Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dapat diketahui bahwa penyebaran


tumbuhan adalah memencar karena jarak antar tumbuhan relative tidak sama. Dengan metode
pemetaan dua titik konstan ini kita lebih mudah untuk melihat posisi dan pola penyebaran
sampel-sampel tumbuhan dari arah tepi atau horisontal area. Dari data kedua cara pemetaan
dapat diketahui bahwa penyebaran vegetasi pada lahan praktikum terjadi secara acak.
Penyebaran secara seragam ditunjukkan oleh jarak yang relative sama dari satu arah terhadap
arah yang lain. Karena terjadi pembagian ruang yang sama akibat adanya suatu persaingan.
Penyebaran vegetasi pada daerah tersebut (lahan praktikum) juga tidak dikatakan penyebaran
kelompok karena jenis penyebarannya hanya terjadi akibat reproduksi vegetative dan
individunya selalu ditemukan secara berkelompok, sedangkan pada hasil pengamatan vegetasi
jenis tumbuhan ditemukan sendiri - sendiri secara terpisah.
Di dalam pemetaan sederhana ini alat yang digunakan terdiri dari beberapa macam
yaitu diantaranya adalah kompas dan meteran, kompas ini berfungsi untuk penentuan arah dari
satu titik/tempat ke titik/tempat lain, yang ditunjukkan oleh besarnya sudut azimut. Menurut
Hidayat (2005) jenis - jenis kompas, yaitu : kompas datar, kompas bidik. Dan fungsi dari
meteran itu sendiri yaitu untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk
mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk membuat
lingkaran. Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet tau inch. Menurut
Periadi (2011), Output dari kegiatan pemetaan adalah gambar, tulisan, peta, dan grafik yang
menunjukkan hubungan antar elemen pengetahuan.
Pemetaan ini adalah menurut pandangan pribadi yaitu sebagai letak suatu jenis
tumbuhan dan pola penyebarannya dalam suatu wilayah dan untuk mengetahui jarak dan sudut
dari suatu tempat yang dijadikan objek penelitian dan hasilnya tersebut dapat dijadikan sebuah
peta atau grafik dengan skala yang telah disesuaikan. Dalam pengambilan data pengamatan
kami melakukan pengukuran di sekitar masjid UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan
keadaan lingkungan yang dikelilingi oleh banyak pohon sehingga dapat melakukan
pengukuran dengan banyak variasi. Ada banyak metode yang digunakan dalam pemetaan ini
yaitu memencar, interseksi, beranting dan meloncat. Dari ke empat metode tersebut, yang
dilakukan adalah pemetaan sederhana dengan metode memencar. Metode memencar ini
merupakan metode pemetaan yang dilakukan untuk lokasi yang dapat dijangkau hingga ke
tengah lokasi. Salah satu contoh lokasi untuk metode memencar adalah kebun atau lapangan.
Untuk memulai metode memencar, terlebih dahulu menetapkan dua titik konstan ( P dan Q )
di dalam lokasi.Setelah menentukan dua titik konstan, kemudian menentukan titik-titik yang
lain diluar lokasi. Jarak antara P ke Q diukur dengan meteran, kemudian sudut P ke Q maupun
Q ke P dibidik dengan kompas untuk menentukan sudut konstannya. Selisih sudut P ke Q
maupun sebaliknya harus 180°. Kemudian hal yang dilakukan selanjutnya yaitu menentukan
jarak dari P dan Q ke titik – titik yang lain, yang dalam praktikum ini terdiri dari titik A sampai
J dengan menggunakan skala 1 : 200. Selain menentukan jarak, juga menentukan azimutnya.
Azimut ini adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan.
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dapat diketahui bahwa penyebaran
tumbuhan adalah memencar karena jarak antar tumbuhan relative tidak sama. Dengan metode
pemetaan dua titik konstan ini kita lebih mudah untuk melihat posisi dan pola penyebaran
sampel-sampel tumbuhan dari arah tepi atau horisontal area. Dari data kedua cara pemetaan
dapat diketahui bahwa penyebaran vegetasi pada lahan praktikum terjadi secara acak.
Penyebaran secara seragam ditunjukkan oleh jarak yang relative sama dari satu arah terhadap
arah yang lain. Karena terjadi pembagian ruang yang sama akibat adanya suatu persaingan.
Penyebaran vegetasi pada daerah tersebut (lahan praktikum) juga tidak dikatakan penyebaran
kelompok karena jenis penyebarannya hanya terjadi akibat reproduksi vegetative dan
individunya selalu ditemukan secara berkelompok, sedangkan pada hasil pengamatan vegetasi
jenis tumbuhan ditemukan sendiri - sendiri secara terpisah.
Di dalam pemetaan sederhana ini alat yang digunakan terdiri dari beberapa macam
yaitu diantaranya adalah kompas dan meteran, kompas ini berfungsi untuk penentuan arah dari
satu titik/tempat ke titik/tempat lain, yang ditunjukkan oleh besarnya sudut azimut. Menurut
Hidayat (2005) jenis - jenis kompas, yaitu : kompas datar, kompas bidik. Dan fungsi dari
meteran itu sendiri yaitu untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk
mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk membuat
lingkaran. Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet tau inch. Menurut
Periadi (2011), Output dari kegiatan pemetaan adalah gambar, tulisan, peta, dan grafik yang
menunjukkan hubungan antar elemen pengetahuan.
Pemetaan ini adalah menurut pandangan pribadi yaitu sebagai letak suatu jenis
tumbuhan dan pola penyebarannya dalam suatu wilayah dan untuk mengetahui jarak dan sudut
dari suatu tempat yang dijadikan objek penelitian dan hasilnya tersebut dapat dijadikan sebuah
peta atau grafik dengan skala yang telah disesuaikan. Dalam pengambilan data pengamatan
kami melakukan pengukuran di sekitar masjid UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan
keadaan lingkungan yang dikelilingi oleh banyak pohon sehingga dapat melakukan
pengukuran dengan banyak variasi. Ada banyak metode yang digunakan dalam pemetaan ini
yaitu memencar, interseksi, beranting dan meloncat. Dari ke empat metode tersebut, yang
dilakukan adalah pemetaan sederhana dengan metode memencar. Metode memencar ini
merupakan metode pemetaan yang dilakukan untuk lokasi yang dapat dijangkau hingga ke
tengah lokasi. Salah satu contoh lokasi untuk metode memencar adalah kebun atau lapangan.
Untuk memulai metode memencar, terlebih dahulu menetapkan dua titik konstan ( P dan Q )
di dalam lokasi.Setelah menentukan dua titik konstan, kemudian menentukan titik-titik yang
lain diluar lokasi. Jarak antara P ke Q diukur dengan meteran, kemudian sudut P ke Q maupun
Q ke P dibidik dengan kompas untuk menentukan sudut konstannya. Selisih sudut P ke Q
maupun sebaliknya harus 180°. Kemudian hal yang dilakukan selanjutnya yaitu menentukan
jarak dari P dan Q ke titik – titik yang lain, yang dalam praktikum ini terdiri dari titik A sampai
J dengan menggunakan skala 1 : 200. Selain menentukan jarak, juga menentukan azimutnya.
Azimut ini adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan.

Anda mungkin juga menyukai