Standar Prosedur Operasional Tanda Vital
Standar Prosedur Operasional Tanda Vital
PROSEDUR TERKAIT Spa02> 95 % (< 90 % non exercise untuk dewasa dan <92% untuk anak)
PEFR > 200 lpm (< 200 lpm non exercise).
Vital sign: Nadi, RR, suhu: pemeriksaan penunjang.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN MANUAL RESPIRATORY RATE
PENGERTIAN Tehnik pemerikaan keadaan pernafasan secara manual/inpseksi.
AQ PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
TUJUAN Mengetahu keadaan pernafasan
INDIKASI Prediksi gangguan pernafasan
KONTRAINDIKASI
PROSEDUR 5.a.Ucapkan salam
b. Mendapatkan persetujuan pemeriksaan
c. Menyampaikan tujuan pemeriksaan
d. Mengidentifikasi identitas pasien/klien
e. Menyiapkan tempat
f. Menyiapkan alat
g. Melaksanakan pemeriksaan
h. Mengakiri pemeriksaan dengan salam
i. Mencatat waktu dan hasil pemeriksaan
j. Menganalisa hasil.
PERSIAPAN TEMPAT 6. a.Ruang tindakan :Kebersih, ketenangan, cahaya , suhu : standar
b.Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam
c.Melakukan tindakan hand hygiene
PERSIAPAN ALAT 7. Pengukur waktu ( jam, stopwoth)
PERSIAPAN PASIEN 8. a.Identitas pasien/klien
b. Mengiliminasi faktor pengganggu
c. Memposisikan area yang diperiksa
PELAKSANAAN 9.a. Pemeriksa menggunakan telapak tangan pada dada/ perut yang
di periksa dan melakukan pengamatan inspirasi dan/atau ekspirasi.
b. Menghitung frekuensi nadi selama: 15 detik( out pasien)x4, 30 detikx2 (in
pasien) atau 60 detik (kasus kritis/ICU).
c. Menilai ritme dan kekuatan pernafasan
d. Mengakiri dengan salam
e. Mencatatat : waktu dan hasil pemeriksaan
ANALISA 10. Menilai : frekuensi, ritme dan kekuatan pernafasan.( Biot’s, kussmaul, cheyn
PEMERIKSAAN stoke)
PROSEDUR TERKAIT Vital sign: Nadi, RR, suhu: pemeriksaan penunjang.
REFERENSI a. Nieubaeur, J; 2011; Cardiac Rehabilitation Manual. Springer,
b. APTA; 2014 ; Gudenline Kardiopulmonal.
c. Jennifer A Pryor;1998; Physiotherapy for Respiratoryand Cardiac
Problems; new york; pheledelpia.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN SUHU
PENGERTIAN Menilai suhu tubuh pasien/klien dengan termometer air raksa/digital
KEBIJAKAN PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
TUJUAN Mengatahui suhu tubuh pasien/klien
INDIKASI Gangguan fisiologi temperatur tubuh.
KONTRAINDIKASI
PROSEDUR 6.a.Ucapkan salam
b. Mendapatkan persetujuan pemeriksaan
c. Menyampaikan tujuan pemeriksaan
d. Mengidentifikasi identitas pasien/klien
e. Menyiapkan tempat
f. Menyiapkan alat
g. Melaksanakan pemeriksaan
h. Mengakiri pemeriksaan dengan salam
i. Mencatat waktu dan hasil pemeriksaan
j. Menganalisa hasil.
PERSIAPAN TEMPAT 7. a.Ruang tindakan :Kebersih, ketenangan, cahaya , suhu : standar
b.Bed bersih, rapi, tidak berbau tajam
c.Melakukan tindakan hand hygiene
PERSIAPAN ALAT 8. a. Termometer air raksa/ digital diposisikan dalam posisi nilai nol
b. Timer
PERSIAPAN PASIEN 9. a.Identitas pasien/klien
b. Mengiliminasi faktor pengganggu
c. Memposisikan area yang diperiksa
PELAKSANAAN 10. a. Pemeriksa menggecek termometer dalam keadaan siap pakai.
b. Meletakkan termometer pada area yang diperiksa (axila, mulut atau anus).
c. Bila memeriksa melalu anus gunakan vaselin (indikasi bayi)
d. Menunggu selama 5 menit untuk termometer air raksa. 2 menit untuk digital
e. Melepas termometer dan mengamati hasilnya
f. Mencatatat : waktu dan hasil pemeriksaan
ANALISA 1. hypothermic (<35°C) because their range of operation is 36.8°C ±0,4°C
PEMERIKSAAN (Dougherty and Lister, 2011) Oral.
2. 36.5–37.5 °C (97.7–99.5 °F) axila
3. 37°C rectal
PROSEDUR TERKAIT Vital sign: Nadi, RR, suhu: pemeriksaan penunjang.