Anda di halaman 1dari 57

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA

Peran, Prosedur dan Implementasi Bahan Ajar Sesuai Kurikulum Terbaru


untuk SMA dan Analisis Keterkaitan Capaian Pembelajaran, Materi,
Model/Stategi Pembelajaran, Integrasi Karakter Dan Teknik Penilaian
untuk SMA

Tugas 2

Oleh :
Firda Weri (17175013)

Dosen:
Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M. Si

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017

i
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika dengan judul “Peran,
prosedur dan implementasi bahan ajar sesuai kurikulum terbaru dan Analisis
keterkaitan capaian pembelajaran, materi, model/stategi pembelajaran, integrasi
karakter dan teknik penilaian untuk SMA”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis menemui beberapa kendala.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar Fisika, Ibu Dr. Hj. Djusmaini Djamas, M.Si
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, September 2017

Penulis
2
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................ ii
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................
Bab II KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013 ................................................................................ 4
B. Bahan Ajar......................................................................................... 6
C. Buku Guru ......................................................................................... 8
D. Buku Siswa ........................................................................................ 8
E. Peran Bahan Ajar sesuai Kurikulum 2013 ...................................... 10
F. Prosedur Bahan Ajar Sesuai Kurikulum Terbaru ............................ 11
G. Implementasi Bahan Ajar sesuai Kurikulum Terbaru ..................... 12
Bab III PEMBAHASAN
A. Cakupan Kompetensi Lulusan secara holistic .................................. 25
B. Lingkup Materi Mata Pelajaran Fisika SMA ................................... 34
C. Analisis keterkaitan capaian pembelajaran, materi, model/stategi
pembelajaran, integrasi karakter dan teknik penilaian ..................... 66
Bab III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional


dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus
berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan
karakter.
Pemerintah telah melakukan usaha-usaha dalam mewujudkan pendidikan
sesuai dengan visi pendidikan nasional. Salah satu usaha yang dilakukan
pemerintah terbaru saat ini yaitu mengenai pengembangan kurikulum 2013 dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 mengatur dalam
Permendikbud No.65 tentang standar proses yang menjelaskan bahwa dalam
proses pembelajaran perlu adanya keterpaduan lintas pelajaran.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang
untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013
mempunyai tujuan untuk mendorong pesertadidik atau siswa,mampu lebih baik
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pelajaran.
Bahan ajar dalam kurikulum 2013 mempunyai peran yang sangat penting.
Bahan ajar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata
pelajaran tertentu,buku yang dikemas menjadi suatu paket yang terdiri atas buku

1
2

pelajaran yang diajarkan dikelas,buku acuan wajib untuk digunakan


disatuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat
materi pembelajaran dalam rangka meningkatkan keimanan, ketakwaan,
akhlakmulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kemampuan kinestetis
dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menjabarkan secara rinci
tentang peran, prosedur dan implementasi bahan ajar sesuai kurikulum untuk SMA.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi fokus dalam makalah
ini yaitu:
a. Bagaimana peran, prosedur, dan implementasi bahan ajar sesuai kurikulum
2013 untuk SMA,
b. Menganalisis keterkaitan capaian pembelajaran, materi, model pembelajaran,
integrasi karakter dan teknik penilaian.

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah:


a. Dapat mendeskripsikan peran, prosedur, dan implementasi bahan ajar sesuai
kurikulum 2013 untuk SMA.
b. Dapat menganalisa pencapaian pembelajaran, materi, model pembelajaran,
integrasi karakter dan teknik penilaian sesuai kurikulum 2013.

D. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat penulisan makalah adalah:


a. Sebagai bahan masukan bagi para guru / calon guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 di SMA.
b. Sebagai bahan masukan bagi para peneliti dalam pengembangan ilmu
pembelajaran sesuai kurikulum 2013.
2

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kurikulum 2013
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua konsep dasar
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran
2013/2014 dinilai telah memenuhi kedua konsep dasar kurikulum.
Tahun ajaran 2013/2014 ditandai dengan diberlakukannya Kurikulum 2013
untuk beberapa sekolah. Perbedaan pokok antara sebelumnya yaitu KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan Kurikulum 2013 berkaitan
dengan perencanaan pembelajaran. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus
merupakan kewenangan satuan pendidikan sedangkan pada Kurikulum 2013
kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pusat (kecuali untuk
mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan
yang bersangkutan) (Yanto, 2013). Meskipun silabus sudah di kembangkan oleh
pusat tetapi guru dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang
terkandung dalamnya. Oleh karena itu, kajian silabus sangat penting dilakukan
oleh para guru. Berbeda halnya dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum


berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum
diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai
3

pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh


peserta didik. Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:
1) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi
Dasar (KD) mata pelajaran.
2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang
harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui
pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa
aktif.
3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas
tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan
menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched)
antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan
vertikal).
7) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI)
atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata
pelajaran di kelas tersebut.
8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang
untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
4

B. Bahan Ajar
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut
meliputi: tujuan/kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen
pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau
menetukan pendekatan dan model pembelajaran.Kegitan pembelajaran dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa.Perilaku guru adalah mengajar dan
perilaku siswa adalah belajar.Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut
terkait dengan bahan pembelajaran.Bahan pembelajaran dapat berupa
pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap dan
keterampilan.Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks.Bahan ajar yang baik dan berkualitas adalah bahan ajar yang nantinya
dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pemahaman dan pencapaian tujuan
pembelajaran untuk setiap peserta didik.

1. Pengertian Bahan Ajar

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses interaksi antara


guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran, salah satunya bahan ajar. Menurut Depdiknas (Kurniawati:2011)
defenisi bahan ajar yakni sebagai berikut:
a. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran.
b. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/insturktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis.
c. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
5

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan
yang disusun secara sistematis untuk membantu melaksanakan kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar. Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan
ketrampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep,
prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu yang diarahkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar
memiliki beberapa fungsi yaitu pedoman bagi pengajar yang akan mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, pedoman bagi siswa yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, alat evaluasi
pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Dalam proses pengembangan bahan ajar terdapat 7 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunannya sehingga bahan ajar tersebut benar-benar
menjadi bahan ajar yang efektif dan efisien. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut
1. Kecermatan isi, berkenaan dengan validitas isi dan keselarasan isi
2. Ketepatan cakupan, berkenaan dengan keluasaan dan kedalaman materi,
serta keutuhan konsep yang dibahas berdasarkan bidang ilmunya
3. Ketercernaan bahan ajar, berkenaan dengan kemudahan bahan ajar
tersebut dipahami dan dimengerti oleh pengguna
4. Penggunaan bahasa, berkenaan dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan
kata, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang bermakna
5. Perwajahan/pengemasan, berkenaan dengan penataan letek informasi
dalam satu halaman cetak
6. Ilustrasi, berkenaan dengan variasi penyampaian pesan dalam bahan ajar
agar lebih menarik, memotrivasi, komunikatif dan membantu pemahaman
terhadap isi pesan
7. Kelengkapan, komponen, berkenaan dengan paket bahan ajar yang dapat
berfungsi sebagai komponen utama, komponen pelengkap dan komponen
evaluasi.
6

C. Buku Guru
Buku guru adalah buku yang digunakan guru sebagai pedoman dan untuk
memudahkan para guru dalam melaksanakan pembelajaran Fisika (Sunardi dan
Siti, 2014: 2).Menurut Kemendikbud (2014: 1) buku guru merupakan buku
panduan guru untuk mata pelajarandisusun untuk mempermudah dan memperjelas
penggunaan buku bagi peserta didik yang diterbitkan oleh pemerintah. Sehingga,
dapat disimpulkan bahwa buku guru merupakan buku panduan guru yang
digunakan sebagai pedoman, mempermudah dan memperjelas penggunaan buku
bagi peserta didik dalam pembelajan Fisika. Menurut Kemendikbud (2014: 43)
buku guru menyajikan hal-hal sebagai berikut.
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada setiap pilahan
pembelajaran dari masing-masing subtema.
2. Menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran agar guru sudah menyiapkan media-
media pembelajaran yang diperlukan.
3. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran agar dapat membantu guru dalam
menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran, dengan sistematis mengikuti
langkah-langkah pembelajaran tersebut.
4. Menjelaskan tentang teknik dan instrumen penilaian yang dapat digunakan
dalam setiap pilihan pembelajaran yang mungkin memiliki karakteristik
tertentu.
5. Menjelaskan jenis lembar kerja yang sesuai dengan pilahan pembelajaran yang
ada dalam Buku Siswa.
Dengan model pengorgaisasian seperti ini, diharapkan guru mendapatkan
kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara
pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru mendapatkan gambaran
terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD
pada KI III dan KI IV). Buku guru diharapkan dapat membantu guru dalam
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara optimal, sehingga
7

siswa mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan


pendidikan tertentu.
Menurut Sunardi dan Siti (2014: 2) Buku guru terdiri atas dua bagian.
Bagian pertama berisi tentang petunjuk umum pembelajaran fisika, keterampilan
proses dalam pembelajaran fisika, serta penilaian dalam pembelajaran fisika.
Bagian kedua menguraikan strategi pembelajaran fisika pada tiap materi. Buku
guru memiliki dua fungsi, yaitu sebagai petunjuk penggunaan buku peserta didik
dan sebagai acuan kegiatan pembelajaran di kelas. Mengingat pentingnya buku
ini, disarankan memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah halaman demi halaman dengan teliti.
2. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar dan kegiatan pembelajaran yang
dikaitkan dengan materi.
3. Upayakan untuk mencakup Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dalam semua
kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan melakukan penguatan untuk
mendukung pembentukan sikap, pengetahuan, dan perilaku positif.
4. Dukunglah ketercapaian Kompetensi Inti (KI) I dan (KI) II dengan kegiatan
pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.
5. Cocokkanlah setiap kegiatan peserta didik yang berhubungan dengan buku
peserta didik sesuai dengan halaman yang dimaksud.
6. Mulailah setiap kegiatan pembelajaran dengan memberikan pengantar sesuai
materi pembelajaran. Lebih baik lagi jika dilengkapi dengan kegiatan
pembuka yang menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu peserta
didik.
7. Kembangkan ide-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk
di dalamnya menemukan kegiatan alternatif apabila kondisi yang terjadi
kurang sesuai dengan perencanaan.
8. Pilihlah beragam metode pembelajaran yang akan dikembangkan.
9. Kembangkanlah keterampilan berikut ini:
a. pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAIKEM),
8

b. keterampilan bertanya yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat


tinggi,
c. keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, dan
d. keterampilan mengelola kelas.
10. Gunakanlah media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan
sekolah
D. Buku Siswa
Buku siswa merupakan buku yang berisikan penjabaran usaha minimal
yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
(kemendikbud, 2014).
Buku siswa dipergunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk
memudahkan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Buku ini juga
digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran
(activities based learning) di mana isinya dirancang dan dilengkapi dengan
contoh-contoh lembar kegiatan agar peserta didik dapat mempelajari sesuatu yang
relevan dengan kehidupan yang dialaminya.
Buku Siswa diarahkan agar peserta didik lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
berdiskusi serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik antarteman
maupun dengan gurunya. Guru dapat mengembangkan atau memperkaya materi
dan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
(Kemendikbud, 2014: 41)
Menurut Kemendikbud (2014: 41) fungsi buku siswa lebih rinci adalah
sebagai berikut:
1. Panduan bagi Siswa dalam Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
Untuk berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dibuat ikon-ikon
yang melambangkannya. Misalnya, ayo amati, ayo kita lakukan, ayo tebak,
ayo pikirkan dan ayo kita latihan.
9

2. Lembar Kerja Siswa


Buku Siswa dapat berfungsi sebagai lembar kerja siswa, misalnya pada Buku
Siswa terdapat kegiatan ayo kita lakuakan maka siswa dapat mengerjakan
langsung pada Buku Siswa.
3. Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat
mengenal siswa lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa
yang telah dirancang sedemikian rupa dalam setiap pembelajaran. Guru dapat
melihat perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa sesuai
dengan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan.
4. Refleksi Diri Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Sebagai alat/instrumen pembantu bagi siswa dalam melakukan kegiatan
refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran harian dan sebagai renungan atas
kebesaran tuhan yang maha esa.

E. Peran Bahan Ajar sesuai Kurikulum 2013

Perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 terdapat pada proses


pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
dengan sifat pembelajaran yang kontekstual dan peserta didik mencari tahu,
pendekatan dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik,penilaian berbasis proses dan out put, dan menggunakan penilaian
autentik. Pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013 berbasis saintifik pada
dasarnya terdiri atas lima langkah pembelajaran, yaitu: mengamati, bertanya,
menalar/ mengasosiasikan, mencoba/mengumpulkan informasi, dan
mengomunikasikan. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru perlu menentukan
bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan
siswa untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan
segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis untuk membantu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau
10

suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Sedangkan Peranan bahan ajar
menurut Iskandar Wassid dan Dadang Sunendar, meliputi:
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inisiatif mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang
disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan
bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
d. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk
memotivasi peserta didik.
e. Menjadi penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.
f. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remidial yang serasi dan tepat
guna
Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai :
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Pada Kurikulum 2013 dinyatakan bahwa untuk jenjang SMP dan SMA
atau yang sederajat pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran pada pendekatan ini menyentuh
tiga ranah belajar, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menyentuh transformasi
substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa, mengapa dan bagaimana.”
Ranah keterampilan menyentuh transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik mampu mengimplementasi “tahu apa, bagaimana dan bagaimana”.
Ranah pengetahuan menyentuh transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik “tahu apa, mengapa dan bagaimana.” Hasil akhirnya adalah
11

diharapkan peserta didik mampu melakukan peningkatan dan keseimbangan untuk


menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills ) yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas dalam upaya


pewujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input
(siswa) yang akan diproses/dibentuk kompetensinya, instrumental input (terdiri dari
tujuan, materi berupa bahan ajar, media dan perangkat evaluasi) yang berfungsi sebagai
perangkat yang akan memproses pembentukan kompetensi, serta perangkat lingkungan
(environmental input), seperti lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang
turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi.
Bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan demikian menempati
posisi penting dalam proses pembelajaran, hal tersebut karena bahan ajar merupakan
materi yang akan disampaikan/disajikan. Tanpa bahan ajar mustahil pembelajaran akan
terwujud. Tepat tidaknya, sesuai tidaknya bahan ajar dengan tujuan dan kompetensi yang
diharapkan akan menentukan tercapai tidaknya tidaknya tujuan kompetensi pembelajaran
yang diharapkan. Berdasarkan uraian tersebut, bahan ajar merupakan inti dari kurikulum
yang berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Secara lebih
rinci, peran bahan ajar bagi guru, siswa dan pihak terkait:
a. Peran bahan pembelajaran bagi guru
1. Wawasan bagi guru untuk pemahaman substansi secara komprehensif
2. Sebagai bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
3. Mempermudah guru dalam mengorganisasikan pembelajaran di kelas
4. Mempermudah guru dalam penentuan metoda pembelajaran yang tepat serta
sesuai kebutuhan siswa
5. Merupakan media pembelajaran
6. Mempermudah guru dalam merencanakan penilaian pembelajaran

b. Peran bahan pembelajaran bagi siswa


1. Sebagai pegangan siswa dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai
kompetensi yang dicanangkan.
2. Sebagai informasi atau pemberi wawasan secara mandiri di luar yang
disampaikan oleh guru di kelas.
12

3. Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan dengan materi
yang harus dikuasai.
4. Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi tertentu.
5. Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara mandiri.

