Anda di halaman 1dari 8

Prosedur Tetap

Halaman 8 dari 11
Nama Perusahaan VALIDASI METODE ANALISIS
Departemen Seksi No............................
Pengawasan Mutu ............................ Tanggal.....................
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.................................... ............................... ............................. No..........................
Tanggal........................ Tanggal.................. Tanggal................... Tanggal.......................
4.2.6.3 Simpangan respon dan kemiringan (“slope”) kurva kalibrasi :
Batas deteksi dapat dinyatakan sebagai :
3.3𝜎
𝐷𝐿 = 𝑆
Keterangan rumus:
DL = batas deteksi
𝜎 = simpangan baku respon
S = kemiringan (slope) kurva kalibrasi
 Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
 𝜎 dapat ditentukan dengan:
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang mempunyai
rentang disekitar Batas Deteksi. Residu simpangan
baku (residual standard deviation) atau simpangan baku
dari y-intercepts dari garis regresi adalah 𝜎 (simpangan
baku)

4.2.7 Batas kuantitasi


Konsentrasi terendah senyawa uji yang terkandung dalam sampel yang dapat
ditetapkan secara kuantitatif dan reprodusibel.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk penentuan batas kuantitasi
tergantung pada jenis metode analisis instrumental atau noninstrumental.

4.2.7.1 Berdasarkan evaluasi visual


Evaluasi visual dapat digunakan untuk metode analisis noninstrumental, tapi
dapat juga digunakan untuk metode analisis instrumental. Batas kuantitasi
ditentukan dengan melakukan analisis terhadap sampel yang diketahui
konsentrasinya dan menetapkan kadar terendah analit yang dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan akurasi dan presisi yang dapat diterima
Prosedur Tetap
Halaman 8 dari 11
Nama Perusahaan VALIDASI METODE ANALISIS
Departemen Seksi No............................
Pengawasan Mutu ............................ Tanggal.....................
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.................................... ............................... ............................. No..........................
Tanggal........................ Tanggal.................. Tanggal................... Tanggal.......................
4.2.7.2 Berdasarkan rasio siggnal terhadap noise :
Pendekatan ini hanya dapat digunakan pada metode analisis yang
memberikan baseline noise. Penentuan rasio signal yang diukur
terhadap noise dilakukan dengan membandingkan signal yang diukur
sampel yang mempunyai konsentrasi analit yang rendah dan
blankonya, kemudian ditentukan konsentrasi terendah analit yang dapat
ditetapkan secara kuantitatif dengan baik, umumnya pada rasio signal
terhadap noise 10.1.

4.2.7.3 Simpangan baku dari respon dan kemiringan (slope) kurva kalibrasi:
Batas kuantitasi dapat dinyatakan sebagai:

10 𝜎
𝐿𝑂𝑄 =
𝑆

Keterangan rumus :
LOQ = Batas kuantitsai
𝜎 = simpangan baku respon
S = Kemiringan (slope) kurva kalibrasi
 Slope dapat ditentukan dari kurva kalibrasi analit
 𝜎 dapat ditentukan dengan :
Simpangan baku dari blanko
o Mengukur beberapa respon dari larutan blanko dan
hitung simpangan baku dari respon
Kurva kalibrasi
o Kurva kalibrasi dibuat dengan contoh yang mempunyai
rentang disekitar Batas Deteksi. Residu simpangan
baku (residual standar deviation) atau simpangan baku
dari y-intercepts dari garis regresi adalah 𝜎 (simpangan
baku)

4.2.8 Ketangguhan (“Robustness”)


Ketangguhan ditentukan pada saat tahap pengembangan dan tergantung dari
kebutuhan. Metode hendaklah handal terhadap variasi parameter yang ditetapkan.
Misal : stabilitas larutan analit
Prosedur Tetap
Halaman 8 dari 11
Nama Perusahaan VALIDASI METODE ANALISIS
Departemen Seksi No............................
Pengawasan Mutu ............................ Tanggal.....................
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.................................... ............................... ............................. No..........................
Tanggal........................ Tanggal.................. Tanggal................... Tanggal.......................
Contoh uji ketangguhan untuk metode analisis yang menggunakan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT), tetapkan:
 Pengaruh variasi pH dalam fase gerak terhadap hasil analisis;
 Pengaruh variasi komposisi fase gerak terhadap hasil analisis;
 Pengaruh perbedaan merk atau nomor lot kolom terhadap hasil analisis; dan
 Pengaruh perbedaan suhu dan laju alir terhadap hasil analisis

