Standar Kompetensi :
3. Mendefinisikan konsep-konsep dalam lingkup
sistem sastra
sebagai konvensi sastra memberikan contoh,
serta menjelaskan
keterkaitan antarkonsep tersebut.
Kompetensi Dasar :
3.4 Menjelaskan peranan pemahaman
kerangka kesejarahan
sastra dalam proses pemahaman karya
sastra
3.5 Menjelaskan peranan pemahaman jenis
sastra sebagai
konvensi sastra dalam proses
pemahaman karya sastra
3.6 Menjelaskan peranan pemahaman aliran
sastra sebagai
konvensi sastra dalam proses
pemahaman karya sastra
1. Pendahuluan
Selain tiga konvensi yang telah dibahas pada perkuliahan
sebelunnya, masih ada tiga konvensi sastra lagi yang harus kita
ketahui dan pahami agar dapat menginterpretasi atau memberi
makna karya sastra. Tiga hal itu adalah kerangka kesejarahan:
hubungan intertekstual, jenis sastra, dan aliran sastra. Maksud ketiga
konvensi tersebut dijelaskan secara singkat berikut ini.
I. Materi
S,
cerpen, novel, dan roman inilah yang disebut sebagai "genre"_~~(,{(yit~ Sedangkan,
pembedaan novel atas novel kedaerahan, novel psikolo
Pembag egoian karya sastra yang lain, dilakukan dengan
berdasar k an kr it e r i a-kr i te r i a te rt e nt u. Pe mbag i an in i pun
ban yak versinya, dan masing-masing pembagian dilakukan atas
kriteriakriteria yang bervariasi pula.
Aristoteles menerapkan tiga kriteria atas sastra Yunani
klasik. Namun, satu hal yang menari.k bahwa teori itu juga cocok
untuk sastra lain- Penggolongan karya sastra atas tiga kriteria itu
adalah sebagai berikut.
tragedi, kakawin);
tragedi, kakawin);
2) Isi Abstrak
3
embagian menurut situasi bahasa dapat dijabarkan lebih Lanjut-
Baik drama atau teks cerita mempunyai isi yang Derupa
rangkaian peristiwa yang dikaitkan secara logik Ian
kronologik yang disebut sejarah atau riwayat. Namun Diri khas
ini tidak ter-dapat pada sajak-sajak- Andaikata ada berarti
kita berhadapan dengan sebuah "sajak -iaratif"_ Jika
suatu sajak menurut situasi bahasa Derupa monolog, tatapi
isinya berupa cerita, ini dapat Jisebut bentuk campuran- Ia
dapat didekati dari sudut iaratif atau puitik, atau kedua-
duanya bersama-sama
Tematik
Dalam perkembangan sejarah,berbagai tema silih berganti digemari.
Dalam sastra Indonesia terdapat beberapa tema yang selalu hadir, ada
juga yang kadang-kadang muncul. Kadang-kadang kita menyaksikan
semacam mode- Misalnya, pada tahun 20-an roman yang ditulis
banyak yang bertemakan putus cinta antara dua remaja. Namun, gejala
ini
belum memberika n cukup ala sa n untuk ber bicara jen is roman
yang bertemakan tentang putus cinta. Karena pada masa-masa berikutnya
tema ini tergeser oleh kehadiran t e m a - t e m a l a i n y a n g
c u k u p b e r v a r i a s i . Pembagian-pembagi.an tematik mustahil
disusun secara deduk si- Ada beber apa ala sa nn ya, ( i) kar ena pada
dasarnya dapat dibayangkan seribu satu tema, (ii.) penye-
baran sebuah tema terikat akan tempat dan waktu, (iii) tema-tema itu
sering tumpang tindih, dan (iv) pembagian ini tidak dapat
dihubungkan dengan pembagian ahistor ik menurut situasi bahasa
seperti telah diuraikan di atas-
Dalam teori-teori mengenai jenis-jenis sastra sejak da h u l u
memang dikaitkan situasi bahasa dengan
tematik.Demikian pada abad ke-18 terjadi pembagian klasik
a n ta r a l i r i k , e p i k , d a n d r a m a t i k t i g a j e n i s sastra itu dikaitkan
dengan tema. Dalam lirik pengungkapan perasaan pribadi
dipandang sebagai tema terpen ting- Dalam drama perbuatan yang
memuncak dalam sebuah konfl ik dianggap'pokok, sedangkan dalam
epik perbuatan dahsyat seorang leluhur yang menentukan nasib
bangsa keturunannya.
Pembagian di atas masih diperbincangkan. Namun, sampai pertengahan
abad ke-20 ini masih juga diadakan usaha untuk memberlakukan
jenis sastra secara tematik sebagai suatu patokan universal.
Pembagian karya sastra berdasarkan gaya sepanjang sejarah sastra
memang ada. Pembagian global sastra atas puisi dan prosa sebetulnya
bersifat stilistik.Dalam pandangan ini puisi dianggap teratur menurut
irama..,, Pengaruh anggapan ini terhadap sejarah sastra memang besar.
Namun, dewasa ini ciri-ciri yang dianggap khas bagi puisi dan prosa tidak
universal dan abadi.
Penbagian lain seperti, gaya tinggi yang dianggap cocok dengan seorang
ningrat sedangankan gaya rendah cocok untuk seorang petani- Dalam teori
klasik, gaya tinggi dihubungkan dengan pentas tragedi, sedangkan
gaya rendah dengan komedi-
a) Pengertian Teks
Karya-karya sastra yang diciptakan sastrawan berjudul
sebuah teks. Yang dimaksud dengan teks ialah ungkapan bahasa
yang menurut isi, sintaksis, dan pragmatiknya merupakan suatu
kesatuan.
c) Fungsi Teks
Menurut Jacobson teks berfungsi sebagai pesan dalam
situasi komunikasi. Tindak komunikasi ditentukan oleh lima
faktor, yaitu:
(1) Pemancar dan Penerima
(2) Pesan
(3) Konteks
(4) Kode:perwujudan dari pesan
(5) Saluran
d) Jenis Teks
Luxemburg membagi teks atas 3 jenis, yaitu:
(1) Teks acuan, yaitu teks yang mengacu pada
suatu konteks ( dunia nyata atau yang mungkin
ada).
(2) Teks ekspresif, teks yang mengungkapkan
perasaan, pertimban
(3) gan, pengalaman batin, dan sebagainya.
Misalnya, cerita fiksi, puisi lirik.
(4)
3) Teks persuasif , teks yang berfungsi mempengaruhi
pendapat, perasaan, umpamanya Man dan resensi.
kungan khayalan, namun tetap ada kaitan -kaitan tertentu antara tokoh-