c. Peran pembelajaran bagi pihak terkait


1. Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan
pembelajaran yang dibutuhkan guru dan murid di sekolah.
2. Dapat meberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar
bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap
lingkungannya.
3. Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran
lainnya yang mendukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh
siswa.
4. Sebagai alat pemberian reward (penghargaan) terhadap guru yang secara kreatif
menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran
Ayat Suci Al-quran yang berkaitan dengan teori
Allah berfirman dalam surat An-Nahl : 43,
Artinya : “dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami
beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
Pertanyaan merupakan indikasi sikap kritis yang muncul dari proses mendengar
atau berpikir. Dengan memberi kesempatan siswa bertanya atau menjawab pertanyaan
guru menumbuhkan suasana pembelajaran yang akrab dan menyenangkan. Dalam
mengajukan pertanyaan diperhatikan kualitas pertanyaan. Pertanyaan yang berkualitas
akan menghasilkan jawaban yang berkualitas.
Sesuai dengan Surat Al-Baqarah ayat 44,
Artinya: “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-kitab
(Taurat)? Maka apakah kamu tidak berfikir?
Ayat tersebut mengandung isyarat agar manusia menggunakan nalar/fikirannya
untuk mendapatkan kebenaran. Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan
penalaran deduktif. Penalaran induktifmerupakan cara menalar dengan menarik simpulan
dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara
13

induktif lebih banyak berpijak pada hasil pengamatan inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktifmerupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-
pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus.
Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Surat yang menjelaskan tentang mencoba, salah satunya surat An-Nisa’ : 40,
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,
dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat
gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.”
Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka guru harus melakukan
merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan siswa, guru bersama siswa
mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan, memperhitungkan tempat dan waktu,
guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan siswa, guru membicarakan
masalah yang akan dijadikan eksperimen, membagi kertas kerja kepada siswa, siswa
melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, danguru mengumpulkan hasil kerja
siswa dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Mengkomunikasikan sesuai dengan surat Al-Taubah ayat 122, yang berbunyi :
ٍ ‫نكلِ ِّ ِفر َْق‬
ْْ ‫ة ِ ِّم ْن ُه‬
‫م‬ َّ ‫وا َك‬
ُ ‫آف ًة َفلَ ْوالَنَ َف َر ِم‬ ْ ‫م ْؤ ِم ُنونَلِيَن ِف ُر‬ ْ َ‫َاكان‬
ُ ‫ال‬ َ ‫َوم‬
ْ ‫ج ُع‬
‫واإِلَ ْي ِه ْملَع‬ ْ ‫دينِ َولِ ُين ِذ ُر‬
َ ‫وا َق ْو َم ُه ْم ِإ َذا َر‬ ْ ‫ةلِِّيَ َْت َف َّق ُه‬
ِِّ ‫وافِيال‬ ْْ ‫ون ل َّ ُه‬
ٌ ‫مََطَآئِ َف‬ َْ ‫َح َذ ُر‬
ْ ‫ي‬
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya.

F. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik berdasarkan
langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan ajar yang
bermanfaat. Penatar sering kali mengabaikan prosedur pengembangan bahan ajar
yang sistematik ini karena berasumsi, jika sudah dibuat dengan baik sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, maka bahan ajar dapat digunakan dengan efektif
dalam proses pembelajaran. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan penatar
sebelum sampai pada kesimpulan bahwa bahan ajar sudah dikembangkan dengan
14

baik, serta bahan ajar yang digunakan memang baik. Paling tidak ada lima
langkah utama dalam prosedur pengembangan bahan ajar yang baik, sebagai
berikut:
1. Analisis
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta diklat, dengan
perilaku awal dan karakteristik yang dimiliki. Perilaku awal berkenaan dengan
penguasaan dan kemampuan bidang ilmu atau mata tataran yang sudah dimiliki
peserta. Seberapa jauh peserta sudah menguasai mata tataran itu. Sementara itu
karakteristik awal memberikan informasi tentang ciri-ciri peserta. Jika informasi
tentang peserta sudah diketahui, maka inplikasi terhadap rancangan bahan ajar
dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan. Pengenalan yang
baik terhadap perilaku awal dan karakteristik awal peserta sangat diperlukan
untuk menentukan kebutuhan peserta dan kemudian merancang bahan ajar yang
bermanfaat bagi peserta.

2. Perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis,
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, akan diperoleh peta atau diagram
tentang kompetensi yang akan dicapai peserta baik kompetensi umum maupun
kompetensi khusus. Kompetensi umum dan kompetensi khusus, jika
dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan
pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Adapun kaidah yang
berlaku, antara lain dengan melengkapi komponen tujuan pembelajaran yaitu
Audience, Behavior, Condition, Degree.
1) Pemilihan topik mata tataran
Jika tujuan pembelajaran sudah ditetapkan dan analisis sudah dilakukan,
maka peserta sudah mempunyai gambaran tentang kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta melalui proses belajar. Dengan demikian petatar juga
dapat segera menetapkan topik mata tataran dan isinya. Apa saja topik,
tema isu yang tepat untuk disajikan dalam bahan ajar, sehingga peserta
15

dapat belajar dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Apa saja
teori, prinsip atau prosedur yang perlu didiskusikan dalan bahan ajar.
Acuan utama pemilihan topik mata tataran adalah silabus dan analisis
instruksional yang telah penatar miliki. Selanjutnya penatar juga dapat
menggunakan berbagai buku dan sumber belajar serta melakukan
penelusuran pustaka, yaitu mengkaji buku-buku tentang mata tataran
termasuk encyclopedia atau majalah yang ada di perpustakaan atau buk.
2) Pemilihan media dan sumber
Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah penatar
memiliki analisis instruksional dan mengetahui tujuan pembelajaran.
Penatar diharapkan tidak memilih media hanya karena media tersebut
tersedia bagi penatar, disamping itu penetar diharapkan juga tidak
langsung terbujuk oleh kesediaan beragam media canggih yang sudah
semakin pesat berkembang saat ini seperti komputer. Yang perlu diingat,
media yang dipilih adalah untuk digunakan oleh peserta dalah proses
belajar. Jadi pilihlah media yang dibutuhkan untuk menyampaikan topik
mata tataran, yang memudahkan peserta belajar, serta yang menarik dan
disukai peserta. Kata kuncinya adalah: Media yang dapat membelajarkan
peserta. Media itulah yang perlu dipertimbangkan untuk dipilih
3) Pemilihan strategi pembelajaran

Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahap ketika merancang


aktivitas belajar. Dalam merancang urutan penyajian harus berhubungan
dengan penentuan tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang
harus disajikan dalam topik mata tataran. Hal ini tidaklah terlalu sulit jika
sudah memiliki peta konsep dari apa yang ingin dibelajarkan. Jika sudah
mengetahuinya maka bagaimana materi itu disajikan, secara umum dapat
dikatakan bagaimana struktuk bahan ajarnya. Berbagai urutan penyajian
dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian atau kronologis, berdasarkan
lokasi, berdasarkan sebab akibat dan lain sebagainya.

3. Pengembangan
16

Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan untuk


mengembangkan bahan ajar dengan baik. Beberapa saran yang dapat membantu
untuk memulai pengembangan bahan ajar:
a) Tulislah apa dapat ditulis, mungkin berbentuk LKS, bagian dari
penyususnan buku atau panduan praktik,
b) Jangan merasa bahwa bahan ajar harus ditulis secara berurutan,
c) Tulis atau kembangkan bahan ajar untuk peserta yang telah dikenal,
d) Ingat bahan ajar yang dikembangkan harus dapat memeberikan
pengalaman belajar kepada peserta,
e) Ragam media, sumber belajar, aktivitas dan umpan balik merupakan
komponen penting dalam memperoleh bahan ajar yang menarik,
bermanfaat dan efektif bagi peserta,
f) Ragam contoh, alat bantu belajar, ilustrasi serta pengemasan bahan ajar
juga berperan dalam membuat bahan ajar,
g) Gaya penulisan untuk bagian tekstual, naratif, explanatory, deskriptif,
argumentatif dan perintah sangat penting agar peserta dapat memahami
maksud penatar.

4. Evaluasi dan Revisi


Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi dari
berbagai pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini hendaknya
dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar dan menjadikan bahan
ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan untuk melihat efektifitas bahan
ajar yang dikembangkan. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memang dapat
digunakan untuk belajar dimengerti, dapat dibaca dengan baik dan dapat
membelajarkan peserta. Di samping itu evaluasi diperlukan untuk memperbaiki
bahan ajar sehingga menjadi bahan ajar yang baik. Secara umum ada 4 cara untuk
mengevaluasi bahan ajar yaitu:
a. Telaah oleh ahli materi (lebih ditekankan pada validitas keilmuan serta
ketepatan cakupan)
17

b. Uji coba satu-satu (Salah seorang peserta mengkaji bahan ajar, kemudian
diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan, bahasa,
ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
c. Uji coba kelompok kecil (Satu kelompok kecil mengkaji bahan ajar,
kemudian diminta untuk memberikan komentar tentang keterbacaan,
bahasa, ilustrasi, perwjahan dan tingkat kesukaran)
d. Uji coba lapangan ( Untuk memperoleh informasi apakah bahan ajar dapat
mencapai tujuan?. Apakah bahan ajar dianggap memadai dan seterusnya.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan maka perbaikan bahan ajar yang
mungkin dilakukan antara lain:
1. menghilangkan bagian-bagian yang dianggap tidak perlu,
2. memperluas penkelasan dan uraian atas suatu konsep atau topik yang
dianggap masih kurang,
3. menambah latihan dan contoh-contoh yang dianggap perlu,
4. memilah bahan ajar menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dicerna
peserta,
5. memeperbaiki kalimat, istilah, serta bahasa yang digunakan untuk
meningkatkan keterbacaan,
6. menambah analogi, ilustrasi dan contoh kasus yang dianggap lebih efektif.
7. menambah penggunaan media lain yang dianggap dapat memperjelas dan
membantu peserta belajar.
Perlu diingat bahwa pada komponen yang satu harus diikuti oleh perbaikan dan
penyesuaian pada komponen bahan ajar yang lain, sehingga diperoleh bahan ajar
yang utuh dan terpadu.

G. Implementasi Bahan Ajar sesuai Kurikulum 2013


Lahirnya Kurikulum 2013 tidak terlepas dari kenyataan bahwa mutu
pendidikan di Indonesia masih relative rendah dibanding beberapa negara lain
yang menjadi patok mutu (benchmark). Hasil penelitian yang dilakukan secara
internasional menunjukan hal tersebut. PIRLS (Progress in International Reading
Literacy Study) yang mengkaji (2006) tenang kemampuan baca siswa Sekolah
18

Dasar, menunjukan bahwa Indonesia berada dibawah pada urutan kelima dari
bawah, diatas Qatar,Kuwait, Maroko dan Afrika Utara, ini menunjukan bahwa
dilingkungan ASEAN saja Indonesia tertinggal. PISA (Programme for
International Student Assessment) melakukan penelitian secara berkala untuk
siswa SMP dan SMA dalam reading literacy, mathematics literacy, dan scientific
literacy, dalam ketiga hal tersebut Indonesia berada dalam kelompok Bawah,
demikian juga penelitian yang dilakukan TIMMS (Trends in International
Matematics and Science Study) menunjukan hal yang sama bahwa siswa
Indonesia menduduki posisi bawah, bahkan secara relatif menunjukan penurunan.
Kondisi ini jelas menimbulkan keprihatinan dan sekaligus dorongan untuk
terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai kebijakan, baik
terkait dengan sarana prasarana, Tenaga Pendidikan, maupun Kurikulum yang
belakangan ini menjadi trend pendidikan persekolahan di Indonesia, dan
Kurikulum 2013 pada dasarnya merupakan upaya untuk memperbaiki proses
pendidikan/pembelajaran pada jalur pendidikan formal atau sekolah.namun
demikian implementasinya jelas tidak sederhana, banyak hal yang harus dicermati
dan dipersiapkan, yang apabila tidak dilakukan maka kurikulum 2013 hanya akan
menjadi teks tanpa dampak signifikan bagi peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi
mengamati, (Observing) menanya (Questioning), menalar (Associating), mencoba
(Experimenting) membentuk jejaring (Networking) untuk semua mata pelajaran.
Dengan demikian Implementasi Kurikulum 2013 disekolah SMA/SMK yang
benar-benar murni menggunakan Kurikulum 2013 hanya 3 Mata Pelajaran yaitu
Matematika, Sejarah Indonesia dan Bahasa Indonesia. Selain ke 3 Mata Pelajaran
tersebut sekolah MASIH TETAP menggunakan KTSP namun dengan Pendekatan
Ilmiah (Scientific Approach) dan Integrasi Ke-3 Ranah.
Jadi yang perlu serius digarap oleh sekolah sekarang ini baik yang menjadi
sekolah sasaran atau tidak, adalah mengubah paradigma guru untuk mengadopsi
19

model pembelajaran menuju kearah penguatan sikap, ketrapilan dan pengetahuan


yang terintegrasi dengan Scientific Approach terhadap mata pelajaran masing.-
masing dengan mulai melakukan perubahan pada Silabus dan RPP yang ada di
KTSP serta mengimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
Khusus untuk SMK, salah satu acuan baku yang bisa dipakai pegangan
dalam Implementasi Kurikulum 2013 adalah Permendikbud 70/2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MA Kejuruan. Pada Permen ini
tertuang mata pelajaran dari Kelompok A, B dan C (C1). Masalah mulai timbul,
karena beberapa sekolah sudah harus menyusul Jadwal Pelajaran 1 Tahun,
sedangkan Kelomok C2 dan C3 belum ada tertulis matapelajaran apa yang harus
diajarkan. Untuk diketahui Kelompok C (Peminatan) berisi C1 (Kelompok Mata
Pelajaran Dasar Bidang Keahlian), C2 (Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program
Keahlian) dan C3 (Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian). Khusus Kelompok
C2 dan C3 akan ditetapkan oleh Direjn Pendidikan Menengah.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menjadi solusi
dalam menyikapi belum keluarnya ketetapan untuk C2 dan C3, dari hasil diklat
Implementasi Kurikulum 2013, beberapa inovasi diberikan oleh narasumber
diantaranya, pertama sepanjang C2 dan C3 belum ditetapkan maka sekolah dapat
mengisinya dengan menggunakan matapelajaran produktif dari KTSP, dan yang
kedua adalah memberikan draft struktur yang memang belum ditetapkan untuk
dapat digunakan sebagai acuan penyusunan. Kedua solusi itu bagus untuk
mempercepat penyusunan jadwal namun mubasir dan melelahkan (terutama
perdebatan yang timbul saat penyusunan di tingkat sekolah). Contohnya untuk
solusi kedua, dimana dinamikan yang timbul dari penentuan C2, sekarang ini
telah ada penambahan mata pelajaran Simulasi Digital 3 jam/minggu untuk klas
X, sehingga draft yang ada juga tidak bisa digunakan secara pasti sebelum
ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Menengah.
Alternatif yang terbaik adalah menuggu ketetapan yang akan dikeluarkan,
karena proses penyusunan sampai dengan silabus telah dilaksanakan di P4TK dan
sekarang ini tinggal finalisasi di Direktorat PSMK. Sedangkan untuk menyiasati
penyusunan jadwal, maka C3 tidak perlu dibuat dulu, karena matapelajaran ini
20

akan diajarkan Kelas XI, sedangkan C2 dari 48 Jam yang diamanatkan, 30 jam
telah ada ditetapkan mapelnya sesuai dengan Pemendikbud 70/2013, tinggal 18
jam yang belum, dimana dengan menggunakan sistem blok 18 jam ini mungkin
bisa diletakan di semester genap (semester 2). Untuk materi selain 3 mapel
(bahasa indonesia, sejarah indonesia dan metematika), materinya belum disusun
dan ditetapkan oleh kemendikbud, maka materi masih menggunakan KTSP
dengan perubahan paradigma pada model pembelajarannya yaitu Integrasi 3 ranah
dan Scientific Approach.
Prinsip pengembangan bahan ajar menurut Imas (2014: 141-155)adalah
sebagai berikut;
1. Sesuai tahapan saintifik
Kemendikbud (2013)memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran mencakup komponen: mengamati, menanya,
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Komponen
tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi
bukanlah sebuah siklus pembelajaran
2. KD dari KI 1, 2, 3, dan 4 diintegrasikan pada satu unit
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi inti merupakan
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan:
a. sikap keagamaan (kompetensi inti 1)
b. sikap sosial (kompetensi inti 2)
c. pengetahuan (kompetensi inti 3)
d. penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4)
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan (KI 1) dan sosial
(KI 2) dikembangkan secara tidak langsung yaitu pada peserta didik belajar
21

tentang pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). Keempat


kelompok ini menjadi acuan dari KD dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Oleh karena itu, maka sebuah bahan ajar
disusun dengan KD dari KI 1, 2, 3, dan 4 diintegrasikan pada satu unit.
3. Gambar, Perkataan, Kutipan Menumbuhkan Sikap Positif, Tidak Bias Suara
Pada setiap bahan ajar akan lebih baik menambahkan beberapa kreasi yang
dapat mencuri perhatian siswa dalam menyampaikan materi yang akan
disampaikan. Kreasi bisa berupa gambar yang membuat siswa bisa berpikir dan
menelaah. Selain itu, perkataan atau kutipan yang memiliki korelasi yang jelas
dengan tema yang sedang dibahas.
4. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu Siswa dan Keaktifan Siswa (Menemukan)
Bahan ajar harus mampu memunculkan rasa ingin tahu siswa.
Surat Al-Mujadalah ayat 11:
............‫يَ ْرفَعِ هللاُ الَّذِينَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجات‬
Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
a. Menghadirkan pertanyaan-pertanyaan yang memancing daya imajinasi
b. Menunjukkan bahwa pengetahuan itu menarik dan penting
5. Keseimbangan Tugas Individu dan Kelompok
Pemberian tugas dipandang penting karena content materi pembelajaran
yang cukup banyak, tugas sebagai salah satu cara untuk memupuk tanggung
jawab, harga diri dan disiplin belajar siswa. Pemberian tugas secara individu dan
kelompok harus seimbang karena bisa membiasakan siswa saling bertanggung
jawab dengan kewajiban mereka serta mengajarkan siswa untuk bisa saling
bertukar pendapat, saling belajar dan berinteraksi satu sama lain.
6. Bahan ajar haruslah memiliki kecukupan materi untuk memahami dan
melakukan KD, kemudian juga harus bisa melibatkan orangtua, jejaring untuk
menambah pemahaman anak-anak
7. Reflektif dengan adanya penilaian diri
22

8. Rencana aksi
Rencana aksi ini untuk mengaplikasikan apa yang telah didapat di kelas
dengan materi yang telah disampaikan, dan kemudian dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan dan sikap, baik di lingkungan sekolah atau di lingkungan masyarakat.

Implementasi kurikulum 2013 dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman


guru yang disediakan oleh Pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan terhadap
kualitas isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan guru dalam
keterampilan melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses serta hasil
belajar peserta didik. Pada bulan Juli 2013 yaitu pada awal implementasi
Kurikulum 2013 buku sudah dimiliki oleh setiap peserta didik dan guru.
Ketersediaan buku adalah untuk meringankan beban orangtua karena orangtua
tidak perlu membeli buku baru. (Dokumen Kurikulum 2013: Kemdikbud 2012).
Dalam pembelajaran IPA SMA. Materi disajikan terpadu, tidak dipisah
dalam fisika, kimia, biologi. Biologi sebagai platform, dipergunakan untuk
menjelaskan bidang ilmu lain. Merujuk pada standar internasional (PISA,
TIMSS) baik keluasan maupun kedalaman, sehingga IPA juga mencakup Ilmu
Bumi dan Antariksa. Pembahasan berdasarkan prinsip-prinsip dasar kehidupan di
alam semesta [interaksi, energi, transformasi, dll]. Menghindari perhitungan
[dengan rumus], menekankan penguasaan konsep dan percobaan.
Surat Shod ayat 29:
}29{ ‫ب‬ِ ‫اركٌ ِليَدَّب َُّروا َءايَاتِ ِه َو ِليَتَذَ َّك َر أ ُ ْولُوا اْأل َ ْلبَا‬
َ َ‫ِكتَابٌ أَنزَ ْلنَاهُ إِلَيْكَ ُمب‬
Artinya :”ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
23

BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis Keterkaitan KI, KD, Materi, Model/ Strategi Pembelajaran, Integrasi Karakter, dan Penilaian

Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
24

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan 1. Peserta didik mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan baerbagai hal yang

yang menciptakan dan mengatur terkandung di alam semesta.

alam jagad raya melalui 2. Peserta didik menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan menganalsis prinsip
pengamatan fenomena alam fisis suhu, kalor dan perpindahan kalor.
dan pengukurannya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 1. Peserta didik dapat menunjukkan rasa ingin tahu dalam eksperimen dan diskusi

(memiliki rasa ingin tahu; 2. Peserta didik menunjukkan prilaku disiplin dalam eksperimen dan diskusi
objektif; jujur; teliti; cermat;

tekun; hatihati; bertanggung

jawab; terbuka; kritis; kreatif;


25

inovatif dan peduli lingkungan)

dalam aktivitas sehari-hari.

2.2 Menghargai kerja individu dan 1. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan kelompok

kelompok dalam aktivitas sehari- 2. Peserta didik dapat bekerjasama dalam kelompok
hari sebagai wujud implementasi

melaksanakan percobaan dan

melaporkan hasil percobaan.

1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda


3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan
2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda (pemuaian)
perpindahan kalor pada
3. Menganalisis azaz Black serta perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
kehidupan sehari-hari.

4.8 Merencanakan dan 1. Peserta didik dapat melakukan percobaan suhu dan kalor

melaksanakan percobaan untuk 2. Peserta didik dapat menyajikan data hasil percobaan dalam sebuah laporan
26

menyelidiki karakteristik termal

suatu bahan, terutama kapasitas

dan konduktivitas kalor.

Matriks Keterkaitan capaian Pembelajaran, Materi, Model/Strategi Pembelajaran, Integrasi Karakter, dan Teknik Penilaian
Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik

1 Suhu, Kalor 1.1. Menyadari Mengamati  Guru meminta  Peserta didik  Tes  Essay
dan kebesaran peserta didik untuk mengamati gambar tertulis
Tuhan yang melihat dan
Perpindahan atau berita tentang  Tes  Rubrik
menciptakan mengamati gambar
Kalor beberapa kejadian unjuk penilaian
dan mengatur atau berita tentang
beberapa kejadian yang berhubungan kerja unjuk
alam jagad
raya melalui yang berhubungan dengan suhu dan kerja
pengamatan dengan suhu dan pemuaian yang ada
pemuaian yang ada pada LKS
fenomena
pada LKS.  Rubrik
27

Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik

alam fisis penilaian


dan sikap
pengukurann  Penilaia tanggun
ya n sikap g jawab,
2.1. Menunjukkan
perilaku jujur,
ilmiah disiplin,
Menanya  Guru membimbing  Peserta didk
(memiliki rasa peserta didik untuk santun
mengidentifikasi
ingin tahu; menemukan masalah dan kerja
objektif; jujur; berbagai masalah
yang terdapat pada sama
teliti; cermat; gambar atau berita yang berhubungan
tekun; hati- yang berhubungan dengan gambar atau
hati; dengan suhu dan berita yang
bertanggung pemuaian yang ada berhubungan
jawab; pada LKS. Misalnya: dengan suhu dan
terbuka; kritis; kenapa kabel listrik
melengkung ? pemuaian yang ada
kreatif;
inovatif dan  Guru memberikan pada LKS
peduli kesempatan kepada  Peserta didik
lingkungan) peserta didik untuk bertanya tentang
dalam bertanya tentang permasalahan yang
aktivitas permasalahan yang
ditemukan ditemukan
sehari-hari.
2.2. Menghargai Mengumpul  Guru meminta  Peserta didik
28

Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik

kerja individu kan peserta didik mencari informasi


dan kelompok Informasi mencari informasi untuk menjawab
dalam yang berhubungan
permasalahan yang
aktivitas dengan
permasalahan suhu ditemukan secara
sehari-hari
sebagai wujud dan pemuaian yang mandiri
implementasi diperoleh secara
mandiri.  Peserta didik
melaksanakan
percobaan dan  Guru membimbing dengan kelompok
peserta didik untuk berdiskusi
melaporkan
bekerja sama dan mengumpulkan
hasil
mengumpulkan informasi dan
percobaan.
informasi untuk mencari solusi yang
3.8 Menganalisis
menemukan solusi tepat untuk
pengaruh menyelesaikan
dari permasalahan
kalor dan Melalui LKS dan permasalahan yang
perpindahan studi pustaka. ditemukan
kalor pada  Siswa berbagi berdasarkan konsep
kehidupan pendapat dengan suhu dan pemuaian
sehari-hari teman kelompok
4.8 Merencanakan untuk menemukan
dan konsep suhu dan
melaksanakan pemuaian.
percobaan Mengasosia  Guru membimbing  Peserta didik
untuk
peserta didik untuk
29

Integrasi
Teknik Indikator
No Materi Integrasi KI/KD Pendekatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Penilaian Instrumen
Saintifik

menyelidiki si membuat laporan membuat laporan


karakteristik tentang suhu dan kelompok
termal suatu pemuaian secara berdasarkan hasil
bahan, kelompok
terutama diskusi dan
berdasarkan hasil
kapasitas dan diskusi dan penyelidikan yang
konduktivitas penyelidikan telah dilakukan
kalor
Mengkomu  Guru meminta salah  Peserta didik
nikasikan satu kelompok mempresentasikan
untuk hasil diskusi dan
mempresentasikan penyelidikan di
hasil diskusi dan depan kelas
hasil penyelidikan
di depan kelas
30

B. CONTOH RPP SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester :X /2
Materi Pokok : Suhu, kalor dan perpindahan
kalor
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,


tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah


abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
31

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam
jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan
pengukurannya

Indikator:

1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai


hal yang terkandung di alam semesta
2. Menghayati kebesaran Tuhan melalui pokok bahasan
menganalisis prinsip suhu, kalor dan perpindahan kalor

1.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif;


jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka;
kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-
hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi

Indikator :

1. Menunjukkan rasa ingin tahu dalam eksperimen dan diskusi


2. Menunjukkan prilaku disiplin dalam eksperimen dan diskusi

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari


sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan

Indikator :

1. Berkomunikasi dengan kelompok


2. Bekerjasama dalam kelompok
32

3.8 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan


sehari-hari
Indikator :

1. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda

2. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran


benda (pemuaian)

3. Menganalisis azaz Black serta perpindahan kalor secara konduksi,


konveksi dan radiasi

4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki


karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor
Indikator:
1. Melakukan percobaan suhu dan kalor
2. Menyajikan data hasil percobaan dalam sebuah laporan

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran suhu diharapkan siswa
dapat :
1. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai hal
yang terkandung di alam semesta
2. Menunjukkan kreatif, jujur, bertangung jawab dan disiplin
3. Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda
4. Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap ukuran benda
(pemuaian)
5. Menganalisis azaz Black serta perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi dan radiasi
33

6. Menghitung suhu dan kalor melalui sebuah percobaan

D. Materi Pembelajaran

 Fakta
 Semua benda memiliki suhu yang berbeda-beda
 Benda yang dipanaskan akan memuai

 Konsep
 Perubahan kalor pada suatu benda akan menyebabkan perubahan
suhu dan wujudnya
 Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
 Prinsip
 Azaz Black
 Prosedur
 Merancang alat percobaan yang memanfaatkan konsep suhu dan
kalor

E. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Model Inquiry Learning

Pendekatan Scientific

Metode - Ceramah
- Tanya jawab
- Diskusi
- Eksperimen
- Presentasi
34

F. Media, alat dan Sumber Pembelajaran


1. Media Presentasi power point

2. Alat / Bahan - Termometer


- Alat Musschenbrock
- Pembakar spritus
- Stop watch/jam tangan

3. Sumber - Djoko Nugroho. 2009. Mandiri Fisika untuk SMA


Pembelajaran Kelas X.Jakarta: Erlangga (hal 81-104)
- Dudi Indrajit. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika 1
: untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
(147 – 167)
- Marthen Kanginan. 2002. Fisika 1 untuk SMA Kelas
X. Cimahi: Erlangga ( hal 217 – 265)
- Tri Widodo. 2009. Fisika : untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional (93 – 124)

G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu
Rincian Kegiatan Waktu
Pendahuluan 10 menit
- Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
- Memberikan motivasi memberi motivasi belajar siswa secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari,

“Kamu mungkin pernah melihat sambungan rel kereta api dibuat


35

renggang atau bingkai kaca lebih besar daripada kacanya, mengapa hal ini
dilakukan?”

- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan


sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
“Masih ingatkah kamu tentang suhu atau termometer dan kalor
yang telah kamu pelajari di bangku SMP? Apakah nama alat ukur
suhu ?"
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
uraian kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
Kegiatan inti 110
Mengamati menit
- Menuntun siswa menyimak peragaan tentang simulasi pemuaian
pada rel kereta api

Menanya
- Mengarahkan siswa menanyakan pengaruh kalor terhadap perubahan
ukuran benda (pemuaian)
Mencoba
- Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil (3 – 4 orang)
- Membimbing masing-masing kelompok melakukan percobaan
menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan ukuran benda
(pemuaian)

Menalar
Memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengolah
data hasil eksperimen tentang pengaruh kalor terhadap perubahan
ukuran benda (pemuaian)
Mengkomunikasikan
- Membuat laporan hasil eksperimen
- Mengkomunikasikan hasil percobaan dalam kegiatan diskusi kelas
36

Penutup 15 menit
- Bersama siswa menyimpulkan bagaimana pengaruh kalor terhadap
perubahan ukuran benda (pemuaian)
- Memberikan evaluasi mencakup materi yang telah dipelajari
- Memberikan tugas terkait dengan materi yang telah dipelajari
- Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya

2. Pertemuan kedua

Rincian Kegiatan Waktu

Pendahuluan

 Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti 15 menit


proses pembelajaran tentang materi perpindahan kalor
 Meminta siswa berbaris di depan kelas dan masuk ke dalam
kelas secara teratur sambil memberi salam
 Meminta ketua kelas memimpin doa sebelum pembelajaran di
mulai
 Mengecek kehadiran siswa
 Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari,
dengan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
 Kalian pasti sering melihat kulkas dirumah, kenapa freezer
kulkas selalu terletak di atas?
 Pernahkah kamu melihat AC di pasang orang di bawah (dekat
dengan lantai)?
 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
 Jika benda panas disentuhkan dengan benda yang dingin apa
yang akan terjadi?
37

 Apa yang dimaksud dengan kalor?


 Kalor berpindah dari suhu yang bagaimana?
 Menjelaskan tujuan pembelajaran tentang materi perpindahan
kalor
 Setelah kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan diharapkan siswa dapat
membedakan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi,
dan radiasi melalui percobaan yang berkaitan dalam
kehidupan sehari-hari
 Menyampaikan cakupan materi perpindahan kalor dan penjelasan
uraian kegiatan pembelajaran sesuai silabus
Kegiatan Inti

Mengamati 105menit

 Memintasiswa mengamati demonstrasi


- Sendok teh dimasukkan dalam gelas berisi teh panas, apa yang
kamu rasakan bila memegang gagang sendok
- Saat kamu merebus air dalam panci, bagaimana gerakan air
(gelembung-gelembung) jika mulai mendidih?
- Sepeda motor diparkir di tempat terbuka pada siang hari yang
panas. Saat menyentuh jok apa yang kamu rasakan?
 Meminta siswa membacahandouttentang perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi dan radiasi secara berkelompok
 Membagi siswa dalambeberapakelompokkecil, masing-masing
kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Menanya
 Membimbing kelompok untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang perbedaan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi
dan radiasi dari pengamatan demonstrasi.
Mencoba
 Meminta siswa untuk melakukan percobaan tentang perpindahan
38

kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi secara berkelompok


Menalar
 Memberi kesempatan untuk masing-masing kelompok berdiskusi
tentang perbedaan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi
dan radiasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan
kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
Mengkomunikasikan
 Memintaperwakilandarikelompokmenyampaikanhasildiskusi
tentang perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi
Penutup 15 menit

 Menuntun siswa untuk menjelaskan manfaat perpindahan kalor


secara konduksi, konveksi, dan radiaasi dalam kehidupan sehari-
hari
 Membimbing siswa menyimpulkan materi perpindahan kalor
secara konduksi, konveksi, dan radiasi
 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
pada materi perpindahan kalor
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya

3. Pertemuan ketiga

Rincian Kegiatan Waktu


Pendahuluan 10 menit
- Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran
- Memberikan motivasi memberi motivasi belajar siswa secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari terkait dengan azaz Black,

- Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang


uraian kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
39

Kegiatan inti 110


Mengamati menit
- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca teks tentang
azaz Black yang ada di buku

Menanya
- Memberikan kesempatan dan memberikan dorongan kepada seluruh
siswa untuk mengajukan pertanyaan
Mencoba
- Membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil (3 – 4 orang)
- Membimbing masing-masing kelompok melakukan percobaan

Menalar
Memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mengolah
data hasil eksperimen.
Mengkomunikasikan
- Membuat laporan hasil eksperimen
- Mengkomunikasikan hasil percobaan dalam kegiatan diskusi kelas
Penutup 15 menit
- Memberikan evaluasi mencakup materi yang telah dipelajari
- Memberikan tugas terkait dengan materi yang telah dipelajari
- Menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya

H. Penilaian

1. Penilaian sikap
a. Penilaian observasi
PENILAIAN OBSERVASI

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Peminatan : X/MIA
Materi Pokok : Suhu, kalor dan perpindahan kalor
40

Skor untuk sikap


Jumlah
No Nama Tanggung Nilai Predikat
Jujur Disiplin Toleransi skor
Jawab

Dst

Padang, 2015
Pengamat

(……………………….)

Pedoman rubrik penskoran


Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
 Bersikap jujur
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4

1 Tidak nyontek dalam mengerjakan


ujian/ulangan/tugas

2 Tidak mengambil data orang lain dalam


mengerjakan setiap tugas
41

3 Melaporkan data atau informasi apa adanya

4 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang


dimiliki

Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

 Disiplin
Melakukan
No Sikap yang diamati
Ya Tidak
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
4 Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
Jumlah

Petunjuk Penskoran :
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
 Tanggung jawab
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik
2 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat
3 Mengembalikanbarang yang dipinjam
42

4 Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan


Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran:
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
 Toleransi
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati pendapat teman
2 Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
3 Menerima kekurangan orang lain
4 Mememaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Sesuai Permendikbud No 104 Tahun 2013 peserta didik memperoleh


nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33
43

b. Penilaian diri

LEMBAR PENILAIAN DIRI

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Peminatan : X/MIA
Materi Pokok : Perpindahan Kalor
Bacalah baik – baik setiap penyataan dan berilah tanda (√) pada kolom
yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya !
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya mampu membedakan konsep perpindahan kalor secara
konduksi, konveksi, dan radiasi
2 Dalam melakukan percobaan , saya merangkai alat dan bahan
sesuai penuntun praktikum
3 Sayabertanggungjawabdalamkegitanpembelajaran
4 Sayabertoleransiterhadaptemandalammelakukandalam
melakukan percobaan dan diskusikelompok
5 Saya memahami konsep perpindahan kalor dengan baik
6 Sayajujurdalammemberikan data hasilpercobaan
7 Sayamenghargaipendapattemandalamberdiskusidanpresentasi

Padang, 2015
Pengamat

(……………………….)

Rekapitulasi hasil penilaian diri


Skor untuk pernyataan nomor Jumlah Nilai
No Nama Predikat
1 2 3 4 5 6 7 Dst skor sikap
1
2
3
Dst
44

Total skor perolehan


Nilai = x 100
7

c. Penilaian teman sejawat

LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT


Mata Pelajaran : Fisika
Nama peserta didik yang di amati :
Kelas :X
Waktu pengamatan :
Muncul /
No Perilaku / Sikap dilakukan
Ya Tidak
1 Menghargai pendapat teman
2 Mau menerima pendapat teman
3 Memberi kesempatan teman yang lain untuk bertanya
4 Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
5 Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status
sosial, suku dan agama
6 Bertanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran
Dst

Padang, 2015
Pengamat

(……………………….)
45

Rekapitulasi Penilaian Teman Sejawat


Nama Skorpernyataan No
No Siswa yang NamaPengamat Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7
diamati

Dst

Total skor perolehan


Nilai = 6
x 100

d. Penilaian harian pendidik

LEMBAR PENILAIAN JURNAL HARIAN PENDIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Peminatan : X/MIA
Materi Pokok : Perpindahan Kalor

No Hari / Tanggal Nama Peserta Kejadian (Positif Tindak lanjut


Didik atau negatif)
1
2

Penilaian akhir sikap


( N  N DIRI  N AT  N JUR )
N RSIKAP  OB
4
46

2. Penilaian pengetahuan
a. Essay
No Soal Kunci Jawaban Bobot
1 Perhatikan gambar berikut! Terjadinya perpindahan panas secara 5
konduksi.
Ujung yang dipanaskan menyebabkan
energi kinetik partikel-partikelnya
menjadi lebih besar, sehingga energi
kinetik itu diberikan pada partikel-
partikel di sebelahnya melalui
Ujung sendok yang dipegang lama
tumbukan. Oleh karena itu, partikel
kelamaan akan terasa panas.
menjadi bergetar dan energi kinetiknya
Mengapa hal ini bisa terjadi?
bertambah besar pula. Energi kinetik
Jelaskan!
yang besar itu diberikan kepada partikel-
partikeldi sebelahnya, demikian
seterusnya.
2 Jelaskan faktor-faktor yang dapat Faktor-faktoryang dapat mempengaruhi 5
mempengaruhi laju konduksi kalor! laju konduksi kalor:
1. Perbedaan suhu (ΔT) diantara kedua
permukaan; makin besar perbedaan
suhu, makin cepat perpindahan kalor
2. Ketebalan dinding (d); makin tebal
dinding, makin lambat perpindahan
kalor
3. Luas permukaan (A); makin besar
luas permukaan, makin cepat
perpindahan kalor
4. Konduktivitas termal zat (k); makin
besar nilai k, makin cepat
perpindahan kalor
3 Jelaskan bagaimana terjadinya Pada malam hari, tanah lebih cepat 5
angin darat! dingin daripada laut, sehingga udara di
atas daratan lebih dingin daripada udara
di atas laut. Oleh karena itu, udara di
47

atas laut naik dan tempatnya digantikan


oleh udara di atas daratan, sehingga
terjadilah angin darat.
4 Bagaimanakah energi kalor dari Energi kalor yang dibawa dalam bentuk 5
Matahari dapat melalui atmosfer gelombang elektromagnetik dari
Bumi dan menghangatkan Bumi? matahari dapat sampai ke bumi melalui
ruang hampa tanpa zat perantara.

5 Mengapa permukaan dalam termos Karena permukaan yang mengilap 5


diberi lapisan perak mengilap? merupakan penyerap dan pemancar
kalor yang buruk. Dengan demikian air
panas yang disimpan di dalam termos
akan lebih tahan lama panasnya.
6 Tentukan berapa kecepatan aliran Diket: 20
2
kalor melalui kaca jendela dengan A = 1,5 mx 1,2 m = 1,80 m
ΔT = 20oC – 15oC = 5oC
ukuran 1,5 m x 1,2 m dan tebal 3,0
d = 3,0 mm = 3,0 x 10-3 m
mm, jika suhu pada permukaan k = 0,8 J/ (m s K)
dalam dan luar masing-masing Dit:
H = …..?
20oC dan 15oC! (koefisien
Jawab:
konduktivitas kaca 0,8 J/ (m s K) ) 𝑘 𝐴 ∆𝑇 0,8 𝑥 1,8 𝑥 5
H= 𝑑 = 3 𝑥 10−3

= 2400 J/ (m s K)
7 Udara dalam sebuah kamar bersuhu Diket:
25oC, sedangkan suhu permukaan ΔT = 25 C – 15 C = 10 C
o o o
10
A = 0,6 m2 = 6.000 cm2
jendela kaca kamar 15oC. Tentukan
h = 7,5 x 10-5 kal/(s cm2oC)
laju kalor yang diterima oleh
jendela kaca seluas 0,6 m2, jika Dit:
H = ….?
koefisien konveksi pada suhu itu
Jawab:
7,5 x 10-5 kal/(s cm2oC)! H = h A ΔT
= 7,5 x 10-5 x 6.000 x 10
= 4,5 kal/s
8 Sebuah benda memiliki permukaan Diket:
hitam sempurna, bersuhu 27oC. T = (27 + 273) K = 300 K 10
e = 1
Tentukan energi yang dipancarkan
𝜎 = 5,67 x 10-8 W m-2 K-4
48

tiap satuan waktu tiap satuan luas Dit:


permukaan benda tersebut! E = ….?

Jawab:
E = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
= 1 x 5,67 x 10-8 x 300
= 459,27 W/m2
Dua batang P dan Q dengan ukuran Diket:
9 sama tetapi terbuat dari jenis logam dP = dQ 20
TP = (90 + 273) K = 363 K
yang berbeda didekatkan, seperti
TQ = (0 + 273) K = 273 K
gambar AP = AQ = A
KP = 2 kQ
o o
90 C P Q 0C
Dit:
TPQ = …..?

Jawab:
Ujung kiri P bersuhu 90oC dan
HP = HQ
ujung kanan Q bersuhu 0oC. Jika
𝑘𝑃 𝐴 ∆𝑇𝑃 𝑘𝑃 𝐴 ∆𝑇𝑄
koefisien konduksi termal P dua =
𝑑𝑃 𝑑𝑄
kali koefisien termal Q, tentukan
suhu pada bidang batas P dan Q! 2𝑘𝑄 𝐴 (363 𝐾 − 𝑇𝑃𝑄 )
𝑑𝑄
𝑘𝑄 𝐴 (𝑇𝑃𝑄 − 273)
=
𝑑𝑄
2 (363 𝐾 − 𝑇𝑃𝑄 ) = (𝑇𝑃𝑄 − 273)
726 − 2𝑇𝑃𝑄 = 𝑇𝑃𝑄 − 273
3𝑇𝑃𝑄 = 999
𝑇𝑃𝑄 = 333 𝐾

10 Dua batang sejenis A dan B Diket: 15


panjangnya berbanding 1 : 2, kA = kB
2dA = dB
penampangnya berbanding 4 : 3.
3AA = 4AB
Bila beda suhu ujung-ujung kedua ∆𝑇𝐴𝐵 = ∆𝑇𝐵𝐴
batang sama, maka tentukanlah
Dit:
perbandingan jumlah rambatan
HA : HB = …..?
kalor tiap satuan waktu pada A dan Jawab:
49

B! HP : HQ
𝑘𝐴 𝐴𝐴 ∆𝑇𝐴𝐵 𝑘𝐵 𝐴𝐵 ∆𝑇𝐵𝐴

𝑑𝐴 𝑑𝐵
4
𝑘𝐵 3 𝐴𝐵 ∆𝑇𝐴𝐵 𝑘𝐵 𝐴𝐵 ∆𝑇𝐵𝐴

1 𝑑𝐵
2 𝑑𝐵
4 2

3 1
4:6
2:3
JUMLAH 100

Keterangan :
skor perolehan
Nilai Siswa = x 100
skor maksimum

3. Penilaian keterampilan

PENILAIAN KINERJA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Peminatan : X/MIA
Materi Pokok : Perpindahan kalor
SKOR Jml
KRITERIA
1 2 3 Skor
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Mengambil alat-alat yang sudah disiapkan untuk
percobaan perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, dan radiasi
B.TAHAP PELAKSANAAN
1. Menunjukkan bahwa logam termasuk konduktor bagi
perpindahan kalor
2. Menunjukkan perpindahan kalor secara konveksi
pada zat cair
3. Menunjukkan bahwa permukaan hitam memancarkan
radiasi lebih baik daripada permukaan mengkilat
C. TAHAP HASIL
1. Menganalisa/mengolah data percobaan
2. Pelaporandarianalisis data percobaan yang
telahdilakukan
3. Kemampuan menyimpulkan hasil percobaan sesuai
50

konsep
SKOR TOTAL
Padang, 2015
Pengamat

(……………………….)

berikan tanda (√) sesuai dengan skor yang diperoleh siswa.


Skor Maksimum Ideal : 25
Keterangan penskoran : skor perolehan
1 = Tidak Tepat Nilai Praktikum = x 100
skor maksimum
2 = Kurang Tepat
3 = Tepat
51

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan
ajar dalam suatu pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
siswa, materi pelajarannya harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dalam Kurikulum 2013 salah satu contoh bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu pemakaian buku guru dan buku siswa
2. Prosedur dalam pembuatan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum 2013
dapat dilakukan dengan cara membaca dan menganalisis KD dari berbagai KI
satu tahun, menganalisis materi yang telah disampaikan sehingga mengetahui
seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa pada bahan tersebut, dan
melakukan pemetaan dan kemudian menyusun urutan bahan ajar dengan
sistematika yang benar.
3. Implementasi kurikulum 2013 dilengkapi dengan buku siswa dan pedoman
guru yang disediakan oleh pemerintah. Strategi ini memberikan jaminan
terhadap kualitas isi/bahan ajar dan penyajian buku serta bahan bagi pelatihan
guru dalam keterampilan melakukan pembelajaran dan penilaian pada proses
serta hasil belajar peserta didik
4. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap buku siswa dan buku guru
sebagian besar sudah sesuai dengan prosedur pembuatan bahan ajar sesuai
kurikulum terbaru.

B. SARAN

Penulis mengetahui bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu


diharapkan kepada dosen pembimbing serta pembaca ikut memberikan saran
agar makalah ini lebih baik untuk selanjutnya.
52

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta.

Depdiknas, Panduan Pemgembangan Bahan Ajar, 2008, tersedia di


http://smpn1pasarkemis.files.wordpress.com diakses pada tanggal 8 Maret
2015.

Depdiknas, Pengembangan Bahan Ajar, 2009, tersedia di


http://www.scribd.com/doc diakses pada tanggal 8 September 2015.

Kemendikbud. 2013. Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013.


Surabaya : Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud 65 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian


Pendidikan. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Kemendikbud. 2013. Permendikbud 81 A Tahun 2013 Tentang Implementasi


Kurikulum 2013. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun


2014. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Kemendikbud. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun


2014. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Budaya.

Kurniawati, R. 2011. Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran


Numbered Headt Together (NHT) Untuk Meningkatkan Berpikir Logis
Siswa SMP. Karya Ilmiah, Bandung.

Wassid, Iskandar dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya

Wuryanto, Agus. Pengembangan Bahan Ajar, 2010, tersedia di


http://aguswuryanto.wordpress.com/ di akses tanggal 8 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai