SKRIP91
VU'ii \ j h
VI
/)
*UN1VL /J/
f/r
BEBEHAPA DASAR
PENERIMAAN BERLAN'UNYA OUTi-JR SPACE ■
TREATY 19§? : SUATU TINJAUAN DARI
SUDUT iHUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI
OLEH
HANAFIAH BAHRI SIREGAR
0383H&O
S U R A B A Y A
1989
BEBERAPA DASAR
PENERIMAAN BERLAKUNYA OUTER SPACE
TREATY 196 ? : SUATU TINJAUAN DARI
SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
SKRIPSI
OLEH
HANAFIAH BAHRT SIREGAR
0383116^3
LL*M.
1989 ---------- -
- U U
r.
"UX/Vi.i. ,
C r
kata pengantar
LL.M. dan Bapak Emman Ilrama ftamelsn, o.H. , M.S. atas kese-
diaan beliau menguji saya :Hlam rnngka raempertahankan ke-
boradaan akripsi ini,
Ucapan terima katsih saya sampaikan pula kepada B a
si ini,
iii
iv
DAFTAR ISI
Organization) ............................... 10
1. Tujuan Didirikan PBB Dan Prinsip-prin-
sipnya .................................... 10
2. Keanggotaan (membership) P B B .......... 17
3. Organ-orgari PBB : Vlajelis Umum, Dewan
Keamanan 'Tugas dan Kekuanaannya ....... 22
3*A, Maje'lis Umum : Susunan, Fungsi dan
Kekuasaannya ........ .............. 22
1. Kcnimpulan ............................... 76
2. Saran ..................................... 78
DAFTAH BACAAN ............................................ 80
vii
BAB I
PENDAHtJLUAN
1
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
yakni Treaty on Principles Governing the Activities of
States in the Exploration and Use of Outer Space, inclu
ding the Moon and Other Celestial Bodies, yang berlaku
keamanan dunia,
Jadi, dari indikator-indikator di atas* pembahasan
2 . Panjelasaa Judul
tion 1969# Dua ketentuan dasar ini saya gunakan untuk rae-
3 . A U m w b P«Mlllh»n Judul
Sebagaimana telah saya utarakan sebelumnya bahwa
6
bulkan berbagai permasalahan, sehxngga mengundang hukum
internasional untuk roengatur dan mengatasinya. Sehubungan
dengan hal itu, maka dibentuklah Outer Space Treaty oleh
tukan Outer Space Treaty ini tidak dapat lepas dari ber
lakunya ketentuan-ketentuan yang ada di dalam Piagam PBB
dan Vienna Convention 1969, demikian juga penerimaan ber
lakunya Outer Space Treaty tersebut.
Dengan alur pemikiran teraebut di atas, maka kira-
nya cukup beralasan bila saya mengajukan skripsi berjudul
Beberapa Dasar Penerimaan Berlakunya Outer Space Treaty
1967 : Suatu Tinjauan Dari Sudut Hukum Internasional.
4 . Tu.iuan Penullsan
sebagai berikut :
a, untuk memenuhi kelengkapan persyaratan akademis di Fa-
&F| e&n
c, untuk memberikan suatu sumbangan pemikiran terhadap
7
pada ketentuan dasar di dolam hukum international, ya-
itu Piagam PBB,
5.
a, Pendekatan Masalah
b, Sumber Data
d, Analisis Data
8
V .hasan, n«h:ir\£r/: da'. -t d\ r ^ m n - -.' n ur.tu': ‘
-.cnyele-
:••!'*• ’1 *'er-:ara^ :-h'n-icr^analah; v. yan^ cry. . . n rii ’
a-
b-’
b-b:. b relan jutnya dari akripsi ini, Oalam bab ini juga,
ray a mangatonenhkan m o n g n n M pen.1nlar.-Mi judul, alar?.n po-
tr.ilihan judul, tujuan .penulisnn, mctodologi yang dipergu-
n-’
!m dalam ponulisan ini, yang morur-akan aorangkainn un-
sur pendukung keboradann akrire* ini dan juga sebagai su-
at.u pcrtanggungjav.'aban ilmiah terlv dar nonuliann yang te-
lah say'’kerjakan, dari nv.'nl hinpga akhir ponuliran.
pertama ini diakhiri dengan portanggungjawaban
sictematika, yakni rertanggungjav.'aban terhnd^p pembogian-
pR^bnpi^an isi penuliaan skr:i p:';1 ini, yang secara logis
dan wajar saya inulai dari hal yang umum dan selanjutnya
r,-niiju hal yang l^bih khuana.
BAB II
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
(United Nations Organization)
11
lam Konperensi San Francisco, namun diterima untuk meng-
horraati almarhum Presiden Amerika Serikat Franklin Delano
Roosevelt (in tribute to the memory of Franklin Delano
Roosevelt) yang mengusulkan nama Itu tahun 1942,^ ketika
wakil-wakil dari 26 bangsa mengemukakan jaminan Pemerin-
tah-pemerintah mereka untuk meneruskan poperangan melawan
Poros*"
Mengenai tujuan didirikan PBB, maka ada dua cara
12
h .J ’
1 - ••tvj.'.r 1 'J,i ', . V < T i n !u ■
■1■
■r■
,Lion by
■■
: -non i’
ik’
. mc r'*J' ' .‘L■n f 5k '--ir. f ’
rnya t ^ n kese-
•f j • v .-r -• •• ' 'i.'y n nr tu!' '•:fm;;.,;'ji;ak/»wJ ,-n-
V-.lrr.-.c-L JUfin
■' non ya t ak a n ’-ihvvn n ^ a r a V in b s l b h t k u t
’
v. t ir’
.-ik !■”
!■' 1 y kir! ^
••• * ’
■!'» 'r-rberi k*j|' ’
--r,4-]' ' - y y ».or "'pr*--
•1 1 "■
<- - i r r i n t a h frrv l a , H .k- v r i k^t, In c g rie dan
mot
rp
' J . G. S t a r k o , T f t t r o r l u c t l ^ r Tn tcrn-tJ nnal L - v ,
cot. IX , ^ u tte rw n rth a L o n H n n , 1 ? ^ , F I ^02.
9Util*., h. 25.
i0Oppenheim-Lauterpacht, International .Law A _Trea-
llSS,, Vol. I, cet. VIII, English Language Book Society
and Languan, London, 1970, h. 401.
U Ibld., h, W 2 .
12Charleo Q. Fenwick, Foreign Pnllcv And Interna-
ticmal L a w r Oceana Publications, Inc., New York, 1968, h.
40.
14
Undang-Undang Dasar berdasarkan atas Dumbarton Oaks
Proposals; dihasilkan pula prosedur dan susunan pemu-
ngutan suara di dalam Dewan Keamanan dari organisasi
baru yang direncanakan
6* Pertemuan komite para ahli hukum dari 44 negara pada
bulan April 1945 di Washington, dan menghasilkan Sta-
tuta Mahkamah Pengadilan I n t e r n a s i o n a l ; ^
7. Tanggal 25 April hingga <?6 Juni 1945* borlangnung Tho
United Nations Conference on International Organizati
on (UNCIO), yang dihadiri 50 negara sebagai anggota-
anggcta asli The United Nations, Pada tanggal 26 Juni
ari 1946.16
15
Jadi, melalui cara partama, yakni melalui eejarah/
asal mula didirikan PBB, yang terbagi menjadi tujuh tahap
secara berurutan sebagaimana tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan pokok dibentuk PBB adalah untuk
mormilihara perd’
imnian dan konmannn dunia.
16
juga dalam Pembukaannya, menentukan tujuan, namun di da-
lmrinya tercnkup pula mengenai prinnip-prinsip, Jadi, m e
ngenai prinsip-prinsip PBB tidak hanya sebagaimana yang
tercantum dalam pasal1 2 Piagam, melairikan tercakup pula
di dalam pasal 1; sebagaimana dikemukakan Oppenheira-Lau-
terpacht :^
1?
r-i, nerta ncmberikar. bnntunn kepada PBB dan wer.olak rnem-
br.rikan b^ntuan terr$but k e p r.otlpp negara ynng iike-
pr)
r:•'i tin ^aXar. pencegahan at*w f< !nkcanaan. ^
".eni’
r.bulkan y.ermnsalahan di dalam mewujudkan terpelihara-
nyn perdamaian dan keamanan dunia. Hal itu ditimbulkan
oleh adanya ketentuan di dalam Piagam PBB sendiri, misal-
?• Keans’
gotaan (membership) :^BB
18
mengenai Organises! Internasional di San Fran
cisco, atau sebelumnya telah menandatangani
Deklarasi PBB tnnggal 1 Januari 3942, menanda-
tangani Piagam ini dan meratifikasinya sesuai
dengan pasal 110. .
Pa sal : 1. Keanggotaan PBB terbuka untuk semua negara
lain yang cinta damai yang meneriraa kewajib-
an-kewajiban yang dimuat dalam Piagam dan',
a tan pertimbangan Organisasi, mampu dan mau
melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut,
2. Penerimaan setiap negara pada keanggotaan di
dalam PBB dipengaruhi oleh Majelis Umum atas
anjuran Dewan Keamanan,
Mengenai anggota-anggota asli dari PBB, adalah 50
19
h^k-hak keanggotaannya. Dalrnn hal ini, pembahasan ini me-
ngarah pada hak dan kewajiban negara-negara anggota serta
ri.
Pasal ?. : Setiap negara berhak melaksanakan yurisdiksi
terhadap wilayahnya dan terhadap orang-orang
dan benda-benda di eurni, tunduk pada imunitao
20
Pasal 5 : Setiap negara berhak atas persamaan dalam hukum
dengan setiap negara lain.
Pasal 12 : Setiap negara berhak akan pembelaan diri seca-
ra individual atau kolektif terhadap serangan
bersenjata;
nal*
21
perdamaian dan keamanyn serta keadilan interna-
sional tidak terancam.
IVu ■
;11. () : Sotinp nognrrt borkow.'ijl Ivin unt.uk mnnnhan rllri
22
dengnn hukum intern.'isionnl d.-in dengan prinsip
23
bohwa fungsi dan kekuasaan MU adalah sebagai berikut
1. kekuasaan untuk membahas dan menganjurkan dalam hu-
24
suai dengan pasal 13 syat 1 huruf a Piagam, yang merupa-
kan topik pembahasan dalam kaitannya dengan pengadaan
Outer Space Treaty. Mengenai hal itu, akan saya uraikan
setelah pembahasan Dewan Keamanan.
25
terciptanya hukum, yang dengan sendirinya dapat men-
ciptakan kewnjiban-kewajiban hukum (legal obligations).
• »
gota termasuk
Pas.vl 27 : 1
(perubahan)2, Keputusan - keputusan DK mengenai persoalan
27
ku£.tan besar, dapat meletakkan keputusan - keputusan yang
ofnktif untuk menjamin tindakan yang tcpat oleh PBB. Wa-
lnupun demikian, pertanggungjawaban DK untuk memelihara
gional. ^
para anggota;
6. perubahan-perubahan Piagam;
7. bersama dengan MU, memilih 15 hakim dari Mahkamah Pe-
ngadilan Internasional.
28
an pokok DK yang berkaitan dengan penyelesaian sengketa-
.‘
lenpkotn internrinlonal neciini damn I dan ttndakan ponco-
gahan atau pelaksanaah untuk memelihara perdamaian dan
4 . £iagam...EB.B_J3aii-lle.bfe.radaiin_QiitfliL Space T re a ty
•;n
Priyatna Abdvirrnsyid, Vonfrnntnr Hukum *,n^
Han . ' y r A ' . n Tro^tv 1 0 ^ 7 . ‘
Urr cl pta, U-indunr, V)77, h,
" 1Ibid.
29
dekat dengannya, Sedangkan Amerika Serikat, tengah meng-
garap stasiun yang raelaju dengan kecepatan 27. 000 km/jam
pada ketinggian 350 km dan mampu bertahan selama 30 ta-
hun, yang secara teknolpgi diperkuat oleh Eropa Barat,
■'ffpnng dan K n n a d n . ^
30
keadilan dan perikemanusiaan. Selanjutnya, Piagam PBB di-
jadikan dasar dan landasan di dalam proses pembuatan hu
kum ruang a n g k a s a , ^
^ Ibid.. h. 29.
31
d-ilnm Pembukaan, p.-isaJ 1 dan 2 Piagam; MU, DK dan nogara-
nt?gara anggota PBB.
32
dak dapat diterapkan di dalam ketentu<in - ketentuan Outer
Space Treaty, Hal ini disebabkan adanya ketentuan Outer
Space Treaty yang tidak memungkinkan penerapan tersebut.
3 7 Ibld.
33
yang menyebutkan : "Outer space, including the Moon and
other celestial bodies, shall be free for exploration and
Treaty tersebut.
34
ce Treaty.
35
Malta, untuk mowujudkan terpoliharanya perdamaian
d-in keamanan, enngat ditentukan oleh peran dan kerjasama
MU dan DK.
36
HerdasarKnn pnn.-tl 1;> nynt 3 huruf a tersebut, MU
dalam aidangnya. yang pertama bagian kedua telah menyetu
jui resolusi 91 (1) untuk membentuk komite yang membahas
perkembangan kemajuan hukum internasional dan kodifikaai-
nya, yang lazira disebut Komite 17 karena anggotanya ter
diri dari 1? negara, Komite ini telah menyetujui suatu
'>0Ibid.. h. ‘
ik.
37
gi pengembangannya. DI dalam praktek, terdapat keterkait-
33
the i>r:v.nent Committee on tho reaceful Uses of Outer
"' ^ c e tanggal 12 'Vrerber l°I5r^, y r>ng bertanr^ung ja~
, h.
39
kannya adalah MU, dehgan serangkaian resolusi yang dike-
luarkannya.
bo
kat, yang dapat dimasukkan sebagai resolusi golongan III,
Mengenai peran DK, maka DK tetap pada fungsi uta-
manya, yakni sebagai badan PBB yang bertanggung jawab un
48IiJisL , h. 22.
41
to) dari anggota tetap DK, sesuai dengan ketentuan pa
43
Rights and Duties of States, yang telah diuraikan sebe-
lumnya.
kk
developm ent o f f r i e n d l y r e l a t i o n s and c o - o p e r a t i o n
between n a t i o n s a r e among th e f u n d a m e n ta l p u r p o s e s o f
th e U n ite d N a t i o n s ,
S e l a n j u t n y a d e k l a r a s i t e r s e b u t , sebagaimana t e r d a -
p a t dalam p a r a g r a p 1? k o n s i d e r a n n y a , a d a l a h m engingat p e -
ngembangan dan k o d i f i k a s i p r o g r e s i f d a r i p rin sip -p rin sip
berikut
an a t a u penggunaan k e k e r a s a n t e r h a d a p i n t e g r i t a s w i l a
yah a t a u kemerdek'aan p o l i t i s d a r i s e t i a p n e g a r a , atau
b, p r i n s i p bahwa n e g a r a - n e g a r a akan m e n y e l e s a i k a n s e n g k e -
t a - s e n g k e t a i n t e r n a s i o n a l mereka m e l a l u i c a r a - c a r a d a -
mai, yang t i d a k membahayakan perdam aian dan keamanan
s e r ta keadilan in te rn a s io n a l;
c , k e w a j ib a n untuk’- t i d a k mencampuri u ru s a n y u r i s d i k e i d a
lam n e g e r i d a r i s e t i a p n e g a r a , s e s u a i dengan Piagam;
d, kew ajiban n e g a ra -n e g a ra untuk s a l i n g b e k e r j a s a m a s a t u
dengan yang l a i n s e s u a i dengan Piagam;
e, p r i n s i p persamaan hak-hak. dan p e n e n tu a n n a s i b s e n d i r i .
