Anda di halaman 1dari 10

RESUME TEORI AKUNTANSI

Nama : Mohamad Adnan Abdullah


Kelas : 8-2 Akuntansi
Referensi:
- Godfrey et al. 2010. Accounting Theory. 7th Edition.
- Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi. Edisi Ketiga. BPFE: Yogyakarta. (hal. 25-40)

CHAPTER 2: ACCOUNTING THEORY CONSTRUCTION

PRAGMATIC THEORIES
 Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatian pada pengaruh informasi
terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Teori ini membahas reaksi pihak
yang dituju oleh informasi akuntansi. Kebermanfaatan informasi akan menentukan
keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Informasi dikatakan
bermanfaat jika benar-benar digunakan dalam pengambilan keputusan oleh
pemakai yang dituju. Teori pragmatik membahas masalah terkait pengujian
kebermanfaatan informasi tersebut, terutama perubahan perilaku akibat informasi
akuntansi tersebut.
 Teori Pragmatik dibagi menjadi dua pendakatan, yaitu pendekatan pragmatik
deskriptif dan pendekatan pragmatik psikologis.

Pendekatan Pragmatik Deskriptif


 Pendekatan pragmatik deskriptif didasarkan pada pengamatan perilaku (behavior)
akuntan. Teori dikembangkan berdasarkan tindakan akuntan terhadap suatu situasi.
Teori ini diuji melalui pengamatan, apakah akuntan melakukan tindakan sesuai
dengan teori. Pendekatan ini menekankan penalaran induktif.
 Kritik terhadap pendekatan pragmatik deskriptif, yaitu: pendekatan ini tidak
mempertimbakan kualitas tindakan akuntan, tidak membuka peluang untuk
mengkritisi praktik yang ada, dan hanya berfokus pada perilaku akuntan, bukan
berfokus karakteristik perusahaan.
Pendekatan Pragmatik Psikologis
 Pendekatan pragmatik psikologis didasarkan pada pengamatan atas reaksi atas
respon pengguna terhadap apa yang dihasilkan oleh akuntan. Reaksi tersebut
diambil sebagai bukti bahwa hasil tersebut berguna dan mengandung informasi
relevan.
 Kritik terhadap pendekatan pragmatik psikologis ialah beberapa pengguna
mungkin dapat bereaksi/merespon dengan tidak logis, beberapa pengguna
mungkin memiliki pengetahuan sebelum bereaksi, dan beberapa pengguna
mungkin tidak bereaksi seperti seharusnya.

SYNTACTIC AND SEMANTIC THEORIES


 Teori sintaktik dalam pengembangannya menekankan pada penalaran logis
(logical reasoning) tanpa memperhatikan kebenaran/akurasi pernyataan yang
mendasari teori tersebut dengan praktik yang ada pada dunia nyata.
 Dalam teori sintaktik, jika pernyataan-pernyataan (premis) yang disajikan adalah
benar, maka kesimpulan dari pernyataan tersebut harus sesuai dengan penalaran
logis, meskipun pada kenyataannya kesimpulan tersebut bertentangan dengan
praktik yang sebenarnya dilakukan di dunia nyata.
 Contoh:
Premis 1: Semua akun yang terkait dengan aset dicatat pada saldo debit.
Premis 2: Akun akumulasi depresiasi aset memiliki keterkaitan dengan akun aset.
Kesimpulan: Akun akumulasi depresiasi aset dicatat pada saldo debit.

NORMATIVE THEORIES
 Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang lebih fokus pada apa yang
seharusnya dilakukan atau metode yang lebih baik digunakan dalam akuntansi
dibandngkan dengan menganalisis atau menjelaskan praktik akuntansi yang
diterima.
 Teori normatif berkembang pada tahun 1950-1960 dan memfokuskan pada true
income dan decison-usefulness. Teori true income fokus pada upaya membentuk
ukuran tunggal untuk aset dan nilai laba yang benar. Namun, belum ada
kesepakatan bersama terkait pengukuran nilai dan laba.
 Pendekatan decision-usefulness mengasumsikan bahwa tujuan dasar dari akuntansi
adalah membantu proses pengambilan keputusan dari pengguna laporan akuntansi
dengan menyediakan informasi akuntansi yang relevan dan bermanfaat, misalnya
membantu investor memutuskan apakah akan membeli, menahan, atau menjual
saham.
 Biasanya dilakukan penyesuaian terhadap ukuran historical cost terkait adanya
inflasi atau nilai pasar dari suatu aset. Hal tersebut bersifat normatif dengan
menggunakan bebrapa asumsi sebagai berikut:
1. Akuntansi sebaiknya merupakan suatu sistem pengukuran
2. Laba dan nilai wajar dapat diukur denan tepat
3. Akuntansi keuangan berguna untuk membuat keputusan ekonomi
4. Pasar bersifat tidak efisien dan mudah untuk dikelabui oleh “akuntan yang
kreatif”
5. Akuntansi konvensional bersifat tidak efisien
6. Ada sebuah ukuran laba yang unik

POSITIVE THEORIES
 Theori positif bersifat menjelaskan atau meramalakan suatu gejala atau peristiwa
akuntansi. Teori ini mulai dikenal pada tahun 1970. Penelitian pertama berfokus
pada pengujian empiris dari asumsi yang disusun oleh teori akuntansi normatif.
 Pendekatan normatif bertujuan untuk meneliti opini dari analis keuangan, pegawai
bank, dan akuntan terkait manfaat perbedaan metode akuntansi inflasi dalam
pengambilan keputusan. Teori positif berusaha menjelaskan terkait pertanyaan:
1. Apakah perusahaan mengubah metode pembiayaan aset ketika peraturan
terkait leasing berubah?
2. Tipe perusahaan apa yang cenderung menggunakan metode penyusutan garis
lurus dan mengapa?
 Teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut biasanya berkisar pada
dorongan manajemen untuk meningkatkan bonus berdasarkan laba perusahaan,
dorongan untuk mengurangi biaya utang, atau usaha mengalihkan perhatian
pemerintah pada laba perusahaan yang sangat besar.
 Perbedaan utama teori normatif dengan teori positif adalah teori normatif bersifat
menentukan, sedangkan teori positif bersifat menjelaskan, menggambarkan, dan
meramalakan. Teori normatif menentukan bagaimana akuntan seharusnya
menerapakan akuntansi untuk mencapai hasil yang dinilai benar. Sementara, teori
positif tidak menentukkan hal tersebut, tetapi menjelaskan mengapa seseorang
lebih memilih suatu metode tertentu, atau meramalkan apa yang sudah dan akan
dilakukan oleh seseorang.

DIFFERENT PERSPECTIVE
 Pendekatan saintifik menganggap sebuah praktik yang tak sesuai dengan teori
adalah sebuah anomali, yang menjadi masalah dalam penilitian yang harus
ditindaklanjuti. Sebuah teori pun dikembangkan dan dilakukan pengujian
hipotesis. Kemudian dilakukan prosedur yang terstruktur untuk mengumpulkan
data lalu menerjemahkannya melalui teknik matematis atau statistik. Jika hipotesis
sesuai dengan teori tersebut, maka hipotesis itu akan kuat. Asumsi yang tersirat
dari ini, teori yang baik adalah teori yang dapat diberlakukan dalam lintas
perusahaan, industri, dan waktu.
SCIENTIFIC APPROACH APPLIED TO ACCOUNTING
 Scientific approach memungkinkan suatu simpulan atau statement dapat dihasilkan
bukan hanya oleh para peneliti, namun praktisi yang berkompeten mampu melihat
sisi objektif berdasarkan fakta logik dan bukti empiris.
 Scientific approach tidak menghasilkan kebenaran absolut, namun melalui
pengumpulan bukti yang meyakinkan akan menghasilkan simpulan yang mampu
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi suatu kejadian.

ISSUES FOR AUDITING


 Auditing adalah proses verifikasi yang diterapkan terhadap input-input dan
proses-proses akuntansi. Auditor memberikan suatu opini mengenai:
1. Apakah laporan keuangan sesuai dengan praktik dalam framework pelaporan
2. Apakah laporan keuangan mencerminkan sesuatu yang benar dan wajar
 Akuntansi normatif selaras dengan pendekatan normatif dalam teori audit karena
teori audit normatif berkembang sebagai akibat dari perkembangan teori
akuntansi normatif.

****
BAB I PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Suwardjono, hal.26-40

Perspektif Teori Akuntansi

 Dari aspek taksonomi (sebagai sains maupun teknologi), teori akuntansi akan berisi
pernyataan-pernyataan, baik berupa penjelasan atau pembenaran (justifikasi)
tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Bila akuntansi diperlaukan
sebagai sains, maka teori akuntansi merupakan penjelasan ilmiah. Sedangkan bila
diperlakukan sebagai teknologi, maka teori akuntansi diartikan sebagai penalaran
logis.

Aspek Sasaran Teori

 Dari aspek sasaran, teori akuntansi dibedakan menjadi teori akuntansi positif dan
teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif didasarkan pada pandangan sains
sedangkan teori akuntansi normatif didasarkan pada pandangan teknologi.
Pembedaan tersebut dikarenakan terdapat perbedaan sasaran dari kedua pandangan
tersebut.
 Teori akuntansi positif memberi jawaban suatu pernyataan benar atau salah sesuai
dasar kriteria ilmiah. Teori akuntansi positif berkepentingan dengan masalah fakta
(realm of fact). Sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan
(mendeskripsikan) tentang apa yang terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh
pertimbangan nilai. Selain itu, teori ini memprediksi peran informasi akuntansi
dalam pengambilan keputusan.
 Teori akuntansi normatif berkembang pada tahun 1950-1960-an. Teori akuntansi
normatif memberikan penilaian apakah sesuatu itu baik atau buruk, relevan atau
tidak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi sosial tertentu. Teori
akuntansi normatif ini diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan.
Teori akuntansi normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of values).
Sasaran teori akuntansi normatif adalah untuk menghasilkan penjelasan atau
penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik (good or bad) daripada
perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu (nilai-nilai) harus
dicapai.

Aspek Sasaran Semiotika

 Dari aspek tataran semiotika, akuntansi dipandang sebagai bahasa bisnis karena
digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak yang
berkepentingan. Pesan atau makna yang dipersepsikan oleh pengirim disimbolkan
dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut dapat ditafsirkan
sama seperti yang dimaksudkan oleh pengirim.
 Akuntansi keuangan dikembangkan atas dasar premis bahwa investor dan kreditor
adalah pihak yang menjadi tujuan dari informasi akuntansi. Pesan atau informasi
akuntansi (laporan keuangan) merupakan masukan bagi investor dan kreditor
dalam pengambilan keputusan.
 Berdasarkan tataran semiotika tersebut, teori akuntansi dapat dibedakan menjadi
teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik.

Teori Akuntansi Semantik

 Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan


atas realitas ke dalam simbol-simbol bahasa akuntansi sehingga dapat memberikan
informasi atas kegiatan suatu entitas tanpa harus secara langsung menyaksikan
kegiatan tersebut. Pendefinisian dalam teori semantik merupakan langkah penting
karena kesalahan pendefinisian akan berimplikasi terhadap pengoperasian
akuntansi. Misalnya, pendefinisian laba bersih (net income) dalam teori ini
berusaha untuk melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba
ekonomi.
 Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur,
yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai unit
pengukur (size), dan hubungan (relationship) antar elemen. Objek, pengukur, dan
hubungan akan membentuk suatu informasi yang bermakna yang disebut informasi
semantik. Contoh informasi semantik misalnya: rasio likuiditas, profitabilitas,
solvabilitas, efisiensi, dan sebagainya.

Teori Akuntansi Sintaktik

 Teori akuntansi sintaktik berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang


bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik
dalam elemen-elemen laporan keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk
pernyataan keuangan. Cakupan teori akuntansi sintaktik lebih luas dari sekadar
menentukan hubungan struktural antar elemen pernyataan keuangan.
 Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang membentuk
struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara, yaitu
manajemen, entitas pelaporan, pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman
penyusunan laporan. Dengan kata lain, teori akuntansi sintaktik berusaha
memberikan penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa
yang melaporkan, kapan dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya

Teori Akuntansi Pragmatik

 Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi


terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini
membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
 Teori pragmatik juga membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan
pengujian kebermanfaatan informasi, baik dalam konteks pelaporan keuangan
eksternal maupun manajerial. Informasi akuntansi dikatakan bermanfaat apabila
informasi tersebut benar-benar digunakan dalam pengambilan keputusan oleh
pemakai yang dituju.

Aspek Pendekatan Penalaran

 Telah dijelaskan sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan sebagai suatu
penalaran logis yang memebrikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan
akuntansi tertentu. Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan
atau penjelasan.
 Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial. Proses
penyimpulan yang menghaslkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat
bersifat deduktif maupun induktif.

Penalaran Deduktif

 Penalaran deduktif merupakan proses penyimpulan yang berawal dari suatu


pernyataan umum yang disepakati ke pernyataan kusus sebagai kesimpulan.
Penalaran deduktid dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan
dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.

Penalaran Induktif

 Penalaran induktif merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan yang
khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari
keadaan khusus tersebut. Penalaran induktid dalam akuntansi pada umumnya
digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan
terhadap gejala akuntansi tersebut. Pada prakteknya, penalaran induktif dalam
akuntansi tidak daat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif, karena
kedua penalaran tersebut saling berkaitan.
Verifikasi Teori Akuntansi

 Agar meyakinkan, suatu teori harus benar (valid). Verifikasi teori merupakan
prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk
mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang
diverifikasi.
 Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi validitasnya secara tepat atas
dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar nilai yang telah
disepakati. Validitas akan lebih meyakinkan bila penalaran dilandasi oelh konsep
yang relevan dan moralitas yang tinggi.

*****

Anda mungkin juga menyukai