Suami yang berumur 45 tahun dan istri yang 45 tahun memiliki 5 anak. Putra bungsu yang
berusia 6 tahun mengalami keterbelakangan mental hipotonik, wajah mongoloid, lipat
epichantic, simian lines, jarak yg besar antara jari pertama dan kedua dan kulit leher
berlebih. Mereka merasa Allah tidak adil dengan kondisi anak mereka. Mereka berkonsultasi
dengan dokter mengapa anak bungsu mereka memiliki hal-hal seperti itu padahal 4 anak
mereka yg lain normal. Dokter memberitahu mereka segala sesuatu tentang gangguan anak
mereka berdasarkan EBM
Menurut penelitian, down syndrome menimpa satu di antara 700 kelahiran hidup atau 1
diantara 800-1000 kelahiran bayi. Diperkirakan saat ini terdapat empat juta penderita down
syndrome di seluruh dunia, dan 300 ribu kasusnya terjadi di Indonesia. Analisis baru
menunjukkan bahwa dewasa ini lebih banyak bayi dilahirkan dengandown syndrome
dibanding 15 tahun lalu. Karena merupakan suatu kelainan yang tersering yang tidak letal
pada suatu kondisi trisomi, maka skrining genetik dan protokol testing menjadi fokus
dibidang obstetri. Kelainan mayor yang sering berhubungan adalah kelainan jantung 30-40%.
atresia gastrointestinal, leukimia dan penyakit tiroid. IQ berkisar 25-50.Insidensnya pada
Wanita yang hamil diatas usia 35 th meningkat dengan cepat menjadi 1 diantara 250
kelahiran bayi. Diatas 40 th semakin meningkat lagi, 1 diantara 69 kelahiran bayi.
Faktor Resiko dan Penyebab
Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35
tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan
hormonal yang dapat menyebabkan “non-disjunction” pada kromosom yaitu terjadi
translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.Bagi ibu-
ibu yang berumur 35 tahun keatas, semasa mengandung mempunyai risiko yang lebih tinggi
untuk melahirkan anak Down Syndrom. Sembilan puluh lima penderita down syndrom
disebabkan oleh kelebihan kromosom 21. Keadaan ini disebabkan oleh “non-dysjunction”
kromosom yang terlibat yaitu kromosom 21 dimana semasa proses pembahagian sel secara
mitosis pemisahan kromosom 21 tidak berlaku dengan sempurna.
Di kalangan 5 % lagi, kanak-kanak down syndrom disebabkan oleh mekanisma yang
dinamakan “Translocation“. Keadaan ini biasanya berlaku oleh pemindahan bahan genetik
dari kromosom 14 kepada kromosom 21. Bilangan kromosomnya normal iaitu 23 pasang atau
jumlah kesemuanya 46 kromosom. Mekanisme ini biasanya berlaku pada ibu-ibu di peringkat
umur yang lebih muda. Sebahagian kecil down syndrom disebabkan oleh mekanisma yang
dinamakan “mosaic”.
Angka kejadian DS dikaitkan dengan usia ibu saat kehamilan:
15-29 tahun – 1 kasus dalam 1500 kelahiran hidup
30-34 tahun – 1 kasus dalam 800 kelahiran hidup
35-39 tahun – 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup
40-44 tahun – 1 kasus dalam100 kelahiran hidup
Lebih 45 tahun – 1 kasus dalam 50 kelahiran hidup
Manifestasi klinis
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak
sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.
Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang
menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian
anteroposterior kepala mendatar.
Sifat pada kepala, muka dan leher : Mereka mempunyai paras muka yang hampir sama seperti
muka orang Mongol.
Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar. Pangkal hidungnya kemek. Jarak
diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran mulut adalah kecil dan
ukuran lidah yang besar menyebabkan lidah selalu terjulur. Mulut yang mengecil dan lidah
yang menonjol keluar (macroglossia). Pertumbuhan gigi lambat dan tidak teratur. Paras
telinga adalah lebih rendah. Kepala biasanya lebih kecil dan agak lebar dari bahagian depan
ke belakang. Lehernya agak pendek.
Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal
folds) (80%), white Brushfield spots di sekililing lingkaran di sekitar iris mata (60%), medial
epicanthal folds, keratoconus, strabismus, katarak (2%), dan retinal detachment. Gangguan
penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
Manifestasi mulut : gangguan engunyah menelan dan bicara. scrotal tongue, rahang atas kecil
(hypoplasia maxilla), keterlambatan pertumbuha gigi, hypodontia, juvenile periodontitis, dan
kadang timbul bibir sumbing
Hypogenitalism (penis0, scrotum, dan testes kecil), hypospadia, cryptorchism, dan
keterlambatan perkembangan pubertas
Manifestasi kulit : kulit lembut, kering dan tipis, Xerosis (70%), atopic dermatitis (50%),
palmoplantar hyperkeratosis (40-75%), dan seborrheic dermatitis (31%), Premature wrinkling
of the skin, cutis marmorata, and acrocyanosis, Bacteria infections, fungal infections (tinea),
and ectoparasitism (scabies), Elastosis perforans serpiginosa, Syringomas, Alopecia areata (6-
8.9%), Vitiligo, Angular cheilitis
Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya
serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics).
Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistim
organ yang lain.Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan
ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Masalah jantung
yang paling kerap berlaku ialah jantung berlubang seperti Ventricular Septal Defect (VSD)
yaitu jantung berlubang diantara bilik jantung kiri dan kanan atau Atrial Septal Defect (ASD)
yaitu jantung berlubang diantara atria kiri dan kanan. Masalah lain adalah termasuk salur
ateriosis yang berkekalan (Patent Ductus Ateriosis / PDA). Bagi kanak-kanak down syndrom
boleh mengalami masalah jantung berlubang jenis kebiruan (cynotic spell) dan susah
bernafas.
Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal
atresia) atau duodenum (duodenal atresia).
Saluran esofagus yang tidak terbuka (atresia) ataupun tiada saluran sama sekali di bahagian
tertentu esofagus. Biasanya ia dapat dekesan semasa berumur 1 – 2 hari dimana bayi
mengalami masalah menelan air liurnya. Saluran usus kecil duodenum yang tidak terbuka
penyempitan yang dinamakan “Hirshprung Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem saraf
yang tidak normal di bagian rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari kedua
dan seterusnya selepas kelahiran di mana perut membuncit dan susah untuk buang air besar.
Saluran usus rectum atau bagian usus yang paling akhir (dubur) yang tidak terbuka langsung
atau penyempitan yang dinamakan “Hirshprung Disease”. Keadaan ini disebabkan sistem
saraf yang tidak normal di bagian rektum. Biasanya bayi akan mengalami masalah pada hari
kedua dan seterusnya selepas kelahiran di mana perut membuncit dan susah untuk buang air
besar Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan
diikuti muntah-muntah. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal
kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau
mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan
janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi.
Sifat pada tangan dan lengan : Sifat-sifat yang jelas pada tangan adalah mereka mempunyai
jari-jari yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan mereka
biasanya hanya terdapat satu garisan urat dinamakan “simian crease”.
Tampilan kaki : Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua agak
jauh terpisah dan tapak kaki.
Tampilan klinis otot : mempunyai otot yang lemah menyebabkan mereka menjadi lembik dan
menghadapi masalah lewat dalam perkembangan motor kasar. Masalah-masalah yang
berkaitan Kanak-kanak down syndrom mungkin mengalami masalah kelainan organ-organ
dalam terutama sekali jantung dan usus.
Down syndrom mungkin mengalami masalah Hipotiroidism yaitu kurang hormon tairoid.
Masalah ini berlaku di kalangan 10 % kanak-kanak down syndrom.
Down syndrom mempunyai ketidakstabilan di tulang-tulang kecil di bagian leher yang
menyebabkan berlakunya penyakit lumpuh (atlantoaxial instability) dimana ini berlaku di
kalangan 10 % kanak-kanak down syndrom.
Sebagian kecil mereka mempunyai risiko untuk mengalami kanker sel darah putih yaitu
leukimia.
Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (amyloid precursor
protein) seperti pada penderita Alzheimer.
Deteksi Dini
Selama 20 tahun terakhir, teknologi baru telah meningkatkan metode deteksi kelainan janin,
termasuk sindrom Down. Dalam deteksi sindrom Down dapart dilakukan deteksi dini sejak
dalam kehamilan. Dapat dilakukan tes skrening dan tes diagnostik.Dalam tes diagnostik, hasil
positif berarti kemungkinan besar pasien menderita penyakit atau kondisi yang
memprihatinkan. skrining, tujuannya adalah untuk memperkirakan risiko pasien yang
memiliki penyakit atau kondisi. Tes diagnostik cenderung lebih mahal dan memerlukan
prosedur yang rumit; tes skrining cepat dan mudah dilakukan.
Namun, tes skrining memiliki lebih banyak peluang untuk salah: ada “false-positif” (test
menyatakan kondisi pasien ketika pasien benar-benar tidak) dan “false-negatif” (pasien
memiliki kondisi tapi tes menyatakan dia / dia tidak).
Maternal Serum Screening
Darah ibu diperiksa kombinasi dari berbagai marker: alpha-fetoprotein (AFP), unconjugated
estriol (uE3), dan human chorionic gonadotropin (hCG) membuat tes standar, yang dikenal
bersama sebagai “tripel tes.”Tes ini merupakan independen pengukuran, dan ketika dibawa
bersama-sama dengan usia ibu (dibahas di bawah), dapat menghitung risiko memiliki bayi
dengan sindrom Down.Selama lima belas tahun terakhir, ini dilakukan dalam kehamilan 15
sampai minggu ke-18
Baru-baru ini, tanda lain yang disebut Papp-A ternyata bisa berguna bahkan lebih awal.
Alpha-fetoprotein dibuat di bagian rahim yang disebut yolk sac dan di hati janin, dan sejumlah
AFP masuk ke dalam darah ibu. Pada sindrom Down, AFP menurun dalam darah ibu,
mungkin karena yolk sac dan janin lebih kecil dari biasanya.
Estriol adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, menggunakan bahan yang dibuat oleh hati
janin dan kelenjar adrenal. estriol berkurang dalam sindrom Down kehamilan.
Human chorionic gonadotropin hormon yang dihasilkan oleh plasenta, dan digunakan untuk
menguji adanya kehamilan. bagian yang lebih kecil tertentu dari hormon, yang disebut
subunit beta, adalah sindrom Down meningkat pada kehamilan.
Inhibin A adalah protein yang disekresi oleh ovarium, dan dirancang untuk menghambat
produksi hormon FSH oleh kelenjar hipofisis. Tingkat inhibin A meningkat dalam darah ibu
dari janin dengan Down syndrome.
PAPP-A , yang dihasilkan oleh selubung telur yang baru dibuahi. Pada trimester pertama,
rendahnya tingkat protein ini terlihat dalam sindrom Down kehamilan.
Pertimbangan yang sangat penting dalam tes skrining adalah usia janin (usia kehamilan).
Analisis yang benar komponen yang berbeda tergantung pada usia kehamilan mengetahui
dengan tepat. Cara terbaik untuk menentukan bahwa adalah dengan USG.
Ultrasound Screening (USG Screening)
Kegunaan utama USG (juga disebut sonografi) adalah untuk mengkonfirmasi usia kehamilan
janin (dengan cara yang lebih akurat daripada yang berasal dari ibu siklus haid terakhir).
Manfaat lain dari USG juga dapat mengambil masalah-masalah alam medis serius, seperti
penyumbatan usus kecil atau cacat jantung. Mengetahui ada cacat ini sedini mungkin akan
bermanfaat bagi perawatan anak setelah lahir. Pengukuran Nuchal fold juga sangat
direkomendasikan.
Ada beberapa item lain yang dapat ditemukan selama pemeriksaan USG bahwa beberapa
peneliti telah merasa bahwa mungkin memiliki hubungan yang bermakna dengan sindrom
Down. Temuan ini dapat dilihat dalam janin normal, tetapi beberapa dokter kandungan
percaya bahwa kehadiran mereka meningkatkan risiko janin mengalami sindrom Down atau
abnormalitas kromosom lain. echogenic pada usus, echogenic intracardiac fokus, dan
dilitation ginjal (pyelctasis).
marker ini sebagai tanda sindrom Down masih kontroversial, dan orang tua harus diingat
bahwa setiap penanda dapat juga ditemukan dalam persentase kecil janin normal. Penanda
yang lebih spesifik yang sedang diselidiki adalah pengukuran dari hidung janin; janin dengan
Down syndrome tampaknya memiliki hidung lebih kecil USG dari janin tanpa kelainan
kromosom. masih belum ada teknik standar untuk mengukur tulang hidung dan dianggap
benar-benar dalam penelitian saat ini.
Penting untuk diingat bahwa meskipun kombinasi terbaik dari temuan USG dan variabel lain
hanya prediksi dan tidak diagnostik. Untuk benar diagnosis, kromosom janin harus diperiksa.
Amniosentesis
Prosedur ini digunakan untuk mengambil cairan ketuban, cairan yang ada di rahim. Ini
dilakukan di tempat praktek dokter atau di rumah sakit. Sebuah jarum dimasukkan melalui
dinding perut ibu ke dalam rahim, menggunakan USG untuk memandu jarum. Sekitar satu
cairan diambil untuk pengujian. Cairan ini mengandung sel-sel janin yang dapat diperiksa
untuk tes kromosom. Dibutuhkan sekitar 2 minggu untuk menentukan apakah janin sindrom
Down atau tidak.
Amniocentesis biasanya dilakukan antara 14 dan 18 minggu kehamilan; beberapa dokter
mungkin melakukannya pada awal minggu ke-13. Efek samping kepada ibu termasuk kejang,
perdarahan, infeksi dan bocornya cairan ketuban setelah itu. Ada sedikit peningkatan risiko
keguguran: tingkat normal saat ini keguguran kehamilan adalah 2 sampai 3%, dan
amniosentesis meningkatkan risiko oleh tambahan 1 / 2 sampai 1%. Amniosentesis tidak
dianjurkan sebelum minggu ke-14 kehamilan karena risiko komplikasi lebih tinggi dan
kehilangan kehamilan.
Rekomendasi saat ini wanita dengan risiko memiliki anak dengan sindrom Down dari 1
dalam 250 atau lebih besar harus ditawarkan amniosentesis. Ada kontroversi mengenai
apakah akan menggunakan risiko pada saat penyaringan atau perkiraan resiko pada saat
kelahiran. (Risiko pada saat skrining lebih tinggi karena banyak janin dengan Down
syndrome membatalkan secara spontan sekitar waktu penyaringan atau sesudahnya.
SKENARIO 3 BLOK 7
Darah manusia dapat dikelompokkan (digolongkan) berdasarkan atas ada tidaknya
antigen yang terdapat pada permukaan luar membran sel darah merah (eritrosit).
Antigen yang dimaksud dinamakan aglutinogen. Antigen sel darah merah
merupakan suatu bagian berupa glikoprotein atau glikolipid yang bersifat genetis.
Antigen yang telah dikenali pada sel darah merah yaitu antigen A dan antigen B.
Di dalam plasma darah terdapat antibodi yang disebut aglutinin. Aglutinin
merupakan antibodi yang bereaksi dengan antigen dan terdapat pada permukaan
sel darah merah. Sesuai jenis aglutinogen, ada dua jenis aglutinin yaitu aglutinin α
(anti-A) dan aglutinin β (anti-B). Jika kedua aglutinin ini bereaksi dengan antigen, sel
darah merah akan menggumpal satu sama lain atau mengalami lisis. Proses yang
demikian dinamakan aglutinasi (penggumpalan darah).
Ahli ilmu tentang kekebalan tubuh (imunologi) berkebangsaan Austria, Karl
Landsteiner (1868-1943), mengelompokkan golong-an darah manusia menjadi
golongan darah A, B, AB dan O atau 0 (nol). Penggolongan darah semacam ini
dinamakan sistem ABO atau AB0, Selain sistem ini, darah dapat juga digolongkan
dalam sistem Rhesus (Rh) dan sitem m dan n
Terdapat enam tipe antigen Rh yang biasa, salah satunya disebut faktor Rh.
Tipe-tipe ini ditandai dengan C, D, E, c, d dan e. Orang yang memiliki antigen C
tidak mempunyai antigen c, tetapi orang yang kehilangan antigen C selalu
mempunyai antigen c. Keadaan ini sama halnya untuk antigen D-d dan E-e. Juga,
akibat cara penurunan faktor-faktor ini, maka setiap orang hanya mempunyai satu
dari ketiga pasang antigen tersebut. Tipe antigen D dijumpai secara luas di
masyarakat dan bersifat lebih antigenik daripada antigen Rh lain. Oleh karena itu,
seseorang yang mempunyai tipe antigen ini dikatakan Rh-positif, sedangkan mereka
yang tidak mempunyai tipe antigen D dikatakan Rh-negatif.
Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa bahkan pada orang-orang
dengan Rh-negatif, beberapa antigen Rh lainnya masih dapat menimbulkan reaksi
transfusi, walaupun biasanya jauh lebih ringan. Kira-kira 85 persen dari seluruh
orang kulit putih adalah Rh-positif dan 15 persennya Rh- negatif. Pada orang kulit
hitam Amerika, persentase Rh positifnya kira-kira 95%, sedangkan pada orang kulit
hitam afrika, betul-betul 100% (Azmeilvita, 2009).
Golongan Darah MN
Pada tahun 1927, Landsteiner dan Levine menemukan aglutinogen macam
lain di dalam sel darah merah, yaitu aglutinogen M dan N. hal ini akanmenghasilkan
tiga macam golongan darah yaitu golongan darah M, N, dan MN.(Michael, 2009)
Berbeda dengan golongan darah ABO, golongan darah MN tidak disertai
kehadiran aglutinogen di dalam plasma darah, maka dari itu pada transfusi darah,
tidak perlu diperhatikan ketiga aglutinogen ini.
Aglutinogen ini bermanfaat untuk membantu menetukan orang tua seseorang.
Karena aglutinogen M dan N diturunkan menurut hukum Mendel, dengan
mengetahui jenis golongan darah seseorang, dapatlah ditentukan bahwa seseorang
pasti ayahnya. Bila ada bayi tertukar di rumah sakit bersalin, dengan menguji
golongan darah MN dapatdiketahui kemungkinan orang tua mereka yang
sebenarnya. (Eckert, 1978)
Golongan darah MN disebabkan oleh adanya antigen M, MN dan N.
Antigen ini tidak membentuk zatanti (aglutinin), sehingga bila
ditransfusikan dari golongan yang satu ke golongan yang lain tidak akan
menimbulkan gangguan. A d a n y a a n t i g e n M d i t e n t u k a n o l e h g e n
I m dan adanya antigen MN ditentuklan oleh gen I m In.
Sedang adanya antigen-antigen N,ditentukan oleh gen IM.
Berdasarkan hal tersebut maka macam fenotif, genotif
dan k e m u n g k i n a n m a c a m g a m e t d a r i o r a n g y a n g b e r g o l o n g a n
d a r a h M , M N d a n N seperti tampak pada tabel berikut :
Ilmuwan Harvard menganalisis lebih dari 77.000 data orang dan menemukan bahwa
mereka berdarah AB memiliki risiko tertinggi (32 persen) terkena penyakit jantung
dibandingkan golongan darah lainnya.
Orang dengan tipe darah B dan A memiliki risiko 11 persen dan 5 persen lebih
besar. Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya tetapi berpendapat
bahwa golongan darah A berkaitan dengan peningkatan kolesterol LDL (kolesterol
jahat) dan golongan darah O justru sebaliknya. Sedangkan golongan darah AB
berisiko inflamasi.
Studi di tahun 2010 dari Karolinska Institute Swedia menyebutkan bahwa orang
dengan golongan darah A memiliki kesempatan 20 persen lebih besar terkena
kanker lambung dibandingkan orang berdarah O dan B.
Sementara itu, mereka yang bergolongan darah O memiliki peningkatan risiko sakit
maag, dan lebih rentan terhadap bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan luka
lambung.
7. Masalah kesuburan
Peneliti dari Albert Einstein College of Medicine di New York dan Yale University
wanita dengan golongan darah O dua kali lebih mungkin memiliki kadar FSH lebih
tinggi, sedangakn mereka bergolongan darah A memiliki kadar FSH rendah.
SKENARIO 4 BLOK 7
Biologi molekuler
Biologi Molekuler adalah cabang dari ilmu biologi yang memfokuskan kajiannya dalam bidang
makromolek, lipid, protein dan komponen molekul lain dari sel.
Untuk mempelajari tentang makromolekul, lipid, protein dan komponen molekul lain dari sel
mari kita kenali beberapa istilah penting yang akan menjadi objek pembahasan pada Biologi
Molekuler.
Berikut adalah istilah-istilah yang sering digunakan pada Biologi Molekuler
RNA
Molekul RNA adalah asam nukleat yang unik yang penting untuk sintesis protein. Tiga kelas
utama molekul RNA adalah RNA, RNA transfer dan RNA ribosom.
Polimer
Polimer adalah molekul besar atau makromolekul terdiri dari banyak molekul kecil yang sama
terkait bersama-sama. Molekul-molekul yang lebih kecil individu disebut monomer.
Protein
Protein adalah molekul yang sangat penting dalam sel. Mereka memiliki fungsi beragam dan
semua biasanya dibangun dari satu set 20 asam amino.
Fungsi Protein
Protein adalah molekul yang sangat penting dalam sel kita. Setiap protein dalam tubuh memiliki
fungsi yang spesifik. Protein juga berfungsi untuk membentuk tubuh.
Asam nukleat
Asam nukleat memungkinkan organisme untuk mentransfer informasi genetik dari satu generasi
ke generasi beriku
Prinsip kerja PCR adalah menggandakan potongan DNA tertentu dari seluruh untaian DNA, baik
yang berasal dari DNA sel inti (nukleus) maupun organel sel seperti DNA mitokondria (mtDNA)
atau Ribosom (rDNA). Untuk mendapat potongan DNA, diperlukan Primer yang berfungsi untuk
menandai dimana ujung DNA yang akan digandakan. Primer biasanya berpasangan, yaitu Primer
forward untuk menandai ujung depan untai DNA dan Primer Reverse untuk menandai dari ujung
belakang. Karena DNA terdiri dari 2 untai pilinan ganda (double strand), maka DNA Primer
forward bekerja pada strand yang satu sementara Primer Reverse bekerja pada untai pilinan
yang satunya.
Untuk melakukan penggandaan, dibutuhkan bahan baku DNA buatan, namanya dNTP. Masih
ingat 4 jenis ribosa DNA kan? yups .... Adenine, Guanine, Cytosin dan Thymine.Nah... untuk PCR
diperlukan dNTPa untuk Adenine, dNTPg, dNTPc dan dNTPt untuk masing-masing gula ribosa.
Biasanya campuran dNTP-dNTP ini dalam istilah bahasa Inggris cukup disingkat dNTP's.
Untuk merakit untai DNA buatan dari dNTPs ini, dibutuhkan bantuan enzyme Taq polymerase.
Enzyme ini bekerja optimal pada suhu tinggi hingga 100 derajat celcius. Taq polymerase dipanen
dari sebuah bakteri bernama Thermus aquaticus yang ditemukan di sumber air panas, makanya
hasil enzyme nya tahan panas dan tidak rusak pada suhu air mendidih.
Ada 3 tahap dalam kerja PCR, yaitu Denaturing, Annealing dan Extension.
Denaturing adalah proses memisahkan 2 untai pilinan DNA. Pada tahap ini, ikatan hidrogen yang
menyatukan kedua pilinan itu terlepas sehingga masing-masing akan menjadi untai tunggal.
Biasanya suhu Denaturing berkisar antara 92-94 derajat celcius.
Annealing adalah tahapan dimana primer forward dan reverse mencari pasangannya di untai-
untai DNA. Jika pas..... maka dia akan melekat. Suhu Annealing biasanya berkisar antara 40-55
derajat Celcius. Suhu yang biasanya umum dipakai adalah 50-52 derajat C.
Setelah itu, mesin PCR akan kembali memanaskan 'sup DNA' lagi ke suhu 72 derajat celcius agar
Taq polymerase bekerja menggandakan potongan DNA. Pertama ia, maksudnya si Taq,
membaca primer seperti layaknya pesawat terbang lari di landasan pacu sebelum take off.
Biasanya ketiga tahap ini diulang sebanyak 30 kali untuk mendapatkan 1.073.741.766 atau satu
miliar tujuh pulih tiga juta tujuh ratus empat puluh satu ribu tujuh ratus enam puluh enam -
(bener nggak bacaan ane ;-)) - kopi / clone potongan DNA.
Nah...potongan-potongan inilah yang dimanfaatkan oleh para peneliti untuk berbagai kegunaan,
mulai dari deteksi penyakit, silsilah kekerabatan keluarga, meng-kloning manusia hingga
membuktikan kasus kriminal.
Thalasemia
Thalasemia merupakan penyakit menurun yang ditandai dengan gangguan dan
ketidakmampuan memproduksi eritrosit dan hemoglobin. Gejala penyakitnya bervariasi, dapat
berupa anemia, pembesaran limpa dan hati atau pembentukan tulang muka yang abnormal.
Limpa berfungsi membersihkan sel darah yang rusak. pembesaran limpa pada penderita
thalasemia terjadi karena sel darah merah yang rusak sangat berlebihan sehingga kerja limpa
sangat berat. Selain itu, tugas limpa juga lebih diperberat unutk memproduksi sel merah lebih
banyak.
Tulang muka merupakan tulang pipih. Tulang pipih berfungsi memproduksi sel darah. Akibat,
thalasemia tulang pipih akan berusaha memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya
hingga terjadi pembesaran tulang pipih. Pada muka hal ini dapat dilihat dengan jelas karena
adanya penonjolan dahi, menjauhnya jarak antara kedua mata dan menonjolnya tulang pipi.
Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit thalasemia secara total.
Pengobatan yang paling optimal adalah tranfusi darah seumur hidup. Kelahiran penderita
thalasemia dapat dicegah dengan dua cara. Pertama, mencegahnya perkawinan antara dua
pembawa sifat thalasemia. Kedua, memeriksa janin yang dikandung oleh padangan pembera
sifat dan menghentikan kehamilan janin bila dinyatakan sebagai penderita thalasemia.
Untuk menghindari dampak buruk tranfusi darah, penderita thalasemia juga harus melakukan
terapi klasik agar zat besi yang terkandung dalam tubuh secara berlebihan dapat dikeluarkan.
Pengobatan atau pencegahan yang paling efektif adalah dengan menghindari pernikahan pada
penderita yang memiliki resiko tinggi terhadap thalasemia.
Jika salah satu pasangan memiliki resiko tinggi terhadap thalasemia kemungkinan besar akan
menurun pada anaknya dengan tingkat risiko yang lebih tinggi dan menghasilkan anak penderita
thalasemia dengan gen bawaan dari orangtua. Akibat yang terjadi jumlah penderita thalasemia
semakin meingkat tajam.
Gejala umumnya dari thalasemia hampir sama dengan penyakit anemia, yakni wajah terlihat
mudah pucat karena kekurangan sel darah merah, selera makan yang berkurang, tubuh mudah
merasa cepat lelah, keseimbangan tubuh yang mulai berkurang, mudah sakit dsb.
Jika mengalami gejala diatas segerakan memeriksakan diri apakah terkena anemia atau
thalasemia, agar cepat mendapatkan perawatan dan pengobatan sebelum penyakit tersebut
berdampak buruk.
Penyakit thalasemia juga sering dikaitkan oleh anemia dimana penyakit anemia disebabkan oleh
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah darah dalam darah menurun atau jumlahnya
berkurang. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat dan membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Hemoglobin sendiri tersusun dari 2 jenis rantai protein yakni rantai protein alpha globin dan
rantai protein beta globin. Bila yang terganggu pembentukannya adalah rantai protein alpha
globin, maka thalasemia yang timbul disebut thalasemia beta. Kedua tipe ini bisa ditemukan
dalam bentuk ringan hngga berat.
Thalasemia adalah penyakit genetik yang menyebabkan kelainan sel darah merah. Akibatnya,
anak selalu kekurangan darah (anemia) yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin. Pada
thalasemia yang berat, anak harus melakukan tranfusi darah seumur hidupnya.
Penyakit thalasemia yang diderita oleh anak akan mengakibatkan kelainan pada cacat organ
tubuh seperti bentuk jari tangan atau kaki yang ukuran jarinya atau susunan jari kaki tidak
normal, atau kecacatan
Sakit thalasemia
Penyakit thalasemia kedengarannya cukup awam bagi mereka yang tak mengenal asal usul
penyakit ini, namun dari beberapa data di Indonesia sendiri untuk penderita thalasemia
ternyata cukup banyak yang berasal dari turunan gen orang tua yang memiliki riwayat penyakit
thalasemia ini yang memiliki resiko penurunan kepada anak hingga ditemukan 6-10 % penduduk
Indonesia pembawa gennya.
Thalasemia termasuk dalam jenis penyakit darah, gejala dan terjadinya thalasemia hampir sama
dengan anemia. Thalasemia juga sering disebut sebagai penyakit peradaban dari penyakit
anemia akut. Thalasemia terjadi akibat dari adanya gangguan pada aktivitas di dalam sel darah
merah dalam sintesis / pembentukan hemoglobin yang kemudian mengakibatkan kerusakan
pada sle darah.
Penderita thalasemia umumnya memiliki jumlah hemoglobin yang sangat kurang bahkan hampir
tidak ada sama sekali. Oleh karenanya, penderita thalasemia melakukan transfusi darah secara
rutin.
Penderita thalasemia pada tahap awal dapat disembuhkan dengan cara melakukan transplantasi sumsum
tulang atau menggunakan teknologi punca yang baru-baru ini ditemukan oleh para medis. Sel punca ini
merupakan sel induk dalam tubuh yang dapat berkembang menjadi sel darah