Anda di halaman 1dari 7

TERAPI AKITIVAS KELOMPOK PERILAKU KEKERASAN

A. Latar Belakang
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke
Rumah Sakit jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai
bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak alat
rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak
dikemukakan oleh keluarga. Penanganan oleh keluarga belum memadai,
keluarga seharusnya mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat
klien (manajemen perilaku kekerasan)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengekspresikan perasaan marahnya dengan konstruktif
b. Klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal
c. Klien dapat mengungkapkan perasaan leganya setelah menyalurkan
energi
C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Tanggal : 18 Januari 2018,
Hari : Jumat
Jam : 09.00 s/d 10.00
Tempat : Ruang aula
D. Pokok bahasan dan materi
1. Pengertian fungsi kognitif dan efektif.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk
memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota. Secara
umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan
uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain,
melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap terhadap
hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau oerilaku denfensif dan
meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Secara
khusus tujuannya meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara
konstruktif, meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau social.
Disamping itu tujuan rehabilitasnya adalah meningkatkan
keterampilan ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati,
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.
2. Model terapi aktivitas kelompok
a. Focal conflic model
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan
berfokus pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu
kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal
: adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah
ditanggapi anggota dan leader mengarahkan alternatif penyelesaian
masalah.
b. Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa
tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak
puas. Tujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan
social anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi
yang efektifantar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu
adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab
terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non
verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus
dipahami orang lain.
c. Model Interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal dalam kelompok. Pda model ini juga
menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat
dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan
kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist.
Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan
dipelajari.
d. Model psikodarma
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk
berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang
lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat
memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah terjadi.
E. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Demonstrasi permainan perkelompok
F. Media
1. Bola
2. Kertas
3. Sound musik
4. Buku catatan, dan pulpen
G. Syarat keadaan anggota
1. Klien yang dipilih merupakan klien dengan gangguan perilaku kekerasan
2. Klien dengan seleksi berdasarkan pada kesamaan diagnosa keperawatan
yang muncul dengan mengidentifikasi tanda dan gejala masalah keperawatan
yang dialami oleh pasien.
H. Tata tertib
1. Tim terapist
Leader : Krimar
Tugas :
a. Membuka dan menutup jalannya TAK
b. Mempimpin jalannya TAK
c. Menjelaskan prosedur TAK serta menjelaskan peraturan dalam TAK
d. Memotivasi keaktifan klien dalam kegiatan
e. Mampu menggunakan umpan balik untuk memberikan kesadaran pada
anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi
f. Mengkaji hambatan kelompok, konflik interpersonal dan tingkat
kompetisi
g. Mengkaji seberapa jauh anggota kelompok mengerti serta melaksanakan
yang dilaksanakan
2. CO Leader : Acep Wenda
Tugas :
Membantu leader mengorganisisr jalannya terapi akitivitas.
3. Fasilitator : Ani Nuraini
Tugas :
a. Memotivasi audiens untuk mengikuti TAK sampai selesai
b. Memotivasi audiensuntuk aktif terlibat dalam TAK
c. Memberikan reinforcement positifsetelah terlibat TAK
d. Mampu memfasilitasi klien yang kurang aktif
4. Observer : Riyan Risnawan
Tugas :
1. Mampu mengobservasi jalnnya permainan
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal dan klien selama berlangsung
kegiatan
3. Mencatat keaktifan masing-masing anggota.
I. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Menyiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1). Memberikan salam kepada klien
2). Memperkenalkan nama dan panggilan terapist
2). Memperkenalkan nama dan nama panggilan klien
3). Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi dan validasi
1). Menanyakan perasaan klien saat ini
2). Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1). Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenalkan kelompok, harus
minta izin terapist
2). Menjelaskan waktu TAK
3). Menjelaskan aturan TAK yaitu :
a). Bila ingin keluar kelompok harus seijin terapist
b). Mengikuti TAK dari awal sampai akhir
c). Fokus dan konsentrasi
d). Lama kegiatan 30 menit
3. Tahap kerja
a. Leader membacakan aturan permainan
1). Salah satu peserta TAK memgang bola, sambil operator memainkan
musik.
2). Bila musik berhenti, dan ada salah satu peserta TAK yang memegang
bola berarti, ia harus menyebutkan penyebab perilaku kekerasan,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan, akibat, serta mempraktekan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan latihan fisik yaitu dengan nafas dalam
3). Klien dan terapis mendiskusikan penyebab masalah perilaku
kekerasan
 Tanyakan pengalaman klien
 Tulis di kertas
4). Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar
oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi
 Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda
dan gejala)
 Tulis di kertas
5). Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai, memukul orang lain,
dan memukul diri sendiri)
 Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
 Tulis di kertas
6). Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
 Tanyakan akibat perilaku kekerasan
 Tulis di kertas
7). Meminta klien mempraktekan cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik (latihan nafas dalam)
8). Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain
9). Memberikan reinforcement pada peran serta klien
10). Dalam menjalankan kegiatan TAK upayakan semua klien terlibat
11). Observer memberi kesimpulan/evaluasi tentang jalannya TAK,
mengenai jawaban klien tentang penyebab, tanda dan gejala
perilaku kekerasan danakibat perilaku kekerasan. Selanjutnya
observer memberikan pujian atas peran serta klien dalam
pelaksanaan TAK serta memberi motivasi pada klien untuk
meningkatkan kemampuannya dalam berlatih mengontrol perilaku
kemarahan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1). Menanyakan perasaan klien setelah kegiatan
2). Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menyalurkan marah dengan cara kegiatan
penyaluran energi positif
c. Kontrak yang akan datang
1). Menyepakati topik untuk TAK yang akan datang
2). Menyepakati waktu dan tempat
d. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan
yang diharapkan adalah mengetahui perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
Daftar Pustaka :
http://ferimalinda.blogspot.co.id/2011/02/terapi-aktifitas-kelompok-
perilaku.htm?m=1
http://setiyanidwi.blogspot.co.id/2012/03/terapi-aktivitas-kelompok-
perilaku.html?m=1
Keliat. Budi Anna dan Akemat, 2005. Keperawatan jiwa : terapi aktivitas
kelompok. Jakarta : EGC
Farida Kusumah, dkk, 2010. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai