BAB 4
PEMODELAN
4.1 PENDAHULUAN
a. Pemodelan struktur
b. Pembebanan
a. Analisis in-place
b. Analisis fatigue
c. Analisis seismik
4-1
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Analisis modal adalah analisis yang dilakukan untuk mendapatkan periode alami
struktur akibat adanya beban yang bekerja pada struktur seperti gelombang.
Dengan diperolehnya periode natural dari struktur tersebut, dapat diperoleh
besarnya DAF (Dynamic Amplification Factor), dimana DAF menunjukkan
pengaruh osilasi struktur terhadap efek pembesaran gelombang.
Analisis fatigue merupakan analisis untuk mendapatkan usia layan dari struktur.
Analisis ini diakibatkan oleh pembebanan yang sifatnya terus-menerus sehingga
bangunan lepas pantai akan mengalami penurunan kekuatan dalam menahan
beban.
Analisis seismik merupakan analisis yang penting dilakukan jika bangunan lepas
pantai berada pada daerah gempa. Gempa ini berperilaku sebagai beban luar yang
bekerja secara dinamik terhadap bangunan lepas pantai. Evaluasi terhadap
kemampuan layan bangunan lepas pantai akibat pengaruh beban gempa dapat
dilihat dari tegangan pada elemen, sambungan dan tiang pancang dibandingkan
dengan tegangan yang diijinkan.
4-2
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
setiap 1.5 meter (5 ft) hingga mencapai 2 meter (20 ft). Analisis in-place, fatigue,
seismik dilakukan pada tiap perubahan ketinggian muka air laut ini.
SACS terdiri dari modul-modul program yang memiliki fungsi berbeda namun
saling berkaitan. Modul-modul yang akan digunakan adalah:
1. SACS Executive
Merupakan program utama yang menghubungkan modul-modul lain dalam
SACS. Modul-modul lain dijalankan dengan SACS Executive ini.
2. Precede
Merupakan program pemodelan geometri, material, properti penampang, dan
pembebanan sederhana.
3. Seasate
Program yang memperhitungkan beban-beban lingkungan seperti beban
gelombang, arus, dan angin. Program ini juga memperhitungkan efek marine
growth, buoyancy, dan memodelkan gelombang untuk respon dinamik.
4. SACS IV
4-3
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
User Input
(Optional)
SEASTATE User Input
TOW
POSTVUE
4-4
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4-5
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4-6
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
1. Seluruh elemen tubular seperti jacket legs, bracing horizontal framing, dan
joint cans dimodelkan.
2. Elemen tubular pada legs dimodelkan sebagai konsentrik tubular.
3. Pada daerah sambungan antara legs dan bracing, tubular dimodelkan lebih
besar dari tubular pada legs yang bukan di daerah sambungan. Hal ini
umumnya dinamakan joint can. Dimodelkan sebagai konsentrik tubular.
4. Conductor, horizontal framing dimodelkan sebagai tubular biasa.
5. Perlengkapan tambahan jacket seperti anode, grating, dan stairs, tidak
dimodelkan, namun beratnya dimasukkan sebagai beban mati tambahan jacket
dan efek hidrodinamika yang mungkin muncul dimodelkan.
6. Mudmat yang berada pada dasar laut dimodelkan. Adapun hal-hal yang
dimodelkan antara lain seluruh member utama dan pelat. Selain dari itu tidak
dimodelkan.
7. Ketebalan dari elemen yang berada di elevasi splash zone akan dikurangi 6
mm pada analisis in-place dan analisis seismik, dan 3 mm pada analisis
fatigue sebagai efek timbulnya karat.
8. Umumnya seluruh elemen dimodelkan unflooded kecuali leg, pile, conductor
dan riser.
9. Properties pada leg dan conductor mengalami modifikasi weight density,
sebagai akibat memperhitungkan efek bahan lain yang terkandung dalam legs
maupun conductor.
10. Pada joint dimana merupakan tempat pertemuan antara legs atau conductor,
horizontal framing, dan bracings, diberi fixity 222000.
4-7
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
11. Pada bagian dasar laut, semua joint dimodelkan sebagai pilehead (titik transisi
untuk pemodelan tiang pancang) yang berarti pemodelan jacket akan
diteruskan ke dalam tanah.
4-8
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4-9
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4 - 10
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Well conductor ini berada di bagian kanan platform dengan jumlah sebanyak 6
buah. Acuan yang digunakan dalam pemodelan well conductor:
Riser joint pada elevasi -19.507 m dan 7.315 m, diberi label master dan slave pada
program SACS. Hal ini sebagai bentuk interpretasi bahwa pada joint tersebut,
riser tidak member pengaruh beban secara lateral dan riser ini ditahan langsung di
dasar laut, dimana pada dasar laut tersebut, riser diberi perletakan sendi.
Pemodelan riser seperti ini berarti gaya vertikal akan ditahan oleh riser di elevasi
mudline dan gaya horizontal akan disalurkan ke seluruh elevasi horizontal
bracing.
4 - 11
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Flexible static dimodelkan dengan properties berbentuk tubular dan pada bagian
ujungnya diberi fixity 111111.
4 - 12
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
tertentu. Pada bagian 3.3.7 terdapat data marine growth. Ketebalan marine growth
dibuat berbeda per interval 1.5 ft. Selain menjadi beban mati, marine growth juga
mempengaruhi efek gaya gelombang pada struktur.
Input untuk menghitung beban arus dan gelombang adalah sebagai berikut:
1. Wave Kinematic Factor sebesar 1.0.
2. Current Blockage Factor sebesar 1.0.
3. Pemilihan teori gelombang, berdasarkan pada perhitungan bagian 3.4.2.2
sebelumnya, digunakan Teori Gelombang Stokes.
4. Tinggi dan periode gelombang. Data ini seperti disebutkan pada bagian 3.3.3.
5. Arah gelombang.
6. Kecepatan arus pada beberapa kedalaman laut.
7. Koefisien Drag (Cd) dan Koefisien Inersia (Cm).
4 - 13
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4 - 14
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Kondisi
DESKRIPSI
Pembebanan
1 Berat Sendiri Struktur
2 Main Deck uniform load
3 Cellar Deck uniform load
4 Helideck liveload
5 Bridge & Stair load
6 Helideck
7 Current, wave, and wind loads at 0°
8 Current, wave, and wind loads at 45°
9 Current, wave, and wind loads at 90°
10 Current, wave, and wind loads at 135°
11 Current, wave, and wind loads at 180°
12 Current, wave, and wind loads at 225°
13 Current, wave, and wind loads at 270°
14 Current, wave, and wind loads at 315°
4 - 15
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Ada tiga input utama yang diperlukan SACS untuk melakukan analisis in-place
ini, yaitu:
1. Model Struktur
2. Data Tanah
3. Joint Can Option
4 - 16
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
keadaan yang sebenarnya. File data tanah ini akan dipergunakan untuk
menganalisis model struktur yang dimodelkan di bawah mudline, yaitu pile dan
empat well conductor. Restrain dari pile dan well conductor di mudline tidak
dimodelkan dengan perletakan atau fixity tertentu, melainkan dimodelkan dengan
PILEHD yang berari analisis pile dan well conductor yang berada di bawah
mudline mengacu pada data tanah.
DAF merupakan nilai representasi dari pengaruh osilasi struktur terhadap efek
perbesaran gelombang. Oleh karena itu, beban gelombang dikalikan dengan nilai
DAF pada saat kombinasi dengan beban lainnya seperti angin dan beban mati.
Modul Dynamics SACS tidak bisa melakukan analisis modal dengan data tanah
yang non-linier. Karena itu, dilakukan tahap linearisasi pondasi untuk men-
generate satu nilai kekakuan tanah yang dijadikan sebagai input untuk analisis
modal. Linearisasi pondasi ini dilakukan dengan memberi file model struktur
beban gelombang dan arus dari empat arah, yaitu 0°, 90°, 180°, dan 270°.
4 - 17
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Setelah tahap linearisasi pondasi dilakukan, maka tahap kedua yaitu analisis
modal dapat dilakukan. Analisis modal untuk memperhitungkan periode natural
hanya menggunakan model struktur yang menggunakan beban mati saja.
4 - 18
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Analisis seismik yang dilakukan pada platform ini tediri dari dua bagian, yaitu:
1. Strength level (Periode ulang 100 tahun)
2. Ductility level (Periode ulang 800 tahun)
Pada analisis seismik berikut akan digunakan metode Respon Spektra Analisis
Seismik dengan menggunakan SACS, dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1. Linearisasi Pondasi
2. Analisis Modal
3. Respon Dinamik
4 - 19
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Metode Respon Spektra adalah analisis linier, sedangkan modul PSI (Pile Soil
Interaction) meng-input data tanah dengan karakteristik non-linier. Karena itu,
pada tahap linearisasi pondasi SACS mencari nilai kekakuan tanah yang
merepresentasikan interaksi pile tanah secara linier.
Opsi superelement creation harus diaktifkan pada file data tanah dan
dikorelasikan dengan beban SUPX dan SUPY dengan menggunakan perintah
PILSUP. Hasil run tahap pertama ini akan menghasilkan file dynsef yang berisi
pile supplement sebagai bentuk linearisasi pondasi untuk run analisis modal tahap
selanjutnya.
4 - 20
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Respon platform terhadap spectrum gempa harus berdasarkan atas mode shapes
dan periode natural dari analisis modal. Diperlukan minimal 95% partisipasi
massa struktur yang tergambar dari banyaknya mode shapes yang dianalisis pada
analisis modal.
Analisis seismik ini dilakukan dengan proses iterasi load factor SUPX dan SUPY
pada tahap linearisasi pondasi agar mendapatkan kekonvergenan dari base shear.
Nilai base shear yang konvergen akan sama besar dengan beban kombinasi arah
horizontal struktur.
4 - 21
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Prosedur pemodelan fatigue untuk analisis fatigue spektral secara rinci akan
dijelaskan sebagai berikut:
Linearisasi ini hanya dilakukan dengan satu kondisi beban gelombang, dimana
kondisi gelombang yang dipakai adalah kondisi yang memberikan pengaruh
paling maksimum terhadap kerusakan fatigue.
4 - 22
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
Pi × H sim
Di =
Tzi
3. Tinggi gelombang signifikan (Hs)
∑D ×H i si
Hs = i
∑D i
i
Hs = 11.83 ft
4. Tinggi gelombang maksimum (Hmax)
Hmax = 1.86 × Hs
= 22 ft
5. Mean zero crossing period (Tz)
∑ D ×T i zi
Tz = i
∑D i
i
Tz = 4.32 sec
6. Periode spektra gelombang puncak (Tp)
Tp = 1.41 × Tz
= 6.08 sec
7. Periode maksimum (Tmax)`
Tmax = 1.30 × Tp
= 7.9 sec
Dari perhitungan di atas, didapat center of damage dari gelombang adalah Hmax =
22 ft dan Tmax = 7.9 sec
4 - 23
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4 - 24
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
dan faktor kinematik gelombang. Adapun nilai analisis ini dilakukan untuk setiap
arah gelombang. Hasil dari analisis ini berupa kurva transfer function.
Hasil perkalian dari kurva transfer function dari kurva spektra gelombang akan
menghasilkan kurva hot spot stress spectral density. Kurva ini menunjukkan
besarnya tegangan yang akan menyebabkan kerusakan fatigue pada suatu joint.
Pada suatu joint, analisis dilakukan pada 8 titik di sekeliling daerah joint. Setiap
titik akan memberikan rentang tegangan yang dialami dan akan diambil rentang
tegangan yang paling maksimum dari 8 titik tersebut. Kerusakan fatigue dihitung:
nS m
D=
A
m2
dimana n adalah jumlah tegangan siklik pada periode T(n) = T
m0
dimana:
∞
m0 = ∫ sσσ ( f )df
0
∞
m2 = ∫ sσσ ( f ) f 2 df
0
4 - 25
Sensitivity Analysis Struktur Anjungan Lepas Pantai Terhadap Penurunan Dasar Laut
4 - 26