OLEH :
OKTRIVAN SIEGAR
2017-80-001
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
1
BAB VIII
A.Pengertian Hukum
2
Kedua,hukum taurat sebagai pedoman dan pengajaran. Tuhan memberi petunjuk
kepada manusia tentang bagaimana melaksanakan kehendaknya dengan
memberikan hukum taurat.
Ketiga, hukum Kasih. Yesus menyimpulkan bahwa hukum yang terutama adalah
hukum Kasih: kasih kepada Tuhan dan sesama manusia (Matius 22: 37- 40).
Kasih kepada Tuhan berarti men Tuban secara total, dengan sege keberadaan kita.
3
BAB IX.
PERSPEKTIF KRISTIANI MENGENAI PLURALISME
Pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural
beragam) dan isme paham) yang berarti beragam pemahaman, atau bermacam-
macam paham, Untuk itu kata ini termasuk kata yang ambigu. Pluralisme Agama
(Religious Pluralism) adalah istilah khusus dalam kajian agama agama. Sebagai
terminologi khusus', istilah ini tidak dapat dimaknai sembarangan, misalnya
disamakan dengan makna istilah toleransi saling menghormati (mutual respect),
dan sebagainya. Sebagai satu paham (isme), yang membahas cara pandang
terhadap agama-agama yang ada, istilah "Pluralisme Agama telah menjadi
pembahasan panjang di kalangan para ilmuwan dalam studi agama agama
(religious studies).
Dalam tradisi Kristen, dikenal ada tiga cara pendekatan atau cara pandang
teologis terhadap agama lain.
eksklusivisme, yang memandang hanya orang-orang yang mendengar dan
menerima Alkitab yang akan diselamatkan. Di luar itu, ia tidak selamat.
inklusivisme yang berpandangan meskipun Kristen menupakan agama yang
benar, tetapi keselamatan juga mungkin terdapat pada agama lain
pluralisme, yang memandang semua agama adalah jalan yang sama-sama sah
menuju inti dari realitas agama. Dalam pandangan Pluralisme Agama, tidak ada
agama yang dipandang lebih superior dari agama lainnya. Semuanya dianggap
sebagai jalan yang sama-sama sah menuju Tuhan.
Pluralisme agama adalah sebuah konsep yang mempunyai makna yang luas,
berkaitan dengan penerimaan terhadap agama-agama yang berbeda, dan
dipergunakan dalam cara yang berlain-lainan pula:
- Sebagai pandangan dunia yang menyatakan bahwa agama seseorang bukanlah
sumber satu-satunya yang eksklusif bagi kebenaran, dan dengan demikian di
dalam agama-agama lain pun dapat ditemukan, setidak- tidaknya, suatu kebenaran
dan nilai-nilai yang benar.
- Sebagai penerimaan atas konsep bahwa dua atau lebih agama yang sams sama
memiliki klaim-klaim kebenaran yang eksklusif sama-sama sah Pendapat ini
seringkali menekankan aspek-aspek bersama yang terdapat dalam agama agama. -
4
-Kadang-kadang juga digunakan sebagai sinonim untuk ekumenisme, yakt upaya
untuk mempromosikan suatu tingkat kesatuan, kejra sama, dari pemahaman yang
lebih baik antar agama agama atau berbagai demominasi dalam satu agama.
- Dan sebagai sinonim untuk toleransi agama, yang merupakan prasyara untuk ko-
eksistensi harmonis antara berbagai pemeluk agama ataupua denominasi yang
berbeda-beda.
DEFINISI PLURALISMEAGAMA
Pluralisme agama bisa dipahami dalam minimum tiga kategori. Pertama,
kategori sosial Dalam pengertian ini, pluralisme agama berarti "semua agama
berhak untuk ada dan hidup". Secara sosial, kita harus belajar untuk toleran dan
bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari penganut agama lainnya. Kedua.
kategori etika atau moral. Dalam hal ini pluralisme agama berarti bahwa "semua
pandangan moral dari masing-masing agama bersifat relatif dan sah.
Ketiga,kategori teologi-filosofi. Secara sederhana berarti “agama-agama ada
hakikatnya setara.
2. Pragmatisme
Dalam konteks Indonesia maupun dunia yung dengan kena horisontal
antar dimana mana Aksi-aksi "fanatik" dari pemeluk agama yang bersifat
destruktif dan tidak berguna bagi nilai- kemanusiaan meruoakan tema yang
digunakan dimana-mana.
5
3. Relativisme
Kebenaran itu relatif, tergantung siapa yang melihatnya. Ini ndalah
pandangan yang populer, sebingga seorang tukang sapu pun memahaminya.
Dalam era posomodern ini pengamut relativisme percaya bahwa agama-agama
yang ada juga bersifat relatif Masing-masing agama benar menunt penganut dan
komunitasnya.
4.Perenialisme
Mengutip Komarudin Hidayat, filsafat perennial adalah kepercayaan
bahwa Kebenaran Mutlak (The Truth) banyalah satu, tidak terbagi, tetapi dari
Yang Satu ini memancar berbagai "kebenaran" (truths). Sederbananya, Allah itu
satu, tetapi masing-masing agama meresponinya dan membahasakannya secara
berbeda-beda, maka muncullah banyak agama. Hakekat dari semua agama adalah
sama, hanya tampilan luamya yang berbeda.
6
- Kriteria untuk mengetahui apakah seseorang sudah diselamatlao t tidak adalah
kehidupan moral dan spintualnya yang mencermin kekudusan. Diantara kualitas
kualitas itu adalah: belas kasihan, kepada semua manusia, kemumian, kenurahan
hati, kedamaian batin dan ketenangan, sukacita yang memancar.
7
(enak tidak enak, cantik tidak cantik), opini (Unpatti akan semakin maju mundur)
dan sudut pandang (ekonomi, sosiologi) dengan kemutlakan kebenaran.
Kebenaran itu mutlak, sedangkan selera, opini dan sudut pandang memang relatif
nan (Roma berbeda dengar