Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Umum

5.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin adalah

suatu cara untuk mengetahui jumlah keseluruhan jenis kelamin yang

menderita nyeri Low Back Pain di desa Bangkok kecamatan Gurah

kabupaten Kediri Tahun 2017. Dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis


kelamin di desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri
mei Tahun 2017
No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 3 18,8%
2 Perempuan 13 81,3%
Total 16 100%

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat diinterprestasikan bahwa hampir

seluruhnya (81,3%) responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar

13 responden.

5.1.2 Karakteristik reponden berdasarkan pendidikan

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan adalah

suatu cara untuk mengetahuai jumlah keseluruhan pendidikan yang

menderita nyeri Low Back Pain di desa Bangkok kecamatan Gurah


kabupaten Kediri Tahun 2017. Dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 5.2 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


kelompok pendidikan di desa Bangkok kecamatan Gurah
kabupaten Kediri mei Tahun 2017.
No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD-SMP 13 81,3%
2 SMA 3 18,8%
Total 16 100%

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )

Berdasarkan tabel 5.2 dapat di interprestasikan bahwa sebagian besar 81,3%

berpendidikan SD-SMP yaitu 13 responden.

5.1.3 Karakteristik responden berdasarkan usia

Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia adalah suatu cara

untuk mengetahuai jumlah keseluruhan usia yang menderita nyeri Low

Back Pain di desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri Tahun

2017. Dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5.3 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


kelompok umur di desa Bangkok kecamatan Gurah
kabupaten Kediri mei Tahun 2017.
No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1 35-40 tahun 5 31,3%


2 41-45 tahun 3 18,8%
3 46-50 tahun 3 18,8%
4 50-55 tahun 3 18,8%
5 56-60 tahun 1 6,3%
6 61-65 tahun 1 6,3%

Total 16 100%

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )


Berdasarkan tabel 5.3 dapat di interprestasikan bahwa hampir setengahnya

(31,3%) berusia35-40 tahun yaitu 5 responden.

5.1.4 Karakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja

Distribusi frekuensi responden berdasarkan lamanya bekerja adalah

suatu cara untuk mengetahuai jumlah keseluruhan lamanya petani berkerja

yang menderita nyeri Low Back Pain di desa Bangkok kecamatan Gurah

kabupaten Kediri Tahun 2017. Dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 5.4 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan kelompok


lamanya bekerja di desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten
Kediri mei Tahun 2017.
No. Lamanya bekerja Frekuensi Persentase (%)

1 6-12 bulan 1 6,3%

2 1-5 Tahun 3 18,8%

3 5-10 Tahun 5 31,3%


4 >10 tahun 7 43,8%

Total 16 100%

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )

Berdasarkan tabel 5.4 dapat di interprestasikan bahwa hampir setengahnya

(43,8%) yaitu sebesar >10 tahun yaitu sebanyak 7 responden.

5.2 Data khusus

5.2.1 Distribusi frekuensi nyeri responden sebelum dilakukan terapi kompres


air hangat.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan sebelum dilakukan

terapi kompres air hangat adalah suatu cara untuk mengetahuai jumlah

keseluruhan responden yang menderita nyeri Low Back Pain di desa


Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri Tahun 2017. Dan hasilnya

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri sebelum


dilakukan terapi kompres air hangat di desa Bangkok
kecamatan Gurah kabupaten Kediri bulan mei Tahun 2017.
Variabel N Mean Median Mode SD Min-
Max

Sebelum terapi 16 4,06 4,00 3a 1,526 2-6


kompres air
hangat

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diinterpretasikan bahwa sebelum

diberikan terapi kompres air hangat di desa Bangkok Kecamatan Gurah

Kabupaten Kediri Tahun 2017 sebagian besar rata-rata skala nyeri 4,06

5.2.2 Distribusi frekuensi nyeri responden sesudah dilakukan terapi kompres

air hangat.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan sesudah dilakukan

terapi kompres air hangat adalah suatu cara untuk mengetahuai jumlah

keseluruhan responden yang menderita nyeri Low Back Pain di desa

Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri Tahun 2017. Dan hasilnya

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri sesudah


dilakukan terapi kompres air hangat di desa Bangkok kecamatan
Gurah kabupaten Kediri mei Tahun 2017.
Variabel N Mean Median Mode SD Min-
Max

Sesudah terapi 16 1,50 2,00 0 1,461 0-4


kompres air
hangat

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diinterprestasikan bahwa setelah

diberi terapi kompres air hangat di desa Bangkok Kecamatan Gurah

Kabupaten Kediri Tahun 2017 rata-rata 1,50

5.3.1 Pengaruh terapi kompres air hangat terhadap nyeri Low Back Pain

sebelum dilakukan Terapi kompres air hangat pada petani di desa Bangkok

kecamatan Gurah kabupaten Kediri tahun 2017.

Pada uji normalitas data menggunakan shapiro wilk nyeri sebelum

dan sesudah di berikan terapi yaitu didapatkan ρ value: 0,036 dan 0,004

dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi data tidak

normal karena ρ value < 0,05 sehingga untuk menguji adanya pengaruh

terapi kompres air hangat terhadap nyeri Low Back Pain pada petani dapat

di uji menggunakan uji wilcoxon.

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi hasil nilai nyeri Low Back Pain pada petani
sebelum dan sesudah diberikanya terapi kompres air hangat
terhadap di desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri
bulan mei tahun 2017.
Mean SD SE N Mean Sum of
Rank Ranks

Nyeri Low Back Pain 4,06 512 382 Negatif 16a 8,50 136,00
sebelum diberikan terapi Ranks
kompres air hangat
Positif 0b 0,00 0,00
Ranks
Nyeri Low Back Pain 1,50 619 365 Ties 0c
sesudah diberikan terapi
kompres air hangat
Selisih sebelum dan sesudah 256
terapi kompres air hangat

ρ Value :0,000 α=0,05 Total 16

(Sumber: data primer penelitian tahun 2017 )

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diinterprestasikan bahwa selisih rata-rata nyeri

Low Back Pain sebelum dan sesudah di beri terapi kompres air hangat adalah 256

yang berarti telah terjadi penurunan skala nyeri Low Back Pain mean skala nyeri

Low Back Pain sebelum terapi yaitu4,06 dan mean sesudah 1,50.

5.3 Pembahasan

5.3.2 Identifikasi nyeri Low Back Pain sebelum dilakukan Terapi kompres air

hangat pada petani di desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri

tahun 2017.

Berdasarkan hasil penelitian di desa Bangkok kecamatan Gurah

kabupaten Kediri tahun 2017 rata-rata 4,06 yang mengalami nyri sebelum

dilakukan terapi. Nyeri Low Back Pain yang dialami oleh petani di

sebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor yang banyak di temui di

tempat penelitian yang menjadi penyebab posisi yang tidak ergonomis saat

mencangkul untuk yang laki-laki dan yang perempuan terlalu lama


membungkuk untuk menanam padi sehingga menyebabkan nyeri Low

Back Pain.

Faktor penyebab nyeri yaitu Seperti, Usia, Jenis kelamin,Masa

kerja, dan Posisi kerja.Nyeri punggung bawah memang tidak

menyebabkan kematian, namun menyebabkan individu yang

mengalaminya menjadi tidak produktif sehingga akan menyebabkan beban

ekonomi yang sangat besar baik bagi individu, keluarga, masyarakat,

maupun pemerintah (Patrjaningrum, et al., 2015). LBP merupakan

gangguan muskuloskeletal yang banyak dikeluhkan oleh petani. Kegiatan

yang dilakukan petani umumnya memerlukan posisi tubuh yang statis dan

repetitif yang meningkatkan prevalensi keluhan LBP (Kaur, 2015).


Di dapatkan hasil dari penelitian penderita nyeri Low Back Pain di

desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri tahun 2017di alami oleh

perempuan rata-rata 1,81, Prevalensi terjadinya LBP lebih banyak pada

wanita dibandingkan dengan laki-laki, hal ini terjadi karena secara

fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah dari pada laki-laki

(Andini, 2015). Menurut pendapat peneliti nyeri Low Back Pain bisa

terjadi pada siapa saja baik laki-laki maupun perempuan, perempuan lebih

cenderung mengalami nyeri pinggang karena pada perempuan keluhan ini

sering terjadi pada saat siklus menstruasi, selain itu proses menopause

juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan

hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang


Didapatkan hasil dari penelitian, pendidikan SD-SMP rata-rata

1,19. Pendidikan terakhir pekerja menunjukan pengetahuannya dalam

melakukan pekerjaannya dengan postur yang tepat. Pendidikan seseorang


menunjukan tingkat pengetahuan yang di terima oleh orang tersebut.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin banyak

pengetahuan yang didapatkan (Andini, 2015). Menurut pendapat penulis

tingkat pendidikan dapat membantu dan menambah pengetahuan

seseorang, petani yang perpendidikan rendah akan berpengaruh minimnya

pengetahuan petani tentang cara mencegah dan mengatasi nyeri Low Back

Pain , oleh karena itu petugas kesehatan berperan penting dalam

pemberian penyuluhan.
Di dapatkan hasil dari penelitian, penderita nyeri Low Back Pain di

desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri tahun 2017 rata-rata

2,69 di alami oleh usia 35-45 tahun. Sejalan dengan meningkatnya usia

akan terjadi degenerasi pada tulang dan keadaan ini dimulai terjadi disaat

seseorang berusia 30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang

berupa kerusakan jaringan, pengantian jaringan menjadi jaringan parut,

pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada tulang dan

otot menjadi berkurang. Semakin tua seseorang, semakin tinggi resiko

orang tersebut mengalami penurunan elastisitas pada tulang yang menjadi

pemicu timbulnya gejala LBP. Pada umumnya keluhan muskulo skeletal

mulai dirasakan pada usia kerja yaitu 25-65 tahun. Penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi, (2009) menunjukan insiden LBP tertinggi pada

umur 35-55 tahun dan semakin meningkat dengan bertambahnya umur.

Hal ini diperkuat dengan penelitian sorenson dimana pada usia 35 tahun

mulai terjadi nyeri punggung bawah dan akan semakin meningkat pada

umur 55 tahun. Menurut Depkes RI tahun 2007 usia berpengaruh terhadap

pekerjaan seseorang, lebih dari 70% manusia dalam hidupnya pernah


mengalami nyeri punggung bawah dengan rata-rata puncak kejadian

berusia 35-55 tahun. Menurut pendapat peneliti usia berpengaruh dalam

hal pekerjaan karena semakin usia seseorang bertambah kesehatannya juga

menurun dan aktivitasnya semakin terbatas, sehingga memungkinkan

resiko terjadinya nyeri punggung bawah.


Di dapatkan hasil dari penelitian, penderita nyeri Low Back Pain di

desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri tahun 2017 rata-rata

3,13 lama kerja lebih dari 10 tahun. Responden Masa kerja juga

berperan penting, Menurut hasil penelitian umami,(2013) bahwa pekerja

yang paling banyak mengalami keluhan LBP adalah pekerja yang

memiliki masa kerja >10 tahun dibandingkan dengan mereka dengan

masa kerja < 5 tahun ataupun 5-10 tahun. Masa kerja yang lama dapat

berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah karena merupakan

akumulasi pembebanan pada tulang belakang akibat aktifitas

menggendong sehari-hari. Berat beban dan lama menggendong juga

dapat mempengaruhi nyeri punggung bawah karena semakin berat beban

yang dibawa seseorang setiap kali menggendong maka tekanan pada

tulang belakang menjadi semakin besar, sehingga memungkinkan

terjadinya nyeri juga semkin besar. Sedangkan pengaruh umur terhadap

nyeri punggung bawah berkaitan dengan proses proses penuaan sering

bertambahnya umur. Termasuk degenerasi tulang yang berdampak pada

peningkatan resiko nyeri punggung bawah (Pratiwi, 2009). Menurut

pendapat peneliti semakin lama masa kerja dapat mempengaruhi tingkat

nyeri pada responden dan mengangkat beban yang terlalu berat juga akan
mempengaruhi tekanan pada tulang belakang menjadi semakin besar,

sehingga memungkinkan terjadinya nyeri juga semkin besar

5.3.3 Identifikasi nyeri Low Back Pain sesudah dilakukan Terapi kompres air
hangat pada petani di desa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri
tahun 2017.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian terapi kompres

air hangat terhadap nyeri Low Back Pain pada petani di desa Bangkok

kecamatan Gurah kabupaten Kediri tahun 2017 rata-rata 256 yang

menderita nyeri .Hal ini dikarenakan terapi kompres air hangat memiliki

sifat vasodilatasi pembuluh darah, melancarkan peredaran darah dan

mengurangi spasme otot.

Ada beberapa faktor yang dapat mengurangi nyeri Low Back Pain

yakni dengan terapi non farmakologis menurut pendapat potter

(2005),untuk mengatasi nyeri tingkat ringan atau sedang lebih baik

menggunakan manajemen nyeri non farmakologis. Manajemen nyeri non

farmakologis lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek

samping yang seperti obat-obatan, karena terapi non farmakologis

menggunakan proses fisiologis.

