Anda di halaman 1dari 12

Pedodonsia & Konservasi

(14 September 2011)

 Status
Anamnesa:
 Pemeriksaan Obyektif
- Tes Vitalitas :
Tes bur
Sondasi
tes termal  nggak boleh jaringan pulpa pada anak renggang dan tipis, jadinya false (+)
EPT  nggak boleh, false (+)
- Tes perkusi :
Menggunakan jari pertama kali, terus gagang tumpul instrument di daerah bukal untuk
membran periodontal.
- Tes tekan :
Menggunakan ujung gagang tumpul, minta pasien menggigit, untuk periapikal.
- Tes mobilitas :
Menggunakan dua ujung gagang, labial/bukal dan palatal/lingual
Grade 0  normal
Grade 1  pergerakan ke arah horizontal, 0.3-1mm
Grade 2 (moderate)  horizontal, >> 1mm
Grade 3 (severe)  horizontal + vertikal, >>2mm
 Pemeriksaan Subyektif
- Sejak kapan sakit?
- Lokasi?
- Seberapa sering? Spontan atau nggak?
- Faktor memperingan?
- Faktor memperberat?
- Sudah diobati atau belum?
- Kualitas sakit?
- Ingin dilakukan apa?
 Klasifikasi Karies
Black :
a. Kelas 1:
Pit dan fissure permukaan oklusal gigi P dan M, termasuk pit dan fissure permukaan fasial dan
lingual gigi M (buccal pit), foramen caecum.
b. Kelas 2:
Permukaan proksimal gigi P dan M.
c. Kelas 3:
Permukaan proksimal gigi I dan C dimana tepi incisal masih utuh.
d. Kelas 4:
Permukaan proksimal gigi I dan C dimana tepi incisal terlibat.
e. Kelas 5:
1/3 cervical permukaan bukal dan lingual semua gigi.
f. Kelas 6:
Incisal gigi anterior atau cusp oklusal gigi posterior.
Mount & Hume :
Ukuran:
a. 1 (minimal)  dentin terlibat minimal, bisa sembuh dengan remineralisasi
b. 2 (moderate)  dentin terlibat ‘sedang’, dinding masih tebel, struktur gigi lain masih kuat , tahan
daya oklusal
c. 3 (enlarged)  kavitas besar, dinding tipis, struktur gigi sudah lemah, tidak tahan daya oklusal
d. 4 (extensive)  karies luas, dinding hilang banyak
Lokasi:
a. 1  pit/fissure
b. 2  proksimal
c. 3  servikal

 Kelainan Pulpa & Perawatan


Linu saat minum dingin aja berarti vital.
Vital :
Pulpitis Reversibel
Tes dingin (+)
Tes perkusi (-)
Karies media – profunda
Tes panas >>42˚ sakit
Treatment :
Pulp Capping
Direct  obat kena pulpa, biasanya karena kesalahan mekanis
Indirect  obat nggak kena, karena karies
Pulpitis Irreversibel
Sakitnya spontan dan tajam
Tes dingin (+)
Tes panas pada supuratif (+)
Tes perkusi di awal (-), lanjut (+)
Karies profunda
DD/  pulpitis reversibel (onset), abses alveolar (tes vitalitas)
Treatment:
Ekstirpasi mortal / pulpektomi seluruh jaringan diangkat (pulpa & sal.akar)
Amputasi vital / pulpotomi  ambil jaringan kamar pulpa
Akut  trias gejala (konstan, nyebar, nggak bisa dilokalisir), tes tekan (+)
Kronis  bisa dilokalisir
Non Vital :
Nekrosis
Tes Vitalitas (-)
Tes panas (+)  karena ada pus, harusnya (+)
Treatment:
Endo (pulpektomi) & Ekso
Gangren
Bau
Tidak berasa apa-apa
Abses
Treatment:
Perawatan abses, perawatan nekrosis
Abses periapikal, treatment: buka kamar pulpa  klo ga kuat, insisi & drainase  klo ga
kuat, medika mentosa
Osteomielitis
Kena tulang

PULPA  NEKROSIS (GANGREN, SUPURATIF, PERKIJUAN)  ABSES


Abses  bakteri anaerob isinya abses, ke jaringan lunak  insisi & drainase
Gangren pulpa  nekrosis yang uda ada produk bakteri yang uda berbentuk gas  pro perawatan
gangren
Vital  pulpotomi (anestesi), devitalisasi, pulp capping
Non vital  mumifikasi, pulpektomi
Bahan pengisi  pedo : okspara pasta, dewasa: gutta percha

 Restorasi
GIC  mengeluarkan flour
- Instrument plastik
- Kertas GIC
- Alat poles komposit : kuning  biru
Komposit
- Light curing
- Instrument plastik
- Matriks komposit
- Etsa & Bonding Agent
- Syringe
- Alat poles komposit : kuning  biru
Amalgam
- Pistol
- Stopper
- Burnisher O & Y
- Amalgam carver
- Alat poles amalgam : merah  ijo, veneer

 Susunan Alat Konservasi


1. Kaca mulut
2. Sonde
3. Pinset
4. Eskavator
5. Spatel Semen
6. Stopper Semen
7. Pistol Amalgam
8. Stopper Amalgam
9. Burnisher O
10. Burnisher Y
11. Amalgam carver
12. Ash 49
13. (Spatel GIC)

 Prinsip preparasi
1. Extention for prevention
 membuang daerah lesi & menempatkan dinding kavitas pada daerah imun karies
 menggunakan bur bundar pada pit terdekat alas, perluas dengan bur silinder
2. Resistance form
 dinding // marginal ridge
 isthmus 1/3 jarak puncak cusp labial/bukal – palatal/lingual
 dasar kavitas rata
 dinding kavitas tegak lurus dengan dasar kavitas
 dinding // enamel rods
 dinding tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis
 sudut ditumpulkan
3. Retention form
 membuat undercut (dinding vestibular & oral) dengan menggunakan bur inverted
cone
 tempatkan bur pada dasar kavitas & lewatkan 2-3x
4. Convinience form
 membuat kavitas yang membantu aksesibilitas instrument & visibilitas

 Langkah OSCE Pedo


1. Bersihkan kavitas sampai dasar kavitas terlihat dengan eskavator steril
2. Tes vitalitas
3. Tes perkusi
4. Tes tekan
5. Tes mobilitas
6. Pemeriksaan jaringan sekitar : fistule, gum boil

Anestesi & Eksodonsia


(15 September 2011)

 Evaluasi Pra-Anestesi
- Tujuan:
Mengetahui indikasi dan kontraindikasi anestesi lokal.
Mengetahui keadaan umum pasien.
- Identitas
- Pertanyaan2 yang berhubungan dengan kesehatan pasien
 Lama perdarahan klo luka
 Obat yg dikonsumsi
 Pernah bedah nggak
 Sedang dalam perawatan dokter nggak
 Alergi nggak
 Pernah dirawat gigi nggak
 Punya masalah waktu perawatan nggak
 Naik tangga, sesak nggak
 Suka sakit dada tiba2 nggak
 Sewaktu2 denyut jantung keras nggak
 Suka pusing nggak
 Suka terbangun tengah malam & merasa haus nggak
 Suka buang air kecil tengah malam nggak
 Akhir2 ini suka menderita batuk berdahak atau lendir tidak
 Pernah cabut nggak
 Pernah suntik nggak
 Pernah disuntik anestesi nggak
 Takut mendapat perawatan gigi nggak
 Instrument anestesi
- Masker
- Glove
- Baki steril
- Kapas
- Alkohol
- Betadine
- Pinset
- Ampul
- Syringe
 Langkah persiapan anestesi
1. Memakai masker
2. Bersihkan ampul dengan alkohol, kemudian letakan pada baki steril
3. Buka syringe dari kemasan, letakan pada baki steril
4. Cuci tangan
5. Gunakan handscoon dengan prinsip hand to hand - glove to glove
6. Kencangkan syringe ke arah kanan
7. Sentrifugasi ampul
8. Patahkan ampul
9. Ampul dimiringkan 45°, dimasukan ke dalam syringe, bevel ke atas tapi tidak boleh menyentuh
bibir ampul. Ketuk sampe udara hilang, sampe daerah 2cc.
10. Oleskan betadine pada daerah yang akan dianestesi menggunakan kapas dan pinset
 Instruksi Paska Ekstraksi
1. Gigit tampon selama 30 menit, kalo perdarahan terjadi lagi gigit tampon selama 1 jam.
2. Jangan menggunakan sedotan untuk minum selama 24 jam.
3. Sikat gigi seperti biasa, tapi jangan menggunakan mouthwash pada hari ekstraksi.
4. Minum obat penghilang rasa sakit yang telah diberikan.
5. Jika rasa sakit bertambah setelah 48 jam atau ada perdarahan abnormal, hubungi dokter.
6. Untuk mencegah perdarahan, naikkan posisi kepala 2 atau 3 bantal ketika tidur.
7. Jangan meludah.
8. Ice pack digunakan setelah operasi dan 24 jam setelahnya untuk mengurangi pembengkakan. Gunakan
selama 10 menit, lalu lepas 10 menit.
9. Tanda kehitaman atau kebiruan biasanya terjadi setelah operasi.
10. Minum dan makan makanan yang mudah ditelan.
 Tang Ekstraksi
 3 bagian : beak, engsel, gagang
 Sudut:
RA  150°-180°
RB  45°-90°
 Bentuk:
RA  ingat SIZ(e)
I : insisiv s/d caninus
S : premolar & molar, untuk yang tidak bertakik dapat digunakan untuk insisiv
& caninus
Z (bayonet) : beak terbuka untuk M3
beak tertutup untuk radix
RB  L & C/J
C/J : digunakan untuk M dari depan untuk aksesibilitas dan menghindari
cedera sudut mulut
 Sisi kanan atau kiri?
- Takik ada di bukal, Molar RB di bukal dan lingual
- RB insisivus s/d premolar kanan-kiri sama saja
 Posisi?
Tang : beak di cervical gigi
Fiksasi gigi :
di bawah margin gingiva
Fiksasi RB (jari penopang dagu) :
kanan  jari tengah
kiri  jempol
Operator :
RA & RB kiri  depan
RB kanan  kiri
Pasien :
RA : setengah tidur
RB : agak tegak
Analgesik:
Asam Mefenamat  Asam Mefenamat tab 500mg No.X, integral 3dd1pc

Ibuprofen  tablet  Ibuprofen caps 400mg No. X


(intergral) 3 d.d. 1 p.c.
- ||-

Paracetamol  anak kecil (syr), dewasa (tab), 250mg

Antibiotic:
Amoxicillin  tab 500mg
Alergi amoxicillin, eritromisin 250mg 4dd1, klindamisin
Penicillin  tab 500mg
Metronidazol tab 200 mg, 4 dd 1 dc

Periodonsia
(16 September 2011)

 Plaque  bisa dibersihin


Calculus / karang gigi  harus di-scaling
 Index plaque (Loe & Silness):
0  tidak ada debris lunak & stain
1  < 1/3 terdapat debris lunak ATAU tidak ada debris, tapi ada stain
Selapis plaque, bisa dilihat dengan disclosing solution, dengan probe bisa terangkat
2  1/3-2/3 terdapat debris lunak
Terlihat dengan mata telanjang
3  > 2/3 terdapat debris lunak
Ada plaque di poket & semua permukaan gigi
 Index calculus (Greene & Vermillion):
0  TIDAK ada karang gigi
1  ≤ 1/3 permukaan gigi ada karang gigi supra gingiva
2  1/3 – 2/3 supra gingiva ATAU bercak-bercak pada subgingiva
3  > 2/3 supra gingiva ATAU calculus melingkari cervical
Kriteria :
0,0 - 0,6 ---- baik
0,7 - 1,8 ---- sedang
1,9 - 3,0 ---- buruk

 Gingivitis:
- peradangan awal jaringan periodontal, hanya pada gingiva
- perdarahan spontan pada waktu bangun tidur (saat meludah)
- mudah berdarah saat probing, makan, dan sikat gigi
- terbentuk PSEUDOPOCKET pada saat probing, karena pembengkakan gusi
- gusi  bengkak, merah terang, stippling hilang
- etiologi  plaque (primer), calculus (sekunder)
- treatment : pembersihan etiologi, diberikan clorhexidine 0.2%
Periodontitis:
 Tanda
- TRUE POCKET >2mm
- ATTACHMENT LOSS
- Ada MOBILITY
- RESORPSI tulang
- RESESI gingiva
 berdasarkan ETIOLOGI
- periodontitis apikalis : karies
- periodontitis marginalis : plaque
 berdasarkan LOKASI
- lokalisata  <30% dari seluruh mulut
- generalisata  >30% dari seluruh mulut
 berdasarkan ONSET
- akut  sakit saat diberi rangsang, sakit spontan
- kronis  sakit menetap setelah diberi rangsang, tiba-tiba sakit
 Instrument periodontal
- Periodontal probes
f/ : mengukur kedalaman poket
punya marker  berwarna (warna menentukan skala) /tidak (1
garis=1mm)
WHO  ujung bulat
Naber’s Probe  probing daerah furkasi
- Explorer
f/ : mendeteksi karies atau kalkulus & melihat hasil setelah perawatan
- Scaling dan root planning instrument
Terdiri dari: kuret, sickle scaler, file, chisel (pahat), hoe (pacul), scaler ultrasonic
Sickle  scaling calculus supragingiva, seperti sonde, ada ketebalan, makin ke ujung
makin tajam
Kuret  scaling calculus subgingiva, membersihkan & menghaluskan permukaan akar,
menghilangkan jaringan lunak, seperti sendok, universal (semua gigi) & gracey (spesifik)
Gracey  1-4 : gigi anterior
5-6 : anterior & P
7-10 : permukaan fasial & lingual gigi posterior
11-12 : permukaan mesial gigi posterior
13-14 : permukaan distal gigi posterior
Chisel  scaling calculus di incisal (interproksimal) gigi anterior
File  memecah deposit besar kalkulus, bentuk seperti chitato
- Cleansing & Polishing
Terdiri dari : rubber & brush
 Teknik Probing:
1. Selipkan probe dalam pocket, sedapat mungkin SEJAJAR sumbu panjang gigi. Jaga
probe tetap KONTAK dengan permukaan gigi, sampe ada tahanan.
2. Bila terasa ada tahanan, kedalaman saku yg terukur dibaca pada kalibrasi seberapa
dalam yang masuk ke dalam saku. Dalam poket = keseluruhan skala – sisa.
3. Dilakukan dari DISTAL KE MESIAL, BUCCAL/LABIAL KE
LINGUAL/PALATAL  6 titik
 Teknik Scaling:
1. Alat dipegang dengan modifikasi pemegangan pena.
2. Sandaran jari yang kokoh dilakukan pada gigi tetangga atau tempat bertumpu.
3.
Pilih sisi pemotong mana yang sesuai. Pada kuret Gracey hanya satu sisi pemotong yang
dapat digunakan, sedangkan pada kuret universal kedua sisi pemotong dapat digunakan
disesuaikan dengan sisi yang hendak diinstrumentasi.
4. Sisi pemotong yang tepat diadaptasikan ke permukaan gigi dengan bagian bawah tangkai
alat sejajar permukaan gigi, dan dengan angulasi 0diselipkan hati-hati sampai ke epitel
penyatu dengan sapuan eksploratori.
5. Setelah sisi pemotong mencapai dasar saku, dibentuk angulasi kerja sebesar 45 -90.
 Teknik Sikat Gigi:
1. Vertikal (Leonard Method)
- kedua rahang ditutup
- bukal disikat dengan gerakan atas bawah, begitupula dengan anterior
- kedua rahang terbuka
- pada daerah palatal sikat gerakan atas bawah, dilanjutkan dengan lingual
2. Horizontal (Scrub-Brush)
- sama seperti leonard, tetapi kanan-kiri / horizontal.
3. Metode Roll (Rolling Stroke)
- = Stillman
- untuk mencegah resesi gusi
- bulu sikat ditempatkan di gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal
- ujung bulu sikat mengarah ke apex
- sisi bulu sikat menekan gusi
- pergerakan ke arah oklusal
- diharapkan terjadi pemijatan gusi
4. Sirkular / Fones
- bulu sikat diletakkan tegak lurus dengan gigi
- rahang ada dalam keadaan oklusi
- gerakan sikat berputar, meniru gerakan bolus makanan
- dianjurkan untuk anak-anak
5. Vibratory / Getaran
a. Bass / Sulcus Cleaning
- sikat diletakkan di margin gusi dengan sudut 45° terhadap sudut panjang gigi.
- bulu sikatnya masuk ke sulkus gusi dengan gerakan maju mundur, kurang lebih 20
gerakan.
b. Modifikasi Stillman
- untuk resesi gusi.
c. Metode Charter
- Bulu sikat ditempatkan sebagian pada gusi dan gigi dengan sudut 45° terhadap
sumbu panjang gigi.
- Untuk pasien post surgery.
- Diharapkan terjadi pemijatan gusi.

Oral Medicine
(17 September 2011)

 Gambaran skematik mukosa oral, ada 8:


1. Lesi (Ada Plaque, makula, papula, nodula, vesikel, bulla, ulser, erosi, postula, purpura)
2. Ukuran (Diameter, panjang & lebar, mayor/minor)
3. Bentuk (Bulat, oval, memanjang)
4. Warna (Coklat, merah kebiruan, putih)
5. Outline (Reguler, irreguler, batas tegas, simetris, asimetris)
6. Konsistensi (Keras, lunak, indurasi atau penonjolan, kenyal)
7. Nyeri tekan (Sakit dan tidak sakit)
8. Jumlah (Solitare, tunggal, multiple)

 Lesi terbagi menjadi TIGA:


1. Primer:
 MAKULA (<1cm), BERCAK/PATCH (>1cm)
 batasnya tegas, FLAT, berbeda dengan warna jaringan sekitarnya
c/ freckles (noda pada wajah), ptechieae, rubella, mola, ECHYMOSIS
 PAPULA (<1cm), PLAQUE (>1cm)
 lesi MENONJOL padat dan teraba, tepinya sirkum skripta, TIDAK MENEKAN
c/ Lichen Planus (Papula), Psosiriasis (Plaque)
 NODULA (<1cm), TUMOR (>1cm)
 sama dengan papula dan plaque, tapi MENEKAN JARINGAN
C/ LYMPHOMA, CARCINOMA
 VESIKEL (<1cm), BULLA (>1cm)
 BENJOLAN KULIT BERISI CAIRAN, sirkum skripta, teraba
Vesikel: HERPES SIMPLEX, VARICELLA ZOSTER, keracunan tanaman, luka
bakar derajat 2 (lekuk)
Bulla: PEMPHIGUS (Bisa berpindah), Dermatitis kontak, blister luka bakar yang
besar, keracunan tanaman, Impetigo Bullosa
 URTIKA (Bintul)
 BATAS TIDAK JELAS, MENONJOL, UKURAN DAN WARNA BERVARIASI
karena cairan serosa bergerak kearah dermis.
c/ GIGITAN SERANGGA dan URTIKARIA
 PUSTULA (<1cm)
 seperti vesikel dan bulla tetapi BERISI PUS.
c/ AGNE atau JERAWAT
 KISTA
 semi padat, berisi cairan (kolestrin), memiliki kapsul
c/ Kista Epidermoid, Sebasea
2. Sekunder
 Erosi
 Jaringan epidermis hilang (superivisial), tidak sampai dermis (granulosum),
cekung dan basah c/ vesikel pecah
 Ulkus / Ulser
 Jaringan hilang sampai sel basal (lebih dalam dari Erosi), kehilangan jaringan
nekrotik c/ ulkus dekubitus
 Fissura
 retakan linier pada kulit dapat menembus ke dermis c/ bibir pecah-pecah
 Skuama / Sisik
 deskuamasi epitel yang mati c/ ketombe
 Krusta / kerak
 residu, serum, darah atau pus yang mengering pada kulit.
 Parut
 bekas pada kulit yang tertinggal dari satu lesi (scar)
 Keloid
 jaringan parut yang mengalami hipertropi, menonjol, irreguler, biasanya berwarna
merah c/ keloid pada insisi bedah
 Atrofi
 gambaran epidermis yang kering, tipis dan transparan c/ kerut
 Likenifikasi
 kulit menebal menjadi kasar c/ dermatitis kontak

