Tugas 2
Oleh :
Firda Weri (17175013)
Dosen:
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M. Si
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
i
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika dengan judul “Peran,
prosedur dan implementasi bahan ajar sesuai kurikulum terbaru dan Analisis
keterkaitan capaian pembelajaran, materi, model/stategi pembelajaran, integrasi
karakter dan teknik penilaian untuk SMA”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menemui beberapa kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar Fisika, Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penulis
2
ii
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi fokus dalam makalah
ini yaitu:
a. Bagaimana peran, prosedur, dan implementasi bahan ajar sesuai kurikulum
2013 untuk SMA,
b. Menganalisis keterkaitan capaian pembelajaran, materi, model pembelajaran,
integrasi karakter dan teknik penilaian.
C. TUJUAN PENULISAN
D. MANFAAT PENULISAN
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua konsep dasar
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran
2013/2014 dinilai telah memenuhi kedua konsep dasar kurikulum.
Tahun ajaran 2013/2014 ditandai dengan diberlakukannya Kurikulum 2013
untuk beberapa sekolah. Perbedaan pokok antara sebelumnya yaitu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan Kurikulum 2013 berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan sedangkan pada Kurikulum 2013
kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pusat (kecuali untuk
mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan
yang bersangkutan) (Yanto, 2013). Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh
pusat tetapi guru dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang
terkandung dalamnya. Oleh karena itu, kajian silabus sangat penting dilakukan
oleh para guru. Berbeda halnya dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru.
B. Bahan Ajar
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi: tujuan/kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen
pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau
menetukan pendekatan dan model pembelajaran.Kegitan pembelajaran dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa.Perilaku guru adalah mengajar dan
perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut
terkait dengan bahan pembelajaran.Bahan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan
keterampilan.Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks.Bahan ajar yang baik dan berkualitas adalah bahan ajar yang nantinya
dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pemahaman dan pencapaian tujuan
pembelajaran untuk setiap peserta didik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan
yang disusun secara sistematis untuk membantu melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan
ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep,
prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu yang diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar
memiliki beberapa fungsi yaitu pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, pedoman bagi siswa yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, alat evaluasi
pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dalam proses pengembangan bahan ajar terdapat 7 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunannya sehingga bahan ajar tersebut benar-benar
menjadi bahan ajar yang efektif dan efisien. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut
1. Kecermatan isi, berkenaan dengan validitas isi dan keselarasan isi
2. Ketepatan cakupan, berkenaan dengan keluasaan dan kedalaman materi,
serta keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya
3. Ketercernaan bahan ajar, berkenaan dengan kemudahan bahan ajar
tersebut dipahami dan dimengerti oleh pengguna
4. Penggunaan bahasa, berkenaan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan
kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna
5. Perwajahan/pengemasan, berkenaan dengan penataan letek informasi
dalam satu halaman cetak
6. Ilustrasi, berkenaan dengan variasi penyampaian pesan dalam bahan ajar
agar lebih menarik, memotrivasi, komunikatif dan membantu pemahaman
terhadap isi pesan
7. Kelengkapan, komponen, berkenaan dengan paket bahan ajar yang dapat
berfungsi sebagai komponen utama, komponen pelengkap dan komponen
evaluasi.
6
C. Buku Guru
Buku guru adalah buku yang digunakan guru sebagai pedoman dan untuk
memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran Fisika (Sunardi dan
Siti, 2014: 2).Menurut Kemendikbud (2014: 1) buku guru merupakan buku
panduan guru untuk mata pelajarandisusun untuk mempermudah dan memperjelas
penggunaan buku bagi peserta didik yang diterbitkan oleh pemerintah. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa buku guru merupakan buku panduan guru yang
digunakan sebagai pedoman, mempermudah dan memperjelas penggunaan buku
bagi peserta didik dalam pembelajan Fisika. Menurut Kemendikbud (2014: 43)
buku guru menyajikan hal-hal sebagai berikut.
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan
pembelajaran dari masing-masing subtema.
2. Menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran agar guru sudah menyiapkan media-
media pembelajaran yang diperlukan.
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran agar dapat membantu guru dalam
menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran, dengan sistematis mengikuti
langkah-langkah pembelajaran tersebut.
4. Menjelaskan tentang teknik dan instrumen penilaian yang dapat digunakan
dalam setiap pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki karakteristik
tertentu.
5. Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan pembelajaran yang
ada dalam Buku Siswa.
Dengan model pengorgaisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan
kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara
pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru mendapatkan gambaran
terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD
pada KI III dan KI IV). Buku guru diharapkan dapat membantu guru dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara optimal, sehingga
7
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan
segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis untuk membantu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau
10
suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Sedangkan Peranan bahan ajar
menurut Iskandar Wassid dan Dadang Sunendar, meliputi:
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inisiatif mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang
disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan
bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
d. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk
memotivasi peserta didik.
e. Menjadi penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
f. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remidial yang serasi dan tepat
guna
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai :
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Pada Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa untuk jenjang SMP dan SMA
atau yang sederajat pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran pada pendekatan ini menyentuh
tiga ranah belajar, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menyentuh transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa, mengapa dan bagaimana.”
Ranah keterampilan menyentuh transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik mampu mengimplementasi “tahu apa, bagaimana dan bagaimana”.
Ranah pengetahuan menyentuh transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa, mengapa dan bagaimana.” Hasil akhirnya adalah
11
3. Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan dengan materi
yang harus dikuasai.
4. Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi tertentu.
5. Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara mandiri.
induktif lebih banyak berpijak pada hasil pengamatan inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktifmerupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-
pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.
Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Surat yang menjelaskan tentang mencoba, salah satunya surat An-Nisa’ : 40,
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,
dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.”
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka guru harus melakukan
merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan siswa, guru bersama siswa
mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, memperhitungkan tempat dan waktu,
guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan siswa, guru membicarakan
masalah yang akan dijadikan eksperimen, membagi kertas kerja kepada siswa, siswa
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, danguru mengumpulkan hasil kerja
siswa dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Mengkomunikasikan sesuai dengan surat Al-Taubah ayat 122, yang berbunyi :
ٍ نكلِ ِّ ِفر َْق
ْْ ة ِ ِّم ْن ُه
م َّ وا َك
ُ آف ًة َفلَ ْوالَنَ َف َر ِم ْ م ْؤ ِم ُنونَلِيَن ِف ُر ْ ََاكان
ُ ال َ َوم
ْ ج ُع
واإِلَ ْي ِه ْملَع ْ دينِ َولِ ُين ِذ ُر
َ وا َق ْو َم ُه ْم ِإ َذا َر ْ ةلِِّيَ َْت َف َّق ُه
ِِّ وافِيال ْْ ون ل َّ ُه
ٌ مََطَآئِ َف َْ َح َذ ُر
ْ ي
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.
baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima
langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai
berikut:
1. Analisis
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan
perilaku awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan
penguasaan dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki
peserta. Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran itu. Sementara itu
karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta. Jika informasi
tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap rancangan bahan ajar
dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan. Pengenalan yang
baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal peserta sangat diperlukan
untuk menentukan kebutuhan peserta dan kemudian merancang bahan ajar yang
bermanfaat bagi peserta.
2. Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram
tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun
kompetensi khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika
dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan
pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang
berlaku, antara lain dengan melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu
Audience, Behavior, Condition, Degree.
1) Pemilihan topik mata tataran
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan,
maka peserta sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta melalui proses belajar. Dengan demikian petatar juga
dapat segera menetapkan topik mata tataran dan isinya. Apa saja topik,
tema isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga peserta
15
dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Apa saja
teori, prinsip atau prosedur yang perlu didiskusikan dalan bahan ajar.
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis
instruksional yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat
menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta melakukan
penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata tataran
termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di perpustakaan atau buk.
2) Pemilihan media dan sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar
memiliki analisis instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran.
Penatar diharapkan tidak memilih media hanya karena media tersebut
tersedia bagi penatar, disamping itu penetar diharapkan juga tidak
langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih yang sudah
semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat,
media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta dalah proses
belajar. Jadi pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik
mata tataran, yang memudahkan peserta belajar, serta yang menarik dan
disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media yang dapat membelajarkan
peserta. Media itulah yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih
3) Pemilihan strategi pembelajaran
3. Pengembangan
16
b. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa,
ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
c. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan,
bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
d. Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat
mencapai tujuan?. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang
mungkin dilakukan antara lain:
1. menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu,
2. memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang
dianggap masih kurang,
3. menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu,
4. memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna
peserta,
5. memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk
meningkatkan keterbacaan,
6. menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif.
7. menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan
membantu peserta belajar.
Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan
penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar
yang utuh dan terpadu.
Dasar, menunjukan bahwa Indonesia berada dibawah pada urutan kelima dari
bawah, diatas Qatar,Kuwait, Maroko dan Afrika Utara, ini menunjukan bahwa
dilingkungan ASEAN saja Indonesia tertinggal. PISA (Programme for
International Student Assessment) melakukan penelitian secara berkala untuk
siswa SMP dan SMA dalam reading literacy, mathematics literacy, dan scientific
literacy, dalam ketiga hal tersebut Indonesia berada dalam kelompok Bawah,
demikian juga penelitian yang dilakukan TIMMS (Trends in International
Matematics and Science Study) menunjukan hal yang sama bahwa siswa
Indonesia menduduki posisi bawah, bahkan secara relatif menunjukan penurunan.
Kondisi ini jelas menimbulkan keprihatinan dan sekaligus dorongan untuk
terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai kebijakan, baik
terkait dengan sarana prasarana, Tenaga Pendidikan, maupun Kurikulum yang
belakangan ini menjadi trend pendidikan persekolahan di Indonesia, dan
Kurikulum 2013 pada dasarnya merupakan upaya untuk memperbaiki proses
pendidikan/pembelajaran pada jalur pendidikan formal atau sekolah.namun
demikian implementasinya jelas tidak sederhana, banyak hal yang harus dicermati
dan dipersiapkan, yang apabila tidak dilakukan maka kurikulum 2013 hanya akan
menjadi teks tanpa dampak signifikan bagi peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, (Observing) menanya (Questioning), menalar (Associating), mencoba
(Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran.
Dengan demikian Implementasi Kurikulum 2013 disekolah SMA/SMK yang
benar-benar murni menggunakan Kurikulum 2013 hanya 3 Mata Pelajaran yaitu
Matematika, Sejarah Indonesia dan Bahasa Indonesia. Selain ke 3 Mata Pelajaran
tersebut sekolah MASIH TETAP menggunakan KTSP namun dengan Pendekatan
Ilmiah (Scientific Approach) dan Integrasi Ke-3 Ranah.
Jadi yang perlu serius digarap oleh sekolah sekarang ini baik yang menjadi
sekolah sasaran atau tidak, adalah mengubah paradigma guru untuk mengadopsi
19
akan diajarkan Kelas XI, sedangkan C2 dari 48 Jam yang diamanatkan, 30 jam
telah ada ditetapkan mapelnya sesuai dengan Pemendikbud 70/2013, tinggal 18
jam yang belum, dimana dengan menggunakan sistem blok 18 jam ini mungkin
bisa diletakan di semester genap (semester 2). Untuk materi selain 3 mapel
(bahasa indonesia, sejarah indonesia dan metematika), materinya belum disusun
dan ditetapkan oleh kemendikbud, maka materi masih menggunakan KTSP
dengan perubahan paradigma pada model pembelajarannya yaitu Integrasi 3 ranah
dan Scientific Approach.
