Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah kucing peliharaan meningkat di sebagian besar negara, tidak kalah dengan jumlah
anjing peliharaan, namun kucing menerima perawatan veteriner lebih sedikit daripada anjing.
Karena Pemiliknya menyatakan bahwa mereka kesulitan memasukkan kucingnya ke dalam
rumah, mengemudi ke klinik, dan kucing menghadapi ketakutan di klinik hewan walaupun
hanya pemeriksaan kecil. Kucing merupakan salah satu contoh hewan yang kehidupan
sosialnya banyak berhubungan dengan manusia. Hewan ini banyak dijadikan peliharaan
manusia sehingga tingkat kesejahteraannya mendapat perhatian yang cukup bagus dari
pemiliknya. Beberapa tindakan medis sering dilakukan pada kucing baik untuk perawatan
maupun untuk penampilan (cosmetic surgery).
Dalam pembedahan atau operasi kita memerlukan tindakan restrain (handling) terlebih
dahulu, guna menenangkan hewan tersebut serta tidak melukai handler dalam hal ini dokter
hewan maupun hewan itu sendiri. Restrain dapat dilakukan dengan dua metode yaitu restrain
fisik dan restrain kimia. Restarain fisik dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti tali dan
pita moncong. Restrain fisik biasanya dilakukan ketika kucing masih dalam jangkuan
pengendalian handler.
Namun terkadang tindakan medis yang menyakitkan seperti pembedahan (operasi) yang
melibatkan organ dalam maupun pembedahan tulang (ortopedi) tidak memungkin jika hanya
menggunakan restrain fisik. Tindakan medis yang menyakitkan cukup berbahaya bagi hewan
itu sendiri maupun dokter hewan yang menanganinya. Oleh karena itulah kita menggunakan
bantuan restarain kimia. Restrain kimia dapat dilakukan dengan agen farmakologis seperti
pemberian obat-obatan acepromazine, medetomidine, xylazine. Umumnya restrain kimia
pada anjing menggunakan metode anestesi inhalasi karena metode tersebut dirasa lebih aman
jika dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan. Oleh karena itualah diperlukan
pemahaman lebih lanjut mengenai restrain pada praoperasi.
Mendidik dan mempersiapkan klien dan Tim dokter hewan diperlukan sehubungan
dengan penanganan (restrain) kucing untuk menghindari stres dan mencapai tujuan
perawatan kesehatan yang baik. Tanpa persiapan seperti itu, stres kucing bisa meningkat
menjadi ketakutan atau agresif terkait rasa takut. Tekanan yang dihasilkan dapat mengubah
hasil pemeriksaan fisik dan tes laboratorium, yang menyebabkan diagnosis yang salah
(misalnya diabetes mellitus) dan perawatan yang tidak perlu.
Tanpa penanganan yang baik dan tenang oleh tim dokter hewan, pemilik mungkin merasa
tim tidak memiliki keterampilan dan belas kasihan, atau tidak mengerti kucing. Cedera dapat
terjadi pada kucing, pemilik dan / atau tim dokter hewan. Pemilik yang ingin menghindari
terjadinya stres pada kucing mereka, biasanya mereka menghindari untuk datang ke dokter
hewan tersebut atau memilih klinik hewan lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan restrain?
2. Bagaimana cara atau teknik restrain fisik pada kucing?
3. Bagaimana cara atau teknik restrain kimia pada kucing?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari restrain.
2. Untuk mengetahui cara atau teknik restrain fisik pada kucing.
3. Untuk mengetahui cara atau teknik restrain kimia pada kucing.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka manfaat yang diperoleh dari penulisan paper
ini, yaitu memberikan pengetahuan bagi pembaca dan sekaligus penulis tentang apa
pengertian dari restrain, bagaimana cara atau teknik restrain fisik pada kucing dan bagaimana
cara atau teknik rentrain kimia pada kucing. Serta penulis dapat lebih memahami mata kuliah
Ilmu Bedah Umum Veteriner khususnya pada materi restrain pada kucing.

Anda mungkin juga menyukai