Anda di halaman 1dari 30

MATA KULIAH IKGM IV FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN

PENGERTIAN PENYAKIT Penyakit adalah suatu keadaan di mana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada

dalam keadaan yang tidak normal.


Penyakit merupakan keadaan yang bersifat obyektif, sedangkan rasa sakit merupakan keadaan yang bersifat subyektif. Artinya, seseorang yang menderita penyakit belum tentu merasa sakit. Sebaliknya, tidak jarang ditemukan

seseorang yang selalu mengeluh sakit padahal tidak


ditemukan penyakit apapun pada dirinya.

METODE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BERDASARKAN KAUSALITAS

- Salah satu aspek penyebab penyakit adalah mata rantai - Tubuh pernah mengalami : derajat kesakitan dan

memiliki respon umum


-Respon terhadap penyakit perubahan dalam pencegahan dan perlindungan

Tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Jetsy untuk melindungi keluarganya dari smallpox dengan cara memberikan bentuk bibit

penyakit yang sudah dilemahkan

Tindakan Tersebut Untuk Membantu Dalam Tindakan 1. Pengendalian 2. Pencegahan 3. Perlindungan penyakit

TINDAKAN PENCEGAHAN PENYAKIT

(Health prevention behaviour)

Pencegahan primordial

Pencegahan primer

Pencegahan sekunder

Pencegahan tersier

1. Pencegahan primordial Adalah upaya pencegahan berdasarkan masalah pengalaman epidemiologi dalam menangani

penyakit kardiovaskuler (Beaglehole. WHO, 1993)


Tujuan pencegahan primordial adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan risiko penyakit.

2. Pencegahan primer
Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit. Yaitu meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab serta derajat resiko, juga meningkatkan

secara optimal lingkungan yang sehat .

Tindakan yang dilakukan ialah: a. Promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan

daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.


b. Pendidikan kesehatan c. Perlindungan khusus, tindakan khusus untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi.

Contoh pencegahan primer

Pemberian penyuluhan kesehatan

Pemberian imunisasi

10

Melindungi masyarakat terhadap penyakit

Sebelum vaksin polio ditemukan pada tahun 1955, kasus polio mencapai 58.000/tahun (1952) yang mengakibatkan timpang yntuk selamanya. Kasus campak di Amerika Serikat mencapai 4000.000 kasus (tahun 1963). Penyakit gondong (parotitis) menyebabkan ketulian dan diabetes dini pada anak-anak (1 dari 10 korbannya akan meninggal). Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Centers for Disease and Prevention, jika 80% dari anak-anak menderita penyakit menular akan terjadi KLB yang serius.

Ada 3 jenis imunitas yang dimiliki manusia : 1. Imunitas didapat 2. Imunitas aktif 3. Imunitas pasif

ad 1. Imunitas didapat Diperoleh karena pernah menderita suatu penyakit yang menstimulasi sistem pertahanan alami tubuh atau karena sengaja. ad 2. Imunisasi aktif Tubuh membentuk antibodinya sendiri. Hal ini didapat melalui pemberian vaksin. ad 3. Imunisasi pasif Dapat disebut juga imunisasi alami karena didapat melalui transplasental imunitas ibu terhadap penyakit kepada janin.

Ada beberapa vaksin yang tidak terlalu efektif, sehingga memerlukan penyuntikan ulang (booster shot). Contoh : Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus). Diberikan pada anak bayi, yang kemudian dibooster pada usia 12 tahun (kelas VI). Proses imunisasi ini sebenarnya adalah pengenalan substansi yang dapat menimbulkan reaksi sistem imun melalui pembentukan antibodi penolak penyakit.

1. Melalui mulut (per oral) Contoh : polio 2. Melalui injeksi/suntikan (paling banyak) Contoh : DPT, hepatitis 3. Melalui garis-garis pada kulit Contoh : BCG

Antigen spesifik yang berasal dari bakteri, virus, atau toksin mikroba yang sudah diinaktifasi, dimasukkan ke dalam tubuh dalam bentuk vaksin. Antigen merupakan suatu substansi yang mampu menstimulasi pembentukan antibodi di dalam tubuh. Kemampuan sistem antigen untuk mendapatkan kekuatan, aktivitas, dan efektifitas sehingga dapat memberikan reaksi terhadap suatu penyakit, disebut ANTIGENISITAS.

1.

2. 3.

Agar tubuh memiliki antibodi yang dapat bekerja secara spesifik di dalam sistem pertahanan tubuh. Menstimulasi sistem imun. Antigen di dalam sistem pertahanan tubuh bereaksi untuk membentuk antibodi untuk melawan penyakit.

1.
2.

Agar proses imun di dalam tubuh tetap aktif. Dapat diberikan di luar program imunisasi.

Konsep imunitas kelompok ini berdasarkan pada tindakan memberikan perlindungan dengan ketat terhadap penyakit melalui imunisasi.
Imunitas kelompok ini dapat dianggap sebagai resistensi yang dimiliki suatu populasi atau kelompok terhadap invasi dan penyebaran penyakit infeksi. Imunitas kelompok ini dapat menghentikan proses penularan yang berlangsung di dalam populasi.

Fase yang diajukan melalui pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan (oleh Green dkk)

Fase 1-2 Fase diagnose sosial & epidemiologis


Fase 3 Diagnose perilaku

Fase 4-5 Diagnose pendidikan


Fase 6 Diagnose administratif

21

Faktor diagnosis pendidikan


a. Faktor predisposing Merupakan faktor / kondisi yang sudah ada yang menyebabkan pejamu respon patogen sehingga manusia terkena penyakit.

b. Faktor enabling (memungkinkan)


Merupakan faktor / kondisi yang mendorong terjadinya penyakit, sampai pada kematian. Faktor faktor ini adalah berkurangnya pelayanan kesehatan / perawatan medis
22

c. Faktor reinforcing

memiliki kemampuan untuk menularkan penyakit


d. Faktor precipitating terjadinya suatu yang penyebabnya tidak jelas. Terjadi pada penyakit kronis yang dipengaruhi oleh gaya hidup & perilaku. Mis : sanitasi buruk, tidak diberikannya

imunisasi, kecelakaan karena tidak pakai helm.

23

3. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit, yaitu diagnosa dini dan pengobatan segera

24

Tujuan utama dari tidakan ini ialah:


a. Mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular. b. Untuk mengobati dan menghentikan penyakit, menyembuhkan Pembatasan cacat yang proses orang sakit dan terjadi diatasi,

mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.


terutama untuk mencegah penyakit menjadi

berkelanjutan

hingga

mengakibatkan

terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.


25

Contoh pencegahan sekunder

Diagnosa dan pengobatan penyakit

26

4. Pencegahan tersier dengan rehabilitasi Pada proses ini diusahakan agar cacat yang

diderita

tidak

menjadi

hambatan

sehingga

individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental, dan sosial.

Tindakan pencegahan tersier terdiri:


a.Pembatasan kecacatan ( disability limitation) b.Rehabilitasi (rehabilitation)

27

Contoh pencegahan tersier dengan rehabilitasi

28

Ada 5 jenjang pelayanan kesehatan menurut Leavell and


Clark Health Promotion Spesific Protection Early diagnosis and prompt treatment

Disability Limitation
Rehabilitasi

29

30

Anda mungkin juga menyukai