Prinsip pengembangan bahan ajar menurut Imas (2014: 141-155)adalah
sebagai berikut;
1. Sesuai tahapan saintifik
Kemendikbud (2013)memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran mencakup komponen: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Komponen
tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi
bukanlah sebuah siklus pembelajaran
2. KD dari KI 1, 2, 3, dan 4 diintegrasikan pada satu unit
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi inti merupakan
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan:
a. sikap keagamaan (kompetensi inti 1)
b. sikap sosial (kompetensi inti 2)
c. pengetahuan (kompetensi inti 3)
d. penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4)
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan (KI 1) dan sosial
(KI 2) dikembangkan secara tidak langsung yaitu pada peserta didik belajar
21
8. Rencana aksi
Rencana aksi ini untuk mengaplikasikan apa yang telah didapat di kelas
dengan materi yang telah disampaikan, dan kemudian dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan dan sikap, baik di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Keterkaitan KI, KD, Materi, Model/ Strategi Pembelajaran, Integrasi Karakter, dan Penilaian
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
24
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan 1. Peserta didik mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan baerbagai hal yang
alam jagad raya melalui 2. Peserta didik menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan menganalsis prinsip
pengamatan fenomena alam fisis suhu, kalor dan perpindahan kalor.
dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 1. Peserta didik dapat menunjukkan rasa ingin tahu dalam eksperimen dan diskusi
(memiliki rasa ingin tahu; 2. Peserta didik menunjukkan prilaku disiplin dalam eksperimen dan diskusi
objektif; jujur; teliti; cermat;
2.2 Menghargai kerja individu dan 1. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan kelompok
kelompok dalam aktivitas sehari- 2. Peserta didik dapat bekerjasama dalam kelompok
hari sebagai wujud implementasi
4.8 Merencanakan dan 1. Peserta didik dapat melakukan percobaan suhu dan kalor
melaksanakan percobaan untuk 2. Peserta didik dapat menyajikan data hasil percobaan dalam sebuah laporan
26
Matriks Keterkaitan capaian Pembelajaran, Materi, Model/Strategi Pembelajaran, Integrasi Karakter, dan Teknik Penilaian
Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik
1 Suhu, Kalor 1.1. Menyadari Mengamati Guru meminta Peserta didik Tes Essay
dan kebesaran peserta didik untuk mengamati gambar tertulis
Tuhan yang melihat dan
Perpindahan atau berita tentang Tes Rubrik
menciptakan mengamati gambar
Kalor beberapa kejadian unjuk penilaian
dan mengatur atau berita tentang
beberapa kejadian yang berhubungan kerja unjuk
alam jagad
raya melalui yang berhubungan dengan suhu dan kerja
pengamatan dengan suhu dan pemuaian yang ada
pemuaian yang ada pada LKS
fenomena
pada LKS. Rubrik
27
Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik
Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik
Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester :X /2
Materi Pokok : Suhu, kalor dan perpindahan
kalor
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Indikator:
Indikator :
Indikator :
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran suhu diharapkan siswa
dapat :
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal
yang terkandung di alam semesta
2. Menunjukkan kreatif, jujur, bertangung jawab dan disiplin
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda
4. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda
(pemuaian)
5. Menganalisis azaz Black serta perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi dan radiasi
33
D. Materi Pembelajaran
Fakta
Semua benda memiliki suhu yang berbeda-beda
Benda yang dipanaskan akan memuai
Konsep
Perubahan kalor pada suatu benda akan menyebabkan perubahan
suhu dan wujudnya
Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
Prinsip
Azaz Black
Prosedur
Merancang alat percobaan yang memanfaatkan konsep suhu dan
kalor
Pendekatan Scientific
Metode - Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
- Eksperimen
- Presentasi
34
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
- Memberikan motivasi memberi motivasi belajar siswa secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari,
renggang atau bingkai kaca lebih besar daripada kacanya, mengapa hal ini
dilakukan?”
Menanya
- Mengarahkan siswa menanyakan pengaruh kalor terhadap perubahan
ukuran benda (pemuaian)
Mencoba
- Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil (3 – 4 orang)
- Membimbing masing-masing kelompok melakukan percobaan
menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan ukuran benda
(pemuaian)
Menalar
Memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengolah
data hasil eksperimen tentang pengaruh kalor terhadap perubahan
ukuran benda (pemuaian)
Mengkomunikasikan
- Membuat laporan hasil eksperimen
- Mengkomunikasikan hasil percobaan dalam kegiatan diskusi kelas
36
Penutup 15 menit
- Bersama siswa menyimpulkan bagaimana pengaruh kalor terhadap
perubahan ukuran benda (pemuaian)
- Memberikan evaluasi mencakup materi yang telah dipelajari
- Memberikan tugas terkait dengan materi yang telah dipelajari
- Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
2. Pertemuan kedua
Pendahuluan
Mengamati 105menit
3. Pertemuan ketiga
Menanya
- Memberikan kesempatan dan memberikan dorongan kepada seluruh
siswa untuk mengajukan pertanyaan
Mencoba
- Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil (3 – 4 orang)
- Membimbing masing-masing kelompok melakukan percobaan
Menalar
Memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengolah
data hasil eksperimen.
Mengkomunikasikan
- Membuat laporan hasil eksperimen
- Mengkomunikasikan hasil percobaan dalam kegiatan diskusi kelas
Penutup 15 menit
- Memberikan evaluasi mencakup materi yang telah dipelajari
- Memberikan tugas terkait dengan materi yang telah dipelajari
- Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
H. Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Penilaian observasi
PENILAIAN OBSERVASI
Dst
Padang, 2015
Pengamat
(……………………….)
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Disiplin
Melakukan
No Sikap yang diamati
Ya Tidak
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
4 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
Jumlah
Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Tanggung jawab
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik
2 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
3 Mengembalikanbarang yang dipinjam
42
Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Toleransi
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati pendapat teman
2 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
3 Menerima kekurangan orang lain
4 Mememaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor
b. Penilaian diri
Padang, 2015
Pengamat
(……………………….)
Padang, 2015
Pengamat
(……………………….)
45
Dst
2. Penilaian pengetahuan
a. Essay
No Soal Kunci Jawaban Bobot
1 Perhatikan gambar berikut! Terjadinya perpindahan panas secara 5
konduksi.
Ujung yang dipanaskan menyebabkan
energi kinetik partikel-partikelnya
menjadi lebih besar, sehingga energi
kinetik itu diberikan pada partikel-
partikel di sebelahnya melalui
Ujung sendok yang dipegang lama
tumbukan. Oleh karena itu, partikel
kelamaan akan terasa panas.
menjadi bergetar dan energi kinetiknya
Mengapa hal ini bisa terjadi?
bertambah besar pula. Energi kinetik
Jelaskan!
yang besar itu diberikan kepada partikel-
partikeldi sebelahnya, demikian
seterusnya.
2 Jelaskan faktor-faktor yang dapat Faktor-faktoryang dapat mempengaruhi 5
mempengaruhi laju konduksi kalor! laju konduksi kalor:
1. Perbedaan suhu (ΔT) diantara kedua
permukaan; makin besar perbedaan
suhu, makin cepat perpindahan kalor
2. Ketebalan dinding (d); makin tebal
dinding, makin lambat perpindahan
kalor
3. Luas permukaan (A); makin besar
luas permukaan, makin cepat
perpindahan kalor
4. Konduktivitas termal zat (k); makin
besar nilai k, makin cepat
perpindahan kalor
3 Jelaskan bagaimana terjadinya Pada malam hari, tanah lebih cepat 5
angin darat! dingin daripada laut, sehingga udara di
atas daratan lebih dingin daripada udara
di atas laut. Oleh karena itu, udara di
47
= 2400 J/ (m s K)
7 Udara dalam sebuah kamar bersuhu Diket:
25oC, sedangkan suhu permukaan ΔT = 25 C – 15 C = 10 C
o o o
10
A = 0,6 m2 = 6.000 cm2
jendela kaca kamar 15oC. Tentukan
h = 7,5 x 10-5 kal/(s cm2oC)
laju kalor yang diterima oleh
jendela kaca seluas 0,6 m2, jika Dit:
H = ….?
