PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
Mineral dalam arti farmasi lain dengan pengertian di bidang geologi. Istilah
mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam,
biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai
sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-
molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu
pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat
anorganik.
Sedangkan para ahli mengemukakan beberapa pengertian mengenai mineral
yakni :
a. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan
mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
b. D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
c. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam
dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat, akan tetapi
dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral mineral
padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan
yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar. Bidang bidang geometrik
ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan.
Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah
mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk
amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan
atau dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral
mineral tersebut.
2.2.Klasifikasi Mineral
Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh
makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal
sebagai zat anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar,
semua senyawa organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas
karbon dioksida (CO hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen
(N) Sebagian besar mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa
anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan
oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial
dan non esensial.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di
dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk
hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila
kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.
Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita
peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan,
telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
2. Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan
lain.
Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Mineral Makro : Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Natrium
(Na), Klorida (Cl), Kalium (K)
2. Mineral Mikro : Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Kromium (Cr), dan Fluor (F)
2.4.Metabolisme Mineral
Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang relatif
sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan protein
pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai
mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam
getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan
mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma
klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan,
berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan akibat
kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral menyebabkan gejala
toksik.
Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur
runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh, buah,
sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam jumlah yang
sedikit.
Kalsium (Ca)
Fungsi
Kalsium merupakan mineral terbanyak di tubuh manusia, yaitu 1200 gram
pada orang dewasa berat 70 kg. 99 persen Ca terdapat pada tulang dan gigi. Ca dan
fosfat membentuk endapan hidroksiapatit di bawah jaringan kolagen. Hubungan hi-
droksiapatit dengan kolagen bertanggung jawab terhadap kekerasan dan daya tahan
tu-lang.Tulang mengandung cukup banyak Ca fosfat nonkristal, Ca karbonat dan
garam-garam lain dalam jumlah lebih kecil. Mineral menyusun sekitar 50 persen total
masa rangka, sisa massa terdiri dari matrik organik protein, glikoprotein, dan
proteoglikan, dimana garam Ca diendapkan.Tulang terus menerus dibentuk kembali
(remodel), kadar mineral mencerminkan keseimbangan antara endapan dan
pengambilan dari tulang sehari-hari. Sebanyak 700 mg Ca,memasuki dan
meninggalkan tulang setiap hari.
Kalsium berguna untuk mengatur aktivitas sel , fungsi saraf dan otot, kerja
hormon, pem-bekuan darah, mobilitas seluler, dll. Karena mengatur banyak proses
maka kalsium dise-but messenger kedua, sebagai perantara respon seluler untuk
berbagai stimulus dengan cara yang analog terdapat pada pengaturan kerja nukleotida
siklik. Kerja kalsium melalui reseptor protein intrasel yang disebut kalmodulin. Ca
yang terikat kalmodulin menga-tur aktivitas sejumlah enzim, termasuk berperan
dalam metabolisme siklik nukleotida, fosforilasi protein, fungsi sekresi, kontraksi otot
penyusun mikrotubuli, metabolisme gli-kogen dan pengaliran kalsium. Obat
fenotiazin dan beberapa peptida dalam racun serangga merupakan penghambat kuat
kerja kalmodulin.
Kadar Ca dalam plasma mengandung 9-11 mg kalsium/100ml plasma,
pengaturannya dijaga oleh vitamin D, hormon paratiroid, kalsitonin.
Kalsium dalam plasma terdapat dalam 3 bentuk yaitu :
1. Ion bebas
2. Berikatan dengan ion organik
3. Terikat oleh protein
Metabolisme
Ca diabrospsi duodenum dan jejunum proksimal oleh protein pengikat Ca
yang di-sintesis sebagagi respon terhadap kerja 1,25-dihidroksikolekalsiferol (1,25-
dihidroksivi-tamin D ). Abrospsi dihambat oleh senyawa yang membentuk garam Ca
yang tidak larut.
Kalsium diekskresi melalui ginjal bila kadarnya diatas 7 mg/100 ml. Sejumlah
besar diekskresi melalui usus dan hampir semuanya hilang dalam feses. Sejumlah
kecil diekskresi melalui keringat.
Pengaturan keseimbangan kalsium
Untuk mempertahankan kadar kalsium dala keadaan normal, diperlkan
interaksi beberapa proses antara lain :
1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna
2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan faeses
3. Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika
tulang(bone turnover)
Untuk menjamin keseimbnagan proses-2 diatas dengan baik diperlukan
pengatran secara hormonalyaitu
Hormon paratiroid
2.Vitamin D
Kalsitonon
Defisiensi
Gejala difisiensi Ca antara lain adalah tetani, gangguan otot dan syaraf yang
berhu-bungan. Sering terjadi akibat defisiensi vitamin D, hipoparatiroidisme, atau
insufisiensi ginjal, dan kekurangan kalsium.
Bila kadar kalsium dibawah normal, kalsium tulang dimobilisasi,
meningkatkan Ca yang bersirkulasi, sehingga pembentukan tulang baru dihambat.
Keseimbangan negatif Ca menyebabkan rakitis pada anak-anak dan osteomalasia
pada orang dewasa.
Toksisitas
Hiperkalemia tampaknya tidak terjadi, karena kelebihan kalsium tidak
diabsorpsi Intake berlebihan, menyebabkan kadar Ca serum tinggi, dapat menyertai
adanya gangguan klinis seperti hiperparatiroidisme, intoksikasi vitamin D,
sarkoidosis dan kanker.
2. Fosfor (P)
Forfor sebagai fosfat, penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup.
Fosfat da-lam sel sebagai ion bebas, merupakan bagian penting asam-asam nukleat,
nukleotida dan beberapa protein.Dalam ruang ekstraseluler, fosfat bersirkulasi
sebagai ion bebas dan terdapat sebagai hidroksiapatit, komponen utama dari tulang,
Semua sel mempunyai enzim-enzim yang dapat mengikatkan fosfat dalam ikatan
ester atau anhidrida asam ke molekul lain.
Metabolisme
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah
melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–
dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D ). Fosfat ikut dalam pengaturan
derivat aktif vitamin D .
4. Mangan (Ma)
Kebutuhan Mangan Mangan adalah salah satu komponen dari beberapa enzim
dan penting untuk struktur tulang yang normal. Sumber makanan yang kaya akan
mangan adalah gandum yang tidak dihaluskan dan sayuran berdaun hijau.
Kekurangan Mangan
Hidralazin, suatu obat antihipertensi dapat menyebabkan kekurangan mangan
dan efek samping lainnya, yaitu neuralgia, nyeri persendian, demam, ruam kulit,
pembesaran kelenjar limfa dan pembesaran hati. Satu-satunya gejala kekurangan
mangan adalah kemerahan kulit yang bersifat sementara. Garam mangan digunakan
untuk mengobati kekurangan mangan.
5. Air (H2O)
Jumlah air tubuh 50-90 persen berat badan dan berbanding langsung dengan
permukaan badan. Perbandingan berat air menurun sesuai dengan usia dan meninggi
sesuai dengan kandungan lemak tubuh.
Fungsi :
a. Berperan dalam reaksi biokimia, menjadi media transpor proses intra sel,
sebagai pelicin (lubricant).
b. Mengatur suhu tubuh dengan cara penguapan melalui paru dan kulit.
Air tubuh terbagi dalam 2 ruangan yaitu :
a. Intrasel 50 persen-60 persen
b. Ekstrasel 50 persen-40 persen, termasuk air yang terdapat dalam plasma,
cairan interstisial, jaringan penyambung, tulang rawan, kulit, tulang, cairan
sekresi.
Air diperlukan untuk menggantikan cairan yang hilang melalui kulit, paru-
paru, salu-ran pencernaan dan untuk ekskresi urea, garam-garam, solutosmotik aktif
oleh ginjal. Jumlah kehilangan air obligatorik secara bermakna bervariasi dengan
iklim, tingkat akti-vitas, tingkat kesehatan, dan makanan. Suhu tinggi, iklim kering,
kerja fisik yang berat, demam semuanya menambah kehilangan keringat sebanyak 2,5
liter/jam.
Untuk mempertahankan keseimbangan cairan semua air yang hilang harus
diganti. Keseimbangan ini diatur oleh system dalam hipotalamus
7. Yodium (I)
Yodium (bahasa Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh
hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling
rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih
rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada yodium, tapi kelangkaan
astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Yodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna.
Seperti halnya semua unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk molekul
diatomik.