OLEH
KELOMPOK
KELAS B
U N I V E R S I T A S HA L U O L E O
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian malpraktek
2. Untuk menjelaskan jenis-jenis malpraktek di bidang pelayanan kesehatan
3. Untuk menjelaskan tentang tanggung jawab hukum
4. Untuk memahami upaya pencegahan malpraktek dan mengetahui cara
menghadapi tuntutan hukum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Persalinan Fisiologis
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan dibagi menjadi
4 yaitu :
1) Kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan
lengkap (10cm).
2) Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
3) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
4) Kala III dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum.
3.1 Hasil
a. Contoh Kasus
3.2 Pembahasan
3.2.1 Pengertian Malpraktek
Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan
tidak selalu berkonotasi yuridis. Secara harfiah mal mempunyai arti
salah sedangkan praktek mempunyai arti pelaksanaan atau
tindakan, sehingga malpraktek berarti pelaksanaan atau tindakan
yang salah. Meskipun arti harfiahnya demikian tetapi kebanyakan
istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang
salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.
1. Contractual liability
2. Vicarius liability
3. Liability in tort
4.1 Kesimpulan
Dari data kajian yang telah kita peroleh dapat disimpulkan bahwa
seorang bidan harus berhati-hati dalam memberikan pelayanan pada
pasiennya. Sehingga pelayanan atau tindakah yang kita berikan tidak
merugikan pasien dan berdampak pada kesehatan pasien. Oleh karena itu
bidan harus selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan pasien sehingga kita
mampu memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkualitas Bidan
harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup mendalam agar
setiap tindakannya sesuai dengan standar profesi dan kewenangannya.
Bidan tidak diberikan kewenangan dalam melakukan tindakan
menolong persalinan letak Sungsang karena Bidan Linda secara Undang-
Undang Kesehatan dan Etika Profesi tidak mempunyai kewenangan untuk
memberikan pertolongan persalinan patologis Bidan tidak mempunyai
kewenangan dalam Menolong Persalinan letak Sungsang karena risiko yang
ditimbulkannya sangat besar, secara hak pasien telah dirugikan, terutama
tentang persyaratan pasien memperoleh pelayanan kesehatan secara aman.
Dalam kasus tertentu pasien tidak memperoleh hak secara utuh
dalam memperoleh informasi tentang kondisi kesehatan karena
kelalaian/kesalahan diagnosis Bidan Linda sehingga pasien tidak bisa
menentukan atau menolak pelayanaan apa yang sebaiknya diperolehnya.
Bidan Jika melakukan pertolongan persalinan letak Sungsang akan
memperoleh sangsi hukum sesuai Undang-Undang kesehatan yang dilanggar
serta sangsi Administratif tentang pelanggaran Kode Etik dan profesi
Kebidanan.
4.2 Saran
Bidan Handayani sebagai seorang bidan senior hendaknya dapat
menunjukkan profesionalisme sebagai seorang tenaga kesehatan. Dalam arti
beliau harus bisa menjelaskan dengan sejelas-jelasnya tentang kronologis
peristiwa yang terjadi, agar tidak menimbulkan prasangka publik yang
akhirnya akan menimbulkan fitnah dan isu-isu yang tidak benar. Dan pada
akhirnya juga akan merugikan nama baik sebagai seorang bidan serta
hilangnya kepercayaan masyarakat.