koefisien konveksi pada suhu itu
Jawab:
7,5 x 10-5 kal/(s cm2oC)! H = h A ΔT
= 7,5 x 10-5 x 6.000 x 10
= 4,5 kal/s
8 Sebuah benda memiliki permukaan Diket:
hitam sempurna, bersuhu 27oC. T = (27 + 273) K = 300 K 10
e = 1
Tentukan energi yang dipancarkan
𝜎 = 5,67 x 10-8 W m-2 K-4
48
Jawab:
E = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
= 1 x 5,67 x 10-8 x 300
= 459,27 W/m2
Dua batang P dan Q dengan ukuran Diket:
9 sama tetapi terbuat dari jenis logam dP = dQ 20
TP = (90 + 273) K = 363 K
yang berbeda didekatkan, seperti
TQ = (0 + 273) K = 273 K
gambar AP = AQ = A
KP = 2 kQ
o o
90 C P Q 0C
Dit:
TPQ = …..?
Jawab:
Ujung kiri P bersuhu 90oC dan
HP = HQ
ujung kanan Q bersuhu 0oC. Jika
𝑘𝑃 𝐴 ∆𝑇𝑃 𝑘𝑃 𝐴 ∆𝑇𝑄
koefisien konduksi termal P dua =
𝑑𝑃 𝑑𝑄
kali koefisien termal Q, tentukan
suhu pada bidang batas P dan Q! 2𝑘𝑄 𝐴 (363 𝐾 − 𝑇𝑃𝑄 )
𝑑𝑄
𝑘𝑄 𝐴 (𝑇𝑃𝑄 − 273)
=
𝑑𝑄
2 (363 𝐾 − 𝑇𝑃𝑄 ) = (𝑇𝑃𝑄 − 273)
726 − 2𝑇𝑃𝑄 = 𝑇𝑃𝑄 − 273
3𝑇𝑃𝑄 = 999
𝑇𝑃𝑄 = 333 𝐾
B! HP : HQ
𝑘𝐴 𝐴𝐴 ∆𝑇𝐴𝐵 𝑘𝐵 𝐴𝐵 ∆𝑇𝐵𝐴
∶
𝑑𝐴 𝑑𝐵
4
𝑘𝐵 3 𝐴𝐵 ∆𝑇𝐴𝐵 𝑘𝐵 𝐴𝐵 ∆𝑇𝐵𝐴
∶
1 𝑑𝐵
2 𝑑𝐵
4 2
∶
3 1
4:6
2:3
JUMLAH 100
Keterangan :
skor perolehan
Nilai Siswa = x 100
skor maksimum
3. Penilaian keterampilan
PENILAIAN KINERJA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Peminatan : X/MIA
Materi Pokok : Perpindahan kalor
SKOR Jml
KRITERIA
1 2 3 Skor
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Mengambil alat-alat yang sudah disiapkan untuk
percobaan perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi
B.TAHAP PELAKSANAAN
1. Menunjukkan bahwa logam termasuk konduktor bagi
perpindahan kalor
2. Menunjukkan perpindahan kalor secara konveksi
pada zat cair
3. Menunjukkan bahwa permukaan hitam memancarkan
radiasi lebih baik daripada permukaan mengkilat
C. TAHAP HASIL
1. Menganalisa/mengolah data percobaan
2. Pelaporandarianalisis data percobaan yang
telahdilakukan
3. Kemampuan menyimpulkan hasil percobaan sesuai
50
konsep
SKOR TOTAL
Padang, 2015
Pengamat
(……………………….)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan
ajar dalam suatu pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
siswa, materi pelajarannya harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam Kurikulum 2013 salah satu contoh bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu pemakaian buku guru dan buku siswa
2. Prosedur dalam pembuatan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013
dapat dilakukan dengan cara membaca dan menganalisis KD dari berbagai KI
satu tahun, menganalisis materi yang telah disampaikan sehingga mengetahui
seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa pada bahan tersebut, dan
melakukan pemetaan dan kemudian menyusun urutan bahan ajar dengan
sistematika yang benar.
3. Implementasi kurikulum 2013 dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman
guru yang disediakan oleh pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan
terhadap kualitas isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan
guru dalam keterampilan melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses
serta hasil belajar peserta didik
4. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap buku siswa dan buku guru
sebagian besar sudah sesuai dengan prosedur pembuatan bahan ajar sesuai
kurikulum terbaru.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Wassid, Iskandar dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya