Anda di halaman 1dari 3

Catatan:

1. Dibuat menjadi 2 halaman

Rubrik Budidaya

Pakai Sistem Kan-yam, Laba pun Berganda


Alih-alih dibuang, ayam ‘tiren’ tersebut banyak dimanfaatkan sebagai tambahan pakan
utama.

#Foto1. Foto judul

Permasalahan tingginya harga pakan menjadi pekerjaan rumah tersendiri yang banyak dihadapi
oleh para pembudidaya ikan. Salah satunya pembudidaya ikan lele sangkuriang dari Kota Dodol,
Garut, Taopik Ridwan. Ketika diwawancara Infoakuakultur, ia mengungkapkan bahwa pakan
yang digunakan untuk lelenya 100% berasal dari pelet, pakan produksi pabrik. Mengingat harga
pakan pelet yang tinggi, keuntungan yang diperolehnya pun sangat tipis.

Taopik Ridwan tidak sendiri. Masih banyak pelaku budidaya ikan yang mengalami hal serupa,
misalnya Ardiansyah. Dari pengakuannya, untuk menyiasati tingginya pelet pabrikan, ia
menyelinginya dengan pemberian pakan lain, di antaranya sosis reject, limbah ayam seperti
jeroan, dan ayam tiren.

#Foto2. Taopik Ridwan, pembudidaya lele sangkuriang dari Garut

Di lain pihak, peternak ayam lazim menghadapi permasalahan kematian pada ayam-ayam
peliharaannya. Biasanya, peternak mengubur ayam yang mati. Jika terkena penyakit, ayam
tersebut dibakar. Tentu saja, kematian ayam sangat membebani mereka. Di samping harga ayam
kurang begitu menggembirakan akhir-akhir ini, kematian ayam kerap menggerus keuntungan.
Bahkan, kematian masal bisa menyebabkan kerugian.

Sistem long-yam dan kan-yam

Dalam sistem longyam, kandang ayam dibangun di atas kolam. Namun, tidak demikian dengan
kan-yam. Letak kandang ayam tidak harus berada di atas kolam ikan. Namun, lokasi kandang
dan kolam harus berdekatan. Ketika ada ayam yang mati, pemilik bisa segera memprosesnya dan
menjadikannya pakan ikan.

#Foto3. Arfi, pembudidaya ikan model kan-yam

Hal ini dilakukan oleh Arfi, salah seorang peternak ayam ras di daerah Bojonggede, Bogor. Di
lokasi yang berdekatan dengan kandang ayamnya, ia membuat lima petak kolam ikan lele, yang
masing-masing berukuran 3,5 x 3,5 m. Tiga di antaranya terbuat dari terpal. Sementara sisanya
berupa kolam tanah. Ketika ada ayam yang mati, ia segera mengambil dan mengumpankannya
pada ikan lele.

Sebelum diberikan, Arfi selalu merebus ayam tersebut hingga dagingnya empuk. “Daging yang
empuk mudah hancur sehingga mudah dicerna dan dimakan lele,” papar ayah dua anak ini. Jika
tidak ada ayam yang mati, ia memberikan pakan pelet sebagai selingan.

Sistem kanyam terbukti bisa menyiasati mahalnya harga pelet yang diproduksi pabrik pakan.
“Kalau hanya mengandalkan pelet ikan, keuntungannya sangat tipis,” kilah Arfi. Dengan
membangun kolam ikan berdekatan dengan kandang ayam, beban biaya pemeliharaan untuk
pembelian pakan ikan bisa ditekan.

Mengenai jenis ikannya, sistem longyam dan sistem kanyam tidak jauh berbeda. Artinya, ikan
yang dipelihara merupakan ikan karnivora atau ikan omnivora. Singkatnya, ikan-ikan yang
dipelihara tersebut bisa memakan pakan yang berasal dari hewan, bukan ikan berjenis herbivora.
Beberapa ikan yang bisa dipelihara dalam sistem ini antara lain adalah ikan lele, bawal merah
atau bawal air tawar, serta ikan yang termasuk omnivora seperti ikan mas, dan ikan gurame.

Tinjauan aspek ekonomi

Arfi, salah seorang peternak ayam sekaligus pembudidaya ikan lele, mengakui hal ini. Pria yang
berasal dari Kota Hujan Bogor ini sudah lama menetap di desa Cimanggis, Bojong Gede,
Kabupaten Bogor. Sehari-harinya, ia bekerja di peternakan ayam ras di daerah tersebut. Ia
mengungkapkan, kematian ayam ketika pembesaran merupakan hal yang biasa. Meskipun
demikian, ia tidak bisa memastikan jumlahnya. Dari jumlah ayam yang dipelihara, ia sempat
menderita kerugian yang cukup besar karena kematian ayam yang jumlahnya mencapai 1.000
ekor. Bahkan, bobot ayam yang mati rata-rata sudah mencapai lebih dari 2 kg. “Ini terjadi ketika
bulan Ramadhan, beberapa waktu silam,” ungkapnya.

Pemanfaatan limbah ayam ini tidak hanya menguntungkan dari aspek ekonomi, tetapi juga bisa
menjadi alternatif sumber protein pakan yang tinggi. Kandungan protein tinggi dapat
mempercepat pertambahan bobot ikan sehingga ikan bisa lekas dipanen.

Tinjauan aspek kesehatan

Seperti yang dilakukan oleh Arfi, sebaiknya ayam ‘tiren’ direbus terlebih dahulu sebelum
diberikan sebagai pakan lele. Langkah ini sangat penting untuk mematikan bibit penyakit yang
bisa saja terdapat di dalam tubuh ayam tersebut. Dengan proses pemanasan atau pemasakan,
virus atau bakteri yang bersarang di dalam tubuh inang bisa dimatikan. Dengan begitu, bibit
penyakit tersebut sudah mati dan tidak berbahaya.

Hal serupa pun dilakukan oleh para pembudidaya ikan yang lain Survi Setiadin. Pembudidaya
bawal di daerah Depok tersebut selalu merebus ayam-ayam tersebut sebelum diberikan pada ikan
bawalnya.
Status kehalalan

Menurut Sulistyo Prabowo, M.Sc, peneliti kehalalan pangan, status ayam mati bukan karena
disembelih dipandang sebagai bangkai. Dalam perspektif Islam, statusnya bersifat najis dan tidak
boleh dimakan manusia, tapi tidak untuk pakan hewan. Dosen ilmu pangan ini melanjutkan,
“Pada dasarnya, ikan merupakan jenis hewan yang halal dimakan.” Bahkan, bangkainya pun
berstatus halal untuk dimakan. Namun, ketika ikan tersebut diberi pakan berupa ayam ‘tiren’,
status kehalalannya turun. Artinya, ikan tersebut berubah status menjadi hewan ‘jalalah’.

#Foto4. Sulistyo Prabowo, M.Sc, peneliti kehalalan pangan

Menurut Sulistyo, para ulama bersepakat mengenai kehalalan hewan ‘jalalah’. Namun, sebelum
layak konsumsi, hewan tersebut harus mengalami perlakuan untuk mengembalikan status
kehalalannya. Perlakuan tersebut di antaranya adalah dengan memberi ikan jalalah tersebut
pakan yang bersih dan halal.

Lantas, bagaimana dengan status ‘jalalah’nya? Para ulama memberikan solusi untuk hal ini.
Meskipun berbeda pendapat mengenai lamanya, pendapat yang paling umum adalah tiga hari
perlakuan sebelum dikonsumsi. Artinya, dalam masa tiga hari tersebut, ikan tidak diberikan
pakan ayam ‘tiren’ atau pakan lainnya yang bersifat najis. Sebagai gantinya, pembudidaya bisa
menggunakan pakan yang lain, misalnya pelet, selama masa tiga hari tersebut. Dengan demikian,
status kehalalan ikan akan kembali menjadi halal. (Noerhidayat)

Anda mungkin juga menyukai