Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik yang
diampu oleh DR. Rita Benya Adriani, M.Kep

Disusun Oleh :

1. HENDRAWAN AJI BAGUS P (P 27220013 020/ 3A)


2. LEONA MIGA KARINA (P 27220013 025 / 3A)
3. NOVI WULANDARI (P 27220013 030 / 3A)

D III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin
menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan
karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS
Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan
di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap
muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility
(imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual
impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing
(gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi),
insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).

Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah


hipertensi, gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus,
gangguan fungsi ginjal dan hati. Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering
mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan, penglihatan
dan pendengaran.
Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemuduran fisik, antara lain :

1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap

2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban

3. Gigi mulai lepas (ompong)

4. Penglihatan dan pendengaran berkurang

5. Mudah lelah dan mudah jatuh

6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah


Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain :

1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik

2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru
saja terjadi

3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang

4. Sulit menerima ide-ide baru

Masalah Fisik sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia

1. Mudah jatuh

a. Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di
lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau
luka (Ruben, 1996).

b. Jatuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor intrinsik: gangguan


gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekuatan sendi dan sinkope-
dizziness; faktor ekstrinsik: lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh
benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan
sebagainya.

2. Mudah lelah, disebabkan oleh :

a. Faktor psikologis: perasaan bosan, keletihan, depresi

b. Gangguan organis: anemia, kurang vitamin, osteomalasia, dll

c. Pengaruh obat: sedasi, hipnotik

3. Kekacauan mental karena keracunan, demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme,


dehidrasi, dsb
4. Nyeri dada karena PJK, aneurisme aorta, perikarditis, emboli paru, dsb

5. Sesak nafas pada waktu melakukan aktifitas fisik karena kelemahan jantung,
gangguan sistem respiratorius, overweight, anemia

6. Palpitasi karena gangguan irama jantung, penyakit kronis, psikologis

7. Pembengkakan kaki bagian bawah karena edema gravitasi, gagal jantung, kurang
vitamin B1, penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan, dsb

8. Nyeri pinggang atau punggung karena osteomalasia, osteoporosis, osteoartritis, batu


ginjal, dsb.

9. Nyeri sendi pinggul karena artritis, osteoporosis, fraktur/dislokasi, saraf terjepit

10. Berat badan menurun karena nafsu makan menurun, gangguan saluran cerna, faktor
sosio-ekonomi

11. Sukar menahan BAK karena obat-obatan, radang kandung kemih, saluran kemih,
kelainan syaraf, faktor psikologis

12. Sukar menahan BAB karena obat-obatan, diare, kelainan usus besar, kelainan rektum

13. Gangguan ketajaman penglihatan karena presbiopi, refleksi lensa berkurang, katarak,
glaukoma, infeksi mata

14. Gangguan pendengaran karena otosklerosis, ketulian menyebabkan kekacauan mental

15. Gangguan tidur karena lingkungan kurang tenang, organik dan psikogenik (depresi,
irritabilitas)

16. Keluhan pusing-pusing karena migren, glaukoma, sinusitis, sakit gigi, dsb

17. Keluhan perasaan dingin dan kesemutan anggota badan karena ggn sirkulasi darah
lokal, ggn syaraf umum dan lokal

18. Mudah gatal-gatal karena kulit kering, eksema kulit, DM, gagal ginjal, hepatitis
kronis, alergi
Karakteristik penyakit lansia di indonesia

1. Penyakit persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis, osteoartritis

2. Penyakit Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac


attack, stroke, trigliserida tinggi, anemia, PJK

3. Penyakit Pencernaan yaitu gastritis, ulcus pepticum

4. Penyakit Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis,
Benigna Prostat Hiperplasia

5. Penyakit Metabolik/endokrin. Misalnya; Diabetes mellitus, obesitas

6. Penyakit Pernafasan. Misalnya asma, TB paru

7. Penyakit Keganasan, misalnya; carsinoma/ kanker

8. Penyakit lainnya. Antara lain; senilis/pikun/dimensia, alzeimer, parkinson, dsb

B. PENYAKIT YANG SERING TERJADI PADA LANSIA

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS
Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihan
di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap
muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility
(imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence (inkontinensia), intellectual
impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing
(gangguan penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi),
insomnia (ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).

Yang penting untuk diketahui pada golongan lanjut usia ialah kecenderungan
labilitas tekanan darah, serta mudah terjadi hipotensi postural. Maka dari itu dianjurkan
untuk selalu mengukur tekanan darah pada posisi tidur dan tegak.baik pada permulaan
pemeriksaan maupun pada kontrol pengobatan.apabila hipertensi ini tidak dikontrol
dengan seksama dan teratur dengan sendirinya akan terjadi penyakit jantung hipertensi
(PJH) dan komplikasi-komplikasi pada target organs yang lain yang pada gilirannya nanti
akan memberi komplikasi PJK atau gagal jantung dengan segala konsekuensinya.
Penelitian framingham menunjukan bahwa pada penderita hipertensi terdapat
kenaikan mortalitas total dua kali dan mortalitas kardiovaskuler tiga kali lebih tinggi dari
mormotensi dan hal ini lebih signifikan pada wanita setelah berusia dari 65 tahun
.pengaruh hipertensi pada jantung.

Hipertensi

Faktor miokardium faktor koroner

Hipertensi ventrikel kiri peny.jantung koroner

Gagal jantung

Aritmia kordis

Kematian mendadak

Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit kronik

degeneratif yang kerap dialami para lanjut usia, yaitu:

a. Osteo Artritis (OA)

OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan

biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan

perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut,

yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas.

b. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa

atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada

percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause,


sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya

produksi vitamin D.

c. Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih

tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi

karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani,

hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah

(arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal.

d. Diabetes Mellitus

Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula

darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat

berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau

sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl.

Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi

risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM.

Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah,

berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh.

e. Dimensia

Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi

intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas

kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering


terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit

vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala

merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada

wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

f. Penyakit jantung koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung

terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga

kebingungan

g. Kanker

Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel

mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel

yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi

menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa

tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal

(kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung.

Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas

usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.
Kondisi fisik dan Obat-obatan
neuropsikiatrik yang diminum

FALLS
(JATUH) Alat-alat bantu
Penurunan visus
dan pendengaran berjalan

Perubahan neuro Lingkungan yang


muskuler,gaya berjalan ,dan tidak mendukung
reflek postural karena proses
C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

a. Pengelompokan askep dasar pada lansia

 Aktif  support personal hygiene

 Pasif  total care

b. Lansia potensial mengalami decubitus

a. Penyebab: immobilisasi, defisit jaringan lemak, defisit jaringan


kolagen

b. Faktor intrinsic: status gizi, anemia, hipoalbuminemia, penyakit


neurologik, penyakit pemb. Darah, dehidrasi

c. Faktor extrinsic: kurang bersih tempat tidur, sprei yang kusut dan
kotor, defisit personal hygiene

c. Pengelompokan decubitus

i. Derajat I: terbatas pada epidermis


Perawatan: bersihkan dgn air hangat dan sabun, lotion, masase 2-3
x/h, perubahan posisi

ii. Derajat II: mencapai dermis – subkutan


Perawatan: perawatan luka aseptik & antiseptik, gosok dgn es dan
dihembus udara hangat bergantian, pengobatan topikal, dibalut

iii. Derajat III: meliputi jaringan lemak subkutan dan cekung, berbau
Perawatan: debridement, pertahankan sirkulasi & oksigenasi

iv. Derajat IV: meluas sampai ke tulang


Perawatan: debridement, perawatan luka aseptik & antiseptik,
transplantasi kulit setempat (bila memungkinkan)
Pendeketan perawatan lansia

1. Pendekatan fisik terdiri dari aktif – pasif


2. Pendekatan piskis menggunakan komunikasi edukatif

3. Pendekatan sosial dengan cara diskusi, sharing perception

4. Pendekatan spiritual dengan peace

Tujuan askep

a. Kemandirian yaitu health promotion, preventive, maintenance


b. Mempertahankan kesehatan

c. Mempertahankan semangat hidup (life support)

d. Menolong dan merawat klien lansia yang mengalami sakit

e. Merangsang petugas kesehatan mengenal & menegakkan diagnosa yang


tepat

Focus askep
1. Health promotion
2. Prevention disease
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan yang umum

Pengkajian

Tujuan
o Menentukan kemampuan klien memelihara diri sendiri
o Melengkapi dasar-dasar rencana perawatan individu
o Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
o Memberi waktu kepada klien untuk menjawab
 Meliputi: fisik, psikologis, ekonomi, spiritual

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Fisik
- Gangguan nutrisi : defisit/over
- Gangguan persepsi sensorik : pendengaran, penglihatan
- Defisit knowledge
- Resti cedera fisik
- Gangguan pola tidur
- Perubahan pola eliminasi
- Gangguan mobilitas fisik
b. Psikologis: Isolasi sosial, Menarik diri, Depresi, Harga diri rendah, Coping tidak
adekuat

c. Spiritual: reaksi berkabung/berduka, penolakan terhadap proses penuaan, marah


terhadap Tuhan, perasaan tidak tenang

RENCANA KEPERAWATAN
a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Penyebab
a. Penurunan alat penghiduan dan pengecapan
b. Organ pengunyah kurang sempurna
c. Rasa penuh pada perut dan susah BAB
d. Melemah otot-otot lambung dan usus
2. Masalah gizi: berlebihan, berkurang, kekurangan/kelebihan vitamin
3. Kebutuhan nutrisi
a. Kalori 2100 kal pada laki-laki, 1700 kal pada wanita
b. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang dibutuhkan
c. Lemak tidak dianjurkan, 15-20% dari total kalori yang dibutuhkan
d. Protein 20-25% dari total protein yang dibutuhkan
e. Vitamin dan mineral sama dengan usia muda
f. Air 6-8 gelas/h
4. Rencana tindakan
a. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
b. Banyak minum dan kurangi makanan yang terlalu asin
c. Berikan makanan yang mengandung serat
d. Batasi pemberian makanan yang tinggi kalori
e. Batasi minum kopi dan teh
b. Peningkatan keamanan dan keselamatan

1. Penyebab
a. Fleksibilitas kaki yang berkurang
b. Fungsi penginderaan dan pendengaran yang menurun
c. Pencahayaan yang berkurang
d. Lantai licin dan tidak rata
e. Tangga tidak ada pengaman
f. Kursi/ tempat tidur yang mudah bergerak

2. Tindakan mencegah kecelakaan


a. Klien :
 Anjurkan klien menggunakan alat bantu (sesuai indikasi)
 Latih untuk pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya
 Biasakan gunakan pengaman tempat tidur, jika tidur
 Bantu klien bila ke kamar mandi
 Usahakan ada yang menemani ketika berpergian
b. Lingkungan :
 Tempatkan di tempat khusus yang mudah diobservasi
 Letakkan bel di bawah bantal & ajarkan cara menggunakannya
 Tempat tidur tidak terlalu tinggi
 Letakkan meja dekat tempat tidur, atur peralatan mudah pakai
 Lantai bersih, rata, tidak licin dan basah serta pasang pegangan kamar
Mandi
 Kunci semua peralatan yang menggunakan roda
 Hindarkan lampu redup dan menyilaukan
 Gunakan sandal atau sepatu yang beralaskan karet
c. Memelihara kebersihan diri
1. Penyebab
a. Penurunan daya ingat
b. Kurangnya motivasi
c. Kelemahan dan ketidak mampuan fisik
2. Rencana tindakan
a. Mengingatkan/membantu melakukan personal hygiene
b. Menganjurkan gunakan sabun lunak mengandung minyak/skin lotion
c. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur
1. Penyebab
a. Personal hygiene kurang  gatal-gatal
b. Ggn psikologisinsomsia
c. Faktor lingkungan kebisingan, ventilasi dan sirkulasi Kelemahan dan
ketidakmampuan fisik
2. Rencana tindakan
a. Menyediakan tempat/ waktu tidur yang nyaman
b. Mengatur lingkungan yang adekuat
c. Latihan fisik ringan memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot
d. Minum hangat sebelum tidur

d. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi


1. Penyebab
-daya ingat menurun, depresi, lekas marah, mudah tersinggung dan curiga
2. Rencana tindakan :
a. Berkomunikasi dengan mempertahankan kontak mata
b. Mengingatkan terhadap kegiatan yang akan dilakukan
c. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan klien
d. Memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri
e. Melibatkan klien dalam kegiatan sesuai kemampuan
f. Menghargai pendapat klien

Daftar Pustaka
Darmojo, Boedhi,et al.2000.Beberapa masalah penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI

Lueckenotte. 1997. Pengkajian Gerontologi edisi 2.EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai