Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Farmasi


Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik
formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standardisasi/pembakuan obat
serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani disebut farmakon
yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah ilmu yang
mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu
(meracik) hingga siap digunakan sebagai obat (Syamsuni, 20016).

2.2 Penggolongan Obat


2.2.1 Menurut kegunaan obat :
a. Untuk menyembuhkan (terapeutik)
b. Untuk mencegah (profilaktik)
c. Untuk diagnosis (diagnostic)
2.2.2 Menurut cara penggunaan obat
a. Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral, beretiket
putih.
b. Medicamentum ad usum eternum (pemakaian luar) melalui implantasi,
injeksi, membrane mukosa, rektal, vaginal, nasal, epthalmic, aurical,
collutio/gargarisma/gargle, beretiket biru.
2.2.3 Menurut cara kerjanya
a. Lokal : obat yang bekerja pada jaringan setempat seperti pemakaian topical.
b. Sistemik : obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh melalui oral.
2.2.4 Menurut undang-undang
a. Narkotik (obat bius atau daftar O = opium ) merupakan obat yang
diperlukam dalam bidanh pengobatan dan IPTEK dan dapat menimbulkan
ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yang sangat merugikan masyarakat
dan individu jika dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter.
Misalnya candu/opium, morfin, petidin, metadon, kodein dll.
b. Psikotropika (obat berbahaya) merupakan obat yang memengaruhi proses
mental, merangsang atau menenankan, mengubah pikiran, perasaan atau
kelakuan orang. Misalnya golongan ekstaksi, diazepam, barbital/luminal.
c. Obat keras (daftar G= geverlijik = berbahaya), adalah semua obat yang :
1. Mempunyai takaran/dosis maksimum (DM) atau yang terantum dalam
daftar obat keras yang ditetapkan pemerintah.
2. Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi
hitam dan huruf “K” yang menyentuh garis tepinya.
3. Semua obat beau, kecuali dinyatakan oleh pemerntah (Depkes RI) tidak
membahayakan.
4. Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena.
d. Obat bebas terbatas( daftar W = waarschuwing = peringatan) adalah obat
keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari
produsen/pabriknya dan diberi tanda lingkara bulat berwarna biru denan
garis tepi hitam serta diberikan tanda peringatan (P No. 1 s/d P No.6,
misalnya P No.1 : Awas obat keras, bacalah aturan pakainya).
e. Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan bagi sipemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, diberi
tanda lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
2.2.5 Menurut sumber obat
Obat yang kita gunakan dapat bersumber dari :
a. Tumbuhan (flora, nabati), misalnya digitais, kina, minyak jarak.
b. Hewan (fauna, hayati, misalnya minyak ikan, adeps lanae, cera).
c. Mineral (pertambangan), misalnya iodkali, garam dapur, paraffin, vaselin.
d. Sintetis (tiruan/buatan), misalnya kamfer sintetis, vit. C.
e. Mikroba/fungi/jamur, misalnya antibiotic pencilin).

2.3 Macam-macam Serbuk


Serbuk bagi (pulveres) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot lebih kurang
sama, dikemas menggunakan pengemas yang cocok untuk sekali minum. (FI III,
23). Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang
cocok (Syamsuni, 2006)
Serbuk tabur (pulvis adspersorius) adalah serbuk yang bebas dari butiran
kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. (FI III, 24). Pulvis adspersorius (serbuk
tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas
dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan
penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan
denganderajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagaian yang
peka (Syamsuni, 2006).

2.4 Alat-alat yang Digunakan di Laboratorium


No. Nama alat Gambar Fungsi Kategori
1. Ayakan Alat yang dgunakan
untuk memisahkan
bagian yang tidak
diinginkan berdasarkan
ukurannya, dari dalam
bahan curah dan bubuk
yang memiliki ukuran
dan bahan adonan atau
campuran dari cairannya
2. Batang Untuk mereaksikan dua
pengaduk atau lebih zat

3. Cetakan Sebagai wadah untuk


suppositori mencetak suppositoria
a
4. Corong Digunakan untuk
gelas memasukkan atau
memudahkan dari satu
tempat ketempat land an
digunakan pula untuk
proses penyaringan
setelah diberi kertas
saring diatasnya.
5. Erlenmeye Tempat untuk
r mereaksikan larutan.

6. Gelas Tempat untuk


kimia menyimpan dan
membuat larutan.

7. Gelas ukur Untuk mengukur volume


larutan.

8. Lumpang Menghaluskan,
dan alu mencampur zat padat
atau larutan.
9. Pembakar Digunakan untuk
bunsen pemanasaan, sterilisasi,
dan pembakaran.

10. Penangas Digunakan untuk


membakar zat atau
memanaskan larutan.

11. PH Meter Digunakan untuk mengukur


dan menampilkan nilai pH.

12. Piknomete Digunakan untuk mengukur


r nilai massa jenis atau
densitas dari fluida.

13. Pipet Digunakan untuk


mikro memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat.

14. Pipet tetes Digunakan untuk


memindahkan atau
mengambil larutan dalam
jumlah kecil
15. Spatula Untuk mengambil bahan-
bahan kimia dalam
bentuk padatan,

16. Tabung Untuk mereaksikan


reaksi larutan

Anda mungkin juga menyukai