NOMOR : 22/KBJ/FARM/RS/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN EVALUASI KINERJA STAF MEDIS
Direktur Rumah Sakit
MENIMBANG : 1. Bahwa Rumah sakit harus menjaga kualitas pelayanan terhadap pasien.
Salah satu faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan staf medis (dokter)
untuk melakukan tindakan medis. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan
kinerja dokter melalui sebuah penilaian kinerja terhadap dokter
2. Bahwa untuk memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis maka
diperlukan evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan (on-going professional practice
evaluation), maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice
evaluation)..
3. Bahwa untuk maksud tersebut diatas ditetapkan kebijakan tentang evaluasi kinerja staf
medis di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Evaluasi Kinerja Staf Medis di Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini
KEDUA : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi
minimal 1 tahun sekali.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :
Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
TEMBUSAN Yth :
1. Direktur Pelayanan
2. Ketua Komite Medik
3. Seluruh Ka. SMF
4. Manajer Pelayanan Medis
5. Manajer SDI
6. Arsip
Lampiran Kebijakan Direktur
Nomor : 23KBJ/SDI/RS/I/2014
3. Pengetahuan medis/klinis.
Pengetahuan medis/klinis didasarkan pada sejauh mana dokter yang
bersangkutan menguasai bidang medis dan klinis tertentu. Sumber penilaian
dalam hal pengetahuan medis/klinis tersebut diperoleh dari rekomendasi Ketua
SMF.
5. Ketrampilan komunikasi.
Seorang dokter harus memiliki ketrampilan komunikasi yang baik dalam
melakukan pelayanan kepada pasien. Kemampuan komunikasi tersebut akan
dapat diketahui berdasarkan penilaian orang-orang yang terdapat hubungan
komunikasi dengannya. Oleh sebab itu, penilaian ketrampilan komunikasi
dokter diperoleh dari kuisioner rawat jalan yang dilaksanakan oleh bagian
Pemasaran.
6. Profesionalisme
Profesionalisme berkaitan dengan kepandaian atau keahlian dokter dalam
menekuni bidang keahliannya, kemudian diterapkan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Sumber penilaiannya diperoleh dari data yang telah
diolah berdasarkan hasil penilaian dengan pembagian kuisioner kepada pasien
yang dilakukan oleh bagian Pemasaran.
7. System-based practice
System-based practice adalah kegiatan yang berkaitan dengan sistem pelayanan
di Rumah Sakit . Penilaiannya didasarkan pada kepatuhan
dokter terhadap penggunaan formularium serta tinjauan terhadap ada/tidaknya
KNC (Kejadian Nyaris Cedera) dan KTD (Kejadian yang tidak diharapkan)
yang terkait dengan dokter yang bersangkutan, dalam masa periode penilaian
di tahun yang sedang berjalan.
IV. PROSEDUR
1. Manajer Pelayanan Medis berkoordinasi dengan Ketua SMF tentang pelaksanaan
evaluasi kinerja staf medis.
2. Manajer Pelayanan Medis mengusulkan daftar nama staf medis yang akan
dilakukan evaluasi tahunan, kepada direktur.
3. Direktur menugaskan Manajer Pelayanan Medis bersama dengan Ketua SMF untuk
melaksanakan evaluasi sfat medis.
4. Manajer Pelayanan Medis mengkoordinasikan kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan kepada direktur.
5. Hasil evaluasi staf medis disimpan dalam file dokter di bagian SDI
V. PENUTUP
Seluruh dokter yang praktik di Rumah Sakit harus
mendapatkan persetujuan dari manajemen rumah sakit. Hal itu dibuktikan dengan
pemberian penugasan klinis (clinical appointment) kepada dokter yang bersangkutan.
Dalam prosesnya, pemberian penugasan klinis tersebut dilakukan melalui berbagai
tahap.
Dokter yang telah menerima penugasan klinis, hanya dapat melakukan tindakan sesuai
dengan yang tertera dalam penugasan klinis tersebut. Penugasan klinis itu dapat
dilakukan perubahan berkaitan dengan penilaian staf medis yang dilakukan setiap
tahun, sesuai dengan kondisi dan kompetensi dokter yang bersangkutan.