Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PBL merupakan proses pembelajaran di lapangan yang di dalamnya

terdapat serangkaian kegiatan yang secara khusus bertujuan agar mahasiswa

kesehatan masyarakat dapat menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah

kesehatan di suatu tempat. PBL ini terdiri dari 3 rangkaian yaitu PBL I, II dan

PBL III. PBL II merupakan kelanjutan dari PBL I. PBL II ini dilaksanakan

pada tanggal 11–24 Juli 2016 yang berlokasi di Desa Lambakara, Kecamatan

Laeya Kabupaten Konawe Selatan.

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui status kesehatan

di suatu tempat yaitu status PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tatanan

rumah tangganya. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua

perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga

atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat

berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih

dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

1
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh)

indikator PHBS di Rumah Tangga.

Kegiatan PHBS yang akan saya lakukan akan lebih mengkhususkan pada

pembinaan keluarga dalam skala kecil, dimana rumah tangga yang akan

dijadikan keluarga binaan adalah sebanyak 2 keluarga yang akan dijadikan

sampel dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi keluarga lain yang ada di

Desa Lambakara.

Selain itu, saya memilih rumah yang akan saya jadikan objek kegiatan

PHBS dikarenakan kondisi keluarga yang kondusif dan menerima masukan

yang akan diberikan untuk memenuhi indikator PHBS, dan melihat dari

kondisi rumah yang memungkinkan pada perubahan sanitasi lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan ini adalah:

1. Seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari keluarga yang akan

menjadi binaan?

2. Bagaimana memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan

mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri

dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

masyarakat?

2
C. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan home visit (rumah binaan) dengan indikator

PHBS yang saya lakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari

keluarga yang akan menjadi binaan dalam kegiatan home visit yang ada di

Desa Lambakara Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan.

2. Untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi keluarga binaan dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan perilaku melalui pemberdayaan masyarakat.

3. Untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu

melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,

mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman

penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

4. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan tindakan mengenai PHBS

setelah dilakukan home visit pada keluarga yang menjadi target.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian PHBS

Perilaku Sehat, adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari

ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk

menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun

pada keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan

keluarga/masyarakat untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan

kesehatan (Depkes RI, 2007).

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih

dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS

di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah

tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi

kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan

lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007).

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi

perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk

4
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan

(Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan

mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan

masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Dinkes, 2006).

B. Tujuan dan Manfaat PHBS

Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan

kemauan masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif

masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan

derajat hidup yang optimal (Dinkes,2006). Ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah

Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat

Umum. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja,

bermain, berinteraksi dan lain-lain. Untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) ditiap tatanan diperlukan pengelolaan manajemen program

PHBS melalui tahap pengkajian, perencanaan, penggerakan pelaksanaan

sampai dengan pemantauan dan penilaian.

Manfaat PHBS bagi rumah tangga antara lain adalah sebagai berikut.

1. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.

2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya

kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk

kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan,

5
pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan

keluarga.

C. Indikator PHBS

Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah

Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 10

indikator PHBS adalah sebagai berikut:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Adalah pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan

oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya).

Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu

persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin. Apabila

terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke

Puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril sehingga

mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja sejak lahir sampai usia

6 bulan. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi

yar cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan

berkembang dengan baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening

berwarna kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena

mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

3. Menimbang Balita setiap bulan

6
Penimbangan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau

pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilakukan setiap

bulan mulai umur 1 tahun sampai 5 tahun di posyandu (Pos Pelayanan

Terpadu). Setelah balita ditimbang, catat hasil penimbangan di buku KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak) atau KMS (Kartu Menuju Sehat maka akan

terlihat perkembangan dari Balita tersebut (berat badan naik atau tidak

naik).

4. Menggunakan Air Bersih

Air yang kita pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,

berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian,

dan sebagainya haruslah bersih, agar kita tidak terkena penyakit atau

terhindar dari penyakit.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat

menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di

tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. Cucilah tangan setiap kali

sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti

memegang uang dan hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang

makanan maupun sebelum menyusui bayi.

6. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan

leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit

7
penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat

untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak

berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah

sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan

atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air,

tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga.

PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di

dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar

rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.

Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara

3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

8. Makan sayur dan buah setiap hari

Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2

porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari

sangat penting, karena sayuran dan buah-buahan mengandung vitamin dan

mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Selain itu

sayuran dan buah-buahan juga mengandung serat yang tinggi yang baik

dalam proses pencernaan makanan di dalam tubuh.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan

8
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling

sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-

paru serta alat tubuh lainnya.

10. Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok

ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan

dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling

berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).

9
BAB III

METODE HOME VISIT

A. Cara pemilihan

Cara pemilihan untuk tugas pembinaan PHBS tatanan rumah tangga

dilakukan dengan membagian rumah-rumah berdasarkan gambar maping hasil

PBL I yaitu rumah yang berwarna kuning dan merah. Dalam kegiatan home

visit ini objeknya adalah keluarga yang berada di Dusun I sampai dengan

Dusun IV Desa Lambakara. Dalam kegiatan home visit ini yang menjadi

sample adalah warga Desa Lambakara yang bertempat tinggal di Dusun I yaitu

dengan nama kepala keluarga Eki Saputra dengan responden Ibu Rasniatin dan

nama kepala keluarga Ire dengan responden Ibu Erni. Alasan pemilihan kriteria

tersebut adalah dikarenakan kondisi rumah kedua ibu tersebut tidak memenuhi

kesepuluh indikator PHBS rumah tangga dan dirasa lebih mudah untuk

memberikan masukan dan pendapat untuk dijadikan desa rumah pembinaan

dalam kegiatan home visit.

B. Lokasi Kegiatan

Kegiatan Home visit yang dilakukan terletak di Dusun I dan dusun III

Desa Lambakara yaitu kediaman Ibu Rasniatin dan kediaman Ibu Erni dengan

PHBS berkriteria cukup. Waktu kegiatan home visit dilakukan pada tanggal

18–21 Juli 2016.

10
C. Data umum responden

Data umum mengenai dua (2) rumah responden home visit di Dusun I dan

Dusun III yaitu dapat dilihat sebagai berikut :

1. Identitas responden rumah home visit I (pertama)

Nama Kepala Keluarga : Eki Saputra

Nama Responden : Rasniatin

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Tolaki

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Dusun I Desa Lambakara

Alasan memilih rumah keluarga Ibu Rasniatin yang sekaligus sebagai

responden adalah berdasarkan hasil pendataan yang di lakukan di kegiatan

PBL I yang bertujuan mengidentivikasi masalah kesehatan. Berdasarkan

masalah kesehatan yang di temukan pada kegiatan PBL I menunjukan

bahwa rumah keluarga Ibu Rasniatin mempunyai masalah PHBS (Perilaku

Hidup Sehat dan Bersih) tatanan rumah tangga yang berwarna kuning.

Masalah PHBS Tatanan rumah tangga yang bermasalah adalah melakukan

persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, tidak memberantas jentik

di rumah sekali seminggu, tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum dan

sesudah melakukan aktivitas fisik, ada keluarga yang merokok di dalam

11
rumah. Selain itu, kepemilikan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)

yang tidak memenuhi syarat seperti dibiarkan terbuka sehingga menjadi

tempat bersarangnya nyamuk.

2. Identitas Responden Rumah Home Visit II

Nama Kepala Keluarga : Ire

Nama Responden : Erni

Umur : 38 thn

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Tolaki

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Dusun III Desa Lambakara

Alasan memilih rumah home visit II rumah keluarga Ibu Erni adalah

sama halnya dengan alasan memilih rumah home visit I yaitu adanya

masalah kesehatan dalam keluarganya yaitu PHBS tatanan rumah tangga

masih berwarna kuning. Arti atau makna dari PHBS yang berwarna kuning

adalah dari 10 komponen hanya enam komponen yang memenuhi

persyaratan sedangkan PHBS rumah tangga masih terdapat komponen yang

bermasalah yaitu tidak membuang air besar di jamban, tidak memberikan

asi eksklusif pada bayi, tidak memberantas jentik dirumah sekali seminggu,

tidak makan sayur dan buah setiap hari, tidak melakukan aktivitas fisik

setiap hari, dan merokok didalam rumah.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Home Visit

1. Observasi dan Wawancara PHBS Tatanan Rumah Tangga

Home Visit Rumah I

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung di lapangan

yang berkaitan dengan rumah home visit I. Hal-hal yang di observasi

pada rumah home visit I yaitu sebagai berikut:

1) Sarana air bersih

Berdasarkan observasi, sarana air bersih yang di gunakan yaitu

menggunakan air yang bersumber dari air ledeng.

2) Kualitas Air

Kualitas air yang di gunakan memenuhi syarat air bersih yaitu

tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

3) Lingkungan

Observasi lingkungan di rumah home visit I ini yaitu banyak di

temukan kotoran seperti daun-daunan pepohonan yang ditanam di

sekitar rumah.

4) Penggunaan jamban

Penggunaan jamban keluarga Ibu Rasniatin yaitu menggunakan

jamban cemplung tetapi tidak memenuhi syarat.

13
5) SPAL

Saluran Pembuangan Air Limbah sudah ada. Akan tetapi, tidak

memenuhi kriteria atau syarat yaitu di biarkan terbuka dan airnya

merembes di tanah akibat langsung di buang begitu saja.

b. Wawancara

Wawancara merupakan tehnik pengambilan data yang mudah di

lakukan dengan tehnik tanya jawab secara langsung dengan nara sumber

atau keluarga home visit yang bersangkutan. Wawancara yang dilakukan

berkaitan dengan PHBS tatanan rumah tangga. Jadi, pertanyaan yang

diajukan berkaitan dengan 10 komponen PHBS tatanan rumah tangga.

Adapun kesimpulan dari hasil wawancara dengan responden Ibu

Rasniatin yaitu sebagai berikut:

1) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

Dalam komponen PHBS ini, keluarga responden persalinannya di

tolong oleh dukun yang di anggap ahli dalam hal persalinan dengan

alasan bahwa pada saat ingin melakukan persalinan dengan bantuan

bidan desa, bidan desa tidak berada dikediamanya dan pada saat itu

bidan desa masi jarang yaitu hanya terdapat satu bidan desa saja. Jadi,

PHBS tatanan rumah tanggga ini perlu dilakukan intervensi.

2) Memberi bayi ekslusif

Ibu responden, bayi yang berusia 0-6 bulan hanya di beri ASI tanpa

tambahan makanan pendamping seperti pisang, madu dan lain

sebagainya.

14
3) Menimbang bayi dan balita

Responden melakukan penimbangan bayi dan teratur dilakukan di

posyandu.

4) Menggunakan air bersih

Air bersih yang digunakan keluarga responden untuk air minum

dan masak adalah air yang berasal dari air ledeng.

5) Menggunakan jamban sehat

Jenis jamban yang di gunakan adalah menggunakan jamban

cemplung tetapi jamban tersebut tidak memenuhi syarat.

6) Tidak merokok dalam rumah

Keluarga responden ada yang merokok yaitu kepala

keluarganya. Untuk itu dalam permasalahan ini saya memberikan

pemahaman kepada keluarga Ibu Rasniatin untuk seharusnya

mengghindari berinteraksi secara langsung pada saat suaminya

merokok di dalam rumah karena asap rokok apabila terhirup olehnya

dan juga anaknya dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Dan

sebaiknya menyuruh suaminya untuk merokok diluar rumah saja.

7) Mencuci Tangan pakai sabun

Keluarga Ibu Rasniatin tidak selalu mencuci tangan memakai

sabun sebelum dan selesai melakukan aktivitas.

8) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Tempat penampungan air tidak selalu di bersihkan untuk

memberantas nyamuk, dia jarang memberantas jentik nyamuk

15
9) Makan sayur dan buah setiap hari

Untuk makan buah dan sayur, di rumah keluarga ibu Rasniatin

tidak dilakukan setiap hari. Kalau buah jarang keluarganya memakan

buah tetapi kalau sayur keluarga ibu Rasniatin setiap hari

mengkonsumsi sayur karena mereka memiliki kebun sayur.

10) Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Ibu Rasniatin jarang melakukan aktifitas fisik dan lebih banyak

menghabiskan waktu luangnya didalam rumah. Ibu Rasniatin hanya

melakukan pekerjaan ibu rumah tangga.

2. Observasi dan Wawancara PHBS Tatanan Rumah Tangga Home Visit

Rumah II

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung di

lapangan yang berkaitan dengan rumah home visit II. Hal-hal yang di

observasi pada rumah home visit II yaitu sebagai berikut :

1) Sarana air bersih

Berdasarkan hasil observasi, sarana air bersih yang di

gunakan yaitu air ledeng. Sedangkan air minum menggunakan air

gallon.

2) Kualitas Air

Kualitas air sumur yang di gunakan sudah memenuhi syarat

air.

16
3) Lingkungan

Observasi lingkungan di rumah home visit II ini yaitu banyak

di temukan kotoran hewan di sekitar rumah. Hal ini di sebabkan

karena banyak ternak yang di pelihara seperti ayam. Selain itu, di

rumah responden ini, tidak terdapat tempat pembuangan sampah

dengan alasan sampah setelah dikumpulkan langsung dibakar di

pekarangan rumah.

4) Penggunaan jamban

Kelurga ibu Erni tidak memiliki jamban keluarga, mereka

buang air besar dengan cara gali lubang tutup lubang.

5) SPAL

Saluran Pembuangan Air Limbah keluarga responden tidak

ada. Air limbah rumah tangga langsung dibuang dipekarangan

rumah sehingga menyerap kedalam tanah dan menyebabkan bau

yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak sehat karena banyak

lalat yang mengerumuni.

b. Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden mengenai

PHBS tatanan rumah tangga maka masalah kesehatan yang di

temukan yaitu sebagai berikut :

1) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan

Keluarga responden persalinannya di tolong oleh Ibu bidan

namun dengan dibantu oleh dukun yang membantu proses

17
persalinan yang sudah terlatih atau mendapat bimbingan dari

bidan tersebut.

2) Memberi bayi ekslusif

Ibu responden, bayi yang berusia 0-6 bulan tidak di berikan

ASI eksklusif, ibu Erni memberikan makanan tambahan seperti

madu dan bubur.

3) Menimbang bayi dan balita

Responden melakukan penimbangan bayi dan teratur

dilakukan di posyandu.

4) Menggunakan air bersih

Air bersih yang digunakan keluarga responden untuk air

minum dan masak adalah air yang berasal dari air ledeng.

5) Penggunaan jamban

Keluarga ibu Erni tidak memiliki jamban keluarga. Mereka

biasanya buang air besar di perkarangan belakang rumah, dengan

cara gali lubang tutup lubang atau menggunakan kantong plastik.

6) Memberantas jentik di rumah

Keluarga responden jarang melakukan kegiatan 3M yaitu

menguras, menutup dan mengubur tempat tempat yang tergenang

air hujan dan menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk.

18
7) Makan sayur dan buah setiap hari

Untuk makan buah dan sayur, di rumah keluarga Ibu Erni

sama halnya dengan keluarga home visit saya yang pertama yaitu

tidak dilakukan setiap hari.

8) Melakukan aktifitas fisik setiap hari

Di keluarga ibu Erni jarang melakukan aktifitas fisik dan

lebih banyak menghabiskan waktu luangnya didalam rumah. Dan

karena suaminya seorang petani dia hanya membantu suaminya

mengolah hasil pertanian mereka dirumah seperti padi.

9) Tidak merokok dalam rumah

Keluarga responden ada yang merokok yaitu kepala

keluarganya. Ibu Erni sudah menegur suaminya untuk tidak

merokok namun karena kebiasaan yang sudah terjadi begitu lama

pada suaminya yang sudah tidak bisa melepas rokok ibu Erni tidak

dapat mencegah suaminya tesebut.

10) mencuci Tangan pakai sabun

Keluarga Ibu Erni selalu mencuci tangan memakai sabun

sebelum dan selesai melakukan aktivitas.

B. Pengamatan Objek kegiatan

Pengamatan objek dilakukan setelah diberikan intervensi non fisik dan

dilihat seberapa besar tingkat pemahaman objek tentang PHBS dan

kemauan untuk melakukan tindakan tersebut. Hasil pengamatan terbagi

19
kedalam dua tahap yaitu tahapan pengamatan sikap dan tindakan, dengan

lampiran kegiatan sebagai berikut:

1. Rumah Ibu Rasniatin

a. Pengamatan sikap yang dilakukan kepada keluarga Ibu Rasniatin di

dilakukan selama sehari setelah diadakan penyuluhan kesehatan

dengan melihat sikap ibu tentang pengetahuan yang telah diberikan

sebelumnya.

b. Pengamatan selanjutnya dilakukan selama 3 hari untuk melihat

perubahan tindakan dari ibu tersebut dan melihat keberhasilan

program penyuluhan yang dilakukan secara intens tanpa bertanya,

akan tetapi dengan hanya datang berkunjung dan melakukan

pendekatan secara persuasif kepada keluarga tersebut.

2. Rumah Ibu Erni

a. Pengamatan sikap yang dilakukan kepada keluarga Ibu Minayah

dilakukan selama sehari setelah diadakan penyuluhan kesehatan

dengan melihat sikap ibu tentang pengetahuan yang telah diberikan

sebelumnya.

b. Pengamatan selanjutnya dilakukan selama 3 hari untuk melihat

perubahan tindakan dari ibu tersebut dan melihat keberhasilan

program penyuluhan yang dilakukan secara intens tanpa bertanya,

akan tetapi dengan hanya datang berkunjung dan melakukan

pendekatan secara persuasif kepada keluarga tersebut.

20
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan home visit yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kegiatan home visit yang dilakukan di keluarga Ibu Rasniatin dikatakan

belum sepenuhnya berhasil dikarenakan masih adanya beberapa indikator

yang belum mencukupi kategori,tapi terjadi beberapa perubahan perilaku

untuk pembinaan indikator yang menjadi masalah yaitu terjadi perubahan

kategori indikator dari berkategori cukup menjadi baik.

2. Kegiatan home visit yang dilakukan di keluarga Ibu Erni dikatakan belum

sepenuhnya berhasil dikarenakan masih adanya beberapa indikator yang

belum mencukupi kategori,tapi terjadi beberapa perubahan perilaku untuk

pembinaan indikator yang menjadi masalah yaitu terjadi perubahan kategori

indikator dari berkategori cukup menjadi baik.

B. Rekomendasi

Mengacu pada kegiatan home visit yang telah saya lakukan, maka

rekomendasi yang dapat saya ajukan yaitu :

1. Diharapkan pada keluarga yang menjadi pembinaan dalam kegiatan home

visit agar menjadi panutan bagi keluarga lain sehingga tercipta kelompok

masyarakat yang memiliki kategori PHBS baik.

21
2. Diharapkan agar peningkatan PHBS dapat menjadi acuan bagi pemerintah

setempat dalam hal pengembangan sistem kesehatan baru untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

3. Diharapkan juga pemerintah atau aparata desa memberikan bantuan seperti

bahan-bahan untuk membuat jamban dan SPAL.

22

Anda mungkin juga menyukai