d a ri bangsa-bangsa;
f* p r i n s i p persamaan k e d a u l a t a n d a r i n e g a r a - n e g a r a ;
52Ibld.. h. 37.
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45
Deklarasi tersebut juga menentukan adanya 3 per-
nyataan yang berkenaan dengan penjabaran prinsip-prinsip,
^ Ibid.. h. i+3, M+
ks
gam PBB, maka yang d i b e r l a k u k a n a d a l a h k e w a j ib a n - k e w a -
j i b a n d i bawah Piagam,
Mengenai p e n a f s i r a n dan ponernpannya, maka d e k l a
r a s i i t u menentukan bahwa p e n a f s i r a n dan p e n e ra p a n p r i n
s i p - p r i n s i p a d a l a h s a l i n g berhubungan dan m a s in g -^ ra /a s in g
b u t b u k a n la h t a f s i r a t a u praan g g ap an k e t e n t u a n - k e t e n t u a n
d a r i Piagam a t a u h a k -h a k dan k e w a j i b a n - k e w a j i b a n d a r i n e
g a r a - n e g a r a a n g g o ta d i bawah Piagam a t a u hak-hak b a n g s a -
h. M w
55Ibid.
PI i
*u n i v e ;_ .
I s u
BAB III
VIENNA CONVENTION ON
THE LAW OF TREATIES 1969
(VIENN A CON VENTION 1969 )
tahun 19*+7.56
49
Bentuk hubungan antar-negara jang paling penting ia-
lah perdjandjian atau treaty,
Perdjandjian ini adalah suatu kontrak antara dua atau
lebih dari dua negara jang mengakibatkan adanja hak2
dan kewadjiban2 hukum antara negara2 jang menibuat
perdjandjian itu* Atau dapat dikatakan djuga bahwa
perdjandjian itu adalah suatu persetudjuan kehendak
daripada fihak2 jang mengadakan perdjandjian itu,
Djadi perdjandjian (treaty) dap.it dikatakan sebagai
manifestasi daripada kehendak negara2 jang mengadakan
perd jandjian,
Pengertian traktat menurut Ali Sastroamidjojo ter-
nebut di atas, nampaknya sesuai dengan pengertian traktat
sebagaiirana dinyatakan di dalam Vienna Convention 1969 ,
50
te", yang berarti Negara,
51
Dengan d e m i k ia n , t r a k t a t s e b a g a i o a l a h s a t u sumber
hukum i n t e r n a s i o n a l t e r c a n t u m dalam p a s a l 3& a y a t 1 h u r u f
a Piagam Mahkamah P e n g a d i l a n I n t e r n a s i o n a l * Sedangkan me
n g a d i l a n dan a j a r a n - a j a r a n p a r a s a r j a n a yang p a l i n g t e r -
kerauka.
t e r n a s i o n a l , a d a b e b e r a p a k l a s i f i k a s i p e r j a n j i a n yang d i
t i n jau d a r i beberapa s e g i , yakni :
- d i t i n j a u d a r i subyek hukum i n t e r n a s i o n a l yang mengada
nasional, p e r j a n j i a n a n t a r a T akhta S u c i . d e n g a n n e g a r a -
n e g a r a , ^ dan l a i n n y a ; subyek hukum i n t e r n a s i o n a l a d a
l a h N e g a r a , T a k h ta S u c i , P a la n g Merah Internasional,
O r g a n i s a s i I n t e r n a s i o n a l , Orang P e r o r a n g a n (individu),
6/trbid.. h. 92 - 103.
6?Ibid.. h. 1 1 3 .
- d i t i n j a u d a r i s u d u t b e n tu k n y a , maka a d a p e r j a n j i a n a n -
d iv / s k i lk a n / d i k u a s a k a n kepada M e n t e r i Luar N e g e r i a t a u
Duta B e s a r ; kemudian p e r j a n j i a n s n t a r P e m e r i n t a h , yang
d a p a t d i w a k i l k a n / d i k u a s a k a n kepada M e n t e r i Luar N e g er i
a t a u Duta B e s a r ; s e r t a p e r j a n j i a n a n t a r N e g a r a , dengan
M e n t e r i Luar N e g e r i a t a u Duta B e sa r yang d j.tu n j u k s e b a
g a i p e j a b a t b e r k u a s a penuh u n tu k m e w a k i l i n y a ; ^
53
adalah perjanjian yang pelaksanaannya tidak sekaligus,
melainkan secara terus-menerus selama jangka waktu per-
/'O
janjian berlaku;00
5'i
tu'-c?n rl-n perkembangan hukum i n t e r m s i o n n l .
56
t r e a ty adalah untuk m engetahui p r i n s i p - p r i n s i p yang men-
t
dasarinya, yang l e b i h t e r k a i t pada p e n i n j a u a n d a r i s u d u t
yang p e r t a m a ,
A. F a k t o r - f a k t o r penyebab b e r l a k u m en g ik atn y a t r e a t y d i
tin ja u d a r i sudut m o ra lita s .
k e b i j a k s a n a a n n a s i o n a l * Moral ( i n t e r n a s i o n a l ) p e r l u d i t e -
gakkan u n tu k m e n g h in d a ri s i k a p m a n u s ia , supaya t i d a k t e r -
l a l u s e r a k a h dalam k o n t e k s p e r g a u l a n i n t e r n a s i o n a l . Lan-
dacan pokok u n tu k menjaradm ' k e l a n g s u n g a n h id u p moral ( i n
ngadakan p e r j a n j i a n m ew akili k e p e n t i n g a n n a s i o n a l n e g a r a -
. 57
servanda, kesepakatan, kebulatan suara dan itikad baik.
Mengenai Pacta-sunt servanda, diatur dalam pasal
?6 Vienna Convention X969» yang monyatakon "ftvory treaty
,7‘
%Syahmin A.K. II, op. c i t , , h. yji\%
^ M o c h t a r Kusumaatmadja, o p t c i t . . h, 115,
59
tion of the text of a treaty takes place by the consent
1 monystnken i “
A t m t y ahull bo intorprotod In good -
76Ibid.. h. 35.
60
faith in accordance with the ordinary meaning to be given
to the terms of the treaty in their context and in the
light of its object and purpose." Mengenai jnngkauan dari
1 ti had baik ini, saya kaitkan dengan ketentuan pasul 18 ,
v
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
61
cession, or by any other means if so agreed." Dari keten
tuan pasal 11 ini, dapat diketahui pula adanya cara lain
untuk -nenyatakan kesepakatan terikat pada suatu treaty,
y-ikni dari kalimat akhir ketentuan pasal 11, yang rnenya-
takan : or by any other means if so agreed*1' Beta-
papun, cara lain tersebut tergantung pada pihak (negara)
ynng bendak mengikatk.nn diri pada perjnnjian, untuk me-
nyatakannya. Selanjutnya saya akan menguraikan secara
singkat penjabaran pasal 11 tersebut,
62
instrumen menentukan bahwa pertukaran tersebut akan ber
laku mengikat, atau para pihak menentukannya demikian.