Perubahan skala nyeri yang dialami setelah dilakukan terapi

kompres air hangat dari yang semula mayoritas mengalami nyeri sedang,

menjadi tidak nyeri, merupakan bukti bahwa terapi ini cocok digunakan

untuk menangani nyeri Low Back Pain yang sering kali di alami oleh

semua orang seperti petani. Dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan

pereda nyeri yang biasanya dikonsumsi setiap merasakan nyeri.

Dikarenakan seberapapun aman dan tanpa efek samping, tetapi bila


dikonsumsi terus menerus, akan menimbulkan dampak negatif bagi

kesehatan.

5.3.4 Analisis pengaruh terapi kompres air hangat terhadap nyeri Low Back
Pain pada petani didesa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten Kediri
Tahun 2017.
Berdasarkan hsil dari uji wilcoxon signed rank test didapatkan nilai

sig. (2 –tailed) sebesar 0,000 , nilai tersebut kurang dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah

diberikan terapi kompres air hangat. Berdasarkan hasil penelitian 16

responden mengalami penurunan nyeri Low Back Pain setelah diberikan

terapi kompres air hangat didapatkan ρ value =0,000.

Hasil uji wilxocon diperoleh ρ value = 0,000 maka ρ value < α

(0,000<0,05). Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya adaa

pengaruh terapi kompres air hangat terhadap nyeri Low Back Pain pada

petani didesa Bangkok kecamatan Gurah kabupaten kediri Tahun 2017.

Kompres hangat mempunyai sifat vasodilatasi, meningkatkan suplai

darah, relaksasi pembuluh-pembuluh darah melebar. Sehingga akan

memperbaiki peredaran darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara

penyaluran zat asam dan bahan makanan sel-sel di perbesar dan

pembuangan dari zat-zat yang akan di buang akan diperbaiki lagi. Jadi akan

timbul proses pertukaran zat yang akan lebih baik. Kompres hangat

bertujuan untuk pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot lebih rileks,

menurunkan rasa nyeri dan memperlancar pasokan aliran darah dan

memberikan ketenangan pada klien (Kimin, 2009).


Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan

pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan.

Selain itu, kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit.

(Kismiati, 2009). Hal ini sesuai dengan teori bahwa manfaat dari tindakan

terapi kompres air hangat dapat memberikan rasa nyaman, melebarkan

pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah dan menurunkan rasaa nyeri.

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Terapi kompres air hangat pada petani di desa Bangkok kecamatan

Gurah kabupaten Kediri Tahun 2017, sebelum dilakukan terapi kompres

air hangat rata-rata nyeri 4,06.

2. Nyeri Low Back Pain pada petani di desa Bangkok kecamatan Gurah

kabupaten Kediri Tahun 2017, setelah di lakukan terapi kompres air

rata-rata nyeri 1,50.

3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat pengaruh kompres air hangat

terhadap nyeri Low Back Pain pada petani didesa Bangkok kecamatan

Gurah kabupaten Kediri Tahun 2017.

6.2 Saran
6.2.1 Bagi institusi pendidikan

Disarankan agar menjadi hasil penelitian ini sebagai tambahan

referensi dan wawancara di lingkungan pendidikan serta sebagai bahan

kajian lebih lanjut khususnya untuk penelitian yang sejenis dan

diharapkan institusi lebih banyak menyediakan referensi tentang

pengaruh kompres air hangat dan metode penelitian sehingga dapat

mempermudah pada penelitian selanjutnya.

6.2.2 Bagi lahan atau tempat penelitian


Diharapkan bagi instansi terkait antara lain dinas kesehatan seluruh

tenaga kesehatan dapat meningkatkan upaya yang perlu dilakukan


meliputi peningkatan pengetahuan, dan tindakan pencegahan untuk

mengatasi nyeri Low Back Pain pada petani.


6.2.3 Bagi responden
Diharapkan dapat lebih meningkatkan prilaku hidup sehat serta

memberikan edukasi pada para lansia sedini mungkin karena apabila

lansia kurang memperoleh informasi maka tidak dapat di ketahui dan di

tangani secara cepat dan tepat.


6.2.4 Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat merencanakan pengambilan

sampel lebih banyak sehingga jumlah sampel dapat memenuhi jumlah

yang maksimal. Dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan

dalam bidang kesehatan dan acuan dalam melakukan penelitian

selanjutnya tentang pengaruh terapi kompres air hangat terhadap nyeri

Low Back Pain pada petani.

Anda mungkin juga menyukai