3. Vaskuler

 Ukuran Lesi
 Mayor: Ukuran >1cm, Jumlah tidak lebih dari 5, durasi diatas 30 hari, menyerang mukosa labial, bukal,
lidah, palatal, faring.
 Minor: Ukuran <1cm, Jumlah lebih dari mayor tapi tidak lebih dari 10, durasi 4-14, menyerang mukosa
labial, bukal, lidah.
 Herpetiform: 1-2mm, Jumlah 10-100, menyerang bukal, labial, palatum lunak, dasar mulut

 Lapisan Epidermis
- korneum
- lucidum
- granulosum
- spinosum
- basale
 Pemeriksaan Subyektif / Anamnesa
 Keluhan Utama?
 Lokasi?
 Sejak kapan?
 Kualitas sakit?
 Faktor yang memperberat?
 Faktor yang memperingan?
 Sudah diobati/belum?
 Ingin dilakukan apa?

 Aplikasi obat topikal untuk ulser


1. Teteskan 1 tetes pasta/obat pada glass slab.
2. Instruksikan pasien untuk bersandar.
3. Ulser dikeringkan & dibersihkan dengan kapas steril.
4. Ambil cotton pellet + pasta dengan pinset dan diaplikasikan pada ulser dan jaringan sekitarnya.
5. Diamkan & tunggu selama 30 detik.
6. Pasien diminta untuk berkumur.

Denrad
(19 September 2011)

 Teknik pemotretan rontgen:


a. Intra oral
- periapikal foto
- bitewing
- oklusal
b. Extra oral
- panoramik
- cephalometri

 Periapikal foto
- Objek di tengah
- 2 teknik :
a. bisektris
 tabung sinar X tegak lurus bidang bisektris
 bidang bisektris : bidang yang membagi 2 antara bidang sumbu panjang gigi dan bidang
film yang bersinggungan dengan gigi
b. paralel
- persiapan bisektris:
a. penempatan posisi kepala pasien
 oklusal sejajar lantai & bidang sagital tegak lurus lantai
 kepala pasien tersandar ke kursi
 garis khayal oklusal RA : tragus – ala nasi
RB : tragus – sudut bibir
b. penempatan film
 vertikal : anterior RA
 horizontal : semua
 bagian putih fim hadap gigi & tabung
 tonjolan di bagian sensitif ke arah oklusal
 objek di tengah film
 tepi film dilebihkan 0.5cm
c. pengaturan sudut tabung
d. penentuan titik penetrasi:
 Garis khayal : median line, tragus-ala nasi, tragus-sudut bibir, 0.5 cm di
atas menton s.d. menton
 Garis vertikal RA
I1 : septum nasalis
I2 : 0.5cm menjauhi septum nasalis
C : ala nasi
P1 : pupil mata
P2 : 0.5 – 1cm menjauhi pupil mata
M1 : sudut terluar mata
M2 : 1 cm menjauhi
M3 :1cm menjauhi
 Garis vertikal RB
P2 : 0.5cm dari P1
 Syarat foto rontgen:
- tidak untuk ibu hamil
- tidak menggunakan perhiasan, terutama dari logam
- tidak menggunakan kacamata
- surat rujukan
- gunakan apron
 Kenapa menggunakan apron?
Mengandung timbal, memperkecil exposure.
 Langkah mencuci film:
- dibuka semua lapisan yang membungkus film
- masukan film ke dalam larutan developer selama 8-10 detik, sampai terbentuknya
bayangan putih pada film rontgen
- lakukan rinsing  membilas film dengan air mengalir selama 20 detik
- lakukan fixing  5-10 menit sampai gambaran gigi dan jaringan sekitar terlihat
- lakukan cleansing  dengan air mengalir
- lakukan drying

ITMKG
(19 September 2011)

 Cara penyimpanan:
Bubuk  dikocok biar homogen
 ditempatkan pada toples yang tidak basah, lalu tutup dengan rapat
Kenapa harus kering?
Karena kebanyakan partikel mikroskopik yang menyerap air.
Contoh :
Gips + air  kalsium sulfat dari semi hidrad jadi dihidrad  menyerap banyak air 
kekuatan turun
Liquid  tutup benar-benar rapat untuk menghindari naiknya asam / pH turun.
Kalo asam, bisa mengiritasi pulpa.

 Cara memanipulasi:
Gips  w/p ratio 0.5 (100 gram bubuk & 50 ml air)
 tuangkan air ke bowl
 tuangkan bubuk selama 15 detik
 tekan bubuk sampai terendam air selama 15 detik
 aduk dengan spatula dengan gerakan 2-3 putaran per detik selama 60 detik
 ketukan bowl ke meja selama 10 detik untuk mengeluarkan gelembung
udara
Alginat  kocok bahan cetak dalam kemasan agar homogen
 w/p ratio ± 1gr : 2cc, RA 3-3.5 takar, RB 2-2.5 takar
 aduk secara cepat dengan tekanan bulat ke dinding bowl selama 1menit
 masukan adonan ke dalam sendok cetak
Semen  sementing, semen base, tambalan sementara
 dengan cara diputar & melebar
 bubuk dikocok, kemudian ditakar
 dibagi menjadi beberapa proporsi, agar kita memperoleh adonan yang sekecil mungkin
untuk memperkecil panas
 untuk uji konsistensi semen base, ketika ditarik terbentuk serabut. Ditarik 1inch/2-3cm.
 Untuk meningkatkan setting time:
- mengubah suhu dengan merendam glass slab dan instrument ke dalam air dingin.
 Instrumentarium
1. Daerah bergigi atau tidak bergigi?
Bergigi : dasarnya bersudut
Tidak bergigi : melengkung
2. Bahan yang kita pakai apa?
Alginat  sendok cetak perforated biar alginat ga lepas
3. RA atau RB?
4. Sendok cetak sebagian atau full?
Sebagian  mahkota & jembatan
Full  gigi tiruan, ortho
 Ketebalan alginat : 4mm
Kelebihan  banyak makan bahan
Kekurangan  nggak dapet elastisitas

PROSTO
(20 September 2011)

 Klasifikasi KENNEDY
Kelas 1 :
Free-end bilateral.
Kelas 2 :
Free-end unilateral.
Kelas 3 :
Bersandaran ganda, tidak melewati garsis median.
Kelas 4 :
Bersandaran ganda, melewati garis median.

 Klasifikasi SOELARKO
Kelas 1 :
Sandaran tunggal.
Kelas 2 :
Sandaran ganda.
Kelas 3 :
Kombinasi.
Divisi 1 :
1 sisi.
Divisi 2 :
2 sisi.
Divisi 3 :
Median line.

 Pengukuran space dengan jangka sorong.


 Anatomi RA & RB
 Surveying:

Mikrobiologi
(20 September 2011)

 Standard precaution:
1. Cuci tangan
2. Pemakaian gloves
3. Alat perlindungan pribadi
4. Menggunakan baju pelindung tahan air
5. Penanggulangan benda tajam
6. Penanggulangan sampah
7. Sanitasi ruangan
 Cara mencuci tangan:
1. Basahkan tangan
2. Ambil sabun sebesar biji jagung
3. Telapak tangan
4. Sela-sela jari
5. Punggung tangan
6. Buku-buku jari
7. Kuku-kuku jari
8. Jempol
9. Bilas
10. Keringkan
 antiseptik : triclosan

Anda mungkin juga menyukai