Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

AGAMA KRISTEN MENG-REVIEW BAB VIII-IX

OLEH :

OKTRIVAN SIEGAR
2017-80-001

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017

1
BAB VIII

PERSPEKTIF KRISTIANI MENGENAI HUKUM

A.Pengertian Hukum

Pada dasarnya, hukum adalah perindungan kepentingan manusia yang


berbentuk kaidah atau norma. Setiap komunitas (kolektif dan individu)
membutuhkan hukum untuk melindungi harta milik atau kekayaan, nama baik,
golongan atau komunitas, kebebasan, dan sebagainya manusia lainnya.
Pertentangan seperti ini berpotensi menimbulkan kerugian Bahkan, mengancam
kehidupan manusia. Misalnya: pencurian, perusakan penculikan, perzinahan,
pembunuhan, dan sebagainya. Hukum diciptakan untuk melindungi kepentingan
manusia dan mengatur cara manusia memenuhi kepentingannya itu. Dengan
demikian, manusia dapat hidup tentram. Komunitas yang tidak memiliki hukum
dengan jelas, terancam kacau sebab setiap orang akan berbuat semaunya (bersikap
anarkhis) . Hukum juga berperan untuk mengikat dan memaksa seseorang untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

B. Pandangan Iman Kristen mengenai Hukum orang Kristen


sependapat bahwa Tuhan adalah pusat dan sumber dari segala yang baik
(markus 10: 18) Tuhan adalah hakim terakhir yang memunuskan apa yang benar
dan apa yang salah. Karena itu, salah satu tanggung jawab manusia adalah
melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Pada pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dilakukan, orang Kristen mencari keheadak Tuhan,
walaupun kita tidak selalu setuju tentang apa yang dikehendaki Tuhan
(Roma 12: 2) Kehendak Tuhan dinyatakan dalam hukum-Nya, perintah-Nya, dan
kaidah-Nya, orang Kristen dimintakan untuk menaatinya melalui hidup yeng tidak
bertentangan dengan kehendak-Nya. menjalani sanksi. sehubungan dengan hukum
Tuhan, perlu dikemukakan 3 (tiga) hal penting, yakni: Pertama, manusia berdosa
dan dibaharui. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan. Namun,
citra yang baik ini telah hilang akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Manusia
tidak taat kepada Tuhan, tetapi juga tidak taat kepada kehendaknya sendiri.,
mengabaikan dan mencntang kehendak Tuhan.

2
Kedua,hukum taurat sebagai pedoman dan pengajaran. Tuhan memberi petunjuk
kepada manusia tentang bagaimana melaksanakan kehendaknya dengan
memberikan hukum taurat.
Ketiga, hukum Kasih. Yesus menyimpulkan bahwa hukum yang terutama adalah
hukum Kasih: kasih kepada Tuhan dan sesama manusia (Matius 22: 37- 40).
Kasih kepada Tuhan berarti men Tuban secara total, dengan sege keberadaan kita.

C. Fungsi Profetis Umat Kristen Terhadap Hukum


Yesus mengajar kita untuk berdoa: "Datanglah Kerajaan-Mu". Yesus,
melalui doa ini, mengajak kita bekeja dan mengusahakan agar Kerajaan Allah
semakin nyata di bumi ini. Hal ini secara hukum dimaksudkan bahwa mamusa
turut bertanggung jawab untuk menciptakan produk hukum hukum yang adil dan
benar di bumi Indonesia, baik dalam proses pembentukannya, penetapan maupun
penerapannya. Tuhan memanggil umat-Nya agar turut bekera mengusahakan
kesejahteraan kota, dimana mereka ditempatkan Tuhan Yeremia 29: 4-7)

3
BAB IX.
PERSPEKTIF KRISTIANI MENGENAI PLURALISME
Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural
beragam) dan isme paham) yang berarti beragam pemahaman, atau bermacam-
macam paham, Untuk itu kata ini termasuk kata yang ambigu. Pluralisme Agama
(Religious Pluralism) adalah istilah khusus dalam kajian agama agama. Sebagai
terminologi khusus', istilah ini tidak dapat dimaknai sembarangan, misalnya
disamakan dengan makna istilah toleransi saling menghormati (mutual respect),
dan sebagainya. Sebagai satu paham (isme), yang membahas cara pandang
terhadap agama-agama yang ada, istilah "Pluralisme Agama telah menjadi
pembahasan panjang di kalangan para ilmuwan dalam studi agama agama
(religious studies).
Dalam tradisi Kristen, dikenal ada tiga cara pendekatan atau cara pandang
teologis terhadap agama lain.
eksklusivisme, yang memandang hanya orang-orang yang mendengar dan
menerima Alkitab yang akan diselamatkan. Di luar itu, ia tidak selamat.
inklusivisme yang berpandangan meskipun Kristen menupakan agama yang
benar, tetapi keselamatan juga mungkin terdapat pada agama lain
pluralisme, yang memandang semua agama adalah jalan yang sama-sama sah
menuju inti dari realitas agama. Dalam pandangan Pluralisme Agama, tidak ada
agama yang dipandang lebih superior dari agama lainnya. Semuanya dianggap
sebagai jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan.
Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas,
berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan
dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:
- Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah
sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di
dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak- tidaknya, suatu kebenaran
dan nilai-nilai yang benar.
- Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sams sama
memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sah Pendapat ini
seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama agama. -

4
-Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakt upaya
untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kejra sama, dari pemahaman yang
lebih baik antar agama agama atau berbagai demominasi dalam satu agama.
- Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyara untuk ko-
eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupua denominasi yang
berbeda-beda.

DEFINISI PLURALISMEAGAMA
Pluralisme agama bisa dipahami dalam minimum tiga kategori. Pertama,
kategori sosial Dalam pengertian ini, pluralisme agama berarti "semua agama
berhak untuk ada dan hidup". Secara sosial, kita harus belajar untuk toleran dan
bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari penganut agama lainnya. Kedua.
kategori etika atau moral. Dalam hal ini pluralisme agama berarti bahwa "semua
pandangan moral dari masing-masing agama bersifat relatif dan sah.
Ketiga,kategori teologi-filosofi. Secara sederhana berarti “agama-agama ada
hakikatnya setara.

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PLURALISME AGAMA


1. Iklim demokrasi
Dalam ildim demokrasi. kaa toleransi momepang peranan pencing sejak
kecil d aegan ini kita dajar umuk aling menghormati kemanman Berbeda-beda
tetapi satu jua Begitulah mooo yang bahasa dan agama mendorong banyak orang
untuk berpikir bahwa semua perbedaan yang ada pada dasarnya benifat tidak
hakili Beranjak dari sini, krmadian tolerani tertade keberadaan pempnut asama
lain dan arama agama mulai berimberg menjadi penyamarntaan semua agama
Bukankah semua kebaaan? Jadi, tidak masalah Anda, yang mana

2. Pragmatisme
Dalam konteks Indonesia maupun dunia yung dengan kena horisontal
antar dimana mana Aksi-aksi "fanatik" dari pemeluk agama yang bersifat
destruktif dan tidak berguna bagi nilai- kemanusiaan meruoakan tema yang
digunakan dimana-mana.

5
3. Relativisme
Kebenaran itu relatif, tergantung siapa yang melihatnya. Ini ndalah
pandangan yang populer, sebingga seorang tukang sapu pun memahaminya.
Dalam era posomodern ini pengamut relativisme percaya bahwa agama-agama
yang ada juga bersifat relatif Masing-masing agama benar menunt penganut dan
komunitasnya.

4.Perenialisme
Mengutip Komarudin Hidayat, filsafat perennial adalah kepercayaan
bahwa Kebenaran Mutlak (The Truth) banyalah satu, tidak terbagi, tetapi dari
Yang Satu ini memancar berbagai "kebenaran" (truths). Sederbananya, Allah itu
satu, tetapi masing-masing agama meresponinya dan membahasakannya secara
berbeda-beda, maka muncullah banyak agama. Hakekat dari semua agama adalah
sama, hanya tampilan luamya yang berbeda.

SEBUAHMODEL PLURALISMEAGAMA VERSI JOHN HICK


Untuk mengetahui lebih jelas tentang pluralisme agama, kita akan melibat
pandangan John Hick sebagai tokoh pluralis yang tulisannya sering dikutip baik
oleh orang Kristen maupun pemeluk agama lain. Berikut ini adalah rangaman
pandangan John Hick:
- Semua agama adalah respon terhadap kebenadaan tertinggi bersifat transenden
(Allah yang disebut The Real).
-The Real" itu melampaui konsep manasin sehingga Kemaa rama sempurna dalam
relasinya terhadap The Real" tersebut.
-oleh karena itu, tentang agama agama John Hick berkata, "ngama tidak mungkin
semuanya benar secara poauh, mungkin tidak ada benar secara penuh, mungkin
semua adalah benar secara sebagian
- John Hick membedalan "The Real sebagai realitas ultimat dan the real
yangditangkap dan dipersepsikan oleh agama-agama sebagai personae
(berpribadi)

6
- Kriteria untuk mengetahui apakah seseorang sudah diselamatlao t tidak adalah
kehidupan moral dan spintualnya yang mencermin kekudusan. Diantara kualitas
kualitas itu adalah: belas kasihan, kepada semua manusia, kemumian, kenurahan
hati, kedamaian batin dan ketenangan, sukacita yang memancar.

PLURALESHE AGAMA: SEBUAH TINJAUAN KRITIS


Pluralisme agama memang "simpatik" karena ingin membangun teologi yang
terdengar amat toleran, semua agama sama-sama benar. Semua agama
menyelamatkan".
1. Pluralisme agama merupakan pendangkalan
Orang yang percaya pada teologi pluralisme agama biasanya tidak benar-
benar mendasarkan pandangannya atas dasar kitab suci agama yang dianutnya
atau tidak benar-benar berteologi berdasarkan sumber utama (kitab suci). Jika kita
benar-benar jujur membaca kitab suci agama-agama, maka kita menemukan
klaim-klaim eksklusif yang memang tidak bersifat saling melengkapi tetapi saling
bertentangan. Sebagai contoh: Buddhisme tidak percaya pada kehidupan kekal
(surga) sebagai tempat bersama Allah. Buddhisme percaya pada Nirwana dan
Reinkarnasi. Nirwana adalah Keadaan Damai yang membahagiakan, yang
merupakan kepadaman segala perpaduan yang bersyarat (Dhammapada bab xxv)
Bagi Budhisme, tidak ada neraka dalam definisi ntempat dan kondisi dimana
Allah menghukum manusia". Yang ada adalah reinkarnasi bagi mereka yang
belum mampu memadamkan keinginan-keinginan duniawinya. Hal ini tentu
bertentangan dengan konsep Kristen yang percaya surga dan neraka. Bahkan jika
kita berkata bahwa mempercayai surga dan neraka, tetap terdapat Islam juga
perbedaan konsep (Lib Q.s.6:128; 78:31-34). Disini kita melihat bahwa pluralisme
adalah konsep yang mereduksi keunikan pandangan agama masing- masing.
2. Pluralisme agama memiliki dasar yang lemah
Pragmatisme yang mendasari pluralisme agama adalah sebuah cara
berpikir yang tidak tepat. Demi keharmonisan maka menganggap semua agama
benar adalah mentalitas orang yang dangkal dan penakut. Selanjutnya, relativisme
kebenaran adalah sebuah pandangan yang salah. Penganut relativisme agama
tampaknya sering tidak bisa membedakan antara relativisme dalam hal selera

7
(enak tidak enak, cantik tidak cantik), opini (Unpatti akan semakin maju mundur)
dan sudut pandang (ekonomi, sosiologi) dengan kemutlakan kebenaran.
Kebenaran itu mutlak, sedangkan selera, opini dan sudut pandang memang relatif
nan (Roma berbeda dengar

3. Penganut pluralisme Agama seringkali tidak konsisten


Penganut pluralisme agama sering menuduh golongan yang percaya
banya agamanyalah yang benar (sering disebut eksklusivisme atau partikularisme
dalam teologi kristen) bahwa sebagai fanatik, fundamentalis dan partikularisme
dalam teologi Kristen) kaum pluralis telah memurlakkan agamanya. Padahal
dengan menuduh demikian, agamanya menyangkali pandangannya sendiri bahwa
tiap orang boleh meyakini agamanya masing-masing secara bebas.

4.pluralisme agama menghasilkan toleransi yang semua


Jika kita membangun toleransi atas dasar kepercayaan bahwa semua
agama-agama semua benar,hal itu adalah toleansi yang semu.

5.kritik terhadap pluralisme agama john hick


Keselamatan adalah transformasi moral akibat perubahan pusat
kehidupannya dari diri sendiri

E. Perspektif Kristiani mengenal kerukunan


Perjalanan bangsa Israel di padang gurun merupakan suatu momen
pembelajaran tentang solidaritas dan toleransi dalam kehidupan bersama. Israel
pada perjalanan itu,dipersiapkan oleh ALLAH umtuk menjadi suatu bangsa yang
kuat,bersatu dan berdaulat.
Seiring dengan itu,YESUS juga mengemukakan prinsip dasar hidup yang bersifat
universal mengenai kasih kepada sesama dengan melewati batas-batas
suku,bangsa,rasa,kelas sosial dan agama.

Anda mungkin juga menyukai