4.2.9 Uji Kesesuaian Sistem (UKS)


o UKS merupakan bagian tak terpisahkan dari pengujian yang didasarkan pada
peralatan, instrumen, elektronik, pelaksanaan anlisis dan sampel yang akan diuji.
o Dilakukan terhadap minimal 5-6 hasil analisis dilakukan terhadap larutan baku
dan ditentukan:
o Resolusi antara dua puncak yang berdekatan;
o Ukuran faktor ikutan (“talling factor”)
o Relative standart deviation (RSD) dari hasil penyuntikan enam kali larutan
baku;
o Angka lempeng teoritis
o Ukuran faktor kapasitas kolo; dan
o Waktu retensi relatif

4.3 Bila ada penyimpangan siapkan laporan termasuk justifikasi sesuai Protap Penanganan
Hasil Uji di Luar Spesifikasi No ............................

4.4 Dokumentasi Dan Laporan Validasi


4.4.1 Buat laporan validasi untuk metode analisis yng divalidasi dengan menggunakan
Format Laporan Validasi (lihat lampiran 5.2)
Catatan:
Dalam laporan ini tercakup tanggal mulai dan tanggal selesai validasi, hasil
pengamatan, masalah yang dijumpai, kelengkapan informasi yang dikumpulkan,
hasil uji dan analisis statistik, disposisi apakah hasil uji memenuhi kriterian
keberterimaan atau tidak, lokasi uji dan data asli serta informasi lain yang relevan
dfengan pelaksanaan validasi.
4.4.2 Buat kesimpulan tentang validasi metode analisis terhadap masing-masing hasil
uji dan replikasinya.
4.4.3 Serahkan Laopran Validasi kepada Menejer Pemastian Mustu untuk memperoleh
persetujuan akhir.
Prosedur Tetap
Halaman 8 dari 11
Nama Perusahaan VALIDASI METODE ANALISIS
Departemen Seksi No............................
Pengawasan Mutu ............................ Tanggal.....................
Dibuat oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh Mengganti
.................................... ............................... ............................. No..........................
Tanggal........................ Tanggal.................. Tanggal................... Tanggal.......................
5. Lampiran
5.1. Format Protokol Validasi Analisis*
5.2. Format Laporan Validasi
 Dalam contoh ini, tidak dilengkapi
6. Dokumen Rujukan
.................................................................Tanggal...................
7. Riwayat
Versi No. Tanggal Berlaku Alasan
01 Xxxxxxxxx ................................. Yang Pertama
02 Yyyyyyyyyy ................................. Tambahan:...............

8. Distribusi
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi : Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Lampiran 12.42b
(Contoh )
PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR

PROTOKOL VALIDASI METODE ANALISIS PENETAPAN KADAR TABLET


PARASETAMOL
Nama : Parasetamol Tablet No. Protokol :
No. Produk : Tanggal berlaku :

Disusun oleh : Tanggal :

Diperiksa oleh : Tanggal :

Disetujui oleh : Tanggal :


1. Tujuan
Untuk membuktikan bahwa metode analisis yang digunakan dapat secara konsisten
memberikan hasil yang akurat.

2. Ruang Lingkup
Validasi metode analisis dilakukan terhadap metode analisi tablet parasetamol no...............
dengan alat KCKT

3. Refrensi
 No. Protap validasi Metode Analisis.............
 No. Metode Analisis Parasetamol Tablet

4. Parameter Pengujian
Parameter pengujian yang dipakai untuk validasi adalah :
1. Uji Kesesuaian Sistem
2. Akurasi
3. Ripitabilitas
4. Presisi Antara
5. Spesifisitas
6. Linearitas dan Rentang

5. Prosedur Pelaksanaan
5.1. Verifikasi :
 Lakukan verifikasi dokumen yang terkait dengan validasi
 Lakukan verivikasi status kualifikasi dan kalibrasi dari semua peralatan yang
dipakai
 Lakukan verifikasi pelatihan karyawan yang terkait dengan pelaksanaan validasi
5.2. Pembuatan larutan :
5.2.1. Larutan Induk
Timbang seksama ± 160 mg parasetamol standar dalam labu takar 500 ml lalu
encerkan dengan HCl 0,1N hingga 500 ml
5.2.2. Larutan Standard (100%)
Pipet 10,0 ml larutan induk, encerkan dengan HCl 0,1 N hingga 200 ml
5.2.3. Larutan sampel
Gerus 20 tablet, timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk dalam labu
takar 500 ml. Larutkan dengan 200 ml HCL 0,1N kocok hingga larut lalu
encerkan hingga 500 ml, sentrifuge, ambil larutan jernihnya. Pipet 0 ml dalam
labu takar 200 ml, encerkan dengan HCL 0,1N hingga 200 ml
5.2.4. Larutan plasebo
Campur semua eksipien parasetamol tablet, aduk rata dan gerus halus. Timbang
225 campuan serbuk kedalam labu ukur 200 ml, tambahkan 100 ml HCl 0,1N
sonikasi selama 5 menit, dan tambahkan HCl 0,1N sampai 200 ml.
5.3. Uji kesesuaian sistem :
5.3.1. Suntikan larutan standar ke sistem KCKT 6 kali, amati respons pada panjang gelombang
276 nm dan hitung RSD dari hasil perhitungan alat. Kriteria keberterimaan : RSD
maksimal 2%
5.3.2. Hitung angka lempeng teoritis dari kolom
Kritetia keberterimaan : minimal 750
5.3.3. Amati waktu retensi relatif
Kriteria keberterimaan antara 2 menit sampai dengan 2,5 menit
5.3.4. Hitung faktor ikutan
Kriteria keberterimaan : maksimum 2
5.4. Selektivitas atau Spesifisitas
5.4.1. Suntikan ke sistem KCKT
o Larutan plasebo
o Fase gerak
o Fase standar
o Larutan sampel
Larutan plasebo tidak boleh memberikan respon pada waktu yang bersamaan dengan
waktu etensi relatif dari parasetamol

5.5. Akurasi
5.5.1. Pembuatan larutan
Tambahkan sejumlah parasetamol standar yang ditimbang seksama kecampuran plasebo
sehinggga menghasilkan campuran dengan kadar 80%, 100% dan 120% dari formula
tablet, dan campur. Buat larutan spike seperti pada pembuatan larutan sampel.
5.5.2. Suntikan masing-masing konsentrasi sebanyak 3 kali, dan catat respons pada panjang
gelombang 276 nm.
Kriteria keberterimaan :
Perolehan kembali :98-102%
RSD dari semua konsentrasi : maksimal 2%

5.6. Presisi
5.6.1. Keberulangan (ripitabilitas)
Buat larutan uji dari dari sampel produk untuk uji presisi:
Gerus 20 tablet , timbang 10 sampel masing-masing 225 mg serbuk daam labu takar 500
ml. Larutkan dengan 200 ml HCL 0,1N kocok hinggga larut lalu encerkan hingga 500
ml, sentrifugate, ambil lrutan jernihnya.
Pipet 10 ml dalam labu takar 200 ml, encerkan hingga 200 ml. Periksa larutan uji
denggan KCKT pada panjang gelombang 276 nm. Lakukan duplo untuk tiap pengujian.
Kriteria keberterimaan : RSD harus ≤ 2%
5.6.2. Presisi Antara:
Lakukan penguian diatas untuk 2 analis yang berbeda dan/ menggunakan alat yang
berbeda.
RSD maksimaldari 2 pengujian harus ≤ 2%

5.7.Linieritas dan Rentang


5.7.1. Buat larutan standa untuk pengujian linieritas:
Buat seri larutan standar dengan konsentrasi, 80%, 90%, 100%, 110%, 120%
dari larutan induk yang diambil menggunakan pipet volume, jumlah larutan yang
diambil dan pengenceran yang dilakukan sesuai dengan tabel dibawah ini :

Larutan induk
Konsentrasi
dalam 200 ml
[%]
[ml]
80 8
90 9
100 10
110 11
120 12
Ukur 5 seri lautan dengan konsenttrasi yang bebeda tersebut dengan KCKT, panjang
gelombang 276 nm. Kemudian buat garis linieritasnya, hitung “slope” dan regresi
liniernya . kriteria keberterimaan ; r2 ≥ 0.999.

5.8. Ketangguhan “Robustness”


5.8.1. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel yang telah tersiman
selama 1,2,3,4,5 hari
5.8.2. Ulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan sampel dengan laju alir ± 0,1
ml/menit
5.8.3. Larutan dinyatakan stabil bila tidak ada perubahan respons balik Waktu Retensi
Relatif maupun area/ tinggi respons, maksimal deviasi 2%

5.9. Catat semua hasil pada Lembar Kerja


5.10. Buat Laporan Validasi

Anda mungkin juga menyukai