yang khusus serta
98
terperinci ,7

^Priyatna Abdurrasyid, OP.__elW. h. 63, 64.


98Ibld.■ h. 62.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB V
PENUTUP

1, KesimTnilafl

Dari uraian-uraian yang terdapat dalam penulisan


ini, maka dapatlah ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Tujuan dibentuknya OST adalah untuk memenuhi kebutuhan


hukum (internasional), yang dapat mengatur dan mango-

tasi permasalahan-permnsnl.ihnn ynng timbul akibat ke-


berhasilan peluncuran-peluncuran satelit-satelit buat-

an ke angkasa luar.

b, OST merupakan hasil kreasi PBB dalam-rangka mewujudknn


terciptanya dan terpeliharanya perdamaian dan keamanan
internasional, khususnya di angkasa luar, termasuk di
Bulan dan benda-benda langit lainnya, Organisasi PBB,
dalam melakukan’
*gerak langkahnya berpegang pada Piagam

PBB, yang pada po’


koknya bertujuan memelihara perdamai­
an dan keamanan internasional, Ada dua organ utama PBB
selain empat organ utama yang lain, yakni DK dan MU;
keduanya memiliki peran yang araat penting,dalam mewu-
judkan tujuan PBB, yakni :
- MU dalam perannya menyelidiki perkembangan kemajuan
hukum internasional dan kodifikasinya; sedangkan

- DK dalam fungsinya sebagai organ yang melakGnnakan


tanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan
internasional,

76

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

OST sebagai suatu treaty yang diadakan oleh subyek h u ­


kum internasional negara, dengan mengingat berlakunya
pasal if Vienna Convention 1969 > dapat tunduk pada k e ­
tentuan-ketentuan Vienna Convention 1969, karena Vien­
na Convention 1969 meletakkan prinsip-prinsip berlaku-
nya suatu treaty yang diadakan oleh subyek hukum in-
ternnsional negara, yakni prinsip kesepakatan, Pacta

sunt servanda dan itikad baik, yanp; juga diatur di de-


lam Piagam PBB,

OST merupakan law njaking treaty, yakni perjanjian yang


tidaK hanya melahirkan aturan-aturan atau kaedah-kae-

dah bagi para pihak peserta perjanjian, melainkan juga

bagi para pihak ketiga yang bukan peserta pada khusus-


nya, dan masyarakat internasional pada umumnya. Karena
sebagai lav; making treaty, yang mengatur mengenai ma-
salah-masalah umum semua anggota magyarakat internaei-
onal, maka berlakunya OST adalah bersifat universal,
OST tidak dapat dilaksanakan secara efektif; salah ea-
tu penyebabnya adalah pengaturannya yang menyarr'.arata-
kan dan terlalu umum, Bila ditinjau dari sudut perkem-
bangan yang positif, maka akibatnya dapat meraperkaya
pengaturan di angkasa luar, termasuk Bulan dan benda-
benda langit lainnya, yakni dengan mengadakan peratur-

an-peraturan pelaksana yang memperkuat OST, Tetapi se-

baliknya, bila akibat tersebut ditinjau dari sudut ne~

gatif, maka sifat OST yang ttienyamaratakan dan terlalu


umum itu akan menirabulkan berbagai pejierobosan / peno-

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

78
lakan, yang pada hakekatnya mengurangi daya berlaku­
nya.

f. Betapapun, efektivitas OST dan juga poraturan-peratur-


an hukum internasional yang lain, dapat ditunjang de­

ngan moralitas (internasional), yang berlandaskan pada


prinsip-prinsip kesepakatan, Pacta sunt servanda dan
itikad baik, yang Juga tercantum di dalam Piagam PBB

maupun di dalam Vienna Convention 1969.

2* >3arfin-saran

Setelah mengetahui faktor-faktor atau dasar-dasar


penerimaan berlakunya OST, baik berdasarkan ketentuan-ke-

tentuan Piagam PBB, Vienna Convention 1969 serta OST sen-


diri, maka dnpatlah diajukan saran-saran sebagai berikut:

a, Untuk rnencegah terjadinya keadann-kondnan yang dapat


mengancam atau mambahayakan perdamaian dan keamanan
internasional, ipaka negara-negara dalam konteks perga-
ulan internasional seharusnya lebih menaati keberadaan

Piagam PBB, Sedangkan dalam melakukan kegiatan-kegiat­


an angkasa luar, termasuk Bulan dan benda-benda langit
lainnya, maka selain menghormati dan monaati keberada­
an Piagam PBB, Juga menghormati dan melaksanakan selu-
ruh ketentuan-ketentuan OST aorta prinsip-prinsip yang
mendasarinya, yakni kesepakatan, Pacta sunt servanda
dan 1 tilted baik, domt efuktivUflo burlskunyu aorta un-
tuk mewujudkan tercipta dan terpeliharanya perdamaian
dan keamanan internasional, khusuanya di angkaaa luar,

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

79
te r m a s u k Bulan dan b enda-benda l a n g i t l a i n n y a .
b. Dalam k a i t a n dengan h u r u f a d i a t a s , maka Piagam PBB
t e l a h mewajibkan a t a u menentukan bahwa s e t i a p - / s e l u r u h
n e g a r a dalam mengadakan hubungan i n t e r n a s i o n a l n y a a g a r
mcnahan d i r i ( r e f r a i n ) d a r i s e g a l a t i n d a k a n yang d a p a t
mengganggu a t a u mengancam maupun membahayakan t e r p e l i -
h a r a n y a p e rd a m a ia n , a t a s d a s a r i t i k a d b a i k , y a k n i ja-

ngan sampai menimbulkan p e r a n g . Atau b i l a dalam suatu


p e r j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , maka i t i k a d b a i k yang m elan-
d a si p e r j a n ji a n te r s e b u t adalah a g a r t i a p negara tid a k
TKilakukan t i n d a k a n - t i n d a k a n yang d a p a t mengganggu ob-

yek dan t u j u a n p e r j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , dalam h a l i n i


tGrmasuk p u la OST.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

DAFTAR BACAAN

1. Buku

Apoldonrn, L.J, van, Pomrnntar Ilmu H u k u m . cot. XXIII,


terjemahan Oetarid Sadino, Pradnya Paramita. Jakarta.
1986.

Brownlie, Ian, Basic Documents In International L a w , cet.


Ill, Clarendon, Oxford, 1983.
Fenwick, Charles G , , Foreign Pol i c e And International
L a w . Ocoana, New York, 19687

Fil.ipovitch, Elements of Modern International L a w , vol.


I, cet. I, S.K. Seno, Jakarta, 1958.
Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indo­
n e s i a . cet, VII, Balai Pustaka, Jakarta, 1986.
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum International. Bu­
ku I - Bagian Umum, cet. IV, Binacipta, Bandung, 1982.
^asution, Dahlan, Peran/r atau Damai Dalam iVawasan Politik
International. Remadja Karya, Bandung, 1984.
Oppenheim - Lauterpacht, International Law A Treatise,
vol. I, cet, VIII, English Language^ Book Society and
Languan, London, 1970.
Priyatna Abdurrasyld, Pengantar Hukum Ruan/r An/tkasa Dan
Srace Treaty 1 9 6 7 . Binacipta, Bandung, 1977.
fteijnen, Gijsbertha Cornelia Maria, Le/ral Aspects of
Outer St?ace. Drukkerij "Slinkwijk - b v , , Utrecht, 1976.
.jnetrorur.idjojo, Ali, Penpantnr Hukum Internasional. Bhra-
tara, Jakarta, 1971.
Starke, J.G., Introduction To International L a w , cet, IX,
Buttcrworths, London, 1984,
Sumaryo Suryokusumo, Organisasi Internasional. cet. I,
UI - Press, Jakarta, 1987.
Synhmin A , K , f Hukum Dlplomatik Suatu Ponttantnr. Armico,
Bandung, 1984.
....... . Hukum Per.1aE.ilan. InternasionaljMenurut Konvensi.
, Wina 1969). Armico. Bandung. 1985.
80

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

81
United Nations, Basic Facts About The United N a t i o n s .
Hew York, 1977.

2. Majalah
Alsagoff, Harun, "Perserikatan Bangsa-Bangsa : Keberha -
silan Dan Masalah Yang Dihadapi", Yurldika. No* 6 Th.
TI, Oktober - Nopember, 1987.
Sucipto, "Upaya Hukum Terhadap Perlindungan Udara Dan Ru­
ang Angkasa Dalam Menunjang Pembangunan Nasional",
M a n i f e s t . N o , '8, vol. Ill, 1988.

3. Surat Kabar
Catatan Iptek., "Semarak Lagi, Penerbangan Ruang Angka -
sa", K o m p a s . 30 Desember 1988,

if. Karya yang tidak diterbitkan

Hermawan P. Notodipoero, "Hukum Internasional Tontang Pe-


ngakuan", Diktat perkuliahan Fakultas Kukum Universi-
tas Surabaya, 1984.

Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR


OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL

Anda mungkin juga menyukai