Anda di halaman 1dari 16

A.

Judul :
Tegangan Permukaan Cairan Cara Cincin Du nouy
B. Tujuan :
Menentukan tegangan permukaan cairan tunggal dan atau larutan
serta tegangan antar muka dua cairan yang saling tidak campur
C. Dasar Teori
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus dikerjakan
sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan. Hal
tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara cairan dan udara)
lebih kecil dari pada gaya khohesi antara molekul cairan sehingga menyebabkan
terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada
antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih
kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak
bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara.(Anonim.2013)
Pengukuran tegangan permukaan atau tegangan antar muka :
 Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik
melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.
 Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan
untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan
tersebut.(sukardjo.2002)
Pada percobaan tegangan permukaan atau antar muka ini metode yang
digunakan yakn i tensiometer Du-Nouy dimana Metode cincin Du-Nouy bisa
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka.
Untuk penentuan tegangan permukaan saja dapat menggunakan metode kenaikan
kapiler. Sedangkan Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan
tersebut.
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam
suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul
zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang
disebut dengan molekul surfaktan.(Atkins, P. W. 1994)
Tegangan permukaan (γ) suatu cairan dapat didefinisikan sebagai
banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk memperluas permukaan cairan per satu
satuan luas. Pada satuan cgs, γ dinyatakan dalam erg cm-1 atau dyne cm-1,
sedangkan dalam satuan SI, γ dinyatakn dalam N m-1. Molekul yang ada di dalam
cairan akan mengalami gaya tarik menarik (gaya van der Waals) yang sama
besarnya ke segala arah. Namun, molekul pada permukaan cairan akan mengalami
resultan gaya yang mengarah ke dalam cairan itu sendiri karena tidak ada lagi
molekul di atas permukaan dan akibatnya luas permukaan cairan cenderung untuk
menyusut. Pengukuran tegangan permukaan dengan metode cincin Du Nouy
didasarkan atas penentuan gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin dari
permukaan cairan.
Gaya ini diukur dengan jalan mencelupkan cincin yang digantung pada
lengan neraca dan perlahan-lahan mengangkatnya sampai cincin tersebut
meninggalkan cairan. Metode ini tidak hanya dapat digunakan mengukur
tegangan permukaan cairan-udara, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur
tegangan antarmuka cairan-cairan seperti misalnya tegangan antarmuka (minyak-
air atau kloroform-air). Gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin dari
permukaan cairan dapat dihitung dari persamaan: Gaya (F) = 4πRγ (1) Dengan R
adalah jari-jari cincin. Keliling 2πR harus dikalikan dua mengingat bahwa ada
batas dalam dan batas luar antara cairan dan kawat.(Anonim.2011)
Molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam rongga cairan, karena
gaya tarik menarik dalam rongga cairan lebih besar dari pada gaya tarik oleh uap
molekul yang ada di atas permukaan. Akibat tarikan ini, maka permukaan
cenderung mengekerut untuk mencapai luas sekecil mungkin sehingga
mempunyai tegangan permukaan (gambar 1)

uap uap dx

Cairan Cairan
Gambar 1
Gambar2.
Kedua besaran tersebuit sama, yang dapat dibuktikan dari film sabun yang
terentang pada kerangka kawat (gambar 2). Apabila kawat yang dapat bergerak
ditarik menurut arah anak panah, maka ada gaya yang bekerja dalam arah yang
berlawanan. Andaikan kawat ditarik sejajar dx, maka kerja yang dilakukan ialah :
kerja = l dx (1)
dan karena l dx = dA, maka kerja =  dA. ( dalam dyne/cm atau erg/cm2).
Selain tegangan permukaan  untuk sistem cair-uap, dikenal pula tegangan antar
muka f, untuk sistem 2 cairan yang saling tidak larut.
2.1 Cara Cincin Du Nouy
Cara ini didasarkan atas penentuan gaya yang diperlukan untuk menarik
cincin Pt-Ir dari permukaan cairan. Cincin digantungkan pada neraca torsi,
kemudian ditarik dari cairan dengan memutar kawat torsi . gaya yang diperlukan
secara ideal adalah:
Gaya = 4 π R  (2)
Dengan R = jari-jari cincin. Keliling 2π R harus dikalikan dua mengingat
bahwa ada batas dalam dan batas luar antar cairan dan kawat. Perlakuan ini
berlaku untuk cairan dengan sudut kontak θ = 0.
Cincin Larutan sampel

Gambar 3. Cara Cincin


Dalam kenyataan ada sebagian yang terangkat sebelum permukaan cairan
terpecahkan, sehingga persamaan (2) memerlukan faktor koreksi, Fr, yang
merupakan fungsi dari R3/V dan R/r, dengan V adalah volume cairan yang
terangkat, r = jari-jari kawat, R = jari-jari cincin. Volume didapat dari persamaan
gaya;
F = mg = ρ.V.g (3)
Dengan memperhatikan faktor koreksi, tegangan permukaan diberikan oleh
persamaan :
f mg
  Fr  Fr  F .Fr
4R 4R (4)
Dengan; f = gaya yang terbaca pada skala neraca torsi
Fr = faktor koreksi (ditentukan oleh harkins dan Jordan)
 = tegangan permukaan yang nyata
P = tegangan permukaan yang diukur pada percobaan.
Faktor koreksi dapat juga ditentukan dari salah satu rumus empiris berikut ini:
4b P
( Fr  a) 2  x K
(R) D  d
2
(5)
Atau
0,01452P 1,679.r
Fr  0,7250   0,04534 
C (D  d )
2
R
(6)
Dengan a = 0,725, b = 0,0009075, K = 0,04534 – 1,679.r/R
P = nilai tegangan permukaan yang diukur pada percobaan
D = rapat massa di bawah antar muka, d = rapat massa di atas antar
muka
C = keliling cincin, r = jari-jari kawat.
D. Alat dan Bahan

a. Alat-alat percobaan
N Nama Alat Gambar Fungsi
o
1. Tensiometer Du Mengukur tengangan
Nouy permukaan ataupun tegangan
antarmuka.

2. Termometer yaitu Untuk mengukur suhu


larutan

3. Gelas kimia Digunakan sebagai


wadah dari suatu larutan dan
membuat larutan

4. Gelas ukur Untuk mengukur suatu larutan.


5. Neraca westphal

b. Bahan-bahan
No Nama Sifat kimia Sifat fisik
Bahan
1. Alkohol - Mudah terbakar - Titik cair dan titik didihnya
meningkat sesuai dengan
- Bersifat heteropolar
bertambahnya Mr alkanol
- mudah larut dalam air
- cairan tidak berwarna (jernih)
- dan berbau khas
2. Aseton - tidak bercampur dengan air - berat jenis 0,787 g/mL
- larut dalam eter dan alcohol - titik didih 56oC
- merupakan asam lemah - titik beku -95oC
- mudah terbakar - tidak berwarna
- berbau khas - memiliki berat molekul 58
- volatile (mudah menguap) g/mol
- beracun
3. Aquades - pelarut polar - cairan bening tak berwarna
- merupakan ion H+ , yang - titik didih 1000 C
berasosiasi dengan OH- - titik lebur 00 C (273,15 K)
4. MgCl2 - logam yang kuat, putih - Rapat massa 1,738 gram/cm3
keperakan, - Massa atom relatimya 24,
- akan menjadi kusam jika - dan nomor atomnya 12.
dibiarkan pada udara.
- Magnesium meleleh pada
- bentuk serbuk, logam ini suhu 111°C.
sangat reaktif
- bisa terbakar dengan nyala
putih apabila udaranya
lembab.
- Ketika dibakar dalam udara,
menghasilkan cahaya putih
yang terang.
5. NaCl - Bau: Sedikit. - penampilan: Solid. (Bubuk
- Rasanya: Garam. kristal padat.)
- Mudah larut dalam air - Berat Molekul: 58,44 g / mol
dingin, air panas.
- Warna: Putih.
- Larut dalam gliserol, dan
amonia. - pH (1% soln / air): Netral 7
- Sangat sedikit larut dalam - Titik Didih: 1413 ° C (2575,4
alkohol. ° F)
- tidak larut dalam Asam - Melting Point: 801 °C
klorida. (1473,8 ° F)
- Spesifik Gravity: 2.165
6. Benzene - Benzena tidak dapat larut air - Benzena merupakan senyawa
tetapi larut dalam pelarut yang tidak berwarna.
nonpolar - Benzena berwujud cair pada
- Benzena merupakan cairan suhu ruang (270C).
yang mudah terbakar - Titik didih benzena : 80,10C,
- mempunyai bau yang manis Titik leleh benzena : -5,50C

E. Prosedur Kerja

 Kalibrasi alat

Cincin du nouy

Menggunakan pinset untuk memegang cincin


Membersihkan cincin dengan mencelupkannya
kedalam alkohol
Membakar sebentar dengan pembakar bunsen
Menggunakan cincin pada lengan torsi

Alat siap digunakan


 Untuk mengukur tegangan permukaan aseton, benzene, NaCl 1 M, MgCl 1 M

aseton, benzene, NaCl 1 M, MgCl 1 M

Memasukkan dalam gelas kimia


Meletakkan diatas penyangga
Menaikkan penyangga cuplikan sampai cincin
tercelupkan sedalam ± 0,5 cm dari permukaan
Membebaskan lengan torsi dan dinolkan pembacaan
pada kedudukan penunjuk dan bayangannya berimpit
dengan garis pembanding pada cermin dan cincin tetap
dicelupkan
Menurunkan penyangga cuplikan perlahan sehingga
cincin berada dipermukaan cairan dan diperlihatkan
penunjuk tepat pada garis tengah cermin dan dilakukan
bersamaa hingga film pecah
Membaca skala pada saat film cairan pecah
Memperhatikan factor kalibrasi alat

Nilai tegangan
permukaan = ...?

F. Perhitungan
1. menghitung rapat massa
Dik : Berat piknometer kosong = 20,62 gr
Berat piknometer + aquases = 45,78 gr
Berat piknometer + aseton = 41,19 gr
Berat piknometer + MgCl2 = 46,6 gr
Berat piknometer + NaCl = 46,78 gr
Berat piknometer + benzene = 42,49 gr
Berat piknometer + alcohol = 41,23 gr
Berat piknometer + benzene + air = 44,34 gr
Volume piknometer = 25 ml
Dit : Rapat massa ?
Penye :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
- ρ aquades = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
45,78 𝑔𝑟−20,62 𝑔𝑟
= 25 𝑚𝑙
= 1,006 gr/ml

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


- ρ aseton = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
41,19−20,62 𝑔𝑟
= 25 𝑚𝑙
= 0,822 gr/ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
- ρ MgCl2 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
46,6 𝑔𝑟−20,62 𝑔𝑟
= 25 𝑚𝑙
= 1,0,39 gr/ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
- ρ NaCl = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
46,75 𝑔𝑟−20,62 𝑔𝑟
= 25 𝑚𝑙
= 1,045 gr/ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
- ρ benzene = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
42,49 𝑔𝑟−20,62 𝑔𝑟
=
25 𝑚𝑙
= 0,874 gr/ml

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔


- ρ alkohol = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
41,23 𝑔𝑟−20,62 𝑔𝑟
= 25 𝑚𝑙
= 0,824 gr/ml
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑜𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
- ρ benzene + air = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
44,34 𝑔𝑟−20,62 𝑔𝑟
= 25 𝑚𝑙
= 0,948 gr/ml

2. kurva kalibrasi dan factor kalibrasinya


- menghitung nilai tegangan pada percobaan (P)
Dik : F air = 78 dyne
F aseton = 26,3 dyne
F MgCl2 = 69,6 dyne
F NaCl = 80 dyne
F benzene = 30,6 dyne
F alcohol = 27 dyne
F benzene+air = 26 dyne
Keliling cincin = 53,6
Dit : P =…?
Penye :
𝐹
Rumus : P = 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛

1. untuk air
79 𝑑𝑦𝑛𝑒
p= = 0,73 dyne/cm
2 𝑥 53,6 𝑐𝑚

2. untuk aseton
26,3 𝑑𝑦𝑛𝑒
p = 2 𝑥 53,6 𝑐𝑚 = 0,24 dyne/cm

3. untuk MgCl2
69,6 𝑑𝑦𝑛𝑒
p = 2 𝑥 53,6 𝑐𝑚 = 0,64 dyne/cm

4. untuk NaCl
80 𝑑𝑦𝑛𝑒
p = 2 𝑥 53,6 𝑐𝑚 = 0,74 dyne/cm

5. untuk benzene
30,6 𝑑𝑦𝑛𝑒
p = 2 𝑥 53,6 𝑐𝑚 = 0,28 dyne/cm

6. Untuk alcohol
27 𝑑𝑦𝑛𝑒
p = 2 𝑥 53,6 𝑐𝑚 = 0,25 dyne/cm

7. Untuk benzene + air


26 𝑑𝑦𝑛𝑒
p = 2 𝑥 53,6 𝑐𝑚 = 0,24 dyne/cm

3. Menentukan factor koreksi


Untuk menentukan factor koreksi harus mengambil nilai tegangan permukaan
air pada literature senilai 72,8 dyne
- Factor koreksi zat murni
1. Untuk Fr air
𝐹
γ = 2 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛 x Fr

γ x 2 x keliling cincin
Fr = 𝐹
72,8 x 2 x 53,6
= 79

= 78,98 dyne/cm
2. Untuk Fr aseton
γ x 2 x keliling cincin
Fr = 𝐹
72,8 x 2 x 53,6
= 26,3

= 296,73 dyne/cm
3. Untuk Fr MgCl2

γ x 2 x keliling cincin
Fr = 𝐹
72,8 x 2 x 53,6
= 69,6

= 112,12 dyne/cm
4. Untuk Fr NaCl

γ x 2 x keliling cincin
Fr = 𝐹
72,8 x 2 x 53,6
= 80

= 97,55 dyne/cm
5. Untuk Fr benzene

γ x 2 x keliling cincin
Fr = 𝐹
72,8 x 2 x 53,6
= 30,6

= 255,03 dyne/cm
6. Untuk Fr alkohol

γ x 2 x keliling cincin
Fr = 𝐹
72,8 x 2 x 53,6
= 27

= 289,04 dyne/cm
Factor koreksi berlaku secara umum untuk larutan zat murni kecuali pada larutan
yang tidak saling larut yaitu benzene + air
- Factor koreksi benzene + air

0,01452P 1,679.r
Fr  0,7250   0,04534 
C (D  d )
2
R

0,01452.0,24 1,679.9,53
Fr  0,7250   0,04534 
(53,6) (1,006  0,874)
2
8,53

= - 1,095

R = jari-jari cincin= keliling cincin/2π

= 53,6 / 2 x 3,14

= 8,53

4. Untuk menghitung nilai tegangan permukaan nyata (γ) dan menghitung nilai

tegangan permukaan yang saling tidak larut (γi)

- Untuk γ

Dik : Fr air = 78,98 dyne/cm

Fr aseton = 296,73 dyne/cm

Fr MgCl2 = 112,12 dyne/cm

Fr NaCl = 97,55 dyne/cm

Fr benzen = 255,03

Fr alkohol = 289,04 dyne/cm

Dit :
γ =..?

Penyye :
- Untuk air
F
γ = 4𝜋𝑅 x Fr
79
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x 98,78

= 72,84
- Untuk aseton
F
γ = 4𝜋𝑅 x Fr
26,3
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x 296,73

= 72,84
- Untuk MgCl2
69,6
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x 112,12

= 72,84
- Untuk NaCl
F
γ = 4𝜋𝑅 x Fr
80
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x 97,55

= 72,84
- Untuk benzen
F
γ = 4𝜋𝑅 x Fr
30,6
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x 255,05

= 72,84
- Untuk alkohol
F
γ = 4𝜋𝑅 x Fr
27
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x 289,04

= 72,84
- Untuk γi
F
γ = 4𝜋𝑅 x Fr
26
= 4𝑥 3,14 𝑥 8,53 x

G. Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang
bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yangmenyentuh benda itu.
Apabila F = gaya dan L = panjanng, maka tegangan permukaan S, dapat dituli
S=F/L. penyebab terjadinya tegangan permukaan adalah apabila partikel A dalam
zat cair ditarik oleh gaya sama besar kesegalah arah oleh partikel-partikel
didekatnya. Partikel B dipermukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel
disamping dan dibawahnya, hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan
kebawah.
Pada percobaan ini menggunakan metode tensiometer du nouy. Metode ini
dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan atau tegangan antarmuka.
Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan yntuk melepaskan suatu cincin
platina-iriddium yang dicelupkan pada permukaan atau pada antarmuka sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antarmuka dari cairan tersebut.
Langkah awal yang dilakukan dalah kalibrasi alat yaitu dengan mencelupkan
cincin du nouy kedalam gelas kimia yang berisi alcohol. Hal ini dilakukan untuk
membersihkan cincin tersebut, selanjutnya membakar cincin tersebut sampai
berwarna merah. Setelah itu cincin dicelupkan kembali ke alcohol dan secara
perlahan memutar skala secara bersamaan sampai permukaan larutan
pecah,kemudian membaca skala. Perlakuan ini berlaku untuk semua sampel yaitu
aseton, benzene, MgCl2. NaCl, aquades dan benzene+air, tapi sebelum dicelupkan
pada setiap sampel terlebih dahulu dibersihkan dengan alcohol lalu dibakar
sampai berwarna merah.
Dari proses ini diperoleh data (rata-rata dari tiap sampel) yaitu alcohol = 27
dyne, aseton = 26,3 dyne, aquades = 79 dyne, MgCl2 = 69,6 dyne, NaCl = 80
dyne, benzene = 30,6 dyne dan benzene+air = 26 dyne.
Selanjutnya menghitung rapat massa dari setiap sampel yaitu dengan berat
piknometer yang berisi sampel dikurangi berat piknometer kosong dibagi dengan
volume piknometer. Selanjutnya menentukan factor koreksi, untuk menentukan
factor koreksi harus mengambil nilai tegangan permukaan air pada literature yaitu
72,8 dyne/cm (γ air diketahui dari literature Alfred martin).
H. Kesimpulan
1. Pada percobaan ini menggunakan metode tensiometer du nouy
2. Setiap sampel nilai tegangannya berbeda- beda
3. Untuk mencari factor koreksi zat murni dan zat yang tidak saling larut
menggunakan rumus yang berbeda.
I. Kemungkinan kesalahan
1. kurang teliti mengukur atau menimbang larutann
2. kurangnya kebersihan pada suatu alat

Daftar Pustaka
Anonim.2013.tegangan permukaan
Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/2013/Tegangan-Permukaan-PDF

Arif budiman.2011.tegangan permukaan


Tersedia di : http://blogs.unpad.ac.id/arifbudiman/files/2011/05/tegangan-
permukaan.pdf
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sukardjo.2002.Kimia Fisik. Jakarta :Rineka Cipta
Team teaching.2014.penuntun praktikum kimia fisik 1. Gorontalo :UNG

Anda mungkin juga menyukai