PENDAHULUAN
Globalisasi ekonomi dunia sebagai suatu fenomena pada dekade terakhir ini
tidak bisa dihindari. Kehadiran Indonesia dalam peta ekonomi dunia menuntut
kemampuan untuk berkembang sebagai suatu kekuatan ekonomi baru dari dunia
ketiga. Perkembangan ekonomi yang begitu cepat menuntut kesiapan dalam
mengikuti perkembangan ekonomi sebagai akibat dari globalisasi ekonomi dunia
tersebut.
Tabel 1
1
2 43.37 87.357 6.514 43.46
003 2.885 6.756
2
Pada bidang akuntansi internasional, perhatian terhadap usaha kecil juga
cukup besar, terbukti dengan adanya suatu discussion papertentang standard
akuntansi untuk usaha kecil dan menengah (Preliminary view on
accountingstandard for small and medium-sizedentities) yang dilakukan oleh
International Accounting StandardBoard (IASB) pada Bulan Juni 2004 (Pinasti, M,
2007). Berikutnya berkembang menjadi exposure draft pada tahun 2007. Selain itu,
perhatian pada usaha kecil juga ditunjukkan oleh AICPA terutama dalam hal
dampak penetapan suatu standar akuntansi bagi usaha kecil. Menurut Metser, 2005,
dalam Pinasti, M, 2007, AICPA mempunyai program-program untuk membantu
para akuntan dalam menyediakan jasa yang berkualitas tinggi bagi klien usaha
kecil.
3
1.2 Rumusan masalah
a. Manfaat Praktis
Studi penerapan pencatatan akuntansi telah dilakukan dengan baik,
makaakan bermanfaat untuk menelusuri lebih detail lagi dari aktifitas
yangmendatangkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan mutu layanan
yangditawarkan tersebut, dengan kata lain penelitian berharap pengelola
dapatmengelola unit usaha menjadi lebih prefesional.
b. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu
akuntansi terutama pada aspekpencatatan transaksi di industri kecil rumahan
serta meningkatkan kewirausahaan di masyarakat.
4
BAB II
KERANGKA TEORITIS
5
Seni pencatatan artinya dalam melakukan pencatatan diusahakan serapih
mungkin, dengan menggunakan bahasa yang khas dalam akuntansi dan tekhnik
tertentu sehingga menarik dan mudah dipahami oleh para pemakai sedangkan
teknik pengelompokan dan pengikhtisaran dilakukan menurut aturan yang
tercantum dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
6
2.3 Akuntansi UMKM
7
pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan-
permasalahan yang berujung kegagalan UMKM.
8
b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha.
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi menyebabkan sarana dan prasarana yang
mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung
kemajuan usaha.
2.3.3 Pelaku UMKM
9
c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
- Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
10
Menurut Sofyan Syafri Harahap, (2007 : 201) mengemukakan bahwa :
Laporan Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang
menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan.” Sedangkan menurut Michell Suherli, (2006 :
10) mengemukakan bahwa :
“Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.” Dari beberapa pendapat para ahli dan pakar akuntansi di
atas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan
informasi yang berkaitan tentang posisi atau keadaan keuangan perusahaan pada
periode tertentu yang nantinya akan dipakai oleh pemakainya dalam hal
pengambilan keputusan.
11
misalnya pihak otoritas berwenang merasa ketentuan pelaporan dengan
menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya ataupun terlalu rumit untuk entitas
yang mereka awasi.
SAK ETAP pada dasarnya merupakan turunan dari PSAK. Bahkan
sebenarnya SAK ETAP merupakan bentuk penyederhanaan dari PSAK. SAK
ETAP memberikan banyak kemudahan bagi perusahaan dibandingkan dengan
PSAK yang memiliki ketentuan pelaporan yang lebih kompleks.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data Primer
Data primer yang didapat dari Rumah Makan “AYAM BAKAR
MAS JA” adalah berupa sejarah singkat dari awal mulanya berdiri pada
tahun 2011 sampai sekarang. Dalam waktu 5 tahun rumah makan tersebut
sudah membuka cabang sebanyak 3 tempat diantaranya di Kampung
Makasar Barat, Kampung Pisang dan yang terakhir di Jerbus.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang didapat dari Rumah Makan “AYAM BAKAR
MAS JA” adalah pencatatan transaksi keuangan hanya menggunakan
penulisan transaksi saja.
13
3.3 Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini akan memuat data yang terkait
dengan penyajiannya dalam Laporan Keuangan, tetapi pada kasus ini
selaku pemilik usaha rumah makan AYAM BAKAR MAS JA mereka
tidak melakukan penctatan secara siklus akuntansi tetapi mereka hanya
menulis transaksinya saja.
b. Metode Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang ingin
diketahui oleh peneliti yang tidak didapatkan dari laporan atau data yang
terkait dengan masalah yang akan diteliti, wawancara akan dilakukan
dengan memberikan pertanyaan lisan kepada subyek penelitian dalam hal
ini karyawan bagian kasir dan pemilik usaha Restoran “AYAM BAKAR
MAS JA”.
14