Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan kesimpulannya adalah :

1. Di Bengkel Las Konstruksi Balai Karya PT Timah Tbk terdapat

beberapa proses pekerjaan yaitu: pembuatan pola, pemotongan,

perakitan dan pengelasan yang kemudian dilakukan pengecatan dan

pengawetan.

2. Pada Proses identifikasi risiko disetiap area kerja terdapat aspek

bahaya serta dampak bagi pekerja dan lingkungan kerja di Bengkel Las

Konstruksi Balai Karya PT Timah Tbk ynag dapat menimbulkan

kerugian, penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja

3. Potensi bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas kerja di Bengkel Las

Konstruksi Balai Karya PT Timah Tbk antara lain sakit pinggang, sakit

punggung, terbakar, meledak, merusak properti, luka bakar, luka

robek, sakit persendian, gangguan penglihatan, gangguan pernafasan,

terjepit, retak tulang, patah tulang, tertimpa benda kerja, tersengat arus

listtrik, dan kematian.

4. Tim Mitigasi satuan kerja K3LH telah memiliki acuan pasti dalam

melakukan penilaian risiko di lingkungan Balai Karya khususnya

Bengkel Las Konstruksi PT Timah Tbk.

54
5. Adapun Aspek bahaya tertinggi dari hasil penilaian risiko berasal dari

aktivitas pengunaan tabung LPG dan oksigen, menggunakan mesin las

dan melakukan perakitan barang/ konstruksi.

6. Menggunakan mesin las merupakan aktivitas yang paling banyak

menimbulkan bahaya tertinggi yaitu adanya paparan cahaya

ultraviolet, bunga api, terpapar debu, terpapar panas, dan asap yang

berterbangan

7. PT Timah Tbk telah menemukan cara pengendalian risiko yang dapat

dilakukan dilingkungan kerja balai karya khususnya bengkel las

konstruksi dengan menggunakan hierarki tindakan pengendalian

Eliminasi, Subtitusi, Rekayasa teknik, Administrasi, dan APD.

5.2 Saran

1. Proses identifikasi risiko sebaiknya dilakukan perbagian kerja (Job

Safety analysis) sehingga memudahkan dalam proses identifikasi serta

melibatkan pekerja dalam prosesnya sebagai sumber data.

2. Melakukan peninjauan ulang, perbaikan, maupun pergantian terhadap

metode pengendalian atau penurunan nilai risiko bahaya yang ada pada

aktivitas kerja di bengkel las konstruksi agar setiap bahaya yang ada

dapat dikontrol dengan baik.

3. Meningkatkan program- program di bagian K3 yang dapat

menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja untuk mencapai zero

accident dan zero fatality.

55

Anda mungkin juga menyukai