A. Pendahuluan
kebutuhannya, salah-satu dari bentuk hubungan sosial itu adalah jual-beli.1 Dalam
jual-beli terdapat dua subjek yaitu penjual yang kedudukannya sebagai pelaku
usaha dan pembeli sebagai konsumen. Penjual sebagai pelaku usaha setiap orang
perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan
badan hukum yang didirikan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
pembeli sebagai konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
1
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2000, hlm. 64
2
2Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1999, Sinar Grafika, Jakarta, 2004
1
2
produsen.4
hak konsumen. Hal tersebut juga diperparah dengan berbagai jenis bahan
memperhatikan takaran atau ambang batas serta bahaya yang ditimbulkan oleh
bahan kimia tersebut kepada konsumen.5 Menurut Pasal 1 ayat (4) Undang-
sebagai kondisi atau upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dan
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
konsumen, yaitu:
3
Sidabalok, Janus, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Aditya Bhakti, Bandung,
2006, hlm. 56.
4
Sudaryatmo, Masalah Perlindungan di Indonesia, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1995,
hlm.3.
5 Ibid,
6
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.
3
perlindungan hukum yang diberikan pada konsumen atas barang konsumsi yang
perlindungan konsumen.
dengan mutu yang tinggi pula. Bagi golongan ekonomi rendah akan memilih
harga yang murah karena golongan ini lebih menitikberatkan pada harga
aman tersedia secara memadai, perlu diwujudkan suatu sistem makanan yang
mie basah atau lebih dikenal oleh masyarakat adalah mie Aceh. Kasus yang
7
Sofie, Yusuf, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen hukumnya, Citra
Aditya Bhakti, Bandung, 2006. hlm 43.
8
Nasution, Az, Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Diadit Media, Jakarta,
2002, hlm. 118.
4
Diketahui Dua pelaku yang diduga memproduksi mie basah berformalin di Aceh
agar mi tahan lama serta tidak mudah putus. Pengungkapan kasus mie formalin ini
berawal dari informasi yang diperoleh polisi dari warga. Polda Aceh langsung
Besar, Banda Aceh. Setelah dilakukan pengujian awal dengan test kit formalin,
memakai formalin dalam mie yang dibuatnya. Penggunaan formalin ini dilakukan
saat pengrebusan mie dan tujuannya agar mie menjadi lebih tahan lama, tidak
mudah basi serta tidak mudah putus. Menurutnya, mie basah tersebut dijual
pelaku ke penjual mie goreng dan mie bakso di wilayah Banda Aceh dan Aceh
Besar. Dampak buruk bagi kesehatan jika mengkonsumsi mie berformalin secara
berulang-ulang di antaranya yaitu sakit kepala hingga sesak nafas kronis. Pelaku
pangan. Pelaku saat ini ditahan di Mapolda Aceh. Dalam kasus tersebut, selain
mengamankan dua orang polisi juga menyita 103 Kilogram mie basah yang
diduga mengandung formalin. Polisi juga menyita satu botol sampel air rebusan
1999”.
B. Rumusan Masalah
terhadap bahan kimia berbahaya pada mie berformalin yang marak terjadi di
1999?
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
Tahun 1999