Anda di halaman 1dari 6

E-Learning Perpajakan

Dosen Pengampu : Dr. Surifah, M.Si

DISUSUN OLEH

Muhammad Amin Fatkur Rohman (5160211181)

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2017/2018
1. Sebutkan objek Pajak Penghasilan!.

Objek Pajak pengasilahn adalah “Penghasilan”, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima oleh wajib pajak, baik yang berasal dari kemampuan ekonomis dari luar Indonesia, yang
digunakan untuk konsumsi maupun menambah kekayaan wajib pajak sendiri.

Dilihat dari mengalirnya tambahan kemapuan ekonimis diri wajib pajak, penghasilan di bagi
mennjadi beberapa kelompok:

a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas


b. Penghasilan dari usaha dan kegiatan
c. Pengahsilan dari modal
d. Penghasilan lain lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.

Bedasarkan Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang termasuk Objek Pajak
adalah:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau di peroleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pension, atau imbalan
dalam bentuk lainnya, kecuali di tentukan lain dari dalam undang undang ini.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan
c. Laba usaha
d. Keuntungan karena penjualan
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah di bebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan
f. Bunga
g. Dividen
h. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak
i. Sewa dan pengahsilan lain sehubungan dengan penggunaan asset
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
k. Keuntungan karena pembebasan utang
l. Keuntungan dari selisih kurs mata uang asing
m. Selisih lebih penilaian kembali asset
n. Premi asuransi
o. Iuran yang diterima perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari atas WP menjalankan usaha
p. Tambahan kekeayaan neto dari pengahsilan belum kena pajak
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
r. Imbalan bunga
s. Surplus Bank Indonesia

2. Sebutkan yang bukan merupakan objek pajak penghasilan!

Bedasarkan Pasal 4 ayat (3) UU Nomor 36 Tahun 2008, penghasilan yang tidak termasuk Objek
Pajak menurut ketentuan itu adalah:

a. a). bantuan dan sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat
b). asset hibahan yang diterima oleh keluargasedarah dalam garis keturunan lurussatu derajat.
b. Warisan
c. Asset termasuk setoran tunaiyang diterima badan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
d. Penggantina sehubungan dengan pekerjaan yang di terima dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan wajib pajak, keculai diberikan oleh bukan WP
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan asuransi
f. Deviden yang diterima dengan syarat:
- Dividen berasal dari cadadangan saldo laba
- Bagi PT, BUMN dan BUMD yang menerima deviden, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang di setor.
g. Iuran yang diterima atau di peroleh dana pension yang pendiriannya telah disahkan menteri
keuangan
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pension dimaksud poin (g), dalam bidang
tertentu yang ditetapkan oleh Ketetapan Menteri Keuangan;
i. Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
j. Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan
usahaa yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan usaha di Indonesa, dengan syarat:
- Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah atau menjalankan kegitan dalam sector usaha
yang diataur dengan berdasar peraturan menteri keuangan
- Sahamnya tidak di perdagangkan di BEI
k. Beasisswa yang memeneuhi persyaratan tertentu yang diatur dalam peraturan menteri keuangan
l. Sisa lebih yang diterima atau di peroleh badan nirlaba bergerak pada biadng pendidikan
penelitian pengembangan.
m. Bantuan asatu santunan yang dibayarkan BPJS kepada WP tetrtentu.
3. Apa yang dimaksud pajak penghasilan final?

Pajak Penghasilan Final (PPh Final) Pengertian secara awan tentang PPh Final adalah pajak atas
penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak, dimana pemotongan pajak tersebut tidak perlu lagi
diperhitungkan dalam penghitungan PPh terutang dalam perhitungan PPh yang harus dibayar dalam SPT.

4. Sebutkan objek pajak yang dikenai PPh final beserta tarifnya.

Berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh penghasilan berikut ini termasuk penghasilan yang dikenakan
PPh bersifat final dan penetuan tariff nya:

No. Objek PPh Pasal 4 Ayat 2


1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang Negara,
dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
2. Pengahsilan berupa hadiah undian;
3. Pengahsilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derifatif yang diperdagangkan di
bursa, dan transsaksi penjualan saham atau penagihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura .
4. Pengahasilan dari trnsaksi pengalihan asset berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha rela estate, dan persewaan tahah dan/atau bangunan; dan
5. Penghasilan tertentu lainnya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri
Keuangan, dan peraturan perundang-undangan perpajakan lainnya.

Dasar penghitungan tarifnya adalah:

Tarif
No. Objek PPh Pasal 4 Ayat 2
(%)

1. Bunga deposito / tabungan, diskonto SBI dan jasa giro**** 20

Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi
2. 10
^

3. Bunga obligasi (surat utang & SUN lebih dari 12 bulan) ^^^

3a. Bunga dari obligasi dengan kupon bagi WP dalam negeri & BUT 15

3b. Bunga dari obligasi dengan kupon bagi WP luar negeri non BUT seusai P3B 20

3c. Diskonto dari obligasi dengan kupon bagi WP luar negeri non BUT seusai BUT* 15

3d. Diskonto dari obligasi dengan kupon bagi WP luar negeri non BUT seusai P3B* 20
3e. Diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi WP dalam negeri dan BUT** 15

3f. Diskonto dari obligasi tanpa bunga bagi WP luar negeri non BUT sesuai P3B** 20

Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP reksadana
3g. yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan untuk tahun 0
2009 - 2010.

3h. Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP 5

Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP reksadana
3i. yang terdaftar pada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan untuk tahun 15
2014, dst.

4. Deviden yang diterima/diperoleh WP orang pribadi dalam negeri 10

5. Hadiah undian 25

6. Transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa*** 2,5

7a. Transaksi penjualan saham pendiri 0,5

7b. Transaksi penjualan bukan saham pendiri 0,1

8. Jasa konstruksi

8a. Pelaksana JK sertifikasi kecil 2

8b. Pelaksana JK tanpa sertifikasi 4

8c. Pelaksana Jk sertifikasi sedang dan besar 3

8d. Perancang atau pengawas JK oleh penyedia JK bersertifikasi usaha 4

8e. Perancang atau pengawas JK oleh penyedia JK tanpa bersertifikasi usaha 6

9. Persewaan atas tanah dan/atau bangunan 10

WaP yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (termasuk usaha
10a 5
real estate)^*

Pengalihan Rumah Sederhana & Rumah Susun Sederhana oleh WP yang usaha
10b 1
pokoknya melakukan Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan


11 0,1
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura
5. Sebutkan metode dan tarif penyusutan serta amortisasi menurut perpajakan!.

a. Metode Penyusutan

Pengerluaran untuk memperoleh asset tak berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memilihara penghasilan
dengan cara mengalokasikan pengeluaran tersebut selama masa manfaat asset yang bersangkutan
melalui penyusustan. Metode penyusutan dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama
masa manfaat dalam bagian yang menurun selama masa manfaat, yang di hitung dengan cara
menetapkan tariff penyusutan asatas niali buku, dan pada akhir masa manfaat nilai sisa buku
disusustkan sekaligus, dengan syarat dilakukan secara taat asas.

Tarif Pennyusutan:
Kelompok harta Tarif depresiasi
Masa manfaat
berwujud Garis lurus Saldo menurun
Bukan bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak permanen 10 tahun 10% -

b. Metode Amotrisasi

Pengeluaran untuk memperoleh asset tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk
perpanjangan hak-hak atas tanah yang yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Tarif Penyusutan:
Kelompok harta Tarif depresiasi
Masa manfaat
berwujud Garis lurus Saldo menurun
Bukan bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

Anda mungkin juga menyukai