PRAGMATIC THEORIES
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatian pada pengaruh informasi
terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Teori ini membahas reaksi pihak
yang dituju oleh informasi akuntansi. Kebermanfaatan informasi akan menentukan
keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan. Informasi dikatakan
bermanfaat jika benar-benar digunakan dalam pengambilan keputusan oleh
pemakai yang dituju. Teori pragmatik membahas masalah terkait pengujian
kebermanfaatan informasi tersebut, terutama perubahan perilaku akibat informasi
akuntansi tersebut.
Teori Pragmatik dibagi menjadi dua pendakatan, yaitu pendekatan pragmatik
deskriptif dan pendekatan pragmatik psikologis.
NORMATIVE THEORIES
Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang lebih fokus pada apa yang
seharusnya dilakukan atau metode yang lebih baik digunakan dalam akuntansi
dibandngkan dengan menganalisis atau menjelaskan praktik akuntansi yang
diterima.
Teori normatif berkembang pada tahun 1950-1960 dan memfokuskan pada true
income dan decison-usefulness. Teori true income fokus pada upaya membentuk
ukuran tunggal untuk aset dan nilai laba yang benar. Namun, belum ada
kesepakatan bersama terkait pengukuran nilai dan laba.
Pendekatan decision-usefulness mengasumsikan bahwa tujuan dasar dari akuntansi
adalah membantu proses pengambilan keputusan dari pengguna laporan akuntansi
dengan menyediakan informasi akuntansi yang relevan dan bermanfaat, misalnya
membantu investor memutuskan apakah akan membeli, menahan, atau menjual
saham.
Biasanya dilakukan penyesuaian terhadap ukuran historical cost terkait adanya
inflasi atau nilai pasar dari suatu aset. Hal tersebut bersifat normatif dengan
menggunakan bebrapa asumsi sebagai berikut:
1. Akuntansi sebaiknya merupakan suatu sistem pengukuran
2. Laba dan nilai wajar dapat diukur denan tepat
3. Akuntansi keuangan berguna untuk membuat keputusan ekonomi
4. Pasar bersifat tidak efisien dan mudah untuk dikelabui oleh “akuntan yang
kreatif”
5. Akuntansi konvensional bersifat tidak efisien
6. Ada sebuah ukuran laba yang unik
POSITIVE THEORIES
Theori positif bersifat menjelaskan atau meramalakan suatu gejala atau peristiwa
akuntansi. Teori ini mulai dikenal pada tahun 1970. Penelitian pertama berfokus
pada pengujian empiris dari asumsi yang disusun oleh teori akuntansi normatif.
Pendekatan normatif bertujuan untuk meneliti opini dari analis keuangan, pegawai
bank, dan akuntan terkait manfaat perbedaan metode akuntansi inflasi dalam
pengambilan keputusan. Teori positif berusaha menjelaskan terkait pertanyaan:
1. Apakah perusahaan mengubah metode pembiayaan aset ketika peraturan
terkait leasing berubah?
2. Tipe perusahaan apa yang cenderung menggunakan metode penyusutan garis
lurus dan mengapa?
Teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut biasanya berkisar pada
dorongan manajemen untuk meningkatkan bonus berdasarkan laba perusahaan,
dorongan untuk mengurangi biaya utang, atau usaha mengalihkan perhatian
pemerintah pada laba perusahaan yang sangat besar.
Perbedaan utama teori normatif dengan teori positif adalah teori normatif bersifat
menentukan, sedangkan teori positif bersifat menjelaskan, menggambarkan, dan
meramalakan. Teori normatif menentukan bagaimana akuntan seharusnya
menerapakan akuntansi untuk mencapai hasil yang dinilai benar. Sementara, teori
positif tidak menentukkan hal tersebut, tetapi menjelaskan mengapa seseorang
lebih memilih suatu metode tertentu, atau meramalkan apa yang sudah dan akan
dilakukan oleh seseorang.
DIFFERENT PERSPECTIVE
Pendekatan saintifik menganggap sebuah praktik yang tak sesuai dengan teori
adalah sebuah anomali, yang menjadi masalah dalam penilitian yang harus
ditindaklanjuti. Sebuah teori pun dikembangkan dan dilakukan pengujian
hipotesis. Kemudian dilakukan prosedur yang terstruktur untuk mengumpulkan
data lalu menerjemahkannya melalui teknik matematis atau statistik. Jika hipotesis
sesuai dengan teori tersebut, maka hipotesis itu akan kuat. Asumsi yang tersirat
dari ini, teori yang baik adalah teori yang dapat diberlakukan dalam lintas
perusahaan, industri, dan waktu.
SCIENTIFIC APPROACH APPLIED TO ACCOUNTING
Scientific approach memungkinkan suatu simpulan atau statement dapat dihasilkan
bukan hanya oleh para peneliti, namun praktisi yang berkompeten mampu melihat
sisi objektif berdasarkan fakta logik dan bukti empiris.
Scientific approach tidak menghasilkan kebenaran absolut, namun melalui
pengumpulan bukti yang meyakinkan akan menghasilkan simpulan yang mampu
menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi suatu kejadian.
****
BAB I PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Suwardjono, hal.26-40
Dari aspek taksonomi (sebagai sains maupun teknologi), teori akuntansi akan berisi
pernyataan-pernyataan, baik berupa penjelasan atau pembenaran (justifikasi)
tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Bila akuntansi diperlaukan
sebagai sains, maka teori akuntansi merupakan penjelasan ilmiah. Sedangkan bila
diperlakukan sebagai teknologi, maka teori akuntansi diartikan sebagai penalaran
logis.
Dari aspek sasaran, teori akuntansi dibedakan menjadi teori akuntansi positif dan
teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif didasarkan pada pandangan sains
sedangkan teori akuntansi normatif didasarkan pada pandangan teknologi.
Pembedaan tersebut dikarenakan terdapat perbedaan sasaran dari kedua pandangan
tersebut.
Teori akuntansi positif memberi jawaban suatu pernyataan benar atau salah sesuai
dasar kriteria ilmiah. Teori akuntansi positif berkepentingan dengan masalah fakta
(realm of fact). Sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan
(mendeskripsikan) tentang apa yang terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh
pertimbangan nilai. Selain itu, teori ini memprediksi peran informasi akuntansi
dalam pengambilan keputusan.
Teori akuntansi normatif berkembang pada tahun 1950-1960-an. Teori akuntansi
normatif memberikan penilaian apakah sesuatu itu baik atau buruk, relevan atau
tidak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi sosial tertentu. Teori
akuntansi normatif ini diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan.
Teori akuntansi normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of values).
Sasaran teori akuntansi normatif adalah untuk menghasilkan penjelasan atau
penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik (good or bad) daripada
perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu (nilai-nilai) harus
dicapai.
Dari aspek tataran semiotika, akuntansi dipandang sebagai bahasa bisnis karena
digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak yang
berkepentingan. Pesan atau makna yang dipersepsikan oleh pengirim disimbolkan
dalam bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut dapat ditafsirkan
sama seperti yang dimaksudkan oleh pengirim.
Akuntansi keuangan dikembangkan atas dasar premis bahwa investor dan kreditor
adalah pihak yang menjadi tujuan dari informasi akuntansi. Pesan atau informasi
akuntansi (laporan keuangan) merupakan masukan bagi investor dan kreditor
dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan tataran semiotika tersebut, teori akuntansi dapat dibedakan menjadi
teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa teori akuntansi dapat diartikan sebagai suatu
penalaran logis yang memebrikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan
akuntansi tertentu. Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan
atau penjelasan.
Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial. Proses
penyimpulan yang menghaslkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat
bersifat deduktif maupun induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan yang
khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari
keadaan khusus tersebut. Penalaran induktid dalam akuntansi pada umumnya
digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan
terhadap gejala akuntansi tersebut. Pada prakteknya, penalaran induktif dalam
akuntansi tidak daat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif, karena
kedua penalaran tersebut saling berkaitan.
Verifikasi Teori Akuntansi
Agar meyakinkan, suatu teori harus benar (valid). Verifikasi teori merupakan
prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk
mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang
diverifikasi.
Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi validitasnya secara tepat atas
dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar nilai yang telah
disepakati. Validitas akan lebih meyakinkan bila penalaran dilandasi oelh konsep
yang relevan dan moralitas yang tinggi.
*****