Refer at
Refer at
Mabuk Perjalanan
(Motion Sickness)
Oleh :
Konsulen :
AMBON
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, maka saat ini penulis dapat menyelesaikan
pembuatan referat dengan judul “motion sickness” ini dengan baik. Referat ini
dibuat dalam rangka tugas kepaniteraan klinik pada bagian ilmu kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepada dan Leher (THT-KL) Fakultas
Kedokteran Universitas Pattimura Ambon tahun 2017.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan, dan semoga referat
ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan terima aksih atas segala pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian pembuatan referat ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang ketika melihat benda yang bergerak atau suatu persepsi gerak. Hal ini
otonom (seperti mual, pusing, berkeringat, pucat dan perasaan tidak sehat). Gejala
ini pertama kali di deskripsikan oleh Hippocrates dimana sering muncul pada saat
berlayar dengan kapal, dan gejala utama nausea (mual) berasal dari bahasa
Yunani naus yang berarti kapal. Hal ini umumnya dianggap sebagai keadaan
fisiologis dan pada umumnya semua individu pernah mengalami kondisi ini jika
menggunakan mobil, perahu, kapal, pesawat, dan kereta. Pemicunya dapat berupa
aroma yang tajam seperti makanan dan bahan bakar.3 Semua individu rentan
terkena motion sickness, namun demikian kondisi ini sering terjadi pada wanita
dan anak-anak yang berusia diantara dua sampai duabelas tahun. Motion sickness
jarang terjadi setelah seseorang berusia 50 tahun dan pada bayi dibawah dua
tahun. Insiden Motion sickness dimulai dari <1% pada perjalanan dengan pesawat
terbang dan mendekati 100% pada perjalanan dengan kapal laut saat laut tidak
1
1.2. Tujuan
Mengingat insiden yang sering terjadi pada individu yang melakukan
perjalanan (baik dengan mobil, kereta, kapal, dan pesawat), maka referat ini
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga merupakan organ yang berpasangan dan terletak pada sisi kiri dan
sisi kanan kepala. Telinga memiliki tiga bagian: telinga luar, telinga tengah dan
Telinga luar terdiri dari aurikula (daun telinga) dan saluran telinga. Aurikula, attau
pina, tersusun atas kartilago yang dibungkus kulit. Saluran telinga, juga disebut
membentuk kurva yang condong ke atas dan kebawah. Telinga luar berperan
3
b. Telinga tengah5, 6
Telinga tengah adalah rongga yang berisi udara dalam tulang temporale. Gendang
telinga, atau membran timpani, membentang sampai bagian akhir saluran telinga
dan akan bergetar ketika suara melaluinya. Getaran ini akan diteruskan melalui
menghantarkan getaran ke telinga dalam yang terisi oleh cairan pada fenestra
vestibuli.
Tuba eustachii (tuba auditorius) memanjang dari telinga tengah sampai nasofaring
Tekanan udara pada telinga tengah harus sama dengan tekanan udara atmosfer
luar supaya gendang telinga dapat bergetar dengan baik. Seseorang mungkin akan
merasa telinga berdenging ketika naik pesawat terbang atau ketika berkendaraan
ke daerah dengan ketinggian lebih tinggi maupun lebih rendah. Menelan atau
tengah. Oleh karena itu, otitis media dapat timbul sebagai komplikasi infeksi
streptokokus di tenggorok.
c. Telinga dalam
labirin berdinding tulang (maze), yang dilapisi oleh membran yang disebut
membranosa labirin. Perilimf adalah cairan yang terdapat di antara tulang dan
membran, dan endolimf adalah cairan yang terdapat di dalam struktur membrana
4
di dalam telinga. Struktur-struktur tersebut adalah koklea, yang terkait erat dengan
Koklea
Koklea adalah berbentuk seperti rumah keong yang ukurannya seperti kacang
dibagi menjadi tiga saluran berisi cairan. Saluran yang tengah adalah duktus
mengandung ujung cabang koklearis nervus kranial ke-8. Tempat melekat sel
5
Gambar 2. Struktur Koklea8
telinga, getaran dihantar oleh struktur berikut: gendang telinga, maleus, inkus,
terdapat di dalam koklea, dan sel rambut organ korti. Ketika sel rambut
saraf kranial ke-8 menuju otak. Perlu diingat bahwa area auditorik terletak di
lobus temporalis korteks serebri. Pada area ini suara terdengar dan diartikan.5
rambut.5
6
disertai kristal kalsium karbonat yang sangat kecil, yang disebut otolit. Gaya
gravotasi menarik otolit dan membengkokan sel rambut saat posisi kepala
berubah. Impuls yang dihasilkan oleh sel rambut ini akan dibawa oleh bagian
vestibular saraf kranial ke-8 ke serebelum, otak tengah, dan lobus temporalis
serebrum.5, 9
Serebelum dan otak tengah memanfaatkan informasi ini untuk
kita dapat menyadari posisi kepala, dan kesadaran ini dihasilkan oleh
serebrum.5
Kanalis semisirkularis
yang terdapat pada tiga bidang berbeda. Dibagian dasar tiap kanalis
rambut menghasilkan impuls yang akan dibawa oleh cabang vestibular saraf
kranial ke-8 serebelum, otak tengah, dan lobus temporalis serebrum. Impuls-
impuls ini akan diinterpretasi sebagai suatu awal atau akhir, percepatan atau
perlambatan, atau suatu perubahan arah, dan informasi ini akan digunakan
tentang tubuh pada saat bergerak. Tentu saja ada tumpang tindih, tetapi otak
7
akan menyusun segala informasi untuk menciptakan pengindraan tunggal
2.2.1 Defenisi
seseorang yang terjadi saat melihat benda bergerak atau suatu persepsi gerak.
Kondisi ini menyebabkan munculnya gejala utama yaitu mual, pusing, muntah
rangsangan yang provokatif. Kondisi ini dapat muncul saat terpapar rangsangan
2.2.2 Etiologi
penting keseimbangan yaitu mata dan koklea di telinga dalam menyesuaikan diri
diri secara cepat sedangkan telinga dalam lebih lama. Sampai kedua organ ini
menyesuaikan diri dan menetapkan sinyal yang indentik untuk dikirimkan ke otak
Penyakit ini dapat diprovokasi oleh gerakan yang tiba-tiba seperti saat berada
diperjalanan yang tidak rata, penerbangan yang berputar, dan pelayaran yang
bergelombang.4, 10, 12
8
2.2.3 Patofisiologi
penglihatan dan reseptor propioseptor. Motion sickness terjadi ketika konflik pada
digunakan untuk menentukan gerakan dan orientasi spasial dari kepala. Sinyal
sensorik utama yang berkontribusi pada proses ini adalah sinyal vestibular dari
labirin, informasi visual, dan isyarat somatosensori. Informasi aferen yang berasal
dari labirin mengkodekan kedua gerakan sudut (yang dirasakan oleh kanalis
semisirkularis) dan percepatan linier serta gaya gravitasi (dirasakan oleh organ
otolit).
dihasilkan oleh otak juga digunakan untuk memperkirakan pergerakan kepala dan
juga badan. Selama pergerakan aktif perintah motorik dan umpan balik sensoris
kongruen, sehingga otak dapat menghasilkan perkiraan gerak dan orientasi kepala
yang lebih stabil dan akurat. Dengan tidak adanya gerakan aktif, perkiraan gerak
Bila ketiga isyarat sensorik ini tidak kongruen, maka terjadi konflik sensorik di
otak, dan dibentuklah hipotesis bahwa konflik ini mendasari gejala motion
sickness.
bergerak (misalnya melihat bagian dalam kabin kapal), namun sistem vestibular
kapal), hal ini menimbulkan konflik antara sinyal vestibular dan sinyal visual
9
sehingga menimbulkan gejala mabuk perjalanan. Selanjutnya, jika kanalis
semisirkularis dan organ otolit menghasilkan sinyal sensorik yang tidak sesuai,
menunjukan adanya gerakan, hal ini dapat menimbulkan veksi yang merupakan
suatu perasaan ilusi gerak. Hal ini kadang menyebabkan motion sickness tanpa
Dasar anatomis untuk motion sickness tidak diketahui dengan baik. Hal ini
diduga bergantung pada hubungan antara pusat sistem vestibular di batang otak
dan cerebellum dan pusat otonom serta pusat muntah. Histamin, asetilkolin,
Semua individu rentan untuk terkena motion sickness, namun ada beberapa
a. Faktor Pasien
1. Jenis Kelamin
2. Usia
Anak berusia antara 2-12 tahun lebih rentan mengalami motion sickness.
10
3. Faktor hormonal
Wanita hamil lebih rentan mengalami motion sickness. Selain itu dapat juga
sehat.
5. Migrain
Penderita migrain akan lebih rentan terkena motion sickness, hal ini
migrain dan penderita Tension Type Headache yang terkena motion sickness.
6. Psikosial
Orang yang memiliki level ketakutan atau kecemasan yang tinggi lebih rentan
b. Faktor lingkungan
1. Jenis gerakan
2. Posisi tubuh
11
3. Kendaraan.
Seseorang yang posisi duduknya dibagian belakang atau tidak dapat melihat
sickness.
1. Mual
2. Bersendawa
4. Berkeringat dingin
5. Muntah
6. Pusing non-vertigous
7. Sakit kepala
8. Hipersalivasi
9. Lemas
Dan berdasarkan tingkat keparahannya dibagi atas ringan, sedang dan berat (tabel
1)7
12
Tabel 1. Tanda dan Gejala motion sickness12
2.2.6 Pengobatan1, 12
a. Modifikasi lingkungan
Sinyal labirintin tidak dapat dilakukan manipulasi, jadi pendekatan ini dilakukan
berdasarkan informasi gerak yang diterima oleh sistem visual yang disamakan
13
dengan informasi yang diterima oleh organ vestibuler. Contohnya jika berkendara
dengan mobil penumpang dapat mengindari mabuk perjalanan dengan cara duduk
di kursi depan.
b. Pengobatan alternatif
2. Terapi Medikamentosa.
bagian otak yang memproses informasi aferen atau untuk mengobati gejala mual.
a. Antihistamin
cinnarizine.
b. Antikolinergik
perjalanan.
c. Antidopaminergik
mabuk perjalanan namun efeknya tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan
promethazine.
14
d. Simpatomimetik.
diresepkan dengan hati-hati. Kafein dapat juga digunakan untuk mengobati mabuk
pengobatan lainnya.
e. Pengobatan lainnya
wanita hamil akan lebih rentan terkena mabuk perjalanan. Pengobatan yang
2. Migrain
15
3. Labirintis
4. Meniere
2.2.8 Prognosis10
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
bergerak atau suatu persepsi gerak. Kondisi ini menyebabkan munculnya gejala
utama yaitu mual, pusing, dan malaise. Umumnya ini merupakan suatu respon
yang berhubungan dengan persepsi gerakan. Hampir setiap orang dapat terkena
menjaga impuls visual kongruen dengan impuls vestibuler. Tidak ada pengobatan
atau perawatan khusus untuk kondisi ini. Pada umumnya hanya diberi pengobatan
simptomatis untuk mengatasi pusing, mual dan muntah, dapat juga dilakukan
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Priesol AJ. Motion sickness: UpToDate; 2017 [cited 2017 27/07]. Available
from: www.uptodate.com.
2. Hain TC. Motion sickness 2017 [cited 2017 28/07]. Available from: diziness-
and-balance.com
3. Kenny T. Motion (travel) sickness: Patient; 2015 [cited 2017 27/07]. Available
from: https://medical.azureedge.net/pdf/4528.pdf?v=636220907931342917.
www.merckmanuals.com/professional/injuries-poisoning/motion-
sickness/motion-sickness.
5. Scanlon VC, Sanders T. Buku ajar anatomi dan fisiologi Jakarta: EGC; 2006.
6. Alberti PW. The anatomy and physiology of the ear and hearing. 2014.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem. 6 ed. Jakarta: EGC; 2011.
http://www.brandeis.edu/graybiel/publications/docs/190_ms_encns.pdf.
10. Brainard A. Motion sickness: Medscape; [cited 2017 27/07]. Available from:
www.emedicine.medscape.com/article/2060606-overview.
11. Lackner JR. Motion sickness : More than nausea and vomiting. Springer.
2014;232:2492-510.
18
12. Brainard A, Gresham C. Prevention and treatment of motion sickness.
13. Motion sickness: University of Maryland Medical Center; 2017 [cited 2017
www.umm.edu/health/medical/altmed/condition/motion-sickness.
19