Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian

Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah
mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam,
biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai
sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-
molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu
pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat
anorganik.
Sedangkan para ahli mengemukakan beberapa pengertian mengenai mineral
yakni :
a. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
b. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
c. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam
dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi
dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral mineral
padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan
yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar. Bidang bidang geometrik
ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan.
Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah
mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk
amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan
atau dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral
mineral tersebut.

2.2.Klasifikasi Mineral

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen
(N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa
anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan
oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial
dan non esensial.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di
dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.
Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita
peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan,
telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
2. Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan
lain.
Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Mineral Makro : Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Natrium
(Na), Klorida (Cl), Kalium (K)
2. Mineral Mikro : Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Kromium (Cr), dan Fluor (F)

2.3. Fungsi Mineral


Fungsi mineral dalam proses biokimia pada bahan makanan adalah:
a. Komponen penting senyawa dalam tubuh seperti Kalsium dan Fosfor sebagai
penyusun struktur tulang dan gigi.
b. Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis. Mineral akan berkaitan dengan
enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang bersangkutan, sehingga berbagai
reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung. Selain itu, mineral berkaitan
dengan komponen protein dan mempengaruhi aktivitas protein yang
bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari hemoglobin pada sel darah
merah.
c. Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi. Penyerapan dan transport beberapa
zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral, seperti sodium yang berperan
penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang memfasilitasi
penyerapan vitamin B12.
d. Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Sebagian besar reaksi kimia di tubuh
dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh sedikit di atas netral. Keasaman
cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion H+ dan OH- .
Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan ion lainnya.
e. Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Mineral dalam bentuk ion mempunyai
pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh baik dari luar sel maupun inter
sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara keseluruhan turut serta mengontrol
keseimbangan cairan di seluruh tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus
berlangsung.
f. Penghantar impuls saraf. Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral
antar sel saraf di sepanjang serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah
Natrium dan Kalium yang bekerja menghantarkan impuls antar membran sel serta
kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf untuk mengeluarkan molekul
Neuro transmitter, mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf lain.
g. Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan
dalam aktifitas otot. Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup.
Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium,
Kalium dan Magnesium.

2.4.Metabolisme Mineral

Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif
sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein
pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai
mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam
getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan
mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma
klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan,
berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat
kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala
toksik.
Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur
runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah,
sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang
sedikit.

2.5.Komponen-Komponen dalam Mineral Tubuh

Kalsium (Ca)
Fungsi
Kalsium merupakan mineral terbanyak di tubuh manusia, yaitu 1200 gram
pada orang dewasa berat 70 kg. 99 persen Ca terdapat pada tulang dan gigi. Ca dan
fosfat membentuk endapan hidroksiapatit di bawah jaringan kolagen. Hubungan hi-
droksiapatit dengan kolagen bertanggung jawab terhadap kekerasan dan daya tahan
tu-lang.Tulang mengandung cukup banyak Ca fosfat nonkristal, Ca karbonat dan
garam-garam lain dalam jumlah lebih kecil. Mineral menyusun sekitar 50 persen total
masa rangka, sisa massa terdiri dari matrik organik protein, glikoprotein, dan
proteoglikan, dimana garam Ca diendapkan.Tulang terus menerus dibentuk kembali
(remodel), kadar mineral mencerminkan keseimbangan antara endapan dan
pengambilan dari tulang sehari-hari. Sebanyak 700 mg Ca,memasuki dan
meninggalkan tulang setiap hari.
Kalsium berguna untuk mengatur aktivitas sel , fungsi saraf dan otot, kerja
hormon, pem-bekuan darah, mobilitas seluler, dll. Karena mengatur banyak proses
maka kalsium dise-but messenger kedua, sebagai perantara respon seluler untuk
berbagai stimulus dengan cara yang analog terdapat pada pengaturan kerja nukleotida
siklik. Kerja kalsium melalui reseptor protein intrasel yang disebut kalmodulin. Ca
yang terikat kalmodulin menga-tur aktivitas sejumlah enzim, termasuk berperan
dalam metabolisme siklik nukleotida, fosforilasi protein, fungsi sekresi, kontraksi otot
penyusun mikrotubuli, metabolisme gli-kogen dan pengaliran kalsium. Obat
fenotiazin dan beberapa peptida dalam racun serangga merupakan penghambat kuat
kerja kalmodulin.
Kadar Ca dalam plasma mengandung 9-11 mg kalsium/100ml plasma,
pengaturannya dijaga oleh vitamin D, hormon paratiroid, kalsitonin.
Kalsium dalam plasma terdapat dalam 3 bentuk yaitu :
1. Ion bebas
2. Berikatan dengan ion organik
3. Terikat oleh protein
Metabolisme
Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat Ca
yang di-sintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-dihidroksikolekalsiferol (1,25-
dihidroksivi-tamin D ). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca
yang tidak larut.
Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml. Sejumlah
besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam feses. Sejumlah
kecil diekskresi melalui keringat.
Pengaturan keseimbangan kalsium
Untuk mempertahankan kadar kalsium dala keadaan normal, diperlkan
interaksi beberapa proses antara lain :
1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna
2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan faeses
3. Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika
tulang(bone turnover)
Untuk menjamin keseimbnagan proses-2 diatas dengan baik diperlukan
pengatran secara hormonalyaitu
 Hormon paratiroid
 2.Vitamin D
 Kalsitonon
Defisiensi
Gejala difisiensi Ca antara lain adalah tetani, gangguan otot dan syaraf yang
berhu-bungan. Sering terjadi akibat defisiensi vitamin D, hipoparatiroidisme, atau
insufisiensi ginjal, dan kekurangan kalsium.
Bila kadar kalsium dibawah normal, kalsium tulang dimobilisasi,
meningkatkan Ca yang bersirkulasi, sehingga pembentukan tulang baru dihambat.
Keseimbangan negatif Ca menyebabkan rakitis pada anak-anak dan osteomalasia
pada orang dewasa.
Toksisitas
Hiperkalemia tampaknya tidak terjadi, karena kelebihan kalsium tidak
diabsorpsi Intake berlebihan, menyebabkan kadar Ca serum tinggi, dapat menyertai
adanya gangguan klinis seperti hiperparatiroidisme, intoksikasi vitamin D,
sarkoidosis dan kanker.

2. Fosfor (P)
Forfor sebagai fosfat, penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup.
Fosfat da-lam sel sebagai ion bebas, merupakan bagian penting asam-asam nukleat,
nukleotida dan beberapa protein.Dalam ruang ekstraseluler, fosfat bersirkulasi
sebagai ion bebas dan terdapat sebagai hidroksiapatit, komponen utama dari tulang,
Semua sel mempunyai enzim-enzim yang dapat mengikatkan fosfat dalam ikatan
ester atau anhidrida asam ke molekul lain.
Metabolisme
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah
melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–
dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D ). Fosfat ikut dalam pengaturan
derivat aktif vitamin D .

Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksivitamin D dalam


tubu-lus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon
para-tiroid.1,25-dihidroksivitamin D ,memegang peranan yang memungkinkan
hormon para- tiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang.
Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80persen-90persen fosfat plasma
difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin
menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh
tubulus proximal dan tubulus distal ginjal.
1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium
dalam tu-bulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh
tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-Dihidroksivitamin D pada ekskresi
fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon
terhadap 1,25-dihdrok-sivitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.
Defisiensi
Kekurangan fosfat terjadi akibat berkurangnya absorpsi dari usus,
pembuangan ber-lebihan melalui ginjal. Hipofosfatemia mempengaruhi sebagian
besar tipe sel. Rakitis pada anak dan osteomalasia pada orang dewasa adalah akibat
metabolisme abnormal kalsium dan fosfat. Selain itu terdapat kelainan pada eritrosit,
leukosit, trombosit dan pada hati.
Toksisitas
Jarang terjadi, kecuali bila kegagalan ginjal akut atau kronis menghambat
ekskresi fosfat normal.
3. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah logam yang paling ringan yang dapat digunakan untuk
konstruksi. Rapat massanya hanyalah dua per tiga rapat massa aluminium.
Magnesium murni tidak didapatkan di alam, namun terkandung sebagai senyawa
dalam mineral. Sebagai contoh magnesium dalam bentuk senyawa karbonat terdapat
dalam mineral magnesit dan dolomit (MgCO3.CaCO3). Air laut mengandung 0,13%
magnesium, dan merupakan sumber magnesium yang tidak
terbatas.
Magnesium memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan hewan
dan tumbuhan. Magnesium terdapat di dalam klorifil, yaitu yang digunakan oleh
tumbuhan hijau untuk fotosintesis. Magnesium juga mengambil peranan dalam
replikasi DNA dan RNA yang mempunyai peranan amat penting dalam proses
keturunan semua organisme. Di samping itu magnesium mengaktifkan berbagai
enzim yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh manusia. Magnesium dapat
digunakan untuk melindungi struktur besi seperti pipa-pipa dan tangki air yang
terpendam di dalam tanah terhadap korosi, yaitu dengan mengubur keping-keping
magnesium di dekat struktur yang dilindungi. Tanpa keping-keping magnesium ini
air dan oksigen akan menyebabkan korosi pada baja. Hal ini disebabkan karena dalam
sistem magnesium/baja, magnesium sebagai logam aktif, berperan sebagai anode
yang mudah melarut, dan baja sebagai katode. Teknik ini disebut proteksi katodik.
Dalam teknik ini pengurangan bahan magnesium pada suatu saat akan
sebanding dengan jumlah bahan magnesium yang tersisa dan juga sebanding dengan
selang waktu. Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm. Massa atom relatimya
adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu 111°C. Satu bahan
yang disebut magnesia, yaitu magnesium oksida dapat digunakan sebagai obat anti
asam dalam lambung-. Susu magnesia adalah campuran air dengan magnesia yang
dapat digunakan untuk obat anti asam dan laksatif.
Peran Magnesium Pada Metabolisme Magnesium merupakan trace mineral
yang diketahui diperlukan untuk beratus-ratus fungsi tubuh yang berbeda.
Magnesium ditemukan di dalam sel, di mana zat ini mengaktifkan enzim yang
diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan asam amino.
Magnesium juga membantu mengatur keseimbangan asam-alkalin di dalam
tubuh. Magnesium membantu meningkatkan penyerapan dan metabolisme mineral-
mineral yang lain seperti kalsium, fosfor, natrium serta kalium.

4. Mangan (Ma)
Kebutuhan Mangan Mangan adalah salah satu komponen dari beberapa enzim
dan penting untuk struktur tulang yang normal. Sumber makanan yang kaya akan
mangan adalah gandum yang tidak dihaluskan dan sayuran berdaun hijau.
Kekurangan Mangan
Hidralazin, suatu obat antihipertensi dapat menyebabkan kekurangan mangan
dan efek samping lainnya, yaitu neuralgia, nyeri persendian, demam, ruam kulit,
pembesaran kelenjar limfa dan pembesaran hati. Satu-satunya gejala kekurangan
mangan adalah kemerahan kulit yang bersifat sementara. Garam mangan digunakan
untuk mengobati kekurangan mangan.

5. Air (H2O)
Jumlah air tubuh 50-90 persen berat badan dan berbanding langsung dengan
permukaan badan. Perbandingan berat air menurun sesuai dengan usia dan meninggi
sesuai dengan kandungan lemak tubuh.
Fungsi :
a. Berperan dalam reaksi biokimia, menjadi media transpor proses intra sel,
sebagai pelicin (lubricant).
b. Mengatur suhu tubuh dengan cara penguapan melalui paru dan kulit.
Air tubuh terbagi dalam 2 ruangan yaitu :
a. Intrasel 50 persen-60 persen
b. Ekstrasel 50 persen-40 persen, termasuk air yang terdapat dalam plasma,
cairan interstisial, jaringan penyambung, tulang rawan, kulit, tulang, cairan
sekresi.
Air diperlukan untuk menggantikan cairan yang hilang melalui kulit, paru-
paru, salu-ran pencernaan dan untuk ekskresi urea, garam-garam, solutosmotik aktif
oleh ginjal. Jumlah kehilangan air obligatorik secara bermakna bervariasi dengan
iklim, tingkat akti-vitas, tingkat kesehatan, dan makanan. Suhu tinggi, iklim kering,
kerja fisik yang berat, demam semuanya menambah kehilangan keringat sebanyak 2,5
liter/jam.
Untuk mempertahankan keseimbangan cairan semua air yang hilang harus
diganti. Keseimbangan ini diatur oleh system dalam hipotalamus

6. Zat Besi (Fe)


Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah adalah
zat besi. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi dalam
menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang
dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Fe terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran
berwarna hijau tua. Pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab
rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama dari sumber Fe nabati
yang hanya diserap 1-2%. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat
mencapai 10-20%. Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap daripada
Fe nabati (non heme).
Keanekaragaman konsumsi makanan sangat penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin C,
vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan
zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A. Makanan sumber zat besi umumnya merupakan
sumber vitamin A.
Anemia gizi besi banyak diderita oleh ibu hamil, menyusui, dan perempuan
usia subur. Perempuan usia subur mempunyai siklus tubuh yang berbeda dengan
lelaki, anak, dan balita sebab mereka harus mengalami haid, hamil, melahirkan, dan
menyusui. Oleh karena itu kebutuhan zat besi (Fe) relatif lebih tinggi. Anak balita,
anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah ditengarai
sering menderita anemia gizi besi.
Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan
penglihatan sering berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb dalam
darah maka angka Hb kurang dari normal.
Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat
ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan
bayi yang berat badannya rendah, risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil
menderita anemia berat.
Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing,
pucat, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah,
anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa
akan menurunkan produktivitas kerja. Selain itu, penderita anemia lebih mudah
terserang infeksi.
Anemia gizi besi dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet
Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet
setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung
200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat.
Penanggulangan anemia pada balita diberikan preparat besi dalam bentuk sirup.
Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping
seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar
tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet atau sirup besi setelah makan
pada malam hari.
Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi
dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Setelah minum tablet atau sirup zat
besi, biasanya kotoran (feses) akan berwarna hitam. Dengan meminum tablet Fe
maka tanda-tanda kurang darah akan menghilang. Namun, jika tidak menghilang
berarti menderita anemia gizi besi jenis lain.

7. Yodium (I)
Yodium (bahasa Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh
hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling
rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih
rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada yodium, tapi kelangkaan
astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Yodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna.
Seperti halnya semua unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul
diatomik.

8. Chlor (Cholorium, Cl)


Zat chlor sendiri berbentuk gas berwarna biru kehijauan danbersifat racun
keras. Chlor selalu di konsumsi dalam bentuk garamdapur (NaCl). Zat mineral ini
belum pernah dilaporkan memberikangejala-gejala defisiensi. Zat chlor tersedia di
dalam bahan makanansecara mencukupi dan kebutuhannya bagi tubuh manusia tidak
diketahui.
Ion Cl dapat menembus membran sel dengan leluasa dankeluar masuk
membran secara positif mendampingi ion K+ maupunNa+. dalam bentuk HCl zat
chlor diekskresikan di dalam lambung danberfungsi membentuk dalam pencemaran
protein oleh pepsine. Bilaorang banyak menderita muntah-muntah akan terbuang
banyak airyang mengandung HCl. Mungkin terjadi dehydrasi dengan alkalosiskarena
badan banyak kehilangan asam HCl.
9. Zat Tembaga (Cuprum, Cu)
Tubuh manusia mengandung sekitar 100 – 150 mg Cu, tersebar diberbagai
jaringan. Hati, otot dan susunan syaraf pusat (SSP)mengandung Cu kadar tinggi.
Darah lengkap mengandung 100 mg/dlCu yang terbagi rata di dalam plasma dan di
dalam erythrocit. Didalam plasma terdapat dua bentuk Cu : sekitar 5% terikat pada
proteinplasma merupakan bentuk Cu aktif, sedangkan 95% terikat
dalamceruloplasmin, suatu á2 globulin yang mengandung Cu sebanyak0,32%. Setiap
molekul ceruloplasmin mengandung 8 buah atom Cu.Berat molekul ceruloplasmin
adalah 151000.
Kadar ceruloplasmin didalam plasma darah sebesar 15-30 mg/dl.
Ceruloplasmin merupakanprotein pentranspor Cu. Cu yang terdapat di dalam hati
jugaterkonjugasi dengan protein membentuk hepatocuprein, yangmengandung Cu
sebanyak 0,34%. Zat tembaga Cu terutamadiekskresikan ke dalam rongga usus dan
dibuang di dalam tinja.Sebagian kecil Cu diekskresikan dalam urine dan cairan
keringat.Pada wanita zat tembaga Cu juga terbuang ketika menstruasi.

10. Natrium (Na)


Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan,
dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa
alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam
udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena
sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan,
dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di alam. Natrium
mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika
digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun,
biasanya ia tidak meledak di udarabersuhu di bawah 388 K. Natrium juga bila dalam
keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH.
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam
maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam
tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium, 25%
fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.

2.6.Gangguan Akibat Defisiensi Mineral


a. Kekurangan natrium : gangguan jantung dan ginjal, lelah, kejang otot
b. Kekurangan kalium : lemah otot, gangguan pernapasan &denyut jantung
c. Kekurangan kalsium : pembekuan darah lambat, tulang dan gigi
rapuh,pertumbuhan lambat, kejang ototd.
d. Kekurangan fosfor : tulang dan gigi rapuh, hilang napsu makan, rakhitis,lesu,
sakit tulang.
e. Kekurangan magnesium : gangguan mental, emosi dan otot, hilang kontrolotot,
kerusakan jantung dan ginjalf.
f. Kekurangan klor : rambut dan gigi hilang, gangguan pencernaan, lesug.
g. Kekurangan sulfur : belum diketahui.
h. Kekurangan zat besi : anemia, lesu, pusing, pucat pada kuliti.
i. Kekurangan yodium : penyakit gondok, pada anak terjadi kemunduran fisik dan
mental.
j. Kekurangan seng : pertumbuhan terhambat, penyembuhan luka lambat,kurang
tajam terhadap bau dan rasa, kerdil, anemiak.
k. Kekurangan fluor : kerusakan gigi yang berlebihanl.
l. Kekurangan tembaga : anemia, gangguan saraf dan tulang, luka-luka padakulit.

Anda mungkin juga menyukai