Anda di halaman 1dari 23

MDGs – Part 2: Poverty

By Rost – 21 May 2013 – FKIN UIN


Tantangan MDGs
• Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara
miskin untuk mempraktikkan “good governance”
dan komitmen dlm upaya menangani isu-isu yg
sangat mendasar tentang HAM, perdamaian,
keamanan, dan pembangunan.

• Bagi negara kaya, deklarasi MDGs merupakan


tantang untuk melaksanakan janji dalam
mendukung perbaikan ekonomi dan pembangunan
sosial negara miskin.

• Harus ada keseriusan dan komitmen dari tingkat


puncak sampai komunitas bawah untuk mencapai
target global tersebut.
MDGs – 1 : Menanggulangi
Kemiskinan & Kelaparan

• Data dari Bank Dunia,BPS, dan Susenas:


– <US $ 1 per kapita / hari: 20,60 % (1990),
10,30%, 5,90% (2008) – Tercapai
– % pend di bawah garis kemiskinan: 15,10
(1990), 7,55% (2015), 11,08% (2013) – Perlu
perhatian khusus
– Indeks Kedalaman Kemiskinan: 2,70% (1990),
2,08% (2008), 2013 menunjukkan kenaikan .
– Balita kurang gizi dan BB rendah: 35,5% (1990),
14% (2013) – Hampir tercapai
– Kalori < tingkat minimum: 1400Kkal 17% (199)
Cont.

• Data dari Bank Dunia,BPS, dan Susenas:


– Kalori < tingkat minimum:
a. 1400Kkal 17% (1990), 8,5% (2015),
14,65% (2011)
b. 2000 Kkal 64,21% (1990), 35,32% (2015),
60,03% (201
- Perlu perhatian khusus
Definisi Kemiskinan

• World Bank :
Penduduk miskin adalah kelompok penduduk
yang jumlah pengeluarannya <US $ 1 per hari.
• ILO:
Penduduk yg berpenghasilan <US $ 1 per
hari (kota) dan US $ 0,8 (desa).
• BPS:
Penduduk miskin adalah kelompok penduduk
yang konsumsi kalorinya <2100
Kkal/kapita/hari.
Cont.

• BKKBN:
(1) Tidak dapat menjalankan ibadah menurut
agamanya; (2) Seluruh anggota keluarga tdk
mampu makan 2x sehari; (3) Seluruh anggota
keluarga tdk memiliki pakaian berbeda untuk di
rumah, bekerja/sekolah, dan bepergian;
(4) Bagian terluas dari rumahnya berlantai
tanah; (5) Tidak mampu membawa anggota
keluarga ke sarana kesehatan.
Ciri-ciri Masyarakat Miskin
1.Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar (pangan,
gizi, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan).
2.Unproductiveness.
3.Inaccessibility , tdk mampu menjangkau sumber
daya sosial dan ekonomi akibat rendahnya
bargaining position maupun keterbatasan
teknologi dan SDM.
4.Vulnerability , mudah jatuh dalam kemiskinan
(rentan) akibat berbagai resiko penyakit, bencana
alam, gagal panen, dsb.
5.No freedom for poor. Tidak memiliki kepercayaan
diri dan mental untuk terbebas dari warisan
kemiskinan.
Penduduk miskin di Indonesia

1.Chronic poverty (kemiskinan kronik)


Kemiskinan yang terjadi terus-menerus dari
tahun ke tahun atau dari generasi ke
generasi.
2. Transient poverty (kemiskinan sementara)
Kemiskinan ini ditandai dengan penurunan
pendapatan sementara sebagai akibat
perubahan siklus ekonomi dan kondisi krisis
lainnya.
Penduduk miskin di Indonesia

1.Chronic poverty (kemiskinan kronik)


Kemiskinan yang terjadi terus-menerus dari
tahun ke tahun atau dari generasi ke
generasi.
2. Transient poverty (kemiskinan sementara)
Kemiskinan ini ditandai dengan penurunan
pendapatan sementara sebagai akibat
perubahan siklus ekonomi dan kondisi krisis
lainnya.
Dimensi Kemiskinan di Indonesia

1.Lack of opportunity, kurang kesempatan


untuk berusaha;
2.Low of capability, rendahnya kemampuan
dalam berbagai sektor;
3.Low of security, kurangnya jaminan, terutama
jaminan sosial seperti kesehatan;
4.Low of capacity or empowerment,
ketidakberdayaan.
Kemiskinan dan Kesehatan

• Aspek Geografi
• Aspek Demografi
• Aspek Sumber Daya Alam
• Aspek Ideologi
• Aspek Politik
• Aspek Ekonomi
• Aspek Sosial Budaya
• Aspek Pertahanan dan Keamanan
Aspek Geografi

• Kepulauan >17000 pulau : faktor penghambat


dlm meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat miskin di daerah yang letaknya
terpencil.
• Negara tropis merupakan reservoir yang
tepat bagi berkembang biaknya berbagai
penyakit malaria, TB paru, dll. Yang banyak
menyerang masyarakat miskin. WHO
memperkirakan Indonesia merupakan negara
dgn kasus TB Paru terbesar ke-3 di dunia.
Aspek Demografi

• Penurunan laju penduduk = menurunkan


tingkat kelahiran.
• Penurunan tingkat kelahiran = peningkatan
jumlah masyarakat yg menggunakan KB.

• Penyebaran penduduk di Indonesia tidak


merata, terkonsentrasi di Pulau Jawa.
• Hal tersebut berakibat pada banyaknya
penduduk miskin, pemukiman kumuh,
kesulitan air bersih, dan masalah kesehatan
lainnya.
Aspek Ideologi & Aspek Politik

• Etika berpolitik yang ditunjukkan para politikus


tidak bisa lagi dikatakan sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila.
• Para elit politik tidak lagi memikirkan
kepentingan rakyat tetapi lebih mementingkan
diri dan partainya.
• Para elit politik membungkus kepentingannya
dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan dan
kurang perhatian terhadap masalah kemiskinan
dan kesehatan.
Aspek Sosbud, Pertahanan
Keamanan

• Dulu: bangsa yang ramah tamah dan berbudi


luhur.
• Sekarang : mudah marah, beringas, perusak,
penjarah, bentrok sosial terus meningkat.
• Kemiskinan berimplikasi pada instabilitas
keamanan dan sangat merugikan bagi
pembangunan.
Riset Program Pengentasan
Kemiskinan

• Efektifitas program pengentasan kemiskinan


(2011 – 2012: metode survei & kualitatif dgn
3.040 responden di 15 kab/kota) yang menjadi
wilayah pendampingan SAPA (Strategic Alliance
Poverty Allivetion).
• Anggaran pemerintah untuk pengentasan
kemiskinan sejak th 2004 hingga 2011
meningkat 400%.
• 2004 – 2010 : kemiskinan hanya turun 3,37%
(0,56%/tahun).
• Target MDGs : 7,5% (2015), 11,08%(2013).
Hasil Riset Program – UGM

• Profil keluarga miskin dari sumber BPS tidak


menunjukkan potret kemiskinan sesungguhnya.
• Kategori kemiskinan: hampir miskin, miskin,
dan sangat miskin dari BPS sebagai alat bantu
identifikasi tidak cukup efektif dalam
mendukung program pengentasan kemiskinan.
Contemplation

• Terdapat perbedaan definisi kemiskinan:


– Perbedaan penekanan permasalahan.
– Perbedaan besaran jumlah penduduk miskin.

• Masalah menjadi lebih rumit karena tidak


jelas masyarakat miskin yang mana yang
harusnya ideal atau tepat menjadi target
program penanggulangan kemiskinan.
Contemplation

• Menentukan definisi kemiskinan tidak dapat


dinilai dengan nilai indikator yang sama antar
satu daerah dengan daerah lainnya karena
ketidakmerataan status ekonomi dan
perbedaan kebutuhan dasar masyarakat.
Challenges

• Tingkat pendidikan mayoritas penduduk Indonesia


masih rendah sehingga sulit untuk memahami dan
melakukan perubahan perilaku hidup sehat.
• Tingkat kehidupan ekonomi yang mayoritas miskin,
membuat pelayanan kesehatan menjadi tidak
terjangkau.
• Kurangnya perhatian dari para pemimpin dan tokoh
masyarakat, termasuk media massa, terhadap
masalah kemiskinan dan kesehatan sehingga tidak
cukup daya ungkit untuk keluar dri masalah.
• Kurangnya kesadaran hukum di masyarakat dan
lemahnya upaya penegakan hukum, sehingga
banyak dijumpai praktek korupsi.
Questions

• Berapa banyak program pengentasan


kemiskinan yang ada di Indonesia?
 Tujuan
 Sasaran
 Ruang lingkup
 Prinsip penyelenggaraan
 Indikator keberhasilan
 Pemantauan dan evaluasi program
 Proses pembuatan kebijakan
 Implementasi kebijakan
 Evaluasi kebijakan
References:

• Adisasmito, 2008. Analisis Kemiskinan, MDGs


dan Kebijakan Kesehatan Nasional. FKM UI.
• Humas UGM, 2013. “Program Pengentasan
Kemiskinan Tidak Berdampak pada Kualitas
Hidup”, www.ugm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai