Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia masih belum bisa lepas dari ketergantungannya akan makanan.Tetapi
masih banyak masyarakat kurang pengetahuan tentang makanan yang bergizi
sehingga dapat menyebabkan penyakit karena salah makan.
Selain makanan yang bergizi,kondisi fisik seseoraang dapat dipengaruhi oleh
keadaaan lingkungan, kondisi nasional, gerakan fisik atau olahraga serta kesehatan
yang berkaitan dengan penyakit tertentu.
Dalam pemenuhan nutrisi pun terdapat takaran atau jumlah tertentu sesuai
kelompok umur . Karena tiap-tiap kelompok tersebut memiliki jumlah tertentu dalam
pemenuhannya.
Gizi memiliki fungsi yang sangat menunjang kehidupan tumbuh dan kembang
terutama anak. Selain itu kekurangan gizi pun dapat menyebabkan penyakit serta
kelebihan gizi pun dapat memunculkan beberapa penyakit.
Tanpa asupan makanan yang baik serta seimbang dari segi tinggi badan, daya
intelektualnya serta konsentrasi otak pun akan terganggu. Untuk itu gizi tidak boleh
diremehkan bila tidak ingin kesehatan terganggu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian gizi serta fungsi gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan gizi klinik dan gizi masyarakat?
3. Penyakit apa saja yang disebabkan karena kekurangan dan kelebihan gizi?
4. Siapa sajakah kelompok rentan gizi?
5. Bagaimana cara pengukuran status gizi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memenuhi tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2. Agar kita mengetahui gizi yang diperlukan masyarakat.
3. Agar kita mengetahui tentang penyakit yang disebabkan oleh kekurangan dan
kelebihan gizi.
4. Untuk mengetahui fungsi gizi yang seimbang.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian gizi serta fungsinya

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi


secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.(Ragil Setiyabudi,2012)

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena
itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4
bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI
adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang
dirinya secara wajar dan sehat.

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.


Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah
satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa
dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan memiliki 4 fungsi pokok bagi kehidupan manusia yaitu :


1. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
2. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.
3. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral , dan
cairan tubuh yang lain.
4. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

2
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar
makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi . Zat-zat makanan
yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan
menjadi 5 macam yakni, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Fungsi-
fungsi zat makanan itu antara lain antara lain sebagai berikut :
1. Protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
(protein) , dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi
tubuh antara lain:
 Membangun sel-sel yang rusak.
 Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.
 Membentuk zat inti energi (1 gram energi kira-kira akan
menghasilkan 4,1 kalori)
2. Lemak, berasal dari minyak goreng , daging, margarin, dan sebagainya.
Fungsi pokok lemak bagi tubuh adalah :
 Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia ( 1 gram lemak
menghasilkan sekitar 9,3 kalori(.
 Sebagai pelarut vitamin A,D, E, K.
 Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tertentu dan pelindung
bagian tubuh pada temperatur rendah.
Lemak dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Lemak hewani
Lemak yang berasal dari hewan seperti daging, margarin , dan
sebagainya.
b. Lemak nabati
Lemak yang berasal dari tumbuhan seperti miyak goreng, kacang-
kacangan dan sebagainya.
3. Karbohidrat
Berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga
salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya
sumber karbohidrat dari tumbuh-tumbuhan ( beras, jagung, singkong, ubi, dan
sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
4. Vitamin

3
Vitamin dibedakan menjadi dua, yakni vitamin yang larut dalam air ,
dan vitamin yang larut dalam lemak.
a. Vitamin yang larut dalam air
Vitamin A dan B
b. Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin A, D, E, dan K

1. Vitamin A (retinol)

Vitamin A terdapat dalam makanan berwarna kuning-oranye, berdaun hijau gelap dan dalam
bentuk retinol pada makanan yang berasal dari hewan. Wortel, mangga, labu, pepaya, bayam,
brokoli, selada air, kuning telur, susu dan hati adalah makanan yang kaya vitamin A.

Vitamin A berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan jaringan epitel,
meningkatkan kekebalan, dan memerangi radikal bebas (antioksidan). Kekurangan vitamin A
adalah penyebab utama kebutaan pada anak-anak di banyak negara berkembang.

2. Vitamin D (kalsiferol)

Ikan berlemak seperti sarden, mackerel, tuna, telur, makanan yang diperkaya seperti margarin
dan sereal adalah sumber vitamin D. Vitamin ini sangat penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan tulang karena mengontrol penyerapan kalsium dan fosfor yang penting untuk
metabolisme tulang. Kekurangan vitamin D pada anak-anak akan menyebabkan penyakit
rakhitis, dan pada orang dewasa menyebabkan osteomalasia, kondisi di mana tulang menjadi
lemah dan lunak. Vitamin D dapat diproduksi tubuh saat kulit menerima ultraviolet dari sinar
matahari. Kekurangan vitamin D dapat terjadi pada mereka yang memiliki diet rendah
vitamin D atau jarang terkena sinar matahari. Dosis besar vitamin dapat menyebabkan
kelebihan kalsium, terutama pada anak-anak, yang mengganggu pembentukan tulang.
Namun, hal tersebut sangat jarang terjadi. Tidak ada rekomendasi mengenai diet vitamin D
untuk orang dewasa yang hidup normal dan cukup terpapar sinar matahari.

3. Vitamin E (tokoferol)

Vitamin E hadir dalam minyak wijen, kacang kedelai, beras, jagung dan biji bunga matahari,
kuning telur, kacang-kacangan dan sayuran. Vitamin ini adalah antioksidan penting yang
mencegah penuaan dini sel-sel, merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko
katarak, melindungi dari penyakit jantung, mencegah penyakit kanker dan menjaga kesehatan
kulit. Kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, kecuali pada bayi prematur dan
mereka yang memiliki masalah pencernaan.

4. Vitamin K

Selada, kubis, kembang kol, bayam, kangkung, susu, dan sayuran berdaun hijau tua adalah
sumber terbaik vitamin ini. Vitamin K terlibat dalam pembekuan darah dan kekurangannya
dapat menyebabkan perdarahan berlebihan dan kesulitan dalam penyembuhan. Kekurangan
vitamin ini jarang terjadi, kecuali pada bayi baru lahir dan mereka yang memiliki masalah
penyerapan atau metabolisme vitamin, seperti penderita penyakit hati kronis.

4
5. Vitamin C (asam askorbat)

Vitamin C terutama terdapat dalam buah jeruk, kiwi, melon, limau, jambu biji, sirsak,
mangga, stroberi, pepaya, tomat, kubis dan cabai. Vitamin ini sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan, membantu proses penyembuhan, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh (membantu mencegah flu), merangsang sintesis kolagen, menjaga elastisitas
kulit, dan menjaga kesehatan tulang, gigi, otot dan tendon. Vitamin C juga berperan sebagai
antioksidan dan membantu penyerapan zat besi di usus. Kekurangan vitamin C dapat
menyebabkan sariawan, mimisan, anemia, dan nyeri sendi. Namun, kekurangan vitamin C
lebih jarang terjadi dibandingkan kekurangan beberapa jenis vitamin B. Penderita penyakit
kanker dan masalah pencernaan atau mereka yang mendapatkan infus lebih mudah terkena
kekurangan vitamin C.

Karena mudah rusak oleh panas dan cahaya, makanan bervitamin C harus disimpan di tempat
sejuk dan teduh. Konsumsi vitamin C terlalu banyak dapat membahayakan karena
menyebabkan diare dan batu ginjal. Karena vitamin C membantu penyerapan zat besi, dosis
sangat tinggi dapat mengakibatkan kelebihan zat besi.

6. Vitamin B1 (tiamin)

Vitamin B1 hadir dalam biji-bijian, jeroan, kacang polong, kacang tanah, kuning telur, beras
merah, semua jenis daging, kentang, kubis, kacang hijau, pisang, dan pepaya. Vitamin ini
melindungi sistem saraf, merangsang nafsu makan dan berperan dalam fungsi otot dan
jantung. Tiamin juga membantu pengolahan karbohidrat, lemak dan alkohol. Kekurangan
vitamin B1 menyebabkan penyakit yang disebut beri-beri, di mana penderita tidak dapat
memproses karbohidrat dan lemak dengan baik dan mengembangkan berbagai gejala
termasuk masalah jantung, saraf, peradangan nyeri sendi dan kurangnya nafsu makan.

7. Vitamin B2 (riboflavin)

Vitamin B2 hadir dalam kubis, susu, keju, kacang polong, telur, beras, wortel, ubi jalar,
singkong, tomat, kacang, alpukat, nanas, pepaya, jambu biji, dan mangga. Vitamin ini
membantu pencernaan protein, karbohidrat dan lemak dan melindungi kulit dan mata.
Kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan penyakit kulit, kesulitan mencerna makanan dan
mata merah.

8. Vitamin B6 (piridoksin)

Pisang, alpukat, jeruk, tomat, apel, ayam, ikan, daging, telur, jeroan, kacang tanah dan
kedelai adalah sumber vitamin B6 yang penting untuk metabolisme karbohidrat dan asam
amino non-esensial. Bakteri pencernaan memproduksi vitamin ini dan sebagian diserap
melalui dinding usus. Kekurangan vitamin ini menyebabkan masalah kulit seperti dermatitis
seboroik di sekitar mata, hidung dan mulut.

9. Vitamin B12 (sianokobalamin)

Vitamin B12 hadir dalam makanan yang berasal dari hewan (susu, hati, ginjal, otot dan ikan).
Vitamin ini berperan dalam fungsi sel, terutama pada sumsum tulang, saluran pencernaan dan
sistem saraf, dan dalam produksi sel darah merah. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan
anemia, glossitis dan gangguan pencernaan.

5
5. Mineral
Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), Zat fluor ( F), natrium
(Na), dan chlor (Cl), Kalium (I). Secara umum fungsi mineral adalah
sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian
penting dari struktur sel yang dan jaringan.
B. Gizi Klinik dan Gizi Masyarakat
Dilihat dari segi sifatnya ilmu gizi dibedakan menjadi dua , yakni gizi
yang berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut dengan gizi
perorangan , dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang
disebut dengan kesehatan masyarakat ( public health nutrition) . Kedua sifat
keilmuan ini akhirnya masing-masing berkembang menjadi cabang ilmu
sendiri, yakni cabang ilmu gizi kesehatan perorangan atau disebut dengan gizi
klinik (klinik clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi kesehatan masyarakat
atau gizi masyarakat ( Community nutrition ) .
Kedua cabang ilmu gizi ini dibedakan berdasarkan hakikat masalahnya
. Gizi klinik barkaitan dengan masalah gizi pada individu yang sedang
menderita gangguan kesehatan akibat kekurangan atau kelebihan gizi . Oleh
sebab itu, sifat dari gizi klinik adalah lebih menitikberatkan pada kuratif
daripada preventif dan promotifnya. Sedang gizi masyarakat berkaitan dengan
gangguan gizi pada kelompok masyarakat , oleh sebab itu sifat dari gizi
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan (preventif ) dan peningkatan (
promosi).
Oleh karena sifat kedua keilmuan ini berbeda , maka akan
menyebabkan perbedaan jenis profesi yang menangani kedua pokok masalah
tersebut. Gizi klinik berurusan dengan masalah klinis pada individu yang
mengalami gangguan gizi , maka profesi kedokteran lah yang lebih tepat untuk
menanganinya. Sebaliknya gizi masyarakat yang berurutan gangguan gizi
pada masyarakat, dimana masyarakat mempunyai aspek yang sangat luas ,
maka penangannya harus secara multisektor dan multidisiplin . Profesi dokter
saja belum cukup untuk menangani masalah gizi masyarakat.
Penanganan gizi masyarakattdak cukup dengan upaya tetapi para
penderita saja, karena apabila setelah mereka sembuh akan kembali ke

6
masyarakat. Oleh karena itu, terapi penderita gangguan gizi masyarakat tidak
saja, tetapi seluruh masyarakat tersebut.

Masalah gizi masyarakat bukan menyangkutaspek kesehatan saja,


melainkan aspek-aspek terkait yang lain, seperti ekonomi, sosial budaya,
pendidikan,kependudukan dan sebagainya. Oleh sabab itu, penanganan atau
peraikan gizi sebagai upaya terapi tidak hanya di arahkan kepada gangguan
giziatau kesehatan saja, melainkan juga ke arah bidang-bidang yang lain.
Misalnya penyakit gizi KKP (kekurangan kalori daj protein) pada anak-anak
balita, tidak cukup dengan hanya pemberian makanan tambahan saja (PMT),
tetapi juga di lakukan perbaikan ekonomi keluarga, peningkatan pengetahuan,
dan sebagainya.

C. Penyakit-penyaki gizi
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat
kesehatan, atau sering di sebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat
kesehatan gizi optimum, di mana jaringan jenuh oleh semua zat gizi, maka di
sebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas dari
penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya. Apabila
konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan
tubuh, maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrition ini
mencangkup kelebihan nutrisi/gizi di sebut gizi lebih (overnutrition), dan
kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).

Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari


kelebihan atau kekurangan zat gizi, dan yang telah merupakan masalah
kesehatan masyarakat, khususnya di indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Penyakit kurang kalori dan protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena tidak seimbanga antara konsumsi kalori atau
karbohidrat dan protein dangan kebutuhan energi, atau terjadinya
difesiensi atau difisit energi dan protein. Penyakit ini di bagi dalam
tingkat-tingkat , yakni:
a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84 %-95% dari berat
badan menurut setandar harvard.

7
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44%-60% dari
berat badan menurut standar harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau badan anak kurang dari 60% dari berat
badan menurut standar harvard.
2. Penyakit Kegemukan (obesitas)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebihan
dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan
energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk lemak. Dalam keadaan
normal, jaringan lemak ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya
dalam jaringan subcutan, dan di dalam jaringan tirai usus. Seseorang
dikatakan obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15%
dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal.
Pada orang yang menderita obesitas organ-organ tubuhnya
dipaksa bekerja lebih berat. Akibat dari penyakit obesitas ini, para
penderitanya cenderung menderita penyaki-penyakit: kardio-vaskuler,
hipertensi dan diabetes malitus.
Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus
Dubois ialah :
B (kg) = (Tcm – 10) + 10%, dengan:
B = Berat badan hasil perkiraan/pengukuran
T = Tinggi badan
Oleh bagian gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dilakukan
koreksi sebagai berikut :

B (kg) = {( Tcm -100 ) – 10% } + 10%


3. Anemia ( penyakit kurang darah )
Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak
seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan micro
elemen yang esensial bagi tubuh, yakni pembentukan darah dalam
hemoglobin (Hb). Disamping itu Fe juga diperlukan enzim sebagai
penggiat. Zat besi (Fe) lebih mudah diserap oleh usus dalam bentuk
Ferro. Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% saja dari Fe
yang terdapat dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus. Ekskresi

8
Fe dilakukan melalui kulit, di dalam bagian-bagian tubuh yang aus dan
dilepaskan oleh permukaan tubuh yang jumlahnya sangat kecil. Pada
wanita ekskresi Fe dilepaskan lebih banyak melalui menstruasi. Oleh
sebab itukebutuhan Fe pada wanita dewasa lebih banyak dibandingkan
pria. Pada wanita hamil, kebutuhan Fe lebih banyak karena bayi yang
dikandung juga memerlukan Fe.
Defisiensi Fe atau anemia besi jumlahnya besar sehingga sudah
menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan
anemia besi, khususnya ibu hamil sudah dilakukan pemberian Fe
secara Cuma-cuma melalui Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi
karena kurangnya kesadaran ibu hamil rendah, maka program ini
berjalan secara lambat.
4. Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A di
dalam tubuh. Gejala-gejala penyait ini adalah kekeringan ephitel biji mata
dan kornea, karena glandula lacrimalis menurun. Terlihat selaput bola
mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak. Fungsi mata berkurang
menjadi hemeralopia atau nictalpia, yang oleh awam disebut buta senja
atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang.
Fungsi vitamin A mencakup 3 fungsi, yakni: proses melihat, proses
metabolisme, dan proses reproduksi. Program penanggulangan defisensi
kekurangan vitamin A ditujukan pada anak balita dengan pemberian
vitamin A secara Cuma-Cuma melalui Puskesmas atau Posyandu. Dapat
juga melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan yang
bergizi, khususnya makanan-makanan sebagai sumber vitamin.
5. Penyakit Gondok Endemik
Zat Iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena
merupakan komponen dari hormon Thyroxin. Kekurangan zat iodium
berakibat kondisi hypothyroidisme (kekurangan Iodium), dan tubuh
mencoba untuk mengkonpensasi dengan menambah jaringan kelenjar
gondok. Akibatnya terjadi hypertropi, yang kemudian disebut penyakit
gondok. Apabila kelebihan zat Iodium maka akan mengakibatkan gejala-
gejala pada kulit yang disebut Iodium dermatitis. Sedangkan penyakit
kekurangan Iodium disebut Gondak Endemik.

9
Kekurangan Iodium juga menyebabkan gangguan kesehatan lain,
yakni:”Cretinnisma”. Kretinisma adalah suatu kondisi penderita dengan
tinggi badan di bawah normal (cebol), yang disertai berbagai tingkat
keterlambatannya perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan
ringan sampai dengan sangat berat (debil).
Penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan, yaitu dengan
memberikan dosis iodium kepada para ibu hamil. Selain itu dapat juga
dilakukan peningkatan kesehatan masyarakat melalui program
Iodiumisasi, yaitu dengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan
Iodium.
D. Kelompok Rentan Gizi
Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling
mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi.
Kelompok-kelompok rentan gizi terdiri dari:
a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun
b. Kelompok di bawah lima tahun (balita): 1-5 tahun.
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
f. Kelompok umur usia lanjut (usila).
1. Kelompok bayi
Untuk pertumbuhan bayi dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan
ialah:
a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.
b. Calcium (Cl)
c. Vitamin D, tetapi karena di Indonesia berada di daerah tropis, maka hal
ini tidak begitu menjadi masalah.
d. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal.
e. Fe (zat besi) diperlukan karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe
ikut terbuang.

10
TABEL PERALIHAN ASI KE MAKANAN DAN KEBUTUHAN
KALORI
Umur anak PMT Kebutuhan kalori
0-4 bulan ASI saja 300 kalori
4-9 bulan Makanan halus 800 kalori
9-12 bulan Makanan lembut 900 kalori
12-18 bulan Makanan lunak 1100 kalori
18-24 bulan Makanan semi keras 1300 kalori
24 bulan (2 tahun) Makanan dewasa dan
disapih

2. Kelompok Anak Balita


Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita rawan gizi dan
rawan kesehatan antara lain sebagai berikut:
a. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke3
makanan orang dewasa.
b. Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah
bekerja penuh, sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
c. Anak balita sudah mulai main di tanah, dan sudah dapat main di luar
rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang
kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan
berbagai macam penyakit.
d. Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam
memilih makanan. Di pihak lain ibunya sudah tidak begitu
memperhatikan lagi makanan anak balita, karena dianggap sudah dapat
makan sendiri.
3. Kelompok Anak Sekolah
Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih
baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita . Masalah-masalah yang
timbul pada kelompok ini antara lain :
a. Berat badan rendah
b. Defisiensi Fe (kurang darah )
c. Defisiensi vitamin E.

11
Masalah ini timbul karena pada umur – umur ini anak sangat aktif
bermain dan banyak kegiatan , baik di sekolah maupun di lingkungan
rumah tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadang – kadang nafsu
makan mereka menurun , sehingga konsumsi makanan tidak seimbang
dengan kalori yang diperlukan.
Program UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah ) adalah sangat tepat untuk
membina dan meningkatkan gizi dan kesehatan kelompok ini. Di samping
anak sekolah adalah kelompok yang sudah terorganisasi sehingga mudah
dijangkau oleh program , juga karena kelompok ini merupakan kelompok
yang mudah menerima upaya pendidikan. Ahli pendidikan berpendapat
bahwa kelompok umur ini sangat sensitif untuk menerima pendidikan,
termasuk pendidikan gizi.
4. Kelompok Remaja
Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat, kemudian
juga kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi
puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang
dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan – kegiatannya,
maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat
pertumbuhannya. Pada anak remaja putri mulai terjadi menarche (awal
menstruasi),yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe maka akan terjadi
kekurangan Fe (anemia).
Upaya untuk membina kesehatan dan gizi kelompok ini juga dapat
dilakukan melalui sekolah (UKS ), karena kelompok ini pada umumnya
berada di bangku sekolah menengah pertama maupun atas (SMP atau
SMA). Disamping itu, pembinaan melalui organisasi- organisasi
kemasyarakatan misalnya : Karang Taruna , Remaja / Pemuda Gereja,
Remaja Masjid , dan sebagainya. Karena kelompok pada remaja ini sudah
mulai tertarik untuk berorganisasi , atau senang berorganisasi.

5. Kelompok Ibu Hamil


Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses
pertumbuhan,yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan
berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut,

12
misalnya mammae. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini,
maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Kebutuhan
kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-350 kalori per hari.Demikian pula
kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram perhari. Peningkatan
metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan
suplai vitamin ,terutama thiamin , reboflafin , vitamin A dan D. Kebutuhan
berbagai mineral , khususnya Fe dan Calsium juga meningkat.

Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin, dan mineral yang


meningkat ini tidak dapat di penuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu
hamil, akan terjadi kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat:
a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau seiring di sebut berat
badan bayi rendah (BBLR).
b. Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan)
c. Lahir dengan berbagai kesulitan, dan lahir mati
6. Ibu menyusui
Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bayioleh sebab itu, maka
untuk menjamin kecukupan ASI bayi, makanan ibu yang sedang menyusui
harus di perhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800-850 mililiter per hari, dan
mengandung kalori 60-65 kalori, 1,2-1,2 gram, dan lemak 2,5-3,5 gram setiap
100 mililiter. Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui memerlukan
tambahan 800 kalori dan tambahan protein 25 gram sehari, di atas kabutuhan
bila ibu tidak menyusui
7. Kelompok usia lanjut (USILA)
Meskipun usilaini suda tidak mengalami penurunan fungsinya, maka
sering terjadi gangguan gizi. Contohnya: pada usia beberapa gigi geligi,
bahkan semuanya tanggal sehinnga terjadi kesulitan saat mengunyah
makanan.
Di samping itu alat pencernna dan kelenjar-kelenjarnya pun sudah
menurun, sehinggah makanan yang sudah di cerna dan tidak
memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.
Keperluan energi pada usila sudah menurun, oleh sebab itu konsumsi
makanan untuk usila secara kuantitas dan sama dengan pada kelompok
rentan yang lain, yang penting di sini kualitas makanan dalam arti

13
keseimbangan zat gizi harus di jaga.Kegemukan pada Usila sangat
merugikan bagi Usila itu sendiri ,karena merupakan risiko untuk
berbagai penyakit seperti : kardio vaskuler, diabetes militus, hipertensi,
dan sebagainya.

E. Pengukuran Status Gizi Masyarakat


Studi – studi telah menguji berbagai pengukuran status gizi dan
membuat berbagai rekomendasi. Waterlow (1973) menyarankan, untuk
pengukuran status gizi pada saat ini yang digunakan ukuran berat badan per
tinggi badan . Sedangkan ukuran tinggi badan per umur hanya cocok untuk
mengukur status gizi pada saat yang lalu. Ia menyebutkan pula bahwa berat
badan per umur berguna bagi pengukuran seri untuk anak di bawah 1 tahun.
Bayi dan balita pilih menjadi indikator karena kelompok ini rentan akan
penyakit yang berkaitan tentang gizi.
Thowbridge,F (1970) dari hasil studinya menyimpulkan bahwa ukuran
berat badan per umur tidak atau kurang mampu dapat membedakan antara
malnutrisi akut dan malnutrisi kronik. Oleh sebab itu ia menyarankan berat
badan per tinggi dan lingkar lengan atas adalah indikator yang lebih baik
untuk mengetahui prevalensi malnutrisi akut.
Zeitlin , M.F (1973) menyarankan, untuk anak berumur kurang dari 2
tahun menggunakan ukuran berat badan per umur saja sebagai indikator
pertumbuhan. Dari hasil pengamatan , untuk anak berumur 2-5 tahun yang
mempunyai berat badan rendah menunjukkan adanya malnutrisi yang berat. Ia
menyarankan bahwa berat badan per umur untuk mengukur status gizi pada
anak di bawah 5 tahun , bahkan anak yang lebih tua pun dapat
mempergunakan ukuran tersebut.
Morley, D (1971) Membahas pengukuran berat dan tinggi badan
mempunyai beberapa kelemahan , antara lain kurang akuratnya pelaksanaan
pengukuran dari petugas.Tetapi ia menyatakan bahwa ukuran lain pun tidak
mempunyai nilai yang dinamis untuk pertumbuhan anak.Akhirnya ia
berkesimpulan bahwa berat dan tinggi badan per umur dapat mencerminkan
status gizi anak.
Berat dan tinggi badan per umur menjadi indikator dalam status gizi
anak, pada umumnya para peneliti cenderung mengacu pada standar Harvard

14
dengan berbagai modifikasi . Dibawah ini ada 4 macam cara pengukuran yang
sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat cara klasifikasinya :
1. Berat badan per umur
Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard , keadaan gizi anak
diklasifikasikan menjadi 4 tingkat , yakni :
- Gizi lebih ( over weight)
- Gizi baik ( well nourshed)
- Gizi kurang ( under weight ) , yang mencakup kekurangan kalori
dan protein (KKP) tingkat I dan II.
Untuk negara-negara berkembang menggunakan klasifikasi dari
Harvard tersebut dengan berbagai modifikasi.Klasifikasi dari standard
Harvard yang sudah dimodifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
- Gizi baik, adalah apabila berta badan bayi / anak menurut umurnya
lebih dari 89 % standar Harvard .
- Gizi kurang, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umur
berada di antara 60,1 % - 80 % standar Harvard.
- Gizi buruk, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut umurnya
60% atau kurang dari standard Harvard.
2. Tinggi Badan menurut umur
Klasifikasi pengukuran status gizi menurut tinggi badan menurut
umur sebagai berikut :
- Gizi baik, yakni apabila panjang tinggi badan bayi / anak menurut
umurnya lebih dari 80% standard harvard.
- Gizi Kurang , apabila panjang tinggi bayi /anak berda diantara
70,1% - 80 % dari standard harvard.
- Gizi buruk, apabila panjang/ tinggi badan bayi/anak menurut
umurnya 70% atau kurang dari standar harvard.
3. Berat badan menurut tinggi
Klasifikasinya sebagai berikut :
- Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang
/tingginya lebih dari 90 % dari standard harvard.
- Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya
berada diantara 70,1% - 90% dari standard harvard.

15
- Gizi buruk, apabila berat bayi/anak menurut panjang/ tingginya 70
% atau kurang dari standard harvard.
4. Lingkar lengan atas (ILLA) menurut umur
Dipergunakan mengacu pada standard Wolanski, klasifikasinya
adalah sebagai berikut :
- Gizi baik , apabila LLA bayi/anak menurut umurnya lebih dari 85
% standard Wolanski .
- Gizi kurang , apabila LLA bayi/anak menurut umurnya berada
diantara 70,1 %- 85% standard wolanski.
- Gizi Buruk, apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau
kurang dari standard wolanski.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
2. Penyakit yang disebabkan oleh gizi adalah anemia, obesitas, gondok , zerophthalmia,
dan KKP.
3. Kelompok rentan gizi adalah kelompok bayi, Balita, anak sekolah , remaja, Ibu hamil,
ibu menyusui, dan usia lanjut.
4. Pengukuran status gizi menggunakan bayi atau balita menggunakan berat dan tinggi
badan per umur.

17
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo Soekidjo.2003, Prinsip – Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat ,Jakarta
:PT Rineka Cipta .

18

Anda mungkin juga menyukai