Anda di halaman 1dari 21

PETUNJUK TEKNIS

PENGEMBANGAN
DAN PENYELENGGARAAN
POS KESEHATAN DESA

Kementerian Kesehatan RI
2012
POS KESEHATAN DESA
PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN POSKESDES
KATA PENGANTAR
PENGARAH Puji dan syukur kepada Allah SWT atas selesainya tinjau ulang Petunjuk Teknis
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Pedoman
Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, ini telah disesuaikan dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku saat ini, dan
Kementerian Dalam Negeri
diharapkan dapat menjadi salah satu pedoman bagi pemangku kepentingan
PENANGGUNGJAWAB dalam pengembangan Poskesdes.
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
Kebijakan pembangunan kesehatan periode lima tahun, yaitu tahun 2010--2014
TIM REVIEW MATERI diarahkan pada tersedianya akses pelayanan kesehatan dasar guna mendukung
Ismoyowati, SKM, M.Kes;
drg. Rarit Gempari, MARS; pencapaian MDG’s pada tahun 2015. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar
Ir. Dina Agoes Soelistijani, M.Kes; didukung dengan kemudahan akses, baik jarak maupun pembiayaan, agar
Tumpal Pardomuan, MScPH; masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan
dr. Chita Septiawati , MKM; dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan
Drs. Mochammad Royan, M.Kes;
Entos Zaenal, SP, MPHM; upaya kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat
dr. Susiyo Luchito; dan mengurangi angka kesakitan.
drg. Ramadanura, MPHM;
Hari Panji M,SE; Sejalan dengan Renstra Kementerian Kesehatan RI tahun 2010--2014, bahwa 70%
Rustam Effendi, SKM, MPHM; desa dan kelurahan di Indonesia akan menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
dr. Melda Gloria M
dr. Yenni Yuwana; Desa dan kelurahan siaga telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif apabila
dr. Cornellia K, penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang
drg. Ivo Syayadi,M.Kes; memberikan pelayanan setiap hari melalui Poskesdes, atau sarana kesehatan yang
Riza Afriani Margareza, SKM; ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas, Puskesmas pembantu, atau sarana
dr. Ernawati Octavia;
dr. Maria Sondang Margaret; kesehatan lainya.
dr. Putriayu Hartini
Saya berharap dengan tersusunnya Petunjuk Teknis ini dapat mencapai kebijakan
TIM EDITOR dan sasaran tersebut sebagaimana yang telah ditentukan. Selain itu, juga dapat
drg. Rarit Gempari, MARS; meningkatkan upaya pemberdayaan dan pemberian pelayanan kesehatan kepada
Ir. Dina Agoes Soelistijani, M.Kes;
drg. Ery Heriyati Zulkifli D, MMR; seluruh masyarakat, terutama untuk masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan,
Woro Sandra A, SKM; dan kepulauan sehingga dapat mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat di
R. Danu Ramadityo, S.Psi; bidang kesehatan dan pencapaian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
dr. Marti Rahayu
Kepada tim penyusun, Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas
kesungguhannya dalam menyelesaikan review buku petunjuk ini. Semoga buku ini
Katalog dalam terbitan (KDT) Kementerian Kesehatan RI bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan kader di lapangan dan kiranya Allah SWT
senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya kepada kita semua.
362.11 Indonesia, Kementerian Kesehatan RI
Ind Petunjuk Teknis Pengembangan & Penyelenggaraan Pos
p Kesehatan Desa. -- Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Jakarta, Oktober 2012
2012
Sekretaris Jenderal
I. Judul 1. Petunjuk Teknis

ISBN: 978 602 235 175 7


dr. Ratna Rosita, MPHM

ii POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA iii


DAFTAR ISI BAB I
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................... 1
B. DASAR HUKUM.................................................................................... 3

BAB II KONSEP DASAR POSKESDES.................................................. 5


A. LATAR BELAKANG
A. PENGERTIAN ....................................................................................... 5
Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009
B. TUJUAN.................................................................................................. 6
C. RUANG LINGKUP KEGIATAN............................................................ 6 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan
D. FUNGSI POSKESDES ......................................................................... 7 kesehatan harus ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
E. PRIORITAS PENGEMBANGAN ........................................................ 7 kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-
F. MANFAAT . ............................................................................................ 8 tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya
G. PENGORGANISASIAN........................................................................ 9
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap
BAB III PENGEMBANGAN POSKESDES............................................... 13 orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak
A. PENDEKATAN INTERNAL ................................................................. 13 yang sama dalam memperoleh akses atas sumberdaya di bidang
B. PENDEKATAN EKSTERNAL............................................................... 13 kesehatan. Namun, setiap orang juga tidak luput dari kewajiban-
C. SURVEI MAWAS DIRI (SMD)............................................................. 14 kewajiban di bidang kesehatan.
D. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD).............................. 15
E. PEMBENTUKAN POSKESDES ......................................................... 15
F. PENGEMBANGAN JEJARING KERJASAMA.................................. 17 Dalam Sistem Kesehatan Nasional 2009, khususnya dalam tujuan
Sub Sistem Pemberdayaan Masyarakat adalah meningkatnya
BAB IV PENYELENGGARAAN POSKESDES......................................... 18 kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu
A. KEGIATAN ............................................................................................. 18 mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif
B. WAKTU PENYELENGGARAAN . ...................................................... 20
dalam, setiap pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi
C. TEMPAT PENYELENGGARAAN........................................................ 20
D. PERALATAN DAN LOGISTIK ............................................................ 23 penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan
E. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PARA kesehatan.
PELAKSANA ......................................................................................... 24
F. PEMBIAYAAN ....................................................................................... 26 Saat ini, dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat
G. PENCATATAN DAN PELAPORAN ................................................... 27
masih diposisikan sebagai objek dan belum sebagai subjek.
BAB V PEMBINAAN POSKESDES....................................................... 29 Selain itu, masih banyak upaya kesehatan belum menyentuh
masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, tertinggal, kepulauan,
BAB VI INDIKATOR KEBERHASILAN POSKESDES.............................. 34 dan perbatasan. Untuk itu, perlu adanya Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), agar upaya kesehatan lebih
BAB VII PENUTUP................................................................................. 36

iv POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 1


mudah diakses (accessible), lebih terjangkau (affordable), serta B. DASAR HUKUM
lebih berkualitas (quality).
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984
Dalam Kepmenkes Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman tentang Wabah Penyakit Menular.
Pelaksanaan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
disebutkan bahwa salah satu kriteria desa dan kelurahan siaga aktif tentang Kesehatan.
adalah adanya kemudahan akses masyarakat ke sarana pelayanan 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
kesehatan (Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas atau tentang Perlindungan Anak
sarana kesehatan lainnya) dan pengembangan UKBM yang 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
melaksanakan surveilans berbasis masyarakat. tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Dalam perkembangan pemberdayaan masyarakat sampai dewasa Penyelenggara Jaminan sosial (BPJS)
ini, telah tumbuh dan berkembang berbagai UKBM. Berbagai 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
UKBM yang telah berkembang, antara lain Pos Pelayanan Terpadu Penanggulangan Wabah Penyakit Menular.
(Posyandu), Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan 7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Pesantren (Poskestren), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Menular (Posbindu PTM), Pos Malaria Desa (Posmaldes), Pos TB Kader kesehatan Pemberdayaan Masyarakat.
Desa, Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Pondok Bersalin Desa 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007
(Polindes), dll. tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil
Desa/Kelurahan.
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif pada akhirnya 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007
diharapkan terintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa, tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/
agar dalam pelaksanaannya dapat berkesinambungan. Oleh karena Kelurahan.
itu, diperlukan dukungan pemerintah daerah dan pemangku 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007
kepentingan terkait. Hal ini diperkuat dengan terbitnya Surat tentang Perencanaan Pembangunan Desa.
Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 140/1508/SJ Tahun 2011 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PER/
yang ditujukan kepada seluruh Gubernur, Bupati, dan Walikota X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
seluruh Indonesia untuk menyelenggarakan pengembangan desa 13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/PER/
dan kelurahan siaga aktif di wilayahnya masing-masing sesuai III/2011 tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan
dengan isi Pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan 14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 tahun 2010 tentang
siaga aktif. Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangan
15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

2 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 3


16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479 tahun 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans BAB II
Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Terpadu KONSEP DASAR POSKESDES
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009
tentang Sistem Kesehatan Nasional. A. PENGERTIAN
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267/MENKES/SK/
II/2010 tentang Penetapan Roadmap Reformasi Kesehatan Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes,
Masyarakat adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/MENKES/SK/ yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan
X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Kelurahan Siaga Aktif
21. Keputusan Menteri kesehatan Nomor 021/MENKES/I/2011 Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun pelayanan kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa
2010-2014 serta sebagai sarana untuk mempertemukan upaya masyarakat
22. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 140.05/292/2011 dan dukungan Pemerintah.
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional dan
Sekretariat Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan
kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader
kesehatan.

Pengertian “Desa” atau yang disebut dengan nama lain adalah


kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 5


B. TUJUAN surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans lingkungan,
dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan
1. Tujuan Umum kesehatan, serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Sebagai bentuk
Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan pertanggungjawaban maka kegiatan di Poskesdes didukung
mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan dengan pencatatan dan pelaporan.
kesehatan yang dihadapi.
Poskesdes merupakan pendorong dalam menumbuhkembangkan
2. Tujuan Khusus terbentuknya UKBM lain di masyarakat serta meningkatkan
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi masyarakat dan kemitraan dengan berbagai pemangku
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk kepentingan terkait.
menolong dirinya di bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang Kegiatan dilakukan berdasarkan pendekatan edukatif atau
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader kemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah dan
kesehatan. mufakat oleh forum desa siaga aktif atau forum kesehatan lainnya
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan yang sudah ada, yang disesuaikan dengan kondisi dan potensi
pelaporan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan masyarakat setempat.
dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap risiko dan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, D. FUNGSI POSKESDES
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
1. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan guna lebih mendekatkan
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta faktor-
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat.
faktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko
berisiko).
dan masalah kesehatan.
3. Sebagai wahana pemberdayaan masyarakat dalam bidang
C. RUANG LINGKUP KEGIATAN kesehatan.
Ruang lingkup kegiatan Poskesdes meliputi upaya kesehatan
yang mencakup upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan E. PRIORITAS PENGEMBANGAN
melibatkan kader kesehatan.
Mengingat Poskesdes merupakan salah satu upaya mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar yang sekaligus menjadi wahana
Kegiatan Poskesdes, utamanya adalah pelayanan kesehatan dasar
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan maka prioritas
yaitu layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, kesehatan
pengembangannya adalah:
anak dan pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit,

6 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 7


1. Desa yang tidak terdapat atau yang sulit mengakses fasilitas 3. Bagi Kader kesehatan
pelayanan kesehatan (Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan a. Kader kesehatan mendapatkan informasi lebih awal di
Rumah Sakit). bidang kesehatan.
2. Desa di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. b. Kader kesehatan dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada di wilayahnya.
F. MANFAAT c. Kader dapat menjadi teladan bagi masyarakat desanya.
1. Bagi Masyarakat Desa
a. Permasalahan kesehatan di desa dapat dideteksi secara dini, 4. Bagi Puskesmas
sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan, a. Memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas dengan
sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada. mengoptimalkan sumber daya yang ada.
b. Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan b. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
dasar (KIA/KB, peningkatan gizi masyarakat khususnya pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat
balita dan maternal, imunisasi termasuk pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan
pengendalian penyakit menular dan tidak menular, upaya strata pertama, yang meliputi pelayanan kesehatan
mewujudkan lingkungan sehat, dan pengobatan sederhana perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
termasuk trauma, didukung dengan penyediaan obat-obat c. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
esensial) serta pengetahuan dan keterampilan tentang pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kesiapsiagaan
serta penanggulangan masalah kesehatan. 5. Bagi Sektor lain
c. Masyarakat dapat mengaktualisasikan diri dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. Dapat memadukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan secara efektif dan efisien.
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
a. Tenaga kesehatan (bidan) dapat mengaktualisasikan dirinya
dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah G. PENGORGANISASIAN
kesehatan yang ada di wilayahnya. Prinsip pengorganisasian Poskesdes adalah dikelola oleh
b. Tenaga kesehatan (bidan) dapat lebih mudah memberikan masyarakat yang dalam hal ini kader kesehatan dengan bimbingan
pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat. tenaga kesehatan.
c. Tenaga kesehatan (bidan) mendapatkan informasi secara
1. Tenaga Poskesdes
cepat tentang permasalahan kesehatan di masyarakat dan
Agar Poskesdes dapat terselenggara, maka perlu didukung
upaya kesehatan bagi masyarakat.
dengan tenaga sebagai berikut.

8 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 9


Pokjanal Desa
a. Kader Kesehatan RSUD Dinas Kesehatan
Siaga Aktif Tk.
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Kader kesehatan sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) Kab/Kota
orang yang telah mendapatkan pelatihan/orientasi.
b. Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di Forum Desa
Poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan. PUSKESMAS Siaga Aktif Tk.
Kecamatan
Pemenuhan tenaga kesehatan Poskesdes awalnya dapat
dilakukan atas bantuan Pemerintah daerah setempat, dan
selanjutnya dilakukan secara bertahap oleh masyarakat PUSTU
PUSTU
sendiri. Diharapkan tenaga kesehatan yang akan membantu PUSTU
Poskesdes berdomisili di desa setempat.
Forum Desa
2. Kepengurusan Poskesdes POSKESDES Siaga Aktif Tk.
Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan Desa
mufakat masyarakat desa atau forum desa siaga aktif setempat, UKBM Lain
serta ditetapkan oleh Kepala Desa. Struktur pengurus minimal Keluarga/
Masyarakat
terdiri dari Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
Susunan pengurus Poskesdes bersifat fleksibel sehingga
dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan
(Bagan 2.1. Hubungan Koordinasi dan Pembinaan Poskesdes)
permasalahan setempat.
3. Hubungan Koordinasi dan Pembinaan a. Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan
Hubungan koordinasi dan pembinaan antara Poskesdes Puskesmas setempat. Pelaksana Poskesdes wajib melaporkan
dan unit-unit serta masyarakat, dapat digambarkan sebagai kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor
berikut. terkait. Laporan kegiatan yang menyangkut pelayanan
kesehatan disampaikan kepada Puskesmas oleh tenaga
kesehatan Poskesdes. Adapun laporan yang menyangkut
pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada Kepala
Desa selaku Ketua Forum Desa Siaga Aktif Tingkat Desa.
b. Jika di wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu
maka Poskesdes berkoordinasi dengan Puskesmas Pembantu
tersebut.
c. Poskesdes di bawah pembinaan Kabupaten/Kota melalui
Puskesmas. Pembinaan dalam aspek upaya kesehatan
masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan. Apabila

10 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 11


Poskesdes tidak mampu memberikan pelayanan, perlu
melakukan rujukan ke Puskesmas, antara lain pelayanan BAB III
kegawatdaruratan. Pada keadaan tertentu Poskesdes dapat
melakukan rujukan langsung ke Rumah Sakit dengan PENGEMBANGAN POSKESDES
sepengetahuan Puskesmas.
d. Poskesdes berkoordinasi dengan Forum Desa Siaga Aktif
dalam upaya penemuan dan penanganan penderita penyakit
melalui Survei Mawas Diri (SMD). Hasil SMD ini akan dibahas Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa
dalam forum desa, untuk selanjutnya disampaikan ke Forum Siaga Aktif sehingga pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam
Desa Siaga Aktif Tingkat Kecamatan. Koordinasi ini dilakukan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sebagaimana
secara berjenjang dari Tingkat Desa sampai Tingkat Pusat. tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529
tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah
pengembangan Poskesdes sebagai berikut.

A. PENDEKATAN INTERNAL
Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal
adalah mempersiapkan petugas kesehatan dan aparat desa
setempat, sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola
serta membina Poskesdes, dalam upaya untuk meningkatkan
layanan kesehatan bagi masyarakat. Persiapan ini bisa berbentuk
sosialisasi, pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat
konsolidasi yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat.

B. PENDEKATAN EKSTERNAL
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung
penyelenggaraan Poskesdes. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai
pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di
daerah setempat.

12 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 13


Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Desa Siaga Aktif dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal yang
atau Forum Peduli Kesehatan lainnya, pendekatan eksternal dimiliki desa. MMD diselenggarakan oleh semua pengurus Forum
ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan forum- Desa Siaga Aktif bersama seluruh masyarakat.
forum tersebut. Dukungan yang diharapkan adalah dukungan
moril, finansial dan material, seperti kesepakatan dan persetujuan Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan,
masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta terutama adalah daftar masalah kesehatan, data sumber daya, serta
peralatan Poskesdes. skala prioritas kebutuhan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
penentuan prioritas masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan
C. SURVEI MAWAS DIRI (SMD) dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-
masing individu/organisasi kemasyarakatan (ormas)/sektor yang
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense diwakilinya, serta langkah-langkah pemecahan masalah untuk
of belonging) melalui penemuan sendiri masalah kesehatan di pengembangan Poskesdes.
wilayahnya serta memecahkan masalahnya sesuai dengan sumber
daya dan kearifan lokal yang dimiliki. SMD dilakukan oleh kader
Poskesdes yang merupakan masyarakat setempat bersama tokoh E. PEMBENTUKAN POSKESDES
masyarakat serta anggota Forum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
yang terlatih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan
disepakati dengan bimbingan dari tenaga kesehatan setempat. kegiatan sebagai berikut.
Hasil SMD dicatat untuk menjadi acuan dalam melaksanakan 1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.
langkah-langkah pemecahan masalah.
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan
Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan orientasi melalui pertemuan khusus para pimpinan, pengelola, dan
anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD, seperti tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan
guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota dilakukan secara musyawarah mufakat, sesuai dengan tata
karang taruna, murid sekolah, atau kelompok potensial lainnya cara dan kriteria yang disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas.
yang ada di desa. Hasil dari SMD adalah data tentang masalah Jumlah kader kesehatan untuk setiap Poskesdes minimal 2 (dua)
kesehatan serta potensi masyarakat untuk memecahkan masalah orang atau disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan
yang ada di desa. dan kemampuan serta potensi desa setempat.

D. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) 2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.

Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan
pemecahan masalah kesehatan yang ditemukan pada saat SMD tugasnya, perlu diberikan pelatihan atau orientasi tentang

14 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 15


pengelolaan Poskesdes. Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh pelatihan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
Puskesmas sesuai dengan pedoman pelatihan/orientasi yang yang harus dimiliki serta tugas yang menjadi tanggung
berlaku. Pada waktu menyelenggarakan pelatihan/orientasi, jawabnya oleh institusi yang berwenang di wilayahnya.
sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action) Poskesdes
yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat F. PENGEMBANGAN JEJARING KERJASAMA
penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian tugas serta
sarana dan prasarana yang diperlukan. Mengingat permasalahan kesehatan sangat kompleks, maka
pemecahannya perlu melibatkan berbagai pihak baik yang ada
Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup kegiatan yang di wilayah desa maupun dukungan dari mitra yang ada di luar
akan dilaksanakan di Poskesdes, meliputi: desa, seperti individu/organisasi kemasyarakatan/institusi/sektor.
a. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, Untuk memajukan Poskesdes, perlu adanya pembentukan dan
yaitu layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, pengembangan jejaring kerjasama dengan berbagai pihak guna
dan kesehatan anak. terlaksananya aktivitas Poskesdes yang optimal. Aktualisasi dari
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, pengembangan jejaring Poskesdes, dapat dilakukan melalui
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi temu jejaring UKBM secara internal di dalam desa sendiri dan atau
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak temu jejaring antar-Poskesdes, serta temu jejaring antar-tenaga
menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan. Untuk memantapkan kerjasama, juga diharapkan
kesehatan ibu hamil yang berisiko. dapat dijadikan wahana untuk saling bertukar pengalaman dan
c. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan memecahkan masalah-masalah yang ada di wilayah setempat
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak dan dihadapi bersama.
menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang
gizi). Selain jejaring program untuk proses pemberdayaan dibutuhkan
d. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawat- juga dukungan kemitraan dari pihak lain. Untuk mendapatkan
daruratan kesehatan melalui metode simulasi. dukungan yang berasal dari organisasi kemasyarakatan dan
tanggung jawab sosial korporasi (Corporate Social Responsibility/
3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. CSR) serta dukungan media massa untuk publikasi yang kelak
a. Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama mempercepat penyampaian informasi yang diharapkan desa
Bidan sebagai penyelenggara Poskesdes awalnya dilakukan sekitar terpapar informasi dan terpacu untuk mengembangkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan untuk upaya bidang kesehatan di wilayahnya.
pengembangan selanjutnya, pemenuhan dapat dilakukan
oleh masyarakat.
b. Pelatihan tenaga kesehatan
Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi

16 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 17


d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan
BAB IV serta KB setelah persalinan.
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
PENYELENGGARAAN f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan
POSKESDES infeksi.
h. Kunjungan ibu nifas.
i. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/
persalinan/nifas yang tidak dapat ditangani di Poskesdes.
Penyelenggaraan Kegiatan Poskesdes secara rutin dilaksanakan
oleh kader kesehatan dan tenaga kesehatan yang ada di desa
tersebut dengan bimbingan Puskesmas setempat dan sektor 2. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
terkait. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Poskesdes a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi
meliputi upaya promotif, preventif, tanpa mengesampingkan yang benar.
upaya kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi petugas b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah
kesehatan yang ada di Poskesdes. persalinan.
c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan
bayi dan anak balita.
A. KEGIATAN
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang 3. Pelayanan kesehatan untuk anak
dilaksanakan di Poskesdes adalah: a. Perawatan bayi baru lahir.
b Pemeriksaan kesehatan anak.
1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita.
a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
fundus uteri, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran e. Penyuluhan gizi pada anak.
tinggi badan, penimbangan berat badan, pengukuran f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak.
tekanan darah serta pendeteksian dini tanda-tanda bahaya
pada kehamilan melalui Program Perencanaan Persalinan
dan Penanganan Komplikasi (P4K). 4. Penemuan dan penanganan penderita penyakit
b. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
tetanus pada saat proses persalinan. terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), serta penyakit tidak
timbulnya anemia/kurang darah. menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.

18 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 19


b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan 1. Kriteria Umum
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak a. Masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya
menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang b. Tersedia tanah/lahan yang tidak bermasalah atau bukan
gizi). lahan sengketa
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan c. Beberapa pertimbangan lokasi, antara lain:
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi. 1) Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi)
3) Keamanan petugas kesehatan terjamin
B. WAKTU PENYELENGGARAAN 4) Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
Sesuai dengan fungsi Poskesdes sebagai fasilitas pelayanan d. Adanya kesepakatan dalam pembangunan poskesdes yang
kesehatan guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar didasari oleh musyawarah masyarakat desa
kepada masyarakat maka pelayanan dilaksanakan setiap hari.
2. Kriteria Teknis
a. Luas bangunan
C. TEMPAT PENYELENGGARAAN 1) Luas ruangan/bangunan disesuaikan ketersediaan lahan
sambil memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/
Poskesdes perlu memiliki tempat pelayanan kesehatan dasar.
kegiatan dan hal-hal yang berkaitan pemenuhan
Pelayanan kegiatan Poskesdes dapat dilaksanakan dengan
kebutuhan, baik perempuan maupun laki-laki, termasuk
memanfaatkan:
ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat.
1. Gedung Polindes yang ada, yang dikembangkan menjadi
2) Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan
Poskesdes.
dengan jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan.
2. Sarana gedung yang tersedia, seperti Balai Desa, Balai
3) Pembangunan Poskesdes yang baru diprioritaskan
Pertemuan Desa, dan lain-lain.
menggunakan bahan bangunan yang berasal dari
daerah setempat.
Selain memanfaatkan gedung tersebut, pengadaan tempat
4) Bentuk luar dari Poskesdes dapat disesuaikan dengan
dan pembangunan Poskesdes dapat diupayakan dengan
model rumah adat setempat.
alternatif pembiayaan melalui swadaya masyarakat, donatur/
b. Denah tata ruang
dunia usaha/swasta, dan fasilitasi Pemerintah (Pusat atau
Rancangan tata ruang/bangunan Poskesdes disesuaikan
Daerah). Pembangunan Poskesdes dengan fasilitasi pemerintah
dengan fungsi sarana pelayanan kesehatan dan
diperuntukkan bagi desa yang belum memiliki bangunan
memperhatikan pemenuhan kebutuhan, baik perempuan
poskesdes, dengan persyaratan sebagai berikut.
maupun laki-laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan
penyandang cacat. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan

20 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 21


di dalam Poskesdes, ruangan atau tempat yang ada dapat c. Membuat surat pernyataan untuk tidak mengalihfungsikan
berfungsi sebagai: peralatan yang juga ditandatangani oleh Kepala Dinas
1) Tempat pendaftaran Kesehatan dan diketahui oleh Bupati/Walikota.
2) Tempat tunggu
3) Ruang pemeriksaan Pemenuhan peralatan Poskesdes dapat dilaksanakan melalui:
4) Ruang tindakan (persalinan) a. Pemanfaatan alat yang telah ada di Polindes.
5) Ruang rawat inap persalinan b. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan
6) Ruang petugas Puskesmas.
7) Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll) c. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta di bawah koordinasi
8) Tempat obat Dinas Kesehatan setempat.
9) Ruang Laktasi d. Pengadaan alat Poskesdes dengan fasilitasi Pemerintah
10) Kamar mandi dan toilet (Pusat atau Daerah).
c. Peralatan Poskesdes
1) Peralatan medis sesuai dengan jenis pelayanannya 2. Obat-obatan
2) Peralatan non medis, seperti sarana pencatatan, Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan Poskesdes
meubelair, sarana komunikasi, wireless meeting amplifier, sesuai dengan jenis pelayanan yang diselenggarakan, yang
megaphone,dan lain-lain sesuai kebutuhan penetapannya berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.
3) Membuat surat pernyataan tidak mengalihfungsikan Penyediaan obat Poskesdes dapat dilaksanakan dengan:
peralatan Poskesdes Kit yang ditandatangani oleh a. Swadaya masyarakat di bawah pengawasan dan pembinaan
Kepala Dinas Kesehatan dan diketahui oleh Bupati/ Puskesmas.
Walikota. b. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta dengan pengawasan
dan pembinaan Dinas Kesehatan setempat.
c. Fasilitasi pemerintah (Pusat atau Daerah) melalui
D. PERALATAN POSKESDES Puskesmas.
Poskesdes perlu dilengkapi dengan peralatan dan logistik sebagai
berikut.
E. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB PARA
1. Peralatan
a. Peralatan Medis disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis PELAKSANA
pelayanan yang disediakan. Terselenggaranya pelayanan Poskesdes melibatkan banyak pihak.
b. Peralatan non medis disesuaikan kebutuhan, seperti Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam
meubelair, sarana pencatatan, sarana komunikasi, sarana menyelenggarakan Poskesdes sebagai berikut.
transportasi, media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
dan lain-lain.

22 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 23


1. Tenaga Poskesdes b. Tenaga pelaksana Poskesdes, baik tenaga kesehatan
a. Tugas masing-masing pelaksana sesuai dengan kompetensi, maupun kader kesehatan, terlebih dahulu mendapatkan
kemampuan dan kewenangannya. pelatihan/orientasi tentang pemberdayaan masyarakat
1) Bidan: bidang kesehatan dari institusi yang berwenang.
• Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat 2. Petugas Puskesmas
• Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan Poskesdes minimum satu kali dalam sebulan. Peran petugas
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian Puskesmas sebagai berikut.
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan
risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu dan tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Poskesdes.
hamil yang berisiko. b. Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau
• Melakukan penanggulangan penyakit, terutama orientasi bagi kader kesehatan dan tenaga kesehatan
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi Poskesdes.
menimbulkan KLB, serta penyakit tidak menular dan c. Melakukan analisis hasil kegiatan Poskesdes, menyusun
faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi). rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
• Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan dengan kebutuhan Poskesdes bekerja sama dengan Forum
bencana serta kegawatdaruratan kesehatan melalui Desa.
metode simulasi. d. Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai
• Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh
kesehatan dasar yang diberikan. pelaksana Poskesdes.
2) Kader Kesehatan: e. Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan
• Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan Poskesdes (jika diperlukan).
kesehatan dasar kepada masyarakat. f. Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat
• Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana mengenai permasalahan yang dihadapi di Poskesdes baik
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana.
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan faktor
risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu
F. PEMBIAYAAN
hamil yang berisiko.
• Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam 1. Sumber Biaya
mengembangkan Poskesdes. Pembiayaan Poskesdes berasal dari berbagai sumber, antara
• Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan. lain:

24 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 25


a. Masyarakat oleh kader kesehatan yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan
1) luran pengguna/pengunjung Poskesdes. pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggung
2) luran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat. jawab.
3) Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat. 3. Pola Tarif
4) Mobilisasi dana sosial lainnya. Penetapan tarif pelayanan di Poskesdes dilakukan melalui
b. Swasta/dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga musyawarah masyarakat desa dengan fasilitasi Puskesmas, dan
diharapkan dapat menunjang pembiayaan Poskesdes. ditetapkan dengan Surat Keputusan kepala Desa. Prinsip yang
Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, perlu dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani
prasarana, atau tenaga, yakni sebagai sukarelawan masyarakat dan dapat digunakan untuk operasional
Poskesdes. Poskesdes.
c. Hasil Usaha
Pengelola dan kader kesehatan Poskesdes dapat melakukan
usaha mandiri, yang hasilnya disumbangkan untuk biaya
G. PENCATATAN DAN PELAPORAN
pengelolaan Poskesdes.
d. Pemerintah 1. Pencatatan
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada Pencatatan dilakukan oleh kader kesehatan dan tenaga
tahap awal pembentukan, yakni berupa dana stimulan kesehatan segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan
atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana dilakukan dengan menggunakan format yang ada, antara
Poskesdes. lain:
a. Buku catatan sasaran Poskesdes, yang mencatat jumlah
2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana seluruh warga dan masyarakat sekitarnya.
a. Pemanfaatan Dana b. Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskesdes.
Dana yang diperoleh Poskesdes, digunakan untuk c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan
membiayai kegiatan Poskesdes, antara lain untuk: oleh Poskesdes.
1) Biaya operasional Poskesdes. d. Buku catatan kegiatan usaha, apabila Poskesdes
2) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan. menyelenggarakan kegiatan usaha.
3) Modal usaha. e. Buku pengelolaan keuangan.
b. Pengelolaan Dana f. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader kebutuhan Poskesdes yang bersangkutan.
kesehatan Poskesdes. Dana harus disimpan di tempat
yang aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk
keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang

26 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 27


2. Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh tenaga BAB V
kesehatan Poskesdes, tetap harus dilaporkan oleh tenaga
Poskesdes dengan mengacu format pelaporan Puskesmas PEMBINAAN POSKESDES
disesuaikan dengan kegiatan di Poskesdes. Pelaporan dilakukan
minimal satu bulan sekali pada saat diselenggarakannya
Lokakarya Mini Puskesmas.
Pembinaan Poskesdes dilaksanakan secara terpadu dengan lintas
Setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang bertanggung sektor. Pembinaan teknis kesehatan dilakukan oleh Puskesmas,
jawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan pelaporan sedangkan hal-hal non-teknis kesehatan dilakukan oleh
terkait dengan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes. Berkaitan Pemerintahan Desa, Forum Desa Siaga Aktif dan lintas sektor di
dengan pertanggungjawaban administrasi dan keuangan, tingkat Kecamatan.
Poskedes melaporkan kepada Pengurus Poskesdes dan Kepala
Desa. Pembinaan Poskesdes meliputi peningkatan pengetahuan baik
petugas kesehatan, kader kesehatan, pembinaan administrasi,
termasuk pengelolaan keuangan.

Pembinaan ini ditujukan untuk keberlangsungan operasional


dan berfungsinya Poskesdes. Pembinaan tersebut ditujukan pada
pengelolaan sumberdaya Poskesdes, yang terdiri dari dana, sarana
penunjang, dan sumberdaya manusia. Pembinaan dilaksanakan
secara berjenjang mulai dari desa sampai pusat oleh berbagai
pemangku kepentingan (stakeholder). Adapun peran pembina
Poskesdes tersebut sebagai berikut.
1. Kepala Desa
a. Memberikan produk hukum guna kelancaran operasional
Poskesdes.
b. Menggalang Kader kesehatan dan tenaga PKK.
c. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan
swasta.
e. Menggalang dan mengalokasikan dana anggaran desa
untuk pengembangan Poskesdes serta desa dan kelurahan
siaga aktif.

28 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 29


f. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk e. Menggalang kader kesehatan dan tim penggerak PKK.
dalam perencanaan pengembangan desa dan kelurahan f. Melaksanakan pembinaan administrasi.
siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan
desa. 5. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
g. Membahas secara musyawarah bersama dengan warga, a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama Tim di tingkat
Forum Desa Siaga Aktif serta pemangku kepentingan kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskesdes.
terkait dalam kegiatan musyawarah masyarakat desa. b. Optimalisasi fungsi Puskesmas (dan jaringannya) sehingga
h. Melaksanakan pembinaan administrasi. mampu melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik.
c. Optimalisasi fungsi Rumah Sakit sehingga mampu
2. Lintas Sektor di Desa melaksanakan pelayanan rujukan dengan baik.
a. Mengkoordinasikan program/kegiatan sektor dengan d. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi bagi petugas
program/kegiatan Poskesdes. kesehatan dan kader kesehatan.
b. Ikut menciptakan suasana kondusif bagi kelancaran e. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku
pelaksanaan Poskesdes. kepentingan) tingkat kabupaten/kota dalam rangka
pengembangan Poskesdes.
3. Petugas Puskesmas f. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, bimbingan
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi dan evaluasi teknis terhadap Poskesdes.
berkaitan dengan teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb). g. Menyediakan dukungan anggaran dan sumberdaya
b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok bagi kesinambungan dan kelestarian Poskesdes dan
potensial lainnya. pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan. h. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila dalam perencanaan pengembangan desa dan kelurahan
diperlukan. siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan
Kabupaten/Kota.
4. Camat i. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan
a. Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada. Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa dan kelurahan
b. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes. siaga aktif tingkat Kabupaten/Kota serta pemangku
c. Menggalang dana untuk operasional Poskesdes serta kepentingan terkait berdasarkan pelaporan yang
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. disampaikan oleh forum desa dan kelurahan siaga aktif
d. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan forum tingkat kecamatan.
desa tingkat kecamatan serta pemangku kepentingan
terkait berdasarkan pelaporan yang disampaikan oleh
forum dan kelurahan siaga aktif tingkat desa.

30 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 31


6. Peran Dinas Kesehatan Provinsi 8. Peran pemangku kepentingan (Stakeholder)
a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat a. Pejabat Pemerintah Daerah
provinsi dalam rangka pengembangan Poskesdes. • Memberikan dukungan kebijakan, sarana, dan dana
b. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengem- untuk penyelenggaraan Poskesdes.
bangkan kemampuan melalui pelatihan/orientasi. • Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk
c. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengem- memanfaatkan pelayanan Poskesdes.
bangkan kemampuan Puskesmas (dan jaringannya) dan • Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk
rumah sakit dalam rangka pengembangan Poskesdes. berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskesdes.
d. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku • Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan
kepentingan) pada tingkat provinsi dalam rangka Poskesdes secara berkesinambungan dan lestari.
pengembangan Poskesdes. b. Tim Penggerak PKK
e. Bersama dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan • Berperan aktif dalam pengembangan dan
pemantauan, bimbingan dan evaluasi teknis terhadap penyelenggaraan Poskesdes.
Poskesdes. • Menggerakkan masyarakat untuk mengelola,
f. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan. menyelenggarakan dan memanfaatkan Poskedes.
g. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan • Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam
Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Provinsi mendukung kegiatan Poskesdes.
serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan c. Tokoh Masyarakat
pelaporan yang disampaikan oleh Pokjanal dan kelurahan • Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan
siaga aktif tingkat Kabupaten/Kota. kelangsungan penyelenggaraan Poskesdes.
• Menaungi dan membina Poskesdes.
7. Peran Kementerian Kesehatan • Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam
a. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem kegiatan Posksedes.
informasi/pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan d. Organisasi Kemasyarakatan/LSM/Dunia Usaha/Swasta
penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis • Berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskesdes.
masyarakat. • Memberikan dukungan sarana serta dana untuk
b. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi. pengembangan dan penyelenggaraan Poskesdes.
c. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
d. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
e. Membahas perencanaan Poskesdes bersama Pokjanal Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif secara berjenjang.

32 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 33


i. Cakupan keluarga yang dibina sadar gizi.
BAB VI j. Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit
menular dan tidak menular tertentu yang menjadi masalah
INDIKATOR KEBERHASILAN setempat.

POSKESDES

Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan Poskesdes, dapat


dilihat dari komponen sistem Poskesdes, yaitu input dan output
menurut tujuan, sasaran, fungsi, dan pelayanan yang diberikan.
Indikator yang ditetapkan harus mempunyai daya ungkit terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya. Adapun
indikator tersebut adalah:
1. Input
a. Jumlah kader aktif.
b. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia.
c. Tersedianya sarana (alat dan obat).
d. Tersedianya tempat pelayanan.
e. Tersedianya dana operasional Poskesdes.
f. Tersedianya data (catatan jumlah bayi di imunisasi, jumlah
kematian).
2. Output
a. Cakupan ibu hamil yang dilayani (K4).
b. Cakupan persalinan yang dilayani (Linakes).
c. Cakupan kunjungan neonatus (KN2).
d. Cakupan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.
e. Cakupan BBLR yang dirujuk.
f. Jumlah bayi dan anak Balita BB tidak naik (T) ditangani.
g. Cakupan imunisasi.
h. Cakupan pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo
24 jam.

34 POS KESEHATAN DESA POS KESEHATAN DESA 35


BAB VII
PENUTUP

Buku Pedoman ini diharapkan dapat memberikan gambaran


umum guna pelaksanaan dan pengembangan poskesdes di
lapangan dalam rangka mendukung pengembangan desa dan
kelurahan siaga aktif. Dalam kenyataannya banyak sekali variasi
dalam melaksanakan dan mengembangkan Poskesdes, sehingga
dapat disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan setempat.

Buku ini diakui masih banyak kekurangan, dan tidak mungkin dapat
mencakup segala permasalahan dan pemecahannya di lapangan.
Oleh karena itu, akan dilakukan penyempurnaan berdasarkan
pengalaman daerah dalam pembentukan dan pengembangan
Poskesdes dan masukan pihak terkait.

Keberhasilan Poskesdes sebagai wujud UKBM akan bergantung


pada penerapan langkah-langkah penyelenggaraannya sehingga
dapat mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan hasil dari
dukungan Puskesmas serta seluruh upaya berbagai pemangku
kepentingan terkait.

36 POS KESEHATAN DESA

Anda mungkin juga menyukai