Pertukaran instrumen-instrumen tersebut dilakukan misal-
nya apnbila perjanjian itu merupakan perjanjian yang ber-
bentuk sederhana, yakni berupa pertukaran surat atau nota
(exchange of letters atau exchange of notes), yang telah
ditandatangani, sehingga perjanjian berlaku mengikat.*'7®
?8 ibid.
63
79
negara. 7 Mengenai ratifikasi, Vienna Convention 1969 me-
nentukannya di dalam pasal If* ayat 1; dan juga ditentukan
di dalam pasal 12 ayat 2 huruf b, yang menyatakan : "the
signature ad referendum of a treaty by a representative ,
64
1969. Pembentukan dan pelaksanaan suatu treaty dilandasi
oleh adanya prinsip-prinsip kesepakatan, itikad baik dan
Pacta sunt servanda; mengenai prinsip kebulatan persetu
juan, bagaimanapun juga merupakan suatuj kaitan dengan ke-
sepakatan, Sehingga ada tiga prinsip yang terangkai, yak
ni kesepakatan, Pacta sunt servanda dan itikad baik, Me
65
hukum kebiasaan, demi terclptanya kepastian hukum, dengan
BAB TV
OUTER SPACE TREATY 1967
tasan
nya.
Sebagaimana pernah saya uraikan, keberhasilan pe~
67
Skripsi BEBERAPA DASAR PENERIMAAN BERLAKUNYA HANAFIAH BAHRI SIREGAR
OUTER SPACE TREATY 1967 : SUATU
TINJAUAN DARI SUDUT HUKUM INTERNASIONAL
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
88I b i d . . h. 6.
A k t i v i t a s manusia d i a n g k a s a l u a r t e r s e b u t j e l a s memerlu-
kan norma-norma yang m e n g a tu rn y a , m engingat bbi?biag£t& p r o -
b l e m a t i k yang ti r a b u l d a r i p a d a n y a .® ^
70
90
sa l u a r . Dalam k a i t a n i n i l a h maka OST dimasukkan seba
g a i law making t r e a t i e s , y a k n i p e r j a n j i a n yang m e le ta k k a n
k e t e n t u a n - k e t e n t u a n a t a u k a e d a h -k a e d a h b a g i semua a n g g o ta
,n a s y a r a k a t i n t e r n a s i o n a l s e c a r a l a n g s u n g dan t i d a k hanya
l e s t i a l b o d i e s , i s n o t s u b j e c t to n a t i o n a l appropriation
by c l a i m o f s o v e r e i g n t y , by means o f use or occupation,
o r by any o t h e r m e a n s ." B i l a k e t e n t u a n p a s a l I I i n i t i d a k
a d a , maka d a p a t d i p a s t i k a n t e r j a d i n y a penguasaan angkasa
l u a r o le h n e g a r a - n e g a r a maju, aohin/jga na^.pak bahwa prmal
I I OST, memberikan p e r l i n d u n g a n t e r h a d a p n e g a r a - n e g a r a
yang t i d a k maju, s e k a l i g u s membatasi t e r h a d a p n e g a r a - n e -
g a r a maju dalam melakukan k e g i a t a n - k e g i a t a n a n g k a s a l u a r -
nya u n tu k t i d a k mejiguasai a n g k a s a l u a r , term asuk d i Bulan
dan ben d a-b en d a l a n g i t l a i n n y a ,
P a s a l I I I OST raenyatakan : i n th e i n t e r e s t o f main
t a i n i n g i n t e r n a t i o n a l peace and security and p ro m o tin g
71
p e p e ra n g a n .
72
E f e k t i v i t a s hukum i n t e r n a s i o n a l l e b i h banyak t e r -
g a n tu n g pada moral i n t e r n a s i o n a l , yang s a l a h s a t u n y a me-
l a l u i penghormatan t e r h a d a p hukum i n t e r n a s i o n a l . Mengenai
mor-il i n t e r n a G i o n o l , t e l a h cU uraik an jind.-i pembahannn t e r -
dfihulu. Dengan d e m ik ia n , d a r i u r a i a n t e r d a h u l u , maka p e r -
j a n j i a n i n t e r n a s i o n a l , ju g a OST, m e p e r o le h efek tiv itas
b e r l a k u n y a b e r d a s a r k a n m oral i n t e r n a s i o n a l , yang t e r w u j u d
i n t e r n a s i o n a l pada umumnya, ^
D ari u r a i a n t e r s e b u t , d a p a t l a h d i a m b i l s u a t u kesan
a t a u keeim p u lan mengenai law making t r e a t y , y a k n i penga-
t u r a n n y a b e r s i f a t menyamaratakan dan t e r l a l u umum, Karena
e f e k t i v i t a s berlakunya.
Hal t e r s e b u t d i a t a s t e r j a d i p u la pada OST, Bebe
r a p a k e t e n t u a n n y a raaaih memerlukan p e n j e l a s a n / p e r a t u r a n
pelaksana; juga t e r j a d i p e n e r o b o s a n - p e n e r o b o s a n t e r h a d a p -
nya* Hal i t u t e r j a d i k a r e n a k e t e n t u a n - k e t e n t u a n OST ber
7k
ngatasinya dibuat beberapa per jan jian antara lain :
1. The United Nations Agreement on the Rescue of Astro
nauts, the Return of Astronauts and the Return of Ob
jects Launched into Outer Space; berlaku mengikat pada
tanggal 3 December 1968; berdasarkan pada ketentuan-
ketentuan pasal V, III dan XIII OST;9**
tember 1976; berdasnr pasal VI, VII dan VIII OST dalam
kaitannya dengan nomor 2 di a t a s ; ^
Juga, raasih ada yang lain, misalnya : Agreement Governing
the Activities of States on the Moon and Other Celestial
Bodies; Treaty on ihe Prohibitions of the Use of Force in
Outer Space and from Space against the Earth; juga yang
scdang dibahas oleh Legal Sub-Committee on the Peaceful
75
to the Definition and/or the Delimitation of Outer Space
97
ani Outer Space Activities,
Betapapun, per jan jian-perjan jian sebagaimana ter-
p.-.s a 1 *•pa s 3 In y a .
Apabila dibandingkan ketentuan-ketentuan OST de
ngan pengaturan-pengaturan hukum internasional yang lain,
BAB V
PENUTUP
1, KesimTnilafl
an ke angkasa luar.
76
78
lakan, yang pada hakekatnya mengurangi daya berlaku
nya.
2* >3arfin-saran
79
te r m a s u k Bulan dan b enda-benda l a n g i t l a i n n y a .
b. Dalam k a i t a n dengan h u r u f a d i a t a s , maka Piagam PBB
t e l a h mewajibkan a t a u menentukan bahwa s e t i a p - / s e l u r u h
n e g a r a dalam mengadakan hubungan i n t e r n a s i o n a l n y a a g a r
mcnahan d i r i ( r e f r a i n ) d a r i s e g a l a t i n d a k a n yang d a p a t
mengganggu a t a u mengancam maupun membahayakan t e r p e l i -
h a r a n y a p e rd a m a ia n , a t a s d a s a r i t i k a d b a i k , y a k n i ja-
DAFTAR BACAAN
1. Buku
81
United Nations, Basic Facts About The United N a t i o n s .
Hew York, 1977.
2. Majalah
Alsagoff, Harun, "Perserikatan Bangsa-Bangsa : Keberha -
silan Dan Masalah Yang Dihadapi", Yurldika. No* 6 Th.
TI, Oktober - Nopember, 1987.
Sucipto, "Upaya Hukum Terhadap Perlindungan Udara Dan Ru
ang Angkasa Dalam Menunjang Pembangunan Nasional",
M a n i f e s t . N o , '8, vol. Ill, 1988.
3. Surat Kabar
Catatan Iptek., "Semarak Lagi, Penerbangan Ruang Angka -
sa", K o m p a s . 30 Desember 1988,