Devi Biokimia PDF
Devi Biokimia PDF
DISUSUN OLEH:
HALAMAN JUDUL..............................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang.................................................................. ...1
1.2Rumusan Masalah.................................................................1
1.3Tujuan...................................................................................1
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sifat amfoter dari asam amino?
1.2.2 Bagaimana sifat asam basa asam amino?
1.2.3 Bagaimana klasifikasi dari protein?
1.2.4 Apa yang dimaksud Denaturasi dan Renaturasi?
1.3Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sifat amfoter dan sifat asam basa dari asam amino
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dan klasifikasi dari protein
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian dari Denaturasi dan Renaturasi.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Protein berasal dari bahasa Yunani yaitu “protos” yang berati yang paling
utama Protein ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838. Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen, dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural dan mekanis, seperti protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem
kekebalan sebagai antibodi, sistem kendalu dalam bentuk hormon, sebagai
komponen penyimpanan dan juga dalam transportasi hara. Sebagai saah satu
sumber gizi, protein juga berperan sebagai sumber asam amino bagi
oragnisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut.
2
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti
dalam biokimia.
Histidine Asparagine
Leucine Cysteine
Methionine Glutamine
Phenylalanine Glycine
Threonine Proline
Tryptophan Serine
Valine Tyrosine
3
Asam amino esensial bersyarat adalah kelompok asam amino non-esensial,
namun pada saat tertentu, seperti setelah latihan beban yang keras, produksi
dalam tubuh tidak secepat dan tidak sebanyak yang diperlukan sehingga harus
didapat dari makanan maupun suplemen protein.
Asam amino yang terdapat dalam protein dapat dibagi menjadi 4 golongan
berdasarkan relatif gugus R-nya:
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai
4
samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan
gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya
diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi
empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam
lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
1) Struktur Primer
Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di
tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan
yang membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan
sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.
2) Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus,
lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah
protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen
antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus
amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya
konfirasi spiral yang disebut struktur helix.
3) Struktur Tersier
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada
asam-asam amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk
struktur kompak dan padat suatu protein.
4) Struktur kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai
polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur
primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan
aktif secara biologis.
5
BAB III
PEMBAHASAN
1. Sifat Amfoter
Gugus fungsional pada asama amino, yaitu karboksil dan amina,
keduanya memengaruhi sifat keasaman asam amino. Dengan demikian,
asam amino dapat bereaksi dengan asam maupun basa sehingga dikatakan
bersifat amfoter atau amfiprotik. Sifat amfoter ini tampak pada asam
amino yang hanya mengikat satu gugus -COOH dan satu gugus -NH2.
Adapun asam amino yang mengikat lebih dari satu gugus -COOH dan
hanya satu gugus -NH2, akan lebih bersifat asam. Asam amino bersifat
amfoter, maka:
a. Jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menjadi suatu
kation.
b. Jika direaksikan dengan basa, maka asam amino akan menjadi suatu
anion.
2. Ion Zwitter
Pada asam amino, ada gugus yang dapat melepaskan ion H+ dan ada
gugus yang dapat menerima ion H+. Akibatnya, terbentuk molekul yang
memilikidua jenis muatan, yaitu muatan positif dan muatan negatif...
Gambar Dua bentuk asam amino, (1) tidak terionisasi; (2) ion zwitter.
6
3. Optis Aktif
Semua asam amino kecuali glisin, memiliki atom C asimetris atau atom C
kiral, yaitu atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda (gugus -H, -
COOH, -NH2, dan -R). Oleh karena itu, semua asam amino (kecuali
glisin) bersifat optis aktif. Artinya, senyawa tersebut dapat memutar
bidang polarisasi cahaya.
7
berperan dalam proses pemindahan electron; tripsin; katalisator
pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida.
2. Protein Pembangun, berfungsi sebagai unsure pembentuk struktur.
Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus, merupakan
selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang
struktur dinding sel; struktur membrane, merupakan protein
komponen membran sel; α-Keratin, terdapat dalam kulit, bulu ayam,
dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta; fibroin,
terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam
jaringan penyambung; elastin, terdapat pada jaringan penyambung
yang elastis (ikat sendi); mukroprotein, terdapat dalam sekresi mukosa
(lendir).
3. Protein Kontraktil, merupakan golongan protein yang berperan
dalam proses gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan
unsur filamen tak bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat dalam
rambut getar dan flagel (bulu cambuk).
4. Protein Pengangkut, mempunyai kemampuan mengikat molekul
tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui
aliran darah. Sebagai contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas gugus
senyawa heme yang mengandung besi terikat pada protein globin,
berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah vertebrata;
hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat pengangkut
oksigen dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut
asam lemak dalam darah; β-lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah; seruloplasmin, sebagai alat pengangkut ion tembaga
dalam darah.
5. Protein Hormon, termasuk protein yang aktif. Sebagai contoh
misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa, hormon
adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis kortikosteroid; hormon
pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan tulang.
8
6. Protein Bersifat Racun, beberapa protein yang bersifat racun terhadap
hewan kelas tinggi yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum,
menyebabkan keracunan bahan makanan; racun ular, suatu protein
enzim yang dapat menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang
terdapat dalam membrane sel; risin, protein racun dari beras.
7. Protein Pelindung, umumnya terdapat dalam darah vertebrata.
Sebagai contoh misalnya: antibody merupakan protein yang hanya
dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang merupakan protein
asing, dapat membentuk senyawa kompleks; fibrinogen, merupakan
sumber pembentuk fibrin dalam proses pembekuan darah; trombin,
merupakan komponen dalam mekanisme pembekuan darah.
8. Protein Cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme
dalam tubuh. Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan protein
yangterdapat dalam putih telur; kasein, merupakan protein dalam biji
jagung.
Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :
2. Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang
terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti
terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis
lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan
protein utama serat otot.
2. Protein Globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut
dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat
dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam
otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat
9
dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin
dihubungkan dengan asam nukleat.
3. Protein Konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-
asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi
protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat
dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam
fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang
terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein
dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.
Protein berkisar dalam bentuk ukuran yang kecil seperti insulin yang
hanya 51 asam amino ke yang panjang yang sangat besar seperti protein
Titin yaitu panjang 26.926 asam amino. Tidak peduli ukuran mereka,
mereka harus dilipat menjadi bentuk tertentu agar dapat berfungsi.
Kadang-kadang sesuatu yang salah dan menyebabkan protein terkuak.
Denaturasi adalah proses dimana protein kehilangan struktur terlipat dan
berhenti berfungsi. Denaturasi Protein terjadi ketika protein kehilangan
struktur kuartener, tersier, dan sekunder. Pada dasarnya, protein menjadi
membuka lipatan dan berhenti berfungsi. denaturasi Protein adalah
10
penyebab oleh beberapa stres eksternal. Penyebab utama denaturasi
protein mencakup paparan asam, basa, garam-garam anorganik, pelarut,
atau panas.
11
IV. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA