gasklippingpkntugasklippingpkntuga
sklippingpkntugasklippingpkntugask
lippingpkntugasklippingpkntugasklip
Tugas Klipping PKn
pingpkntugasklippingpkntugasklippi
SISTEM PEMERINTAHAN
ngpkntugasklippingpkntugasklipping
10/20/2012
ASMAWANA
pkntugasklippingpkntugasklippingpk
ntugasklippingpkntugasklippingpknt
ugasklippingpkntugasklippingpkntug
asklippingpkntugasklippingpkntugas
klippingpkntugasklippingpkntugaskli
ppingpkntugasklippingpkntugasklipp
ingpkntugasklippingpkntugasklippin
gpkntugasklippingpkntugasklippingp
kntugasklippingpkntugasklippingpkn
tugasklippingpkntugasklippingpkntu
gasklippingpkntugasklippingpkntuga
Page |2
SISTEM PEMERINTAHAN
Sistem berarti suatu keseluruhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai
hubungan fungsional.
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam mengatur
pemerintahannya.
PENGERTIAN PEMERINTAHAN
Dalam arti luas : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badab
legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suaru negara dalam mencapai tujuan negara, sedangkan dalam
arti sempit : Pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta
jajarannya dalam mencapai tujuan negara.
b. Menurut Offe
Pemerintahan adalah hasil dari tindakan administratif dalam berbagai bidang, bukan
hanya hasil dari pelaksanaan tugas pemerintah dalam melaksanakan undang-undang
melainkan hasil dari kegiatan bersama antara lembaga pemerintahan dengan klien
masing-masing.
c. Menurut Kooiman
Pemerintahan adalah proses interaksi antara berbagai aktor dalam pemerintahan dengan
kelompok sasaran atau berbagai individu masyarakat.
Ajaran POLYBIOS yanitu dikenal denagn teori siklus Polybios, yang dapat
digambarkan sbb:
Keterangan :
MONARKI adalah
bentuk pemerintahan yang pada
mulanya kekuasaannya atas
nama rakyat dengan baik dan
dipercaya tapi dalam
perkembangannya menguasa
(Raja) tidak lagi menjalankan
pemerintahan untuk kepentingan
umum tapi menindas rakyat dan
sewenang-wenang, maka bentuk
ONARKMI bergeser menjadi
TIRANI.
Dalam situasi pemerintahan TIRANI muncullah perlawanan dari kaum bangsawan dan
pemerintahan diambil alih kaum bangsawan yang memperhatikan kepentingan umum,
maka pemerintahan TIRANI bergeser menjadi ARISTOKRASI.
ARISTOKRASI yang semula memperhatikan kepentingan umum tidak lagi
menjalankan keadilan tapi hanya mementingkan diri dan kelompoknya sehingga
pemerintahan ARISTOKRASI bergeser ke OLIGARKI.
Page |4
Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi badan yang
diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan wewenang MPR.
Page |6
Ciri-ciri:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
b. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
c. Presiden berhak membubarkan DPR.
d. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
1. Presidensial
2. Parlementer
3. Komunis
4. Demokrasi liberal
5. Liberal
6. Semi Presidensial
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan
negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem
pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu
akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes
hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan
yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa
mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Page |8
Presidensial
Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui
pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:
Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat
pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak
bisa saling menjatuhkan.
Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan badan
legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada
mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,
pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa
dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang
wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini dianut oleh Amerika Serikat , Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-
negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggung jawaban kurang jelas.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.
Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam
mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu
dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil,
di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang
berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang
terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi
simbol kepala negara saja.
Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer adalah Inggris, Jepang, Belanda,
Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Komunisme
Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari Manifest
der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah
manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai
komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini)
dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang
paling berpengaruh dalam dunia politik.
Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham
kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh
dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan
kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul
beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut komunis teori dan komunis
revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan cara perjuangan yang berbeda
dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan apa yang disebutnya
sebagai masyarakat utopia.
Ide dasar
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan alat-alat
produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai
dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar (lihat: The Holy Family), namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil dengan melalui perjuangan partai. Partai
membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya
bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro.
Komunis Internasional
Maoisme
Indonesia pernah menjadi salah satu kekuatan besar komunisme dunia. Kelahiran PKI
pada tahun 1920an adalah kelanjutan fase awal dominasi komunisme di negara tersebut,
bahkan di Asia. Tokoh komunis nasional seperti Tan Malaka misalnya. Ia menjadi salah satu
tokoh yang tak bisa dilupakan dalam perjuangan di berbagai negara seperti di Cina,
Indonesia, Thailand, dan Filipina. Bukan seperti Vietnam yang mana perebutan kekuatan
komunisme menjadi perang yang luar biasa. Di Indonesia perubuhan komunisme juga terjadi
dengan insiden berdarah dan dilanjutkan dengan pembantaian yang banyak menimbulkan
korban jiwa. Dan tidak berakhir disana, para tersangka pengikut komunisme juga diganjar
eks- tapol oleh pemerintahan Orde Baru dan mendapatkan pembatasan dalam melakukan
ikhtiar hidup mereka.
keanggotaan SI, setelah disiplin partai atas usulan Haji Agus Salim disahkan oleh pusat SI.
Namun ISDV yang berganti nama menjadi PKI semakin kuat saja dan di antara pemimpin
mereka dibuang keluar Hindia Belanda. Kehancuran PKI fase awal ini bermula dengan
adanya Persetujuan Prambanan yang memutuskan akan ada pemberontakan besar-besaran di
seluruh Hindia Belanda. Tan Malaka yang tidak setuju karena komunisme di Indonesia
kurang kuat mencoba menghentikannya. Namun para tokoh PKI tidak mau menggubris
usulan itu kecuali mereka yang ada di pihak Tan Malaka. Pemberontakan itu terjadi pada
tahun 1926-1927 yang berakhir dengan kehancuran PKI dengan mudah oleh pemerintah
Hindia Belanda. Para tokoh PKI menganggap kegagalan itu karena Tan Malaka mencoba
menghentikan pemberontakan dan memengaruhi cabang PKI untuk melakukannya.
Gerakan PKI lahir pula pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia yang diawali oleh
kedatangan Muso secara misterius dari Uni Sovyet ke Negara Republik (Saat itu masih
beribu kota di Yogyakarta). Sama seperti Soekarno dan tokoh pergerakan lain, Muso
berpidato dengan lantang di Yogyakarta dengan kepercayaannya yang murni komunisme.
Disana ia juga mendidik calon-calon pemimpin PKI seperti D.N. Aidit. Musso dan
pendukungnya kemudian menuju ke Madiun. Disana ia dikabarkan mendirikan Negara
Indonesia sendiri yang berhalauan komunis. Gerakan ini didukung oleh salah satu menteri
Soekarno, Amir Syarifuddin yang tidak jelas ideologinya. Divisi Siliwangi akhirnya maju dan
mengakhiri pemberontakan Muso ini. Beberapa ilmuwan percaya bahwa ini adalah konflik
intern antarmiliter Indonesia pada waktu itu.
Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis andai saja PKI berhasil berkuasa di
Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan setelah terjadinya kudeta dan peng-
kambing hitaman komunisme sebagai dalang terjadinya insiden yang dianggap
pemberontakan pada tahun 1965 yang lebih dikenal dengan Gerakan 30 September. Hal ini
juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga Indonesia dan anggota keluarga yang
dituduh komunis meskipun belum tentu kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2
juta jiwa manusia dibunuh di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini
merupakan halaman terhitam sejarah negara Indonesia. Para tertuduh yang tertangkap
kebanyakan tidak diadili dan langsung dihukum. Setelah mereka keluar dari ruang hukuman
mereka, baik di Pulau Buru atau di penjara, mereka tetap diawasi dan dibatasi ruang geraknya
dengan penamaan Eks Tapol.
Komunisme di Indonesia
Setelah Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, politik luar negeri Indonesia cenderung lebih
condong ke Blok Timur (Blok Komunis). Mengapa seperti itu? Karena Indonesia lebih
banyak melakukan kerja sama dengan negara komunis seperti Uni Soviet, Kamboja,
Vietnam, RRC, maupun Korea Utara. Berikut ini adalah langkah-langkah politik luar negeri
Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin:
Banyak orang yang mengira komunisme 'mati' dengan bubarnya Uni Soviet di tahun
1991, yang diawali dengan keputusan Presiden Mikhail Gorbachev. Namun komunisme yang
murni belum pernah terwujud dan tak akan terwujud selama revolusi lahir dalam bentuk
sosialisme (Uni Soviet dan negara-negara komunis lainnya). Dan walaupun komunis sosialis
hampir punah, partai komunis tetap ada di seluruh dunia dan tetap aktif memperjuangkan
hak-hak buruh, pelajar dan anti-imperialisme. Komunisme secara politis dan ekonomi telah
dilakukan dalam berbagai komunitas, seperti Kepulauan Solentiname di Nikaragua.
Semi Presidensial
P a g e | 15
Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya
dari pemerintah dan agama.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini
dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan.
Pokok-pokok Liberalisme
Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme yakni:
- Kehidupan (Life)
- Kebebasan (Liberty)
- Hak Milik (Property).
Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama (Hold the Basic Equality of All Human Being)
Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda,
sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada
kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu
nilai yang mutlak dari demokrasi
Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16, sedangkan Liberalisme Modern mulai
muncul sejak abad ke-20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme Modern, Liberalisme Klasik
akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai-nilai dari
Liberalisme Klasik itu masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal-hal yang mendasar ;
hanya mengubah hal-hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (core values) tidak berubah hanya
ada tambahan-tanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu
tidak pernah berakhir.
Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki individu itu adalah kebebasan yang
mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada
keteraturan di dalam ideologi ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas- bebasnya.
Tokoh yang memengaruhi paham Liberalisme Klasik cukup banyak – baik itu dari awal
maupun sampai taraf perkembangannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pandangan yang
relevan dari tokoh-tokoh terkait mengenai Liberalisme Klasik.
P a g e | 17
Gerakan Reformasi Gereja pada awalnya hanyalah serangkaian protes kaum bangsawan dan
penguasa Jerman terhadap kekuasaan imperium Katolik Roma. Pada saat itu keberadaan agama sangat
mengekang individu.
Tidak ada kebebasan, yang ada hanyalah dogma-dogma agama serta dominasi gereja. Pada
perkembangan berikutnya, dominasi gereja dirasa sangat menyimpang dari otoritasnya semula.
Individu menjadi tidak berkembang, kerena mereka tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh
Gereja bahkan dalam mencari penemuan ilmu pengetahuan sekalipun. Kemudian timbullah kritik dari
beberapa pihak – misalnya saja kritik oleh Marthin Luther; seperti :
adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat terhadap para pemuka agama,
sehingga menyebabkan manusia menjadi tidak berkembang;
yang berdampak luas, sehingga pada puncaknya timbul sebuah reformasi gereja (1517) yang
menyulut kebebasan dari para individu yang tadinya “terkekang”.
Kedua tokoh ini berangkat dari sebuah konsep sama. Yakni sebuah konsep yang dinamakan
konsep negara alamaiah" atau yang lebih dikenal dengan konsep State of Nature. Namun dalam
perkembangannya, kedua pemikir ini memiliki pemikiran yang sama sekali bertolak belakang satu
sama lainnya. Jika ditinjau dari awal, konsepsi State of Nature yang mereka pahami itu sesungguhnya
berbeda. Hobbes (1588 – 1679) berpandangan bahwa dalam ‘’State of Nature’’, individu itu pada
dasarnya jelek (egois) – sesuai dengan fitrahnya.
Namun, manusia ingin hidup damai. Oleh karena itu mereka membentuk suatu masyarakat
baru – suatu masyarakat politik yang terkumpul untuk membuat perjanjian demi melindungi hak-
haknya dari individu lain dimana perjanjian ini memerlukan pihak ketiga (penguasa).
Berpendapat bahwa individu pada “State of Nature” adalah baik, namun karena adanya
kesenjangan akibat harta atau kekayaan, maka khawatir jika hak individu akan diambil oleh orang lain
sehingga mereka membuat perjanjian yang diserahkan oleh penguasa sebagai pihak penengah namun
harus ada syarat bagi penguasa sehingga tidak seperti “membeli kucing dalam karung”.
Sehingga, mereka memiliki bentuk akhir dari sebuah penguasa/ pihak ketiga (Negara),
dimana Hobbes berpendapat akan timbul Negara Monarkhi Absolute sedangkan Locke, Monarkhi
Konstitusional. Bertolak dari kesemua hal tersebut, kedua pemikir ini sama-sama menyumbangkan
pemikiran mereka dalam konsepsi individualisme. Inti dari terbentuknya Negara, menurut Hobbes
adalah demi kepentingan umum (masing-masing individu) meskipun baik atau tidaknya Negara itu
kedepannya tergantung pemimpin negara. Sedangkan Locke berpendapat, keberadaan Negara itu akan
dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga malam”
atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
Adam Smith
Para ahli ekonomi dunia menilai bahwa pemikiran mahzab ekonomi klasik merupakan dasar
sistem ekonomi kapitalis. Menurut Sumitro Djojohadikusumo, haluan pandangan yang mendasari
seluruh pemikiran mahzab klasik mengenai masalah ekonomi dan politik bersumber pada falsafah
tentang tata susunan masyarakat yang sebaiknya dan seyogyanya didasarkan atas hukum alam yang
secara wajar berlaku dalam kehidupan masyarakat. Salah satu pemikir ekonomi klasik adalah Adam
Smith (1723-1790).
P a g e | 18
Pemikiran Adam Smith mengenai politik dan ekonomi yang sangat luas, oleh Sumitro
Djojohadikusumo dirangkum menjadi tiga kelompok pemikiran:
1. Haluan pandangan Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik
2. perhatian yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan kekuatan-
kekuatan yang manakah yang menentukan nilai dan harga barang
3. Pola, sifat, dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi ke arah
kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat.
Singkatnya, segala kekuatan ekonomi seharusnya diatur oleh kekuatan pasar dimana
kedudukan manusia sebagai individulah yang diutamakan, begitu pula dalam politik.
Telah dikatakan bahwa setidaknya ada dua paham yang relevan atau menyangkut Liberalisme
Klasik. Dua paham itu adalah paham mengenai Demokrasi dan Kapitalisme.
Dalam pengertian Demokrasi, termuat nilai-nilai hak asasi manusia, karena demokrasi dan Hak-
hak asasi manusia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan
yang lainnya. Sebuah negara yang mengaku dirinya demokratis mestilah mempraktekkan dengan
konsisten mengenai penghormatan pada hak-hak asasi manusia, karena demokrasi tanpa
penghormatan terhadap hak-hak asasi setiap anggota masyarakat, bukanlah demokrasi melainkan
hanyalah fasisme atau negara totalitarian yang menindas.
Jelaslah bahwa demokrasi berlandaskan nilai hak kebebasan manusia. Kebebasan yang melandasi
demokrasi haruslah kebebasan yang positif – yang bertanggungjawab, dan bukan kebebasan yang
anarkhis. Kebebasan atau kemerdekaan di dalam demokrasi harus menopang dan melindungi
demokrasi itu dengan semua hak-hak asasi manusia yang terkandung di dalamnya. Kemerdekaan
dalam demokrasi mendukung dan memiliki kekuatan untuk melindungi demokrasi dari ancaman-
ancaman yang dapat menghancurkan demokrasi itu sendiri. Demokrasi juga mengisyaratkan
penghormatan yang setinggi-tingginya pada kedaulatan Rakyat.
Tatanan ekonomi memainkan peranan rangkap dalam memajukan masyarakat yang bebas. Di
satu pihak, kebebasan dalam tatanan ekonomi itu sendiri merupakan komponen dari kebebasan dalam
arti luas; jadi, kebebasan di bidang ekonomi itu sendiri menjadi tujuan. Di pihak lain, kebebasan di
bidang ekonomi adalah juga cara yang sangat yang diperlukan untuk mencapai kebebasan politik.
Pada dasarnya, hanya ada dua cara untuk mengkoordinasikan aktivitas jutaan orang di bidang
ekonomi :
1. bimbingan terpusat yang melibatkan penggunaan paksaan – tekniknya tentara dan negara
dan negara totaliter yang modern.
2. kerjasama individual secara sukarela– tekniknya sebuah sistem pasaran.
Selama kebebasan untuk mengadakan sistem transaksi dipertahankan secara efektif, maka ciri
pokok dari usaha untuk mengatur aktivitas ekonomi melalui sistem pasaran adalah bahwa ia
mencegah campur tangan seseorang terhadap orang lain. Jadi terbukti bahwa kapitalisme adalah salah
satu perwujudan dari kerangka pemikiran liberal.
P a g e | 19
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian,
sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang
dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu
dibahas mengenai sistem pemerintahan.
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan pemerintahan.
Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang
berasal dari kata perintah. kata-kata itu berarti:
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang
dilakukan oleh badan-badan legislative, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintaha
adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintahan diartikan sebagai
suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling
bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan.
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang atau kekuasaan
menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berati kekuasaan membentuk undang-
undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran
atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga
eksekutif, legislative dan yudikatif. Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan
adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga
negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
P a g e | 20
keadilan social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan Indonesia
bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan dari pemerintahan di
negaraIndonesia.
Dalam suatu negara yang bentuk pemerintahannya republik, presiden adalah kepala
negaranya dan berkewajiban membentuk departemen-departemen yang akan melaksakan
kekuasaan eksekutif dan melaksakan undang-undang. Setiap departemen akan dipimpin oleh
seorang menteri. Apabila semua menteri yang ada tersebut dikoordinir oleh seorang perdana
menteri maka dapat disebut dewan menteri/cabinet. Kabinet dapat berbentuk presidensial,
dan kabinet ministrial.
Kabinet Presidensial
Kabinet Ministrial
Apabila dilihat dari cara pembentukannya, cabinet ministrial dapat dibagi menjadi
dua, yaitu cabinet parlementer dan cabinet ekstraparlementer.
Kabinet parlementer adalah suatu kabinet yang dibentuk dengan memperhatikan dan
memperhitungkan suara-suara yang ada didalam parlemen. Jika dilihat dari komposisi
(susunan keanggotaannya), cabinet parlementer dibagi menjadi tiga, yaitu kabinet koalisi,
kabinet nasional, dan kabinet partai.
Kabinet Ekstreaparlementer
Kedua negara tersebut disebut sebagai tipe ideal karena menerapkan ciri-ciri yang
dijalankannya. Inggris adalah negara pertama yang menjalankan model pemerintahan
parlementer. Amerika Serikat juga sebagai pelopor dalam sistem pemerintahan presidensial.
Kedua negara tersebut sampai sekarang tetap konsisten dalam menjalankan prinsip-prinsip
dari sistem pemerintahannya. Dari dua negara tersebut, kemudian sistem pemerintahan
diadopsi oleh negara-negara lain dibelahan dunia.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri, kelebihan serta kekurangan dari sistem
pemerintahan presidensial.
Sistem pemerintahan suatu negara berguna bagi negara lain. Salah satu kegunaan
penting sistem pemerintahan adalah sistem pemerintahan suatu negara menjadi dapat
mengadakan perbandingan oleh negara lain. Suatu negara dapat mengadakan perbandingan
sistem pemerintahan yang dijalankan dengan sistem pemerintahan yang dilaksakan negara
lain. Negara-negara dapat mencari dan menemukan beberapa persamaan dan perbedaan
antarsistem pemerintahan. Tujuan selanjutnya adalah negara dapat mengembangkan suatu
sistem pemerintahan yang dianggap lebih baik dari sebelumnya setelah melakukan
perbandingan dengan negara-negara lain. Mereka bisa pula mengadopsi sistem pemerintahan
negara lain sebagai sistem pemerintahan negara yang bersangkutan.
Para pejabat negara, politisi, dan para anggota parlemen negara sering mengadakan
kunjungan ke luar negeri atau antarnegara. Mereka melakukan pengamatan, pengkajian,
perbandingan sistem pemerintahan negara yang dikunjungi dengan sistem pemerintahan
negaranya. Seusai kunjungan para anggota parlemen tersebut memiliki pengetahuan dan
wawasan yang semakin luas untuk dapat mengembangkan sistem pemerintahan negaranya.
Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan atau model yang dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem pemerintahan
negara lain. Amerika Serikat dan Inggris masing-masing telah mampu membuktikan diri
sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial dan parlementer seara ideal.
Sistem pemerintahan dari kedua negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara
lain di dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara yang bersangkutan.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi
adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
P a g e | 25
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan
atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi
yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik
dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak
empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah
diamandemen itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang
baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya
Pemilu 2004.
Kesimpulan
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial
dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem
parlementer, badan eksekutif mendapat pengawasan langsung dari legislatif. Sebaliknya,
apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya
adalah presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lembaga-lembaga negara itu berjalan sesuai
dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki,
lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.