DASAR TEORI
2.1 Sensor
Sensor adalah alat yang dapat menerima rangsangan dan
merespon dengan suatu sinyal elektrik. Konversi ransangan ke
dalam suatu sinyal elektrik dilakukan melalui kontak elektronik.
Sensor dapat dikatakan sebagai suatu translator dari nilai non
elektrik menjadi nilai elektrik. Elektrik adalah sinyal yang dapat
disalurkan, dikuatkan dan dimodifikasi oleh alat elektronik.
Sinyal keluaran sensor dapat berupa tegangan, arus, amplitudo,
frekuensi, maupun kode digital.
Karakterisasi sensor dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem
sensor yang telah dirancang, dalam hal ini sensor dianggap
sebagai ”black box” yang karakteristiknya ditentukan oleh
hubungan antara sinyal keluaran dan masukan. Karakteristik
statik ditentukan oleh sifat sensor yang perubahan responnya
tidak berubah terhadap waktu, Beberapa hal yang termasuk dalam
karakteristik statik sensor meliputi kalibrasi, linieritas,
sensitivitas, jangkauan pengukuran, saturasi, dan repeatibility.[3]
5
6
sin ɸc = nb / na…………..(2)
Struktur dasar dari sebuah serat optik yang terdiri dari 3 bagian :
a. Core (inti) : sebuah batang silinder terbuat dari bahan
dielektrik (bahan silika (SiO2), biasanya diberi doping
dengan germanium oksida (GeO2) atau fosfor penta
oksida (P2O5) untuk menaikan indeks biasnya) yang tidak
7
c. Grade-index multimode
Berisi sebuah core dimana refraksi indeks berkuang secara
perlahan – lahan dari poros pusat ke luar cladding.
Refraksi indeks tertinggi pada pusat membuat cahaya
bergerak lebih perlahan pada porosnya
dibandingkan cahaya yang lebih dekat dengan
cladding. Alur yang dipendekkan dan kecepatan yang
tinggi mengijinkan cahaya di bagian luar untuk sampai ke
penerima pada waktu yang sama secara perlahan tetapi
cahaya lurus langsung melalui inti core. Hasilnya sinyal
digital mengalami distorsi yang sedikit. Ciri – cirinya :
1) Diameter core antara 30 mm – 60 mm sedangkan
diameter claddingnya 100 mm – 150 mm.
2) Merupakan penggabungan fiber single mode dan fiber
multimode step